Anda di halaman 1dari 16

FAKTOR-FAKTOR DAN KEBIASAAN DALAM MENYIMAK

OLEH:

KELOMPOK 5

1. perwita Fitri Amalia (21801071020)


2. Nur Khoiriyah (21801071021)
3. Kristanti (21801071009)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menyimak berarti mendengarkan atau memperhatikan baik-baik apa yang


disampaikan orang lain. Faktor yang mempengaruhi kegiatan menyimak lebih besar
daripada hanya sekedar mendengarkan biasa. Karena dalam kegiatan menyimak
membutuhkan usaha yang lebih besar daripada menyimak.

Dengan demikian menyimak adalah proses mendengarkan lambang-lambang


lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk
memperoleh informasi atau isi dan pesan yang ingin disampaikan pembicara kepada
pendengar melalui ujarannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan menyimak !


2. Jelaskan kebiasaan jelek dalam menyimak !
3. Mengapa orang tidak menyimak ?
4. Jelaskan perilaku jelek dalam menyimak !
5. jelaskan kesalahpaman dalam menyimak !
6. jelaskan aneka kesalahan menyimak !
1.3 Tujuan
1. Mengetahui faktor yang mempengaruhi menyimak
2. Mengetahui kebiasaan jelek dalam menyimak
II. PEMBAHASAN

2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak


1. Faktor Fisik
Faktor fisik ikut serta mempengaruhi kegiatan menyimak baik
itu kondisi fisik penyimak maupun kondisi lingkungan mempengaruhi
keefektifan serta kualitas keaktifan dalam menyimak.
Faktor-faktor fisik yang dapat mengganggu kelancaran
menyimak perlu disingkirkan karena kondisi fisik yang prima dapat
menunjang kelancaran menyimak.
Contoh : Ada seorang siswa yang menyimak temannya
membaca teks berita, namun siswa tersebut dalam kondisi sakit dan
apa yang disampaikan oleh temannya tidak sepenuhnya di simak.
2. Faktor Psikolog
Faktor Psikologis salah satu faktor yang sulit diatasi yang
disebabkan oleh kurangnya simpati penyimak terhadap ujaran yang di
sampaikan pembicara, kebosanan dan kejenuhan yg menyebabkan
tidak adanya perhatian sama sekali terhadap ujaran yg di sampaikan
pembicara, sikap yang tidak layak terhadap pokok pembicaraan dan
pembicara

Sikap yang tidak layak terhadap pokok pembicaraan dan


pembicara, keegoisan dan asyiknya terhadap minat pribadi dan urusan
pribadi. faktor psikologis yang baik atau positif memberikan pengaruh
yang baik dalam menyimak. sedangkan psikologis yang negatif
memberikan dampak yg buruk

Contoh : seorang siswa yang menyimak temannya presentasi suatu


materi, karena materi yang disampaikan tidak menarik siswa tersebut
jadi malas untuk menyimak materi yang di presentasikan temannya.
3. Faktor Pengalaman

Kurangnya minat dalam kegiatan menyimak merupakan akibat


dari pengalaman yang kurang atau tidak ada sama sekali pengalaman
dalam bidang yang akan di simak.

4. Faktor Sikap

Setiap orang cenderung menyimak secara seksama topik atau


pokok pembicaraan yg dapat di terima daripada pokok atau topik
pembicaraan yang kurang atau tidak di minati sama sekali. sikap ini
sangat wajar dalam kegiatan menyimak. pada dasarnya manusia
memiliki 2 sikap dalam segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap
menolak.

Orang akan bersikap menerima pada hal-hal yang menarik


baginya dan akan bersikap menolak pada hal-hal yang kurang menarik
bagi dirinya

Contoh : seorang guru yang menyiapakan materi untuk


disampaikan kepada siswanya. Guru harus bisa menyajikan materi
yang menarik, menyenangkan, mengasikkan agar siswa bisa menyimak
materi tersebut dengan baik.

5. Faktor Motivasi

Motivasi menjadi salah satu faktor yang dapat menentukan


seseorang dalam kegiatan menyimak. kalau seseorang memiliki
motivasi yang kuat dalam menyimak informasi, maka orang tersebut
kemungkinan besar akan mendapatkan tujuan atau pesan informasi dari
pembicara.

Jika kita mendapatkan sesuatu yang berharga dari informasi


yang di sampaikan oleh pembicara maka kita pun akan bersemangat
untuk menyimak ujaran tersebut dengan seksama.
Contoh : seseorang saat disuruh menyimak dia merasa sangat
malas karena materi yang disampaikan membosankan dan pembicara
dapat memberikan motivasi agar mau menyimak materi tersebut.

6. Faktor Jenis Kelamin

Tiap orang memiliki perhatian yang berbeda-beda. begitu pula


dengan kebiasaan menyimak kita dapat berbeda-beda satu sama lain.
perbedaan ini turut pula ditentukan oleh perbedaan jenis kelamin.

beberapa ahli mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan


memiliki perhatian yang berbeda dan cara yg berbeda saat
memusatkan perhatian.

Contoh : pada acara forum diskusi ada sebagian peserta ada


yang perempuan dan laki-laki. Pada saat menyimak materi yang
disampaikan narasumber secara tidak langsung peserta laki-laki lenih
kritis dan aktif dalam menanggapi materi yang disampaikan daripada
pihak dari perempuan.

7. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar


terhadap kegiatan menyimak baik menyangkut lingkungan fisik
ataupun lingkungan sosial. berikut penjelasannya:

a. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik menunjang kegiatan menyimak yang baik.
salah satunya saran dan prasarana dalam proses menyimak
yang harus di tata dengan sebaik mungkin agar
menciptakan suasana atau lingkungan yang baik sehingga
penyimak dan pembicara mampu menyimak dengan baik.
b. Lingkungan Sosial
Suasana yg mampu untuk berekspresi dan mengevaluasi
ide-ide penting dilakukan dalam kegiatan menyimak.
dengan begitu informasi yang di sampaikan pembicara
dapat di hargai para penyimak.
8. Faktor Peranan dalam Masyarakat

Faktor peran dalam masyarakat juga mempengaruhi


menyimak bahasa Indonesia, jika seseorang yang berprofesi
sebagai guru atau pendidik pasi ingin menyimak ceramah,
kuliah atau siaran-siaran yang berhubungan dengan masalah
pendidikan.

2.2 Kebiasaan Jelek Dalam Menyimak

Ada beberapa kebiasaan jelek yang secara universal dapat mengganggu


kegiatan menyimak. Berikut ini akan dibahas setiap kebiasaan jelek dalam menyimak
bahasa Indonesia:

1. Menyimak Lompat Tiga


Orang berbicara dengan kata-kata 125 satu menit. Ada untungnya
apabila berfikir diukur pula dengan kata-kata per detik sebab dengan
demikian kita berfikir empat kali lebih banyak daripada berbicara tadi.
Seseorang mulai menyimak dengan tekun dan saksama kemudian
pikiran beralih kepada sesuatu yang lain sejenak dan setelah itu kembali
lagi kepada si pembicara.
2. Menyimak “Saya dapat fakta”

Seseorang berusaha menangkap satu fakta, dua fakta, memutarbalikkan


beberapa fakta, dan kehilangan seluruh fakta lainnya. Seorang penyimak
yang baik tentu menyimak ide-ide utama, gagasan yang penting.

Contoh : Saat siswa menyimak temannya presentasi suatu materi yang


berdasarkan buku maka siswa tersebut menyimak dengan sungguh-
sungguh, namun ketika temannya menambahkan beberapa materi yang
dipresentasikan berdasarkan pemikiran atau pendapatnya, siswa tersebut
enggan menerima atau menyimak hal itu.
3. Noda ketulisan Emosional
Dalam aktivitas menyimak, terdapat kata-kata yang mengganggu bagi
si penyimak. Akibatnya, si penyimak tidak mau menyimak ujaran dengan
baik dan lengkap.(frasa atau kata-kata yang tidak enak didengar).

Contoh : Seorang siswa yang sedang membacakan pidato, ada salah


satu siswa yang merasa bahwa penampilan yang dibawakan oleh siswa
yang membacakan pidato memiliki cara bicara yang keras tanpa sadar
memancing emosi salah satu siswa yang menyimak tersebut.

4. Menyimak Supersensitif
Dalam aktivitas menyimaknya, tanpa disadari penyimak merasa
tersinggung dengan ucapan pembicara yang menusuk hati sehingga
penyimak kehilangan ide-ide pokok dan penting yang dikemukakan
pembicara.

Contoh :

5. Menghindari Penjelasan Yang Sulit


Banyak sekali orang yang selalu menghindari penjelasan-penjelasan
yang sulit dimengerti dari suatu pembicaraan. Hal ini merupakan
kebiasaan jelek dalam menyimak karena pada akhirnya tidak akan
mendapati diri sendiri tidak luput dari menyimak sesuatu yang sulit untuk
dihindari yang mengurangi keefektifan menyimak.
Contoh : Saat penyimak menyimak materi yang disampaikan saat
kegiatan seminar, ada penjelasan atau materi yang kurang jelas dan
penyimak tidak bertanya bahkan menghindari materi yang tidak
dimengerti.
6. Menolak Secara Gegabah Suatu Objek Sebagai Sesuatu Yang Tidak
Menarik

Adakalanya, apabila seseorang mulai berbicara, mungkin saja kita


merasa bahwa pembicaraannya terlalu menuntut kita untuk berkonsentrasi,
lalu kita berfikir tidak ada yang menarik dari pembicaraan itu. Kita
menjauhkan perhatian dari ujarannya dan membiarkan pikiran kita menuju
hal-hal yang lebih menyenangkan. Ini salah satu kebiasaan jelek dalam
menyimak yang perlu dihilangkan.

Contoh : saat mendengarkan suatu materi ada beberapa penyimak yang


mengganggap materi yang di sampaikan terlalu membosankan dan
menuntut penyimak untuk berfikir keras untuk dapat mengetahui isi pesan
dari informasi yang disampaikan.

7. Mengkritik Cara dan Gaya Fisik Pembicara


Penyimak tidak mau menunggu sampai orang lain selesai berbicara
karena sudah terfokus dan mengkritik secara mental pakaian, nada-nada
suara yang kurang baik, dan gaya bicara si pembicara.
Contoh : Ada siswa yang membacakan teks pidato didepan kelas,
karena baru pertama kali siswa tersebut grogi dan membacakan teks pidato
tersebut dengan terbata-bata dan ada salah satu siswa yang langsung
memkritik tanpa meminta izin terlebih dahulu.

8. Memberi Perhatian Semu


Penyimak yang berpura-pura menyimak sehingga perhatiannya tidak
terarah kepada hal-hal yang dikemukakan pembicara.
Contoh : Saat mendengar pidato tanpa disadari banyak penyimak yang
tidak menyimak dengan bersungguh-sungguh karena materi yang
disampaikan terlalu membosankan.

9. Menyimak dengan kertas dan pensil di tangan


Ada orang yang beranggapan bahwa belajar yang terbaik dari
menyimak adalah dengan membuat catatan sebanyak mungkin. Padahal
perbuatan seperti ini hanya “setengah menyimak”.
Kegiatan yang setengah-setengah tentu tidak akan memberi hasil yang
memuaskan. Jika seperti ini akan lebih baik orang yang menyimak tidak
mencatat terlebih dahulu dan fokus pada ujaran yang disampaikan
pembicara.
Contoh : disaat menyimak suatu materi beberapa penyimak pasti telah
menyiapakn alat tulis yang digunakan untuk mencatat materi yang
disampaikan. Disaat materi disampaikan pada umumnya penyimak
mendengarkan sambil mencatat materi yang disampaikan. Hal ini
menunjukkan bahwa menyimak yang dilakukan adalah setengah
menyimak. Cukup mencatat kata kunci atau ringkasan saja.

2.3 Mengapa Orang Tidak Menyimak

Dengan menyimak banyak manfaat yang dapat kita peroleh. Menyimak dapat
memberikan informasi dengan nilai yang tinggi, berharga, dan berguna. Menyimak
banyak di anggap suatu kegiatan yang sudah biasa, sering orang melupakan fungsi
menyimak ini.

Menyimak itu sangat perlu dan sangat penting kalau benar-benar selektif.
Kalau memang menyimak itu begitu penting, mengapa orang tidak menyimak ? jika
orang tidak menyimak berarti pesan ataupun informasi yang disampaikan pembicara
tidak mencapai sasaran, tidak sampai kepada penyimak. Berikut sebab mengapa orang
tidak menyimak ?

1. Kondisi tubuh berada dalam keadaan lelah


Orang yang lelah biasanya malas untuk menyimak. Kalaupun
dipaksaakan ia hanya menyimak setengah. Kondisi seperti ini membuat
orang hanya mendengar informasi dari pembicara dan tidak menyimak.
2. Berada Dalam Kondisi Tergesa-gesa
Orang yang sedang tergesa-gesa tidak akan bisa menyimak dengan
baik. Orang yang tergesa-gesa tidak akan bisa mengerjakan sesuatu dengan
baik. Ketenangan adalah modal utama dalam kegiatan menyimak.
3. Berada Keadaan Bingung dan Kacau
Pada saat pikiran lagi bingung atau kacau, sulitlah kita dapat
menyimak dengan baik. Hal itu di pengaruhi oleh beberapa faktor yang
dapat membuat pikiran kita bingung atau kacau saat menyimak.
Orang dapat dibingungkan oleh faktor-faktor lain, seperti:
1. Ucapan yang tidak sesuai: ucapan antara di bibir dan di hati
berbeda, ucapan dan tindakan yang berbeda, tidak sesuainya
ucapan dan perbuatan pembicara.
2. Terlalu banyak perintah
3. Kelakuan yang enggan mempelajari hal-hal baru
Semua faktor diatas membuat orang tidak bergairah untuk menyimak
dan orang itu pun menutup telinga saja.

2.4 Perilaku Jelek Dalam Menyimak

Dalam kegiatan menyimak perilaku jelek dapat membawa dampak yang buruk
pada pribadi kita. Perilaku jelek dalam menyimak akan memberi pengaruh berhasil
atau tidaknya seseorang dalam kegiatan menyimak. Berikut beberapa perilaku jelek
dalam menyimak pada umunya:

1. Tidak mau memperbaiki diri


Mereka berpura-pura menyimak dengan tekun atau bahkan ujaran dari
pembicara bahkan mereka tulis. Namun pikiran mereka kemana-mana dan
tidak fokus terhadap ujaran pembicara.

Contoh : seorang sedang mengikuti seminar, tetapi orang tersebut tidak


menyimak apa yang disamapaikan oleh pembicara karena pikirannya
bukan tertuju kepada pembawa materi tetapi pada yan lain.

2. Tidak memperbaiki lingkungan


Saat kita menyimak, kita berada dalam kondisi atau situasi yang tidak
nyaman yang dapat mengganggu kegiatan menyimak.
Contoh : duduk dekat pintu, jalan orang keluar masuk dalam suatu ceramah
atau khotbah.jelas ini merupakan kendala. Walaupun begitu tidak ada juga upaya
orang itu pindah duduk ditempat yang lebih tenang. Dia tidak mau mencari
tempat yang lebh baik. Akibatnya tidak dapat menyimak dengan baik karena
gangguan lingkungan yang penuh polusi itu

3. Tidak dapat menahan diri


Ada penyimak yang tidak bisa menahan diri dalam menyimak. Saat
pembicara masih mengutarakan ujarannya, si penyimak terus ingin
memberi tanggapan terhadap ujaran yang disampaikan pembicara.
Contoh : ketika seseorng menyampaikan pendapatnya orang tersebut belum
selesai bebicara tetapi sedah diberi pertanyaan oleh orang yang menyimak.
Padahal mereka belum mengetahui samapi dimana pembicara akan
menyampaikan pendapatnya

4. Tidak dapat memanfaatkan waktu dengan tepat


Ketika menyimak ada yang tidur dan mengantuk padahal menyimak
menuntuk kesiapsiagaan memetik butir-bitur penting, ide-ide bderharga dari
seorang pembicara.
Contoh : ketika seorang sedang mengikuti perkuliahan dosen sedang
menjelaskan tetapi orang tersebut mengantuk akhirnya orang tersebut tidak
menyimak dengan baik
5. Tidak membuat catatan yang ringkas
Banyak penyimak saat menyimak ujaran yang disampaikan diiringi
dengan mencatat ujaran yang disampaikan oleh pembicara. Mereka
beranggapan bahwa semakin banyak mencatat semakin banyak pesan yang
didapat. Tanpa disadari bahwa mencatat itu cukup dengan kata kunci atau
pointnya saja agar kegiatan menyimak dapat berjalan lebih efektif.
Contoh : Seorang mengikuti seminar dia mencatat semua apa yang
disampaikan oleh pembicara walaupun sebenarnya dia juga tidak memahami apa
yang disampaikan. Padahal seharusnya dia hanya mencatat kata kuci, kalimat
pokok, dan ide-de utamalah yang perlu dicatat. Mecatat tidak seperti dengan
merekam

2.5 kesalahan Dalam Menyimak

Dalam kegiatan menyimak sering terjadi kesalahanpahaman yang dapat memberi


dampak yang buruk untuk kegiatan menyimak. Berikut kesalapahaman dalam
menyimak:

1. Anggapan bahwa semua perilaku menyimak sama saja


Kita sebagai penyimak selalu beranggapan bahwa perilaku dalam
menyimak itu sama. Pada saat menyimak antar satu topik dengan
menyimak topik yang lain tentu perilaku tanpa disadari akan berubah.
Contoh : seseorang yang menyimak informasi dari salah satunya tentu
tidak sama dengan cara menyimak informasi dari salah satu temannya
yang lain.
2. Mendengar dan menyimak sama
Banyak orang yang beranggapan bahwa mendengar dengan menyimak
itu memiliki arti yang sama. Orang yang beranggpan bahwa mendengar
dan menyimak itu sama jelas tidak memahami kedua makna kata tersebut.
Secara singkat mendengar adalah kegiatan mendengar tanpa disengaja
sedangkan menyimak kegiatan mendengarkan yang disengaja dan
membutuhkan konsentrasi yang tinggi agar dapat memahami pesan dari
ujaran yang disampaikan pembicara.

Contoh : Saat kita mendengar suara piring jatuh ke lantai dan pecah itu
termasuk mendengar karena tanpa unsur kesengajaan sedangkan saat kita
mendengarkan seminar kita akan menyimak karena disengaja dan
membutukan konsentrasi untuk memahami pesan informasi yang
disampaikan.

3. Menyimak tidak dapat ditingkatkan


Dalam kegiatan menyimak, tiap penyimak memiliki pola pikir dan
sudut pandang yang berbeda-beda. Ada yang beranggapan bahwa kegiatan
menyimak tidak dapat dijadikan satu konsep dan menyimak bersifat relatif.
Contoh :

4. Membutuhkan waktu yang singkat dalam menyimak


Dalam kegiatan menyimak membutuhkan waktu yang cukup lama agar
dapat memahami maksud informasi ujaran yang disampaikan pembicara.
Contoh : Saat kita menyimak seseorang yang membacakan suatu buku
kita pasti membutuhkan waktu minimal dua sampai tiga kali untuk
memahami informasi yang disampaikan, tergantung tingkat konsentrasi
penyimak terhadap informasi yang disampaikan.

2.6 Aneka Permasalahan Dalam Menyimak

Banyak permasalahan yang terjadi dalam kegiatan menyimak yang harus dihadapi
dalam menyimak. Salah satu cara meningkatkan kegiatan menyimak adalah menilai
perilaku kita sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar kita dapat menentukan kebiasaan-
kebiasaan yang dapat menggangu kegiatan menyimak. Masalah yang dapat
mempengaruhi penurunan menyimak sebagai berikut:

1. Memprasangkai pembicara
Tanpa disadari saat kegiatan menyimak, kita lebih memusatkan perhatian
pada penampilan pembicara. Padahal tujuan utama dalam menyimak
adalah informasi yang disampaikan pembicara.
Contoh :
2. Berpura-pura menaruh perhatian
Saat kegiatan menyimak, banyak penyimak yang tidak menyimak dan
pura-pura menyimak. Hal ini salah satu masalah menyimak yang perlu
dihilangkan oleh penyimak.
Contoh : teman kita menjelaskan materi tentang teks berita dan teman-
teman yang lainnya menyimak dengan dengan penuh perhatian seolah-olah
mereka memperhatikan temannya memberikan materi.

3. Melamun
Melamun dapat berlangsung sebentar ataupun lama. Melamun dalam
jangka waktu lama dapat menyebabkan penyimak kehilangan ide-
ide/ujaran yang disampaikan pembicara.
Contoh: di saat guru menerangkan materi ada salah satu siswa yang
tidak menyimak dan asik dengan lamunannya.
4. Bereaksi secara emosional
Emosi salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam kegiatan
menyimak. Terkadang dalam kegiatan menyimak kata-kata ataupun gaya
yang dilakukan pembicara dapat membuat penyimak menjadi emosi
sehingga dapat mengurangi mutu menyimak.
Contoh : Seorang siswa yang sedang membacakan pidato, ada salah
satu siswa yang merasa bahwa penampilan yang dibawakan oleh siswa
yang membacakan pidato memiliki cara bicara yang keras tanpa sadar
memancing emosi salah satu siswa yang menyimak tersebut.

5. Hanya menyimak fakta-fakta


Banyak yang beranggapan menyimak karena fakta bukan karena
gagasan dapat mengurangi fungsi menyimak karena gagasan atau ide dapat
menjadi penunjang pembuktian fakta yang disimak.

Contoh: Saat siswa menyimak temannya presentasi suatu materi yang


berdasarkan buku maka siswa tersebut menyimak dengan sungguh-
sungguh, namun ketika temannya menambahkan beberapa materi yang
dipresentasikan berdasarkan pemikiran atau pendapatnya, siswa tersebut
enggan menerima atau menyimak hal itu.
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan. H.G. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Tarigan, Djago. 1986. Keterampilan Menyimak. (Modul). Jakarta: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai