Elfiyani
Abstrak. Penelitian ini membahas tentang analisis puisi yang berjudul “Cintaku
Jauh Di Pulau” karya Chairil Anwar dengan suatu pendekatan sastra. Adapun
pendekatan yang digunakan yaitu strata norma. Karya sastra tidak hanya terdiri
dari satu sistem norma, melainkan dari beberapa strata (lapis) norma, diantaranya
lapis bunyi, lapis arti, lapis objek, lapis dunia lapis metafisis.
lahir maupun batin (Tjahjono,1988: 50). berarti. Suara sesuai dengan konvensi
Jassin (1991: 40) mengatakan puisi bahasa, disusun begitu rupa hingga
adalah pengucapan dengan perasaan. menbimbulkan arti. Dengan adanya
Puisi juga merupakan penghayatan satuan-satuan suara itu orang menangkap
kehidupan manusia dan lingkungan artinya. Maka, lapis bunyi itu menjadi
disekitarnya dimana puisi itu diciptakan dasar timbulnya lapis arti. (2) Lapis arti
tidak terlepas dari proses berfikir (units of meaning) berupa rangkaian
penyair. Dari pendapat tersebut dapatlah fonem, suku kata, kata, frase, dan
dikatakan bahwa puisi merupakan kalimat. Semuanya itu merupakan
sebuah penciptaan seorang penyair untuk satuan-satuan arti. Rangkaian kalimat
membentuk sebuah dunia baru secara menjadi alinea, bab, dan keseluruhan
lahir dan batin dengan perasaan. cerita ataupun keseluruhan sajak. (3)
Lapis dunia yang dipandang dari titik
Pengertian Pendekatan Strata Norma pandang tertentu yang tak perlu
Pengertian norma menurut Rene dinyatakan, tetapi terkandung dalamnya
Wellek (1968: 150-151) sesuatu yang (implied). Sebuah peristiwa dalam sastra
harus dipahami sebagai norma implisist dapat dikemukakan atau dinyatakan
yang harus ditarik dari setiap “terdengar” atau “terlihat”, bahkan
pengalaman individu karya sastra dan peristiwa yang sama, misalnyasuara
bersama-sama merupakan karya sastra jederan pintu, dapat memperlihatkan
yang murni sebagai keseluruhan. aspek “luar” atau “ dalam” watak.
Sedangkan strata merupakan lapis yang Misalnya pintu berbunyi halus dapat
muncul dari norma-norma karya sastra. memberi sugesti wanita atau watak
Masing-masing norma menimbulkan dalam si pembuka itu hati-hati. Keadaan
lapis norma di bawahnya. Rene Wellek sebuah kamar yang terlihat dapat
(1968: 151) mengemukakan analisis memberikan sugesti watak orang yang
strata norma sebagai berikut : (1) Lapis tinggal di dalamnya. (4) Lapis metafisis,
bunyi (sound stratum). Bila orang berupa sifat-sifat metafisis (yang sublim,
membaca puisi, maka yang terdengar itu yang tragis, mengerikan, atau
ialah rangkaian bunyi yang dibatasi jeda menakutkan, dan yang suci). Dengan
pendek, agak panjang, danb panjang. sifat-sifat ini seni dapat memberikan
Tetapi, suara itu bukan hanya suara tak renungan (kontemplasi) kepada
pembaca. Akan tetapi, tidak setiap karya 1. Lapis suara (sound stratum)
sastra dalamnya terdapat metafisis Sajak tersebut berupa satuan- satuan
seperti itu. suara: suara suku kata, kata, dan
berangkai merupakan seluruh bunyi
PEMBAHASAN (suara) sajak itu: suara frase da suara
Untuk lebih menjelaskan kalimat. Jadi , lapis bunyi dalam sajak
analisis strata norma tersebut dianalisis itu ialah semua satuan bunyi yang
puisi Chairil Anwar sebagai berikut. berdasarkan konvensi bahasa tertentu.
CINTAKU JAUH DI PULAU Lapis bunyi ditujukan pada bunyi-bunyi
Cintaku jauh di pulau, gadis manis, atau pola bunyi yang bersifat “ istimewa
sekarang iseng sendiri. “atau khusus, yaitu yang dipergunakan
untuk mendapatkan efek puitis atau nilai
Perahu mnelancar, bulan memancar,di seni. Dalam bait pertama baris pertama
leher kukalungkan ole-ole buat si pacar, ada asonansi a dan u: cintaku jauh di
angin membantu, laut terang, tapi terasa pulau di baris kedua ada aliterasi s yang
aku tidak ‘kan sampai padanya. berturut-turut : gadis manis, sekarang
iseng sendiri. Begitu juga dalam bait
Di air yang terang, di angin mendayu, Di kedua bada asonansi a: melancar –
perasaan penghabisan segala melaju Ajal memancar – si pacar – terang – terasa –
bertakhta, sambil berkata :“Tujukan padanya. Aliterasi l dan r : perahu
perahu ke pangkuankua saja.” melancar, bulan memancar, laut terang,
tapi terasa. Pola sajak akhir bait ke-2,3,4
Amboi ! Jalan sudah bertahun : a a – b b yang aling dipertentangkan.
kutempuh! Perahu yang bersama ‘kan Memancar – si pacar dipertentangkan
merapuh! Mengapa Ajal memanggil dengan terasa – padanya ; kutempuh –
dulu Sebelum sempat berpeluk dengan merapuh dipertentangkan dengan dulu –
cintaku Manisku jauh di pulau kalau ‘ ku cintaku. Pada umumnya dalam sajak itu
mati, dia mati iseng sendiri. bunyi – bunyi yang dominan adalah
vokal bersuata berat a dan u, seperti
Analisis Puisi “Cintaku Jauh Di Pulau“ kelihatan dalam bait ke – 3 dan ke-4,
karya Chairil Anwar dengan pendekatan yang dipergunakan sebagai lambang rasa
Strata Norma. ( klanksymboliek )
sastra memiliki ciri tersendiri dan penuh dan meraskan keindahan puisi
kekompleksitas tersendiri. (fungsi estetiknya ).
Karya sastra merupakan satu sistem
norma yaitu : Lapis bunyi, lapis arti, DAFTAR PUSTAKA
lapis objek, lapis dunia, lapis metafisis. Pradopo, Rachmat Djoko. 2002.
Pengkajian Puisi. Gajah Mada
University Press: Yogyakarta
SARAN Rokhmansyah, Alfian. 2014. Studi dan
Pengkajian Sastra.Yogyakarta:
Dalam memahami puisi haruslah
Graha Ilmu
mengetahui dan menyadari bahwa puisi Sastrowartdoyo,Subagio.1982. Hari dan
Hara Dua kumpulan Sajak. Jakarta
merupakan karya estetis yang bermakna,
: Balai Pustraka
yang mempunyai arti, bukan hanya Situmorang, B. P. 1980. Puisi dan
metodologi Pengajarannya. Flores
sesuatu yang kosong tanpa makna.
: Nusa Indah.
Karena itu puisi sesungguhnya harus Yudiono. 2009. Pengkajian Kritik Sastra
Indonesia. Grasind: Jakarta.
dimengerti sebagai struktur norma agar
pembaca bisa memahami isi puisi secara