Anda di halaman 1dari 7

JSI 1 (2) (2012)

Jurnal Sastra Indonesia


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi

PEMAKAIAN BAHASA SINJAB DI KAWASAN KOTA, KABUPATEN


BATANG

Luthfiar Laeis 

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini menganalisis tentang bahasa Sinjab, salah satu variasi bahasa ber-
Diterima Agustus 2012 bentuk slang yang ada di kawasan kota, Kabupaten Batang. Permasalahan yang
Disetujui September 2012 dibahas adalah bentuk bahasa Sinjab, tujuan pemakaian, serta faktor pemakaian
Dipublikasikan Oktober 2012
bahasa Sinjab. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik. Pendekatan
Keywords: metodologis yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan me-
sinjab language tode penjaringan data. Hasil penelitian yang didapat adalah kosakata bahasa Sinjab
language varieties yang terdiri atas bahasa asli dan bentukan. Bahasa Sinjab digunakan ketika sedang
slang membicarakan hal-hal yang tidak ingin diketahui oleh orang lain, maka pemakaian
bahasa Sinjab bertujuan untuk merahasiakan tuturan.

Abstract

This study analyzed the Sinjab language, one of language varieties which called as slang
which exists in the urban area of Batang Regency. This study discussed the form of Sinjab
language, the using factors and its objective. This study used the sociolinguistic approach.
Methodological approach that used was qualitative descriptive with collecting data method.
The result of the study was the Sinjab vocabulary which consists of the original and deriva-
tive Sinjab language. Sinjab language was used when a group of people are talking about the
things that do not want to be known by another people, so the use of Sinjab language is to
conceal the speech.

© 2012 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6315
Gedung B1 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: fiar2488@gmail.com
Lutfiar Laeis / Jurnal Sastra Indonesia 1 (2) (2012)

PENDAHULUAN dupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai


Bahasa Sinjab merupakan bahasa pergau- individu, akan tetapi sebagai masyarakat sosial
lan yang dipakai di Kabupaten Batang kawasan (Wijana dan Rohmadi 2010:7).
kota. Penutur atau pemakai bahasa Sinjab ada- Beberapa ahli bahasa ada yang menyebut
lah masyarakat tertentu seperti pengamen, sopir, variasi bahasa dengan ragam bahasa tetapi pen-
atau masyarakat kelas bawah. eliti lebih memilih menggunakan istilah variasi.
Adanya mobilisasi dan komunikasi lin- Suwito (1983:148) misalnya, mengatakan bahwa
tas status sosial sangat memengaruhi pemakai- ragam bahasa adalah istilah unutk mengungkap-
an bahasa hingga ke luar kelompok masyarakat kan salah satu jenis variasi dalam pemakaian ba-
itu. Meski begitu, bahasa Sinjab tetaplah sebuah hasa.
bahasa slang, walau penyebarannya cukup luas, Ohoiwutun (1997:46) mengatakan bah-
tetapi masih ada kecenderungan mereka, para wa ragam bahasa adalah wujud perubahan atau
pemakai bahasa Sinjab, untuk masih menjaga ke- perbedaan dari berbagai manifestasi kebahasaan.
rahasiaan bahasa Sinjab. Akan tetapi, tidak bertentangan dengan kaidah
Sebagai sebuah fenomena kebahasaan, se- kebahasaan. Ohoiwutun membagi ragam baha-
lain belum pernah diteliti, bahasa Sinjab memili- sa menjadi 5 macam, yaitu idioek, dialek, argot,
ki daya pikat tersendiri untuk dikaji dan diteliti. slang, dan jargon.
Untuk alasan itu, penelitian ini akan mengana- Chaer dan Agustina memasukkan variasi
lisis bahasa Sinjab dari aspek kekhasan bentuk bahasa akrolek, basilek, vulgar, slang, kulokial,
bahasanya, faktor pemakaian bahasa Sinjab serta jargon, argot, dan ken ke dalam sosiolek. Lebih
tujuan pemakaian bahasa Sinjab. lanjut, Chaer dan Agustina (2004:64) menga-
Bahasa Sinjab dapat kita jumpai di Kabu- takan bahwa bahwa sosiolek atau dialek sosial
paten Batang kawasan kota. Variasi bahasa ini za- adalah yang paling sering dibahas di dalam So-
man dahulu dipakai untuk merahasiakan tuturan siolinguistik, karena berkenaan dengan status,
agar tidak diketahui oleh orang selain pelaku tu- golongan, dan kelas sosial penutur.
tur. Menurut penuturan Tarsit, salah satu tetua di Variasi bahasa yang sering mengalami
Kabupaten Batang kawasan kota, bahasa Sinjab pertumbuhan adalah slang. Slang adalah slang
pertama kali dipakai oleh kaum pejuang untuk adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan ra-
merahasiakan tuturan dari pihak kolonial Belan- hasia, dalam arti hanya digunakan oleh kelom-
da. Pada masa pendudukan Jepang hingga pasca pok tertentu yang sangat terbatas dan tidak boleh
kemerdekaan, bahasa Sinjab sudah tidak banyak diketahui oleh orang lain (Chaer dan Agustina,
dipakai oleh pejuang tapi masih terus dipakai 2004:67).
oleh beberapa keluarga pejuang yang merupakan Harimurti (2001:100) menyebutkan bahwa
masyarakat kalangan kelas bawah yang rata-rata slang adalah ragam bahasa tak resmi yang dipa-
tidak berpekerjaan tetap. kai oleh remaja atau kelompok-kelompok sosial
Istilah Sinjab justru mulai dikenal sekitar tertentu untuk komunikasi intern sebagai usaha
tahun 1970-an. Kata Sinjab sendiri berasal dari supaya orang-orang kelompok lain tidak menger-
kata ‘Si Bajingan’ kemudian mengalami pengu- ti; berupa kosakata yang serba baru dan berubah-
rangan unsur menjadi ‘Si Baj’ lalu mengalami ubah.
pembalikan menjadi ‘Si Jab’ lalu mulai dikenal Sebagai anggota dari masyarakat, setiap
istilah bahasa Sinjab yang identik dipakai oleh hari kita tentu tidak pernah terhindar dari peris-
para penjahat (pencopet, pemalak, dan penjam- tiwa tutur. Misalnya saja ketika kita sedang ber-
bret) pada masa itu. belanja di pasar, melakukan kegiatan di sekolah
Sosiolinguistik digunakan untuk mengkaji atau tempat kerja, serta berkumpul dengan teman
hubungan antara bahasa dan masyarakat. Rahar- atau saudara, Pengertian sederhana dari peristi-
di (2010:16) menegaskan bahwa sosiolinguistik wa tutur yaitu terjadinya sebuah interaksi antara
mengkaji bahasa dengan mempertimbangkan penutur dan petutur. Peritiwa tutur atau peristiwa
hubungan antara bahasa dan masyarakat, khu- bahasa menurut Pateda (1987:22) adalah interak-
susnya masyarakat penutur bahasa itu dengan si linguistik tertentu, suatu kejadian komunikasi
mempertimbangkan keterkaitan antaradua hal, yang tediri dari satu ujaran atau lebih ujaran.
yaitu linguistik untuk segi kebahasaan dan sosio- Dalam pengertian lain, Chaer dan Agusti-
logi untuk segi kemasyarakatnnya. na (2004:47) menjelaskan bahwa peristiwa tutur
Sosiolinguistik sebagai cabang linguistik adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi
memandang atau menempatkan kedudukan ba- linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih
hasa dalam hubungannya dengan pemakai ba- yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan
hasa di dalam masyarakat, karena dalam kehi- lawan tutur dalam satu pokok tuturan, di dalam

2
Lutfiar Laeis / Jurnal Sastra Indonesia 1 (2) (2012)

waktu, tempat, dan situasi tertentu. METODE


Jakobson (dalam Pateda 1987: 5) menje- Pendekatan metodologis yang digunakan
laskan terdapat beberapa faktor dalam suatu ko- dalam penelitian ini adalah pendekatan deskrip-
munikasi yang menggunakan bahasa antara lain tif kualitatif. Sumber data adalah kosakata baha-
pembicara, pendengar, tersedianya alat, faktor sa Sinjab yang didapat dari tuturan masyarakat
lain yang muncul ketika pembicara berkomunika- pemakai bahasa Sinjab. Metode penjaringan data
si, setting atau waktu dan tempat terjadinya pem- dilakukan melalui teknik cakap bertemu muka,
bicaraan, bentuk-bentuk pesan (message), topik/ teknik sadap, teknik simak libat cakap, dan tek-
konteks pembicaraan, dan peristiwa komunikasi. nik rekam. Metode analisis data penelitian ini
Hymes (dalam Rahardi, 2010: 33) menye- menggunakan metode analisis komparatif kons-
butkan bahwa komponen tutur meliputi Settings, tan atau disebut juga dengan metode padan. Me-
Participants, Ends, Act Sequences, Keys, Instru- tode penyajian hasil analisis data yang digunakan
mentalities, Norms, dan Genre, yang berarti La- adalah metode formal dan informal.
tar, Penutur dan Petutur, Maksud dan Tujuan,
Bentuk dan Isi, Nada atau Cara, Alat, Aturan, HASIL DAN PEMBAHASAN
dan Jenis tuturan. Bahasa Sinjab merupakan ragam bahasa
Kelompok masyarakat yang menggunakan sosiolek karena bahasa ini hanya dipakai oleh
ciri kebahasaan yang sama inilah yang disebut kelompok sosial tertentu yang membedakan
sebagai masyarakat tutur. Hal ini sejalan dengan dengan kelompok sosial lainnya. Bentuk Bahasa
pendapat Wijana dan Rohmadi (2010:46), yang Sinjab bisa dibagi menjadi 2, pertama dilihat dari
mengatakan bahwa masyarakat tutur adalah se- fungsi dan penuturnya. Kedua, dilihat dari pem-
kelompok orang dalam lingkup luas atau sempit bentukan kosakatanya.
yang berinteraksi dengan bahasa tertentu yang Berdasarkan fungsi dan pemakainya, ba-
dapat dibedakan dengan kelompok masyarakat hasa Sinjab dapat dikategorikan sebagai argot
tutur lain atas dasar perbedaan bahasa yang bersi- karena bahasa Sinjab dipakai secara terbatas oleh
fat signifikan. Artinya satu kelompok masyarakat profesi tertentu dan bersifat rahasia. Misalnya da-
itu memunyai ciri linguistik maupun non linguis- lam bahasa para pengedar Narkoba di Kabupaten
tik yang sama. Semarang, kata ‘mbak tri‘ berarti ‘pil Trihex’. Da-
Dalam beberapa pendapat, batasan men- lam bahasa Sinjab juga terdapat kosakata khusus
genai masyarakat tutur tidak hanya pada pema- seperti ‘mbeyak’ yang berarti polisi.
kaian bahasa yang sama. Chaer dan Agustina Namun, pada saat ini bahasa Sinjab tidak
(2004:36) misalnya, menegaskan bahwa suatu dapat dikategorikan sebagai argot karena tidak
kelompok masyarakat bisa dikatakan sebuah ma- dipakai oleh kalangan terbatas seperti pencuri
syarakat tutur jika memunyai verbal repertoire saja atau pelaku kriminal terminal saja, melain-
yang relatif sama, serta memunyai penilaian yang kan meluas hingga masyarakat yang berprofesi di
sama tehadap norma-norma pemakaian bahasa luar itu. Meskipun, masyarakat pengguna bahasa
yang digunakan di dalam masyarakat itu. Lebih Sinjab itu masih termasuk kelompok masyarakat
lanjut Chaer dan Agustina menegaskan, untuk kelas bawah.
disebut sebagai satu masyarakat tutur, haruslah Pada saat ini bahasa Sinjab dikategorikan
ada perasaan di antara para penutur bahwa mere- sebagai slang karena merupakan variasi bahasa
ka merasa menggunakan tutur yang sama. yang bersifat khusus dan rahasia. Dikatakan khu-
Istilah prokem dibentuk dari kata pro- sus karena tidak semua masyarakat Kabupaten
kem dibentuk dengan rumus mengambil suku Batang memakai dan bahkan mengetahui bahasa
kata pertama dan menyisipkan -ok- pada suku ini. Bahasa Sinjab dikatakan rahasia karena pada
kata pertama tersebut. Berdasar data tersebut, konteks tertentu, baik penutur maupun petutur
Eka Zul (dalam http://mengalir-saja.blogspot. memakai bahasa Sinjab agar tuturan mereka ti-
com/2009/09/pemakaian-bahasa-prokem-seba- dak diketahui oleh orang lain.
gai-alat.html)menyim-pulkan istilah prokem be- Bahasa Sinjab dilihat dari pembentukan
rasal dari kata preman. Dengan mengambil suku kosakata dibagi menjadi 2, pertama bahasa Sinjab
kata pertama prem dan menyisipkan -ok- sehing- asli dan kedua bahasa Sinjab bentukan. Kosakata
ga menjadi prokem. Hingga kini istilah prokem yang diciptakan sendiri adalah kosakata yang ti-
sering dipakai untuk menyebut bentuk bahasa dak dibentuk dari sebuah kata yang dimodifikasi
yang berbeda dari masyarakat umum atau dalam melainkan kata-kata yang murni diciptakan oleh
sosiolinguistik disebut variasi bahasa (slang). penutur bahasa Sinjab, dalam arti penutur men-
ciptakan beberapa leksikon yang kemudian dise-
pakati oleh penutur lainnya melalui proses perca-

3
Lutfiar Laeis / Jurnal Sastra Indonesia 1 (2) (2012)

kapan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. lah contoh kosakata Bahasa Sinjab yang dibentuk
Dilihat dari bentuknya, kosakata yang di- dari kata berawal vokal.
ciptakan sendiri ini tidak memiliki pola, hanya ayu : a + yu > yau >> yangku
berupa kata baru yang memiliki sedikit unsur dari apik : a + pik > paik >> pangik
maknanya seperti kata longsong dari kata songo ayam : a + yam >yaam >> yangkam
yang berarti sembilan, njis dari kata siji yang be- irung : i + rung > riung>> ringkung
rarti satu, dan kata yangkar dari kata anyar yang
berarti baru. Kosakata Bahasa Sinjab yang paling ba-
Beberapa kosakata asli adalah warisan dari nyak berasal dari Kosakata bahasa Jawa berawal
penutur terdahulu, yaitu kosakata yang umum di- konsonan yang mengalami mengalami modifi-
pakai seperti kata untuk menunjukkan arah mata kasi atau melalui proses pembentukan. Proses
angin seperti utara dan selatan, kata untuk me- pembentukannya cukup beragam, yaitu dengan
nunjukkan ragam warna seperti hijau dan biru, cara menambahkan sisipan, menukar posisi kon-
kata untuk menunjukkan ragam hitungan seper- sonan, dan menukar posisi konsonan dengan me-
ti satu dan seratus, dan kata sifat seperti bagus, nambah sisipan.
baru, dan jelek. Pembentukan Kosakata Bahasa Sinjab
Adanya perkembangan zaman, bukan ti- kedua yang paling banyak adalah dengan me-
dak mungkin jika menemui kosakata yang belum nambahkan sisipan -asg-. Pembentukan ini juga
ada bentuk Sinjabnya seperti mengirim SMS atau dapat kita temui pada bahasa pergaulan lain. Di
berinternet. Bila hal itu terjadi beberapa kemung- Kediri dan Solo, penulis menemukan bentuk san-
kinan yang terjadi adalah menciptakan kata baru di dengan menambahkan sisipan -ars-. Di tahun
atau memodifikasi kata itu. Bahasa Sinjab asli 70-an juga pernah ditemui bentuk penyisipan lain
yang merupakan kosakata baru di antaranya ada- yaitu -fo-. Bentuk penyisipan -asg- pada Bahasa
lah sremengkes dari kata SMS dan nyenget dari kata Sinjab misalnya:
ngenet atau berinternet. sego : seg + asg + o > segasgo
Beberapa kata bahasa Sinjab asli yang da- mejo : mej + asg + o > mejasgo
pat ditemukan di antaranya: bebek : beb + asg + ek > bebasgek
BS BJ BI kebo : keb + asg + o > kebasgo
njis :siji satu minggu: mingg+asg+gu > minggasgu
rekong loro dua gedhe : gedh + asg + e > gedhasge
ketapang papat empat cedhak : cedh + asg + ak > cedhasgak
sak lub sepuluh sepuluh driji : drij + asg + i > drijasgi
mbarut turu tidur Selain sisipan -asg-, sisipan -ask- juga bany-
trombet dompet dompet ak dipakai dalam Bahasa Sinjab. Variasi bentuk
mbeyak polisi polisi sisipan ini dilakukan ketika menemui kata-kata
tringgul kidul selatan yang kurang enak dilafalkan jika disisipi bentuk
taiwan wetan timur -asg-.
crembak becak becak wingi : wing + ask + i > wingaski
orkes seket lima puluh jumat : jum + ask + at > jumaskat
patrem meteng hamil wereng: wer + ask + eng> weraskeng
trevel : trev + ask + el > trevaskel
Seperti dikatakan sebelumnya bahwa se- hape : hap + ask + e > hapaske
lain bahasa Sinjab asli, bahasa Sinjab juga terdiri Menukar Posisi Konsonan
dari kosakata bentukan. Berdasar pengamatan Pembentukan lain yaitu dengan menukar
peneliti, bahasa Sinjab bentukan dibagi menjadi posisi konsonan suku kata pertama dengan kon-
tiga macam pembentukan, yaitu (1) Kosakata sonan suku kata kedua. Hal ini ditemukan pada
yang dibentuk dari bentuk dasar berawal vokal, kata yang memiliki dua suku kata. Bisaanya ber-
(2) Kosakata yang dibentuk dari bentuk dasar be- pola KVK (Konsonan Vokal Konsonan). Kata-
rawal konsonan, dan (3) Kosakata yang dibentuk kata itu yaitu:
dari bentuk berimbuhan. metu : me + tu > temu
Kosakata dari Bentuk Dasar Berawal Vo- penak : pe + nak > nepak
kal yakin : ya + kin > kayin
Kata tunggal berawal vokal dibentuk den- warung : wa + rung > rawung
gan cara menukar posisi fonem pertama dengan poso : po + so > sopo
fonem kedua kemudian menyisipkan partikel be-
rupa fonem nasal dan betuk lain. Berikut ini ada- Cara pembentukan ini merupakan variasi

4
Lutfiar Laeis / Jurnal Sastra Indonesia 1 (2) (2012)

dari cara pembentukan dengan menukar posisi yimben


konsonan. Wujud sisipan yang dipakai berupa mbayar :(m)ba+yar >yabar>>
fonem-fonem nasal seperti [n], [m], dan [ ŋ ]. yambar
Penambahan sisipan berupa fonem nasal dipakai
untuk memudahkan penutur dalam melafalkan Berdasar beberapa konteks yang peneliti
kata. temui, dapat disimpulkan bahwa tujuan pema-
Berikut ini adalah kata-kata Bahasa Sinjab kaian bahasa Sinjab ada lima, yaitu merahasia-
yang dibentuk dengan cara menukar posisi kon- kan tuturan, menciptakan suasana persaudaraan
sonan dan menambahkan sisipan -ng-. di antara peserta tutur, menghaluskan bentuk-
gelem : ge+lem > legem>> lenggem bentuk umpatan, menghaluskan bentuk-bentuk
kulon : ku + lon > lukon>> lungkon perintah, serta menegaskan inti dari konteks tutu-
korek : ko + rek > rokek>> rongkek ran. Berikut ini adalah beberapa contoh konteks
kowe : ko + we > woke >> wongke yang ditemui peneliti.
kawin : ka+ win >wakin>> wangkin KONTEKS : TESI SEDANG MELINTAS DI
Bila bentuk dasar yang diubah berupa kata DEPAN ADIT DAN TEMAN-TEMANNYA
tunggal yang diawali fonem bilabial seperti [b] YANG BARU SAJA PESTA MINUMAN
dan [p], maka sisipan yang dipakai adalah -m-. KERAS. KARENA MINUMAN MEREKA
Berikut ini adalah kata-kata Bahasa Sinjab yang HAMPIR HABIS, ADIT MEMINTA TESI
dibentuk dengan cara menukar posisi konsonan UNTUK MEMBELIKAN CIYU DI SUATU
dan menambahkan sisipan -m-. TEMPAT.
biru : bi + ru > ribu >> rimbu Adit : Tes, engkak lanjuk luntung ho?
boyo : bo + yo > yobo >> yombo (Tes, saya minta tolong ya?)
piro : pi + ro > ripo >> rimpo Tesi : Mpos?
payu : pa + yu > yapu >> yampu (Apa?)
bali : ba + li > labi >> lambi Adit : Mbangkutke ciyasku.
Bila bentuk dasar yang diubah berupa kata (Belikan ciyu.)
tunggal yang diawali fonem palatal, maka sisipan Tesi : Moh ah!
yang dipakai adalah -n-. Berikut ini adalah kata- (Tidak mau ah!)
kata Bahasa Sinjab yang dibentuk dengan cara Adit : Ya Allah, sediluk. Ngko tak wehi padas.
menukar posisi konsonan dan menambahkan si- (Ya Allah, sebentar. Nanti saya beri
sipan -n-. rokok.)
dowo : do + wo > wodo >> wondo Tesi : Ning ndi?
cilik : ci + lik > licik >> lincik (Di mana?)
terus : te + rus > retus >> rentus Adit : Kae lho, lengkore ril sepur.
(Itu lho, sebelah utara rel kereta.)
Pada kosakata tertentu, ditemukan pem- Tesi : Rangkepe Indomaret kae pok?
bentukan berupa pengurangan fonem. Namun, (Depan Indomaret itu ya?)
pembentukan ini hanya ditemui pada dua suku Adit : Sip. Rekong ho!
kata yaitu mobil dan mancing. (Sip. Dua ya!)
mobil :mo+bil > bomil >> boil Tesi : Hamite ra, nek kelalen ngucing-ngucingi ra
mancing:man+cing > canming >> caming ho.
(Uangnya dong, kalau lupa buat malu
Beberapa kosakata Bahasa Jawa yang di- saja.)
pakai dalam pembentukan kosakata Bahasa Sin- Adit : Ye, rekong lub. Rong trombol.
jab adalah kata kerja berimbuhan. Pembentukan (Ini dua puluh ribu. Dua botol.)
kosakata dari kata berimbuhan hampir mirip
dengan pembentukan kosakata dari kata tunggal. Konteks di atas menunjukkan Adit me-
Yaitu dengan menukar posisi konsonan suku kata nyuruh Tesi untuk membelikan ciyu. Membica-
pertama dengan kedua kemudian menyisipkan rakan hal minuman keras pada konteks di atas
unsur imbuhan di antara suku kata tersebut. Be- memang tidak baik dilakukan di pinggir jalan
berapa kata yang ditemukan adalah: karena banyak lalu lalang orang yang berjalan
ndelok :(n)de + lok >ledok>> lendok di trotoar. Namun, pada konteks ini penggunaan
njukuk :(n)ju + kuk >kujuk>> kunjuk bahasa Sinjab dilakukan tidak semata-mata un-
mburi :(m)bu + ri > rubi >> tuk merahasiakan hal yang dibicarakan melain-
rumbi kan cenderung pada tujuan penutur dan petutur
mbiyen :(m)bi+yen >yiben>> dalam dialog ini.

5
Lutfiar Laeis / Jurnal Sastra Indonesia 1 (2) (2012)

Ketika melakukan perintah kepada Tesi, itu dengan Bahasa Sinjab pula. Efek yang terja-
Adit menyadari posisi Tesi pada saat itu tidak ikut di ketika orang-orang di sekitar yang mendengar
minum ciyu bersama teman-temannya. Maka pembicaraan itu adalah sama sekali tidak meres-
untuk menghaluskan bentuk perintah itu, Adit pon, baik dengan menengokkan kepala ataupun
memakai bahasa Sinjab dilihat dari kalimat,”Tes, memerhatikan keduanya.
engkak lanjuk luntung ho!”. Faktor pemakaian bahasa Sinjab dapat di-
Pada konteks di atas Tesi pada mulanya lihat dari tiga hal, yaitu berdasar isi ujaran, pe-
menolak untuk melakukan permintaan Adit di- serta tutur, dan tempat dan situasi percakapan.
lihat dari kalimat ’moh ah!’ yang tidak memakai Berikut ini adalah salah satu konteks yang dipen-
bahasa Sinjab. Pemilihan bahasa bukan Sinjab garuhi oleh peserta tutur.
yang dilakukan Tesi ini bertujuan untuk menun- KONTEKS: KETIKA HENDAK KE
jukkan bahwa dia ’bukan’ siapa-siapa Adit, kare- WARUNG, MALIKI BERTEMU DENGAN
na Adit pada saat itu tidak ikut minum ciyu pada PUNGKRING DI DEPAN RUMAH PUNG-
saat itu. KRING. MALIKI BERMAKSUD MENAN-
Menanggapi hal itu, Adit mencoba me- YAKAN PERIHAL PAKAIAN PUNGKRING
rayu lagi dengan menawarkan rokok (Ngko tak YANG RAPI
wehi padas). Kata ’padas’ yang merupakan ben- Maliki : Kasmat ning ndi, Nda? Isuk-isuk wis
tuk Sinjab dari ’rokok’ dipakai Adit untuk tetap rapi temen.
menjaga nilai pertemanan mereka. Jika pada tu- (Berangkat ke mana, Mas? Pagi-pagi
turan-tuturan Tesi yang selanjutnya masih men- sudah rapi sekali.)
gandung unsur Sinjab berarti Adit berhasil mem- Pungkring : Mbanyut ra ho!
bawa masuk nilai itu ke dalam diri Tesi. Dilihat (Berangkat kerja lah!)
dari kalimat ’Hamite ra’ sudah menunjukkan Maliki : Cemet ah, stil nemen kayin.
bahwa Tesi sudah ikut masuk di dalam sebuah (Gila,sungguh keren sekali.)
ikatan persaudaraan itu. Pungkring : Rimbu, Nda. Nek orak stil yo disengeni
KONTEKS: SEORANG PEMUDA MENAN- Kepsek!
YAKAN NOMER TOGEL YANG KELUAR (Guru, Mas. Kalau tidak rapi nanti
TADI MALAM KEPADA REKANNYA DI dimarahin Kepala Sekolah.)
SEBUAH WARUNG KOPI. Maliki : Martandos gueros!
Jibor : wongkere tremune rimpo, nda? (Okelah!)
(Nomer yang keluar berapa?) Pungkring : Wongke pak ning ndi?
Ndei : Mpos? (Kamu mau ke mana?)
(Apa?) Maliki : Yimbasa, ngewangi si Mak.
Jibor : Wongker! Wongkere rimpo? (Biasa, membantu ibu.)
(Nomer! Nomernya berapa?)
Ndei : Engkak rongkak treng. Konteks di atas bercerita tentang Maliki
(Saya nggak tahu.) yang sedang menuju ke warung ibunya. Di ten-
Jibor : Jarene sih Milang njis. gah perjalanan ia melintas di depan rumah Pung-
(Katanya sih lima satu.) kring dan melihatnya sudah rapi di teras rumah.
Ndei : Wongkere wung tremu rongkak? Layaknya bahasa pergaulan yang lain, bahasa
(Nomer kamu keluar tidak?) Sinjab di Batang juga dipakai ketika seseorang
Jibor : Rongkak. bertemu atau sekadar menyapa kawan yang su-
(Tidak.) dah akrab. Seperti halnya yang di lakukan Mali-
ki dan Pungkring, terlihat pada kalimat pertama
Dilihat dari segi norma maupun agama, yang berbunyi ’pak kasmat ning ndi, nda?’ yang
judi adalah tindakan yang tidak baik dilakukan, berarti ’berangkat ke mana, mas?’.
apalagi secara hukum termasuk tindakan pelang- Melihat kawannya sedang melintas dan
garan. Melihat hal itu, apalagi jika pembicaraan bertanya ’berangkat ke mana?’, Pungkring menja-
mengenai judi dilakukan di tempat umum, pasti wab dengan kalimat berbahasa Sinjab ’berangkat
akan menimbulkan respon negatif dari masyara- kerja lah’. Pemilihan bahasa Sinjab yang dilaku-
kat. Maka dari itu, ketika Jibor hendak menanya- kan Pungkring cukup tepat untuk kondisi seperti
kan nomer togel yang keluar, ia memakai Bahasa itu karena dalam konteks seperti ini isi dari dia-
Sinjab agar tidak diketahui oleh orang-orang di log tidaklah penting. Dengan ikut memasukkan
dalam maupun disekitar warung. unsur bahasa Sinjab, Pungkring sudah melaku-
Ndei, sebagai petutur dalam konteks di kan upaya untuk tetap menjaga kesolidaritasan
atas, merespon dengan menjawab pertanyaan pertemanan mereka.

6
Lutfiar Laeis / Jurnal Sastra Indonesia 1 (2) (2012)

Perbedaan profesi yang disadari oleh kedu- Bahasa dalam Konteks Masyarakat dan Kebu-
annya dapat menyebabkan kesenjangan sosial. dayaan. Jakarta: Visipro.
Hal itu dihilangkan dengan penggunaan bahasa Rahardi, Kunjana.2010. Kajian Sosiolinguistik: Ihwal
Sinjab. Bagi Maliki, meskipun Pungkring seorang Kode dan Alih Kode. Bogor: Ghalia Indonesia.
Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi.2010.
guru bukan jadi alasan untuk tetap berteman den-
Sosiolinguistik: Kajian Teori dan Analisis. Yo-
gan dirinya yang masih menganggur. Bagi Pung- gyakarta: Pustaka Pelajar
kring, tetep memakai bahasa Sinjab merupakan
jalan agar tidak terjadi kesenjangan dalam perte-
manan mereka.

SIMPULAN
Berdasar proses pembentukannya bahasa
Sinjab dibagi menjadi dua, yaitu bahasa Sinjab
asli dan bahasa Sinjab bentukan. Bahasa Sinjab
asli berisi kosakata yang diciptakan sendiri oleh
penutur Sinjab. Bahasa Sinjab bentukan berisi ko-
sakata bahasa Sinjab yang dibentuk dari bahasa
Jawa ngoko yang dimodifikasi. Kosakata bahasa
Sinjab bentukan dibagi atas tiga macam, yaitu (1)
kosakata yang dibentuk dari bentuk dasar bera-
wal vokal, (2) kosakata yang dibentuk dari bentuk
dasar berawal konsonan, dan (3) kosakata yang
dibentuk dari bentuk berimbuhan. Ada empat
cara pembentukan dari kosakata yang dibentuk
dari bentuk dasar berawal konsonan, yaitu (1)
menambahan sisipan, (2) menukar posisi konso-
nan, (3) menukar posisi konsonan dan menam-
bah sisipan, dan (4) pengurangan fonem.
Tujuan memakai bahasa Sinjab yaitu (1)
merahasiakan tuturan, (2) menciptakan suasana
persaudaraan di antara peserta tutur, (3) mengha-
luskan bentuk-bentuk umpatan, (4) menghalus-
kan bentuk-bentuk perintah, serta (5) menegas-
kan inti dari konteks tuturan.
Beberapa faktor yang memengaruhi pe-
makaian bahasa Sinjab adalah (1) isi tuturan,
(2) peserta tutur, dan (3) situasi dan tempat ter-
jadinya tuturan. Bahasa Sinjab dipakai ketika
penutur Sinjab sedang membicarakan hal tabu
di tempat umum, membicarakan sesuatu yang
bersifat rahasia, juga ketika si peserta tutur ingin
menghadirkan nilai kedekatan dan persaudaraan.
Penelitian ini diharapkan bisa dikembang-
kan lagi oleh peneliti lain, terutama dalam bi-
dang histori, morfologi dan fonologinya. Hasil
penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pertimbangan atau rujukan untuk mengamati
gejala sosial masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolin-
guistik Perkenalan Awal Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Kesuma, Tri Mastoyo Jati.2007. Pengantar (Metode)
Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Carasvati-
books.
Ohoiwutun, Paul. 1997. Sosiolinguistik: Memahami

Anda mungkin juga menyukai