Anda di halaman 1dari 14

Kajian puisi menggunakan pendekatan pragmatik

TUGAS KAJIAN PUISI


“ANALISIS PUISI DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK”
Dosen Pengampu: Setya Naka Andrian, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:
1.      Lilis Aminah 14410172
2.      Neva Apriliani 14410191

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa., karena atas
karunia dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan sebuah tugas menganalisis puisi yang
berjudul “Kehidupan aneh dibalik jendela”Dalam proses penulisan, penulis berharap agar
tugas ini dapat memberikan semaksimal mungkin dalam menunjang pengetahuan dan
wawasan mahasiswa pada khususnya di masyarakat umum pada umumnya.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.      Bapak Dr. Muhdi, S.H., M.Hum., selaku rektor universitas PGRI semarang, yang
memberikan dukungan, saran, dan masukan kepada penulis.
2.      Bapak Setya Naka Andrian, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing kami yang telah
memberikan dorongan, saran, ide, dan masukan kepada penulis.
3.      Ibu Dra. Ngatmini, M.Pd, selaku dosen wali kami, yang memberikan dukungan kepada
penulis.
4.      Kedua orang tua kami yang selalu memberikan semangat, doa, dan nasihat kepada
penulis.
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih terhadap
berbagai pihak yang telah telah membantu secara langsung atau pun tidak langsung dalam
pembuatan karya tulis ini.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap akan kritik dan sarannya yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semuanya.
Semarang, 17 Mei 2016
Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................1
B.     Rumusan masalah......................................................................................1
C.     Tujuan.........................................................................................................2
D.    Manfaat........................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
A.    Kajian Puisi.................................................................................................3
BAB III. PENUTUP
A.    Simpulan......................................................................................................4
B.     Saran...........................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang


Seiring dengan kebijakan kampus yang telah merekomendasikan mata pelajaran Kajian
Puisi sebagai bagian dari mata kuliah semester 4 pendidikan Bahasa Indonesia. Mata kuliah
Kajian Puisi di harapkan menjadi bekal para mahasiswa agar mampu menjadi guru yang bisa
mengkji puisi yang akan di gunakan dalam proses pembelajaran. Kajian Puisi di harapkan mudah
di pahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat
menunjang suatu program pengajaran.
Puisi "Kehidupan Aneh di Balik Jendela" yang ditulis oleh Setya Naka Andrian
merupakan salah satu puisi yang menceritakan sebuah kisah bahwa banyak orang yang
menganggap kegiatan menggunjing orang lain merupakan hal yang wajar. Dalam penulisan
artikel ini, penulis akan mengangkat topik mengenai analisis puisi"Kehidupan Aneh di Balik
Jendela" berdasarkan pendekatan pragmatik. Alasan pemilihan topik ini karena penulis ingin
mengungkapkan kedalaman makna yang terkandung dalam puisi tersebut.

B.  Rumusan Masalah


a.    Menganalisis puisi dengan pendekatan pragmatik?

C.  Tujuan
a.    Agar mahasiswa dapat menganalisis puisi
b.    Mahasiswa mampu menganalisis puisi menggunaan pendekatan pragmatik dalam proses
pembelajaran

D.  Manfaat
a.    Memenuhi tugas mata pelajaran Kajian Puisi
b.    Melatih mahasiswa bekerjasama dengan orang lain
c.    Mahasiswa dapat memperkaya ilmu tentang Kajian Puisi
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Menganalisis puisi menggunakan pendekatan Pragmatik


Dalam kaitan pembahasan melalui pendekatan pragmatik, penulis memilih puisi
"Kehidupan Aneh di Balik Jendela" sebagai objek kajian karena puisi tersebut menggunakan
simbol-simbol dan diksi atau pemilihan kata yang bersifat menyindir kehidupan masyarakan
yang membicarakan orang lain. Sehingga, pembaca akan mengetahui apa yang terjadi
sebenarnya. Untuk kejelasannya akan di uraikan dalam pembahasan selanjutnya.
Namun, sebelum masuk kedalam pembahasan nilai-nilai pragmatik penulis akan
menjelaskan apa yang dimaksud dengan pendekatan pragmatik sehingga dapat digunakan
sebagai dasar telaah yang nantinya menghasilkan suatu pembahasan mengenai  nilai-nilai
pragmatik dalam puisi "Kehidupan Aneh di Balik Jendela".
Teori Pendekatan Pragmatik
Secara umum pendekatan pragmatik adalah pendekatan kritik sastra yang ingin
memperlihatkan kesan dan penerimaan pembaca terhadap karya sastra. Munculnya pendekatan
pragmatik bertolak dari teori resepsi sastra dalam khasanah pemahaman karya sastra yang
merupakan reaksi terhadap kelemahan-kelemahan yang terdapat pada pendekatan struktural.
Sebab pendekatan struktural ternyata tidak mampu berbuat banyak dalam upaya membantu
seseorang dalam menangkap dan memberi makna karya sastra. Pendekatan struktural hanya
dapat menjelaskan lapis permukaan dari teks sastra karena hanya berbicara tentang struktur atau
interalasi unsur-unsur dalam karya sastra. Banyak segi lain yang diperlukan untuk lebih
menjelaskan makna karya sastra. Untuk dapat menangkap segi-segi lain itu para pakar
mengemukakan sebuah pendekatan baru, yaitu pendekatan pragmatik.
           Definisi lain mengatakan bahwa pendekatan pragmatik adalah pendekatan kajian sastra
yang menitikberatkan kajiannya terhadap peranan pembaca dalam menerima, memahami, dan
menghayati karya sastra. Pembaca memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan
sebuah karya yang merupakan karya sastra atau bukan. Horatius dalam art poetica menyatakan
bahwa tujuan penyair ialah berguna atau memberi nikmat, ataupun sekaligus memberikan
manfaat dalam kehidupan. Dari pendapat inilah dimulai pendekatan pragmatic, (Wahyudi
Siswanto, 2008: 181-191).
Pendekatan pragmatis memberikan perhatian utama pada peran pembaca. Pendekatan
pragmatik adalah pendekatan yang memandang puisi sebagai sesuatu yang dibangun untuk
mencapai efek-efek tertentu pada audience (pembaca atau pendengar), baik berupa efek
kesenangan estetik ataupun ajaran/pendidikan maupun efek-efek yang lain. Pendekatan ini
cenderung menilai puisi berdasarkan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan tersebut. Selain
itu, pendekatan ini menekankan strategi estetik untuk menarik dan mempengaruhi tanggaan-
tanggapan pembacanya kepada masalah yang dikemukakan dalam puisi. Dua pembaca yang
sama akan menerima pesan yang berbeda walaupun mereka dihadapkan pada puisi yang sama
(Damono, 1983).
Pembahasan Analisis Puisi Sebuah Kehidupan Aneh di Balik Jendela dengan Pendekatan
Pragmatik
Dibawah ini adalah puisi karya Setya Naka Andrian yang akan dianalisis dengan menggunakan
pendekatan Pragmatik

KEHIDUPAN ANEH DI BALIK JENDELA

Ada kehidupan aneh di balik jendela


Banyak yang mengganggapnya
Sebagai perlintasan perasaan orang putus asa
Di sana, berisi para nelayan dengan takdir lautnya
Para pendoa dengan segenap nuraninya
Para pendekar dengan genggaman pedang di tangan kirinya
Hingga para seniman dengan sepasang sayapnya

Di balik jendela,
Mereka saling membicarakan keanehan
Yang saling berburuk sangka

Februari 2015

Berikut nilai-nilai pragmatik dalam ”Kehidupan Aneh di Balik Jendela” karya Setya Naka
Andrian puisi akan kami jelaskan pada beberapa potongan berikut ini :
Nilai sosial
Ada kehidupan aneh di balik jendela
Banyak yang mengganggapnya
Sebagai perlintasan perasaan orang putus asa
Potongan puisi diatas menggambarkan tentang kehidupan masyarakat yang terkadang
sibuk membicarakan orang lain, dan banyak yang mengganggap kegiatan menggunjing orang
lain merupakan hal yang wajar seakan-akan orang yang sedang melakukan pergunjingan tersebut
tidak mempunyai pekerjaan lain yang lebih bermanfaat bagi dirinya.
Melalui pendekatan pragmatik, pesan dan manfaat yang tersampaikan kepada pembaca 
adalah bahwa lebih baik mengurusi hidup sendiri daripada sibuk membicarakan tingkah laku
orang lain yang tidak ada hubungannya dengan kehidupan kita. lebih baik gunakanlah waktu
untuk hal yang lebih baik.
Di sana, berisi para nelayan dengan takdir lautnya
Para pendoa dengan segenap nuraninya
Para pendekar dengan genggaman pedang di tangan kirinya
Hingga para seniman dengan sepasang sayapnya
Potongan puisi diatas menggambarkan tentang bahwa seseorang memiliki kepribadian
masing-masing yang membedakan satu oran dengan orang lain. Bahwa setiap orang memiliki
tujuan dan takdir yang berbeda-beda.
Melalui pendekatan pragmatik, pesan dan manfaat yang tersampaikan kepada pembaca 
adalah setiap orang haruslah menghargai perbedaan karakter orang lain. Kita haruslah bersyukur
dengan apa yang kita miliki, bahwa setiap orang itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing.
Di balik jendela,
Mereka saling membicarakan keanehan
Yang saling berburuk sangka
Potongan puisi diatas dihadirkan oleh Setya Naka Andrian untuk memperkuat potongan
bait sebelumnya yaitu bahwa setiap kehidupan orang pasti akan membicarakan keburukan orang
lain dan saling berburuk sangka.
Melalui pendekatan pragmatik, pesan dan manfaat yang tersampaikan kepada pembaca 
adalah setiap orang haruslah berbaik sangka trhadap orang lain, bahwa membicarakan orang lain
seperti memakan bangkai saudara kita sendiri.

Nilai agama
Mereka saling membicarakan keanehan
Yang saling berburuk sangka
Kutipan puisi bait ketiga baris ketiga amanat akan disampaikan kepada pembaca terkandung
perintah untuk menjauhi berprasangka buruk, karena tindakan tersebut merupakan perbuatan
tidak baik dalam agama.

Nilai moral

BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Melalui pendekatan pragmatik puisi ”Kehidupan Aneh di Balik Jendela” karya Setya Naka
Andrian mampu memberikan nilai pragmatik yaitu aspek manfaat yang  kuat bagi pembaca
bahkan memberikan efek khusus dalam kehidupan pembacanya terutama dibidang sosial yang
akan memberikan suatu motivasi kuat kepada masyarakat untuk menjadi insan yang baik dan
memberi peluang demokratis kepada masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya demi
menjadikan sebuah negara yang baik.
B.     Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut:
1.      Penelitian ini perlu dikembangkan dengan cakupan materi yang lebih luas sehingga dapat
bermanfaat dalam dunia pendidikan.
ANALISIS PUISI CHAIRIL ANWAR DENGAN PENDEKATAN OBJEKTIF

Kritik objektif (objective criticism) adalah kritik yang menganggap karya sastra sebagai
sesuatu yang mandiri, bebas dari sekitarnya, bebas dari penyair, pembaca, ataupun dunia
sekitarnya. Karya sastra ini merupakan sebuah keseluruhan yang mencukupi dirinya, tersusun
dari bagian-bagian yang saling berjalinan erat secara batiniah, dan mempertimbangan dan
analisis dengan kriteria intrinsik berdasarkan keberadaannya, seperti kompleksitas, koherensi,
keseimbangan, integritas, dan saling hubungan antara unsur-unsur pembentuknya. Berikut
analisis sajak Chairil Anwar yang berjudul “ Penerimaan “ dengan menggunakan pendekatan
objektif :

PENERIMAAN
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi


Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali


Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

Maret 1943

A.            Unsur Lahir


1.      Tipografi (Perwajahan Puisi)
Tipografi yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-
kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik. Peranan tipografi dalam puisi adalah untuk menampilkan aspek
artistik visual dan untuk menciptakan makna tertentu.
Puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar memiliki tipografi yang unik. Puisi ini memiliki
enam bait dengan pola 2-1-2-1. Pada bait pertama, ketiga dan kelima terdapat dua larik
sedangkan bait kedua, keempat, dan keenam terdapat satu larik. Setiap awal larik puisinya
menggunakan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan tanda baca titik (.) serta tidak banyak
menggunakan tanda baca lain yang digunakan hanya tanda baca seru (!) pada larik Jangan
tunduk! Tentang aku dengan berani.
2.      Diksi
Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena
puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka
kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya
dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
Pemilihan kata-kata dalam puisi “Penerimaan“ menggunakan kata kata yang sederhana
sehingga maknanya dengan mudah dipahami. Dalam puisi tersebut juga terdapat kata yang
memakai konotasi, seperti :
Bak : bagaikan
Kembang sari : wanita perawan atau keperawanan
Tunduk : melihat ke bawah atau malu
Tentang : melawan atau temui
Cermin : alat pantul atau bayangan
3.      Citraan
Citraan yaitu kesan yang dapat kita tangkap (terima) pada kalimat atau baris dalam puisi
atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan,
pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji
penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan
pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
Citraan yang dipakai dalam puisi “Penerimaan” ini adalah :
Citraan Penglihatan, sehingga hal hal yang tidak terlihat seolah olah terlihat, seperti:
/kau bukan yang dulu lagi/, /Jangan tunduk!/, /dengan cermin aku enggan berbagi/.
Citraan peraba, citraan yang timbul gambar angan yang dapat dihayati dengan indra peraba atau
perasaan. Seperti :
/Bak kembang sari sudah terbagi/ seolah membayangkan bagaimana situasi bunga yang telah
terbagi
4.      Bunyi
Bunyi adalah sesuatu hal yang dibentuk oleh rima dan irama. Bunyi dapat menciptakan
suasana tertentu dalam pembacaan puisi. Bunyi yang terdapat dalam puisi “ Penerimaan “ ini
adalah bunyi euphony. Bunyi euphony adalah bunyi yang dipakai untuk menghadirkan suasana
keriangan, semangat, gerak, kegembiraan dan keberaniaan. Dalam puisi “ Penerimaan “ tersebut
terdapat rasa semangat pengharapan seseorang yang akan kembali walaupun di dalamnya juga
terdapat bunyi Chacophony karena didalamnya juga terdapat kecemasan dalam pengharapan
serta suasana haru mengingat cinta yang tulus yang terdapat pada puisi tersebut.
5.      Irama
Irama adalah lagu kalimat yang digunakan penyair dalam mengapresiasikan puisinya
berkenaan dengan pergantian tinggi rendahnya bunyi. irama yang digunakan dalam puisi “
Penerimaan “ adalah irama yang menunjukkan keteguhan hati dalam mempertahankan
prinsipnya walaupun didalamnya memberikan kesempatan dan harapan. Irama yang dihasilkan
terkesan biasa saja karena kata - kata pada tiap barisnya menggunakan kata-kata yang
sederhana. Tetapi saya rasa ada penekanan dan kesejajaran vocal a pada larik /Kalau kau mau
kuterima kau kembali/. yang membuat keindahan irama dalam pembacaannya.
6.      Rima
Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
Puisi ini memiliki rima yang tetap karena seluruh baris pada puisi ini berakhiran huruf i dari
awal hingga akhir.
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati 
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi Setiap lariknya berakhiran dengan huruf i
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
Puisi ini dapat digolongkan dalam puisi berima terbuka dan rima datar. Karena suku
akhirnya termasuk suku terbuka dengan vocal yang sama yaitu vocal i (rima terbuka) dan kata –
kata yang berima terdapat pada baris yang sama (rima datar). Seperti :
Kalau kau mau kuterima kau kembali
7.      Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah bentuk tulisan yang dipergunakan dalam suatu karya sastra dengan
tujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran penyair. Menurut Soedjito Gaya bahasa, yaitu
bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu
Gaya bahasa disebut juga majas. Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi “ Pemerimaan “
adalah gaya bahasa perumpamaan (jenis majas padanan kata) dan majas personifikasi. Seperti :
Majas Perumpamaan
 
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Majas Personifikasi
 
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

8.      Kata Konkret


Kata konkret yaitu kata yamg dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya
citraan. Kata – kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambing. Pada puisi “Penerimaan”
terdapat kata konkret seperti Bak kembang sari sudah terbagi artinya wanita yang sudah
kehilangan keperawanannya dan Sedang dengan cermin aku berbagi artinya si “aku” tidak
ingin wanitanya mendua bahkan dengan bayangannya sekalipun.
B.            Unsur Batin
1.      Tema
             Media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka
puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. Tema yang
diangkat pada puisi “Penerimaan” yaitu tentang percintaan. Tentang seorang lelaki yang masih
memberi harapan kekasihnya untuk kembali meskipun sang kekasih sudah bersama orang lain.
Ini tergambar dari bait pertama dan kedua.
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri

Ia beri kesempatan kepada seorang perempuan untuk kembali walau sudah bersama orang lain.
Maka ia ingin perempuan itu memutuskan keputusan dengan tegas apakah mau kembali atau
tidak. Ini tergambar pada lanjutan syairnya sebagai berikut:

Kutahu kau bukan yang dulu lagi


Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali


Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.


2. Rasa

Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisi. Rasa
yang ada pada puisi “ Penerimaan “ ini adalah rasa semangat pengharapan dengan sedikit
kecemasan pada setiap baitnya. Harap dan cemas terhadap sang mantan kekasih yang akan
berpikir dan menimbang penawarannya dengan matang hingga ia akan kembali padanya.
3.      Nada
Nada adalah sikap penyair terhadap pembaca. Penyair dapat menyampaikan tema dengan
nada menggurui, mendikte, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
Pada puisi “Penerimaan” ini, adanya penuangkan perasaan harap-harap cemas dan ketegasan.
Pengharapan yang ia rasakan dikarenakan pada dasarnya ia masih mencintai kekasihnya yang
dulu. Suasana yang timbul dalam membaca puisi “Penerimaan” adalah romantisme. Suasana
romantisme cinta yang dibuat akan memunculkan rasa haru akan cinta tulus manusia untuk
menerima mantan kekasihnya kembali dan memberi kesempatan kedua untuk hidup bahagia
hanya bersamanya.
4.      Amanat
Amanat adalah maksud, himbauan, pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair
melalui puisinya . Amanat yang terdapat pada puisi “penerimaan“ adalah agar perempuan yang
dimaksud si “Aku “ mempertimbangkan penawaran si “Aku” dan memutuskan dengan tegas
pilihan yang akan diambil perempuan tersebut. Puisi tersebut juga memiliki pesan untuk jangan
pernah menduakan seseorang yang mencintai dengan tulus dan tanpa pamrih.

Anda mungkin juga menyukai