Anda di halaman 1dari 20

Laporan Mini riset dan projek

Pola Kalimat Dan Fungsi Sintaksis Bahasa Daerah Batak Karo

Mata Kuliah : Sintaksis Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu: Frinawaty Lestarina Barus, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok Suku Karo

Ayu Nora Karo-Karo 2172111009

Dini Sartika Br Tarigan 2173311014

Lija Melisa Br Sembiring 2172111003

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN, 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan
cinta-Nya Penulis masih dapat merasakan kasih-Nya dalam menjalani kehidupan yang
penuh perjuangan ini dapat menyelesaikan Laporan Mini riset dan projek berjudul “Pola
Kalimat Dan Fungsi Sintaksis Bahasa Daerah Batak Karo”
Tugas Laporan Mini Riset dan Projek ini berisikan tentang beberapa dasar materi
yang terkait dengan tugas mata kuliah ini. Beberapa materi didalamnya diharapkan dapat
menjadi pedoman untuk setiap kalangan, baik pendidik mau pun non-pendidik .
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada segala pihak yang turut mendukung
dalam tercapainya tugas ini. Terutama kepada Orang tua yang paling dicintai, kepada Dosen
pembimbing, dan juga kepada teman-teman .
Dalam penyusunan Laporan Mini riset dan projek ini Penulis sadar bahwa masih
banyak kekurangan. Untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
turut membantu dalam penyempurnaan Laporan Mini riset dan projek ini. Agar selanjutnya
dapat menyelesaikan tugas yang lain lagi.
Akhir kata , mudah-mudahan Laporan Mini riset dan Projek ini dapat bermanfaat
bagi setiap pembacanya.

Medan, Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ...................................................................... 2
BAB II. LANDASAN TEORI……………………………………………… 3
BAB III. METODE PENELITIAN………………………………………… 10
BAB IV. PEMBAHASAN ............................................................................. 11
A. Pola Kalimat Dan Fungsi Sintaksis Bahasa Daerah Batak Karo… 11
BAB V. PENUTUP.......................................................................................... 16
A. Kesimpulan .................................................................................... 16
B. Kritik Dan Saran ........................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa juga merupakan alat ekspresi diri sekaligus pula
merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan
lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus menguasai bahasanya.
Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi
dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan,
asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui
pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung
banyak segi yang lemah.
Dengan komunikasi, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai
oleh nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita. Bahasa
adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahasa primer) dan tulisan (bahasa sekunder).
Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol
bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas tersendiri.
Suatu simbol bisa terdengar sama di telinga tapi memiliki makna yang sangat jauh
berbeda. Berkaitan dengan hal tersebut, bahasa merupakan bagian dari budaya masyarakat
ilmu yang mempelajari bahasa sebagai bagian kebudayaan yang berdasarkan struktur bahasa
tersebut.
Mengingat pentingnya bahasa sebagai bagian dari kebudayaan dan bahasa digunakan
oleh kelompok penuturnya sebagai alat untuk berkomunikasi. Bahasa Karo adalah salah satu
bahasa yang digunakan oleh masyarakat di lingkungannya. Sebagai objek ilmu bahasa,
bahasa Karo telah banyak diteliti oleh para ahli bahasa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan rumusan masalah yaitu bagaimana
Pola Kalimat Dan Fungsi Sintaksis Bahasa Daerah Batak Karo?

1
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari makalah ini untuk mengetahui Pola Kalimat
Dan Fungsi Sintaksis Bahasa Daerah Batak Karo.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kalimat
Depdiknas (2008:609) kalimat n 1 kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep
pikiran dan perasaan; 2 perkataan; 3 Ling satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,
mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa..
Cook, Elson, dan Picket dalam Tarigan (2009:6) mengatakan bahwa kalimat adalah
satuan bahasa secara relative dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan
yang terdiri dari klausa.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide
atau gagasan. Dapat dikatakan sebagai stuan bahasa terkecil karena sesungguhnya di atas
tataran kalimat itu masih terdapat stuan kebahasaan yang jauh lebih besar. Pakar berbeda
menyatakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdsiri sendiri,
mempunyai intonasi akhir, dan secara actual dan potensial terdiri atas klausa.

B. Ciri-ciri Kalimat
Ada beberapa ciri-ciri kalimat sebagai berikut :
1) Sebagai satuan bahasa atau satuan gramatikal;
2) Terdiri atas satu kata atau lebih (tidak terbatas)/terdiri atas klausa;
3) Secara relatif dapat berdiri sendiri;
4) Memiliki atau mengandung pikiran yang lengkap;
5) Mempunyai pola intonasi akhir;
6) Dalam konvensi tulis, ditandai oleh awal huruf capital dan diakhiri tanda baca
(tanda titik untuk kalimat deklaratif, tanda tanya untuk kalimat interogatif, dan
tanda seru untuk kalimat interjektif).

C. Struktur Kalimat
Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek, predikat, obyek
,pelengkap dan keterangan.
1. Subjek
Ciri-ciri dari subjek antara lain:
a. Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa

3
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban pertanyaan apa atau siapa
yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya
digunakan kat atanya siapa.

b. Tidak didahului preposisi


Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada. Orang sering
memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-
kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.

c. Menjadi inti dari sebuag pokok pikiran.

d. Berupa kata benda atau frase kata benda


Subjek kebanyakan berupa kata benda atau frase kata benda. Disamping kata benda,
subjek dapat berupa kata kerja atau kata sifat, biasanya disertai kata penunjuk itu.

2. Predikat
Predikat adalah unsur kalimat yang memerikan atau memberitahukan apa, mengapa,
bagaimana atau berapa tentang subjek kalimat. Predikat memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Merupakan jawaban atas pertanyaan apa, bagaimana, mengapa, atau berapa
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan
mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaansebagai apa atau jadi apa
dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong
(identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang
berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
b. Dapat didahului kata ialah, adalah, merupakan
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan
jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan
pelengkap tidak jelas.

c. Dapat disertai kata pengingkaran tidak, atau bukan


Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan
oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa
4
verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga
merupakan penanda predikat yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.

d. Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas


Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek
seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau
adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai
modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak,
dan mau.

e. Dapat berupa kata atau kelompok kata kerja, kata atau kelompok kata sifat, kata
atau kelompok kata benda, kata atau kelompok kata bilangan.

3. Objek
Objek adalah unsur kalimat yang dikenai perbuatan atau menderita akibat perbuatan
subjek. Objek memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Langsung mengikuti predikat


Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
Dapat menjadi subjek kalimat pasif Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif
dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan
perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang
disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.

b. Tidak didahului kata depan atau preposisi.


Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi.
Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.

c. Dapat didahului kata bahwa


Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat
menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

5
4. Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang melengkapi predikat dan tidak dikenai perbuatan
subjek. Pelengkap memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Melengkapi makna kata kerja (predikat)


Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat,
sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat
pada kalimat berikut:
- Diah mengirimi saya buku baru.
- Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.

Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak
mendahului predikat.

b. Tidak didahului preposisi


Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur kalimat yang didahului
preposisi disebut keterangan. Ciri-ciri unsur keterangan dijelaskan setelah bagian ini.

c. Langsung mengikuti predikat atau objek jika terdapat objek dalam kalimat itu.
d. Berupa kata/kelompok kata sifat atau klausa.
e. Tidak dapat menjadi subjek dalam konstruksi pasifnya.

5. Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang
suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu,
cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada,
kepada, terhadap,tentang, oleh dan untuk.
Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika,
karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
Ciri-ciri keterangan yaitu:
a. Memberikan informasi tentang waktu, tempat, tujuan, cara, alat, kemiripan,
sebab, atau kesalingan.

6
b. Memiliki keleluasaan letak atau posisi (dapat di awal, akhir, atau menyisip antara
subjek dan predikat).
c. Didahului kata depan seperti di, ke, dari, pada, dalam, dengan, atau kata
penghubung/konjungsi jika berupa anak kalimat.

D. Fungsi Sintaksis Unsur Kalimat


Menurut Alwi,dkk (2003:36) Tiap kata atau frasa dalam kalimat mempunyai fungsi
yang mengaitkannya dengan kata atau frasa lain yang ada dalam kalimat tersebut. Fungsi itu
bersifat sintaksis, artinya berkaitan dengan urutan kata aatau frasa dalam kalimat. Fungsi
sintaksis utama dalam bahasa adalah predikat, subjek, objek, pelengkap dan keterangan.
Disamping itu, ada fungsi lain seperti atributif (yang menerangkan), koordinatif (yang
mengabungkan secara setara), subordinatif (yang mengabungkan secara bertingkat).
Predikat dalambahasa indonesia dapat berwujud frasa verbal, adjektival, nominal,
numeral, dan preposisional. Berikut ini adalah beberapa contoh predikat.
1. a. Ibu sedang makan di dapur.
b. Kita tidak harus pergi sekarang.
c. Masalah koperasi sudah ditelaah oleh pemerintah.

2. a. Gempa minggu lalu keras sekali.


b. Harga makanan sangat mahal.
c. Rumah usahawan itu besar dan mewah.

Di samping predikat kalimat umumnya mempunyai pola subjek. Dalam bahasa


Indonesia subjek biasanya tereletak di muka predikat. Keadaan Subjek dapat berwujud
nomina, tetapi pada keadaan tertentu kategori kata lain juga dapat menduduki fungsi subjek.
Dari contoh di atasa tampaklah bahwa subjek untuk kalimat (1a, b, c) adalah ibu, kita, dan
masalah koperasi; untuk kalimat (2a,b,c) gempa minggu lalu, harga makanan, dan rumah
usahawan itu; untuk kalaimat (3a,b,c) ayah saya, pembantu kami, pengalaman; dan untuk
kalimat (4a,b,c) dia, Pak Anwar dan saya.
Subjek yanh bukan nomina terlihat pada contoh berikut:
5. a. Membangun gedung makan biaya
b. Berhitung tidak mudah
7
c. Merah adalah warna dasar

Ada juga kalimat yang mempunyai objek. Pada umumnya objek yang berupa frasa
nominal berada dibelakang predikat yang berupa frasa verbal transitif aktif; objek itu
berfungsi sebagai subjek jika kalimat tersebut diubah menjadi kalimat pasif. Dalam kalimat:
6. Kasdun memanggil orang itu
Orang itu adalah objek karena nomina itu (a) berdiri dibelakang predikat verbal dan (b)
dapat menjadi subjek bila kalimat (6) diubah menjadi kalimat pasif seperti terlihat pada
(6a).
(6a) Orang itu dipanggil oleh Kasdun
Sebaliknya, masal besar pada kalimat (7) bukan lah objek, melainkan pelengkap karena
meskipun frasa nominal tersebut berada dibelakang predikat verbal, frasa itu tidak
dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Kalimat (7a) dalam bahasa Indonesia tidak
gramatikal.

Contoh Kalimat Dasar


1. S-P
Contoh dari novel “The Miracle Of Love Letter” Karya Sakti Wibowo:
Reddy tersenyum. (hal. 82)
S P

Anto menggeleng. (hal.20)


S P

2. S-P-O
Contoh dari novel “The Miracle Of Love Letter” Karya Sakti Wibowo:
Ia menyimpan buku. (hal. 32)
S P O

Ia bertemu cowok itu. (hal. 77)


S P O

8
3. S-P-PEL
Contoh dari novel “The Miracle Of Love Letter” Karya Sakti Wibowo:
Abdullah bin Ubay menjadi pemimpin.
S P PEL
Ia mengangguk kepala.
S P PEL

Riki menghentikan langkahnya.


S P PEL

4. S-P-KET
Contoh dari novel “The Miracle Of Love Letter” Karya Sakti Wibowo:
Gue bakal tantang di lapangan.
S P KET

Dia menunggu di seberang sana.


S P KET

5. S-P-O-PEL
Contoh dari novel “The Miracle Of Love Letter” Karya Sakti Wibowo:
Rini membaca gelagat kurang baik.
S P O PEL

Rana mendonggakkan kepalanya dengan jumawa


S P O PEL

6. S-P-O-KET
Contoh dari novel “The Miracle Of Love Letter” Karya Sakti Wibowo:
Olay mencegat Mia di lapangan.
S P O KET
Ia duduk manis di meja seberang.
S P O KET

9
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian, metode memegang peranan sangat penting. Hal ini
disebabkan karena semua kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian sangat tergantung
pada metode yang digunakan. Penelitian merupakan suatu aktivitas yang yang mempunyai
tujuan , yaitu hasil yang diperoleh setelah penelitian. Menurut Arikunto ( 2010: 203), metode
penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.

B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam mengkaji pola kalimat dan fungsi sintaksis
bahasa daerah batak karo adalah jenis kualitatif deskriptif. Pengkajian ini bertujuan untuk
mengungkapkan berbagai informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti dan penuh
nuansa untuk menggambarkan secara cermat sifat-sifat satu hal (keadaan, fenomena, dan
tidak terbatas pada pengumpulan data melainkan meliputi analisis dan interpretasi) (Sutopo,
2002: 8-10). Artinya, jenis penelitian kualitatif dimaksudkan untuk mendeskripsikan data
atau informasi yang sesuai dengan apa yang dikaji dari mengkaji pola kalimat dan fungsi
sintaksis bahasa daerah batak karo. Dalam hal ini, peneliti sebagai instrumen utama
mengungkapkan data-data berupa kalimat yang selanjutnya dianalisis dan disimpulkan.

C. Objek Penelitian
Sangidu (2004: 61) menyatakan bahwa objek penelitian sastra adalah pokok atau
topik penelitian sastra. Objek dalam penelitian ini adalah pola kalimat dan fungsi sintaksis
bahasa daerah batak karo.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu simak, dan catat.
Teknik simak dan catat berarti penulis sebagai instrumen kunci melakukan penyimakan
secara cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber data primer (Subroto, 1992: 42).

10
BAB IV
PEMBAHASAN

Pola Kalimat Dan Fungsi Sintaksis Bahasa Daerah Batak Karo


1. Hasil Analisis Pola Kalimat Ayu Nora Karo-karo

1. S + P
Nande sangana nuci
S P
Ibu sedang menyuci
S P

2. P + S
Muat lau
P S
Mengambil air
P S

3. S + P + O
Nuhar sangana nggule nurung
S P O
Nuhar sedang memasak ikan.
S P O

4. P + S + O
Enggo bene sie kerina
P S O
Sudah hilang ini semua
P S O

11
5. S + P + O + Ket

Teger nangko pokat i juma nini


S P O Ket
Teger mencuri pokat di lading nenek
S P O Ket

6. Ket + S + P + O
Ben wari Mburak sangana engkawil nurung
Ket S P O
Sore hari Mburak sedang memancing ikan
Ket S P O

7. Ket + S + P
I juma Bapa sangana ngembak
Ket S P
Diladang Ayah sedang membajak
Ket S P

8. P + O + Ket
Natap deleng erpagi-pagi.
P O Ket
Melihat gunung pagi hari.
P O Ket

9. S + P + Ket
Lau borus maler kenjulu nari.
S P Ket
Air sungai mengalir dari hulu
S P Ket

10. Ket + P + O + S
Ben wari nggule jambe Nande

12
Ket P O S
Sore hari Ibu memasak labu
Ket S P O

11. P + S + O + Ket
Tedeh ateku nande ras bapa i kuta
P S O Ket
Aku merindukan ibu dan ayah di kampung
S P O Ket

2. Hasil Analisis Pola Kalimat Dini Sartika Br Tarigan


1. S + P
Rika ngandung
S P
Artinya: Rika Menangis.

2. S+P+O+Ket
Bapa engkelengi kami rasa lalap
S P O Ket
Artinya: Ayah mencintai kami sepanjang masa.

3. Ket+S+P+O+Pel
Nderbih, nande nukurken aku baju mbaru
Ket S P O Pel
Artinya: Semalam, ibu membelikan saya baju baru.

4. S+P+Ket
Aku ras nande lawes ku tiga
S P Ket
Artinya: Saya dan Ibu Pergi Ke pasar.

13
5. S+P+Ket
Biang ras kucing rubati i kesain
S P Ket
Artinya: Anjing dan kucing berkelahi di teras.

6. S+P+O+Ket
Agiku mbaba sen seh kel lalana
S P O Ket
Artinya: Adikku membawa uang banyak sekali.

3. Hasil Analisis Pola Kalimat Lija Melisa Br Sembiring

1. S + P.
Agiku sangana erdahin
S P
‘Adik saya sedang bekerja’
S P

2. S + P + Ket
Nandeku mbaba uis ku Los
S P Ket
‘Ibu saya membawa pakaian kejambur’
S P Ket

3. S + P + O
Lau meciho kuban lau peridinku
S P O
‘Air yang jernih ku buat air mandiku’
S P O

4. Ket + S + O
I das gulen ena Kuban belo ndai
Ket S O
‘Diatas sayur itu Saya membuat sirih tadi’
Ket S O

5. Ket + S + P
Juma nari nggo kukataken Aku bangger
Ket S P
‘Dari ladang sudah kubilang aku sakit’
Ket S P

14
6. Ket + P + O
Adi lalit labo man ukuren lit nge solusina
K P O
‘Jika tidak ada tidak usah dipikirkan pasti ada solusinya’
K P O

7. O + P + S + Ket
Seh kel ukurndu bandu Aku bagenda
O P S Ket
‘Tega kamu membuat Aku seperti ini’
O P S Ket

8. P + S + O + Ket
Teriluh Aku nginget nande bapa i kuta
P S O Ket
Menangis Aku mengingat Ibu Ayah di Kampung
P S O Ket

15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis penelitian yang sudah kami lakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa pola kalimat suku karo terdapat 14 pola kalimat, yaitu: S+P, P+S, S+P+O,
P+S+O, P+O+Ket, S+P+Ket, Ket+S+P, Ket+S+O, Ket+P+O, S+P+O+Ket,
P+S+O+Ket O+P+S+Ket, Ket+S+P+O, dan Ket+S+P+O+Pel.

B. Saran
Semoga dari mini riset ini kita tidak hanya mengetahui tentang bagaimana fungsi
sintaksis dan pola kalimat bahasa Indonesia saja. Melainkan kita mengetahui
bagaimana pola kalimat dari bahasa daerah masing-masing

16
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2015. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Ramlan. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.

17

Anda mungkin juga menyukai