Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MORFOLOGI

KELAS KATA TERBUKA

OLEH:

SADARINA GINTING 190920001

YUNI R. SIDABUTAR 190920009

NATASYA PANJAITAN 190920014

Program Studi Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia


Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan
Universitas Katolik Santo Thomas
Sumatra Utara
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa sangat penting dalam komunikasi baik secara tertulis maupun tak
tertulis . Sehingga penggunaannya harus berdasar pada kebahasaan yang
kaya dan lengkap.
Tata bahasa juga harus berlangsung sesuai dengan penggunaannya,
sehingga dapat diterima oleh semua penggunaannya yaitu tata bahasa yang
baku. Bahasa mempunyai struktur dan bentuk yang menyusun sebuah kata.
Oleh karena itu ilmu morfologi bahasa yang mempelajari tentang struktur
dan bentuk kata yang sangat penting dipelajari baik dari jenjang bawah
sampai jenjang atas.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian kelas kata terbuka?


2. Bagaimana cara klasifikasi kelas kata terbuka?
3. Apa jenis- jenis kelas kata terbuka?
4. Bagaimana proses pembentukan kelas kata terbuka?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian kelas kata terbuka


2. Mengetahui cara klasifikasi kelas kata terbuka
3. Mengetahui jenis- jenis kelas kata terbuka
4. Mengetahui pembentukan kelas kata terbuka
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelas Kata Terbuka

Kelas kata terbuka adalah kelas yang keanggotaannya dapat bertambah


atau berkurang sewaktu- waktu berkenaan dengan perkembangan social
budaya yang terjadi dalam masyarakat penutur suatu bahasa. Kelas kata
terbuka selalu menjadi dasar proses morfologis.

B. Kriteria klasifikasi kelas kata terbuka

Yang termasuk kelas kata terbuka adalah kata-kata yang termasuk dalam
kelas verba, nomina, dan ajektiva. Pada kelas verba Bahasa Indonesia dulu
belum ada kata-kata seperti menggalakkan, memonitor, dan tereliminasi.
Tetapi sekarang kata-kata seperti itu sudah ada.
Pada kelas nomina Bahasa Indonesia dulu belum ada computer, sinetron ,
dan pembenaran. Tetapi sekarang kata-kata seperti itu sudah banyak.
Demikian juga kata-kata dari kelas ajektiva.

Anggota dari kelas kata terbuka itu dapat dilihat karakternya, serta dapat
diperbandingkan satu sama lain dari anggota kelas adverbial yang dapat
mendampingi anggota ketiga kelas kata utama itu. Anggota kelas adverbia
itu menyatakan makna atau konsep negasi, frekuensi ( kekerapan ), jumlah,
komparasi, kala (tenses), perfeksi (keselesaian), keharusan, dan kepastian.
C. Nomina

Ciri utama nomina atau kata benda dilihat dari adverbia pendampingnya
adalah bahwa kata-kata yang termasuk kelas nomina.

1. Tidak dapat didahului oleh adverbia negasi tidak. Jadi kata-kata kucing,
meja, bulan, rumah, dan pensil berikut adalah termasuk nomina karena
tidak dapat didahului oleh adverbia negasi tidak.
2. Tidak dapat didahului oleh adverbia derajat agak(lebih, sangat, paling)
3. Tidak dapat didahului oleh adverbia keharusan wajib
4. Dapat didahului oleh adverbia yang menyatakan jumlah seperti satu,
sebuah, sebatang,dsb

Dari segi bentuk nomina turunan dapat dikenali dari afiks-afiks yang
diimbuhkan pada dasar, yakni bentuk:

a. Berprefiks pe-
per-
b. Berkonfiks pe-an
per-an
ke-an
c. Bersufiks -an

Dari segi semantik, kata-kata berkelas nomina dapat dibedakan atas 11 tipe
yaitu:

1. Memiliki komponen makna (+orang)


2. Memiliki komponen makna utama (+nama institusi) dan makna (+orang
metaforis)
3. Memiliki komponen makna utama (+binatang)
4. Memiliki komponen makna utama (+tumbuhan)
5. Memiliki komponen makna utama(+buah-buahan)
6. Memiliki komponen makna utama(+bunga-bungaan)
7. Memiliki komponen makna utama(+peralatan)
8. Memiliki komponen makna utama(+makanan,+minuman)
9. Memiliki komponen makna utama(+nama geografi)
10.Memiliki komponen makna utama(+bahan baku)
11.Memiliki komponen makna utama(+kegiatan)

D. Verba

Ciri utama verba atau kata kerja dilihat dari adverbia yang mendampinginya
adalah kata-kata yang termasuk kelas verba.

1. Dapat didampingi oleh adverbia negasi tidak dan tanpa


Contoh : - tidak dating
- tanpa makan
2. Dapat didampingi oleh semua adverbia frekuensi, seperti:
- Sering dating
- Jarang makan
- Kadang- kadang pulang
3. Tidak dapat didampingi oleh kata bilangan dengan penggolongannya,
namun dapat didampingi oleh semua adverbia jumlah
4. Tidak dapat didampingi oleh semua adverbia derajat
5. Dapat didampingi oleh semua adverbia kala (tenses)
6. Dapat didampingi oleh semua adverbia keselesaian
7. Dapat didampingi oleh semua adverbia keharusan
8. Dapat didampingi oleh semua anggota adverbia kepastian

1. Berprefiks ber-
Berkonfiks ber-an
Berklofiks ber-an
Berklofiks ber-kan
2. Berfrefiks me-
Berklofiks me-kan
Berklofiks me-i
Berklofiks memper-
3. Berprefiks ter-
Berkonfiks ter-kan
Berkonfiks ter-i
4. Berprefiks se-
5. Bersufiks -kan
6. Bersufiks -i
7. Berkonfiks ke-an

Secara sintaksis verba biasanya menduduki fungsi predikat dalam sebuah


klausa, dan selalu dapat diikuti oleh frasa dengan.
Lalu dalam kedudukannya sebagai predikat dapat dibedakan adanya verba
transitif dan verba intransitive.

Secara semantik kata-kata yang termasuk kelas kata verba dapat dibedakan
atas :
a. Verba tindakan : karena terkandung perbuatan yang dilakukan oleh
subjek dimana verba itu menduduki fungsi predikat didalam sebuah
klausa.
b. Verba kejadian : karena verba itu mengandung adanya peristiwa yang
menimpa subjek dimana verba menjadi predikat dalam sebuah klausa.
c. Verba keadaan : karena verba itu mengandung pengertian sebagai
keadaan yang dirasakan oleh subjek dimana verba tersebut menjadi
predikat didalam sebuah klausa.

Bila dilihat dari komponen makna utamanya, maka dapat dilihat adanya
verba yang berkomponen makna utama.

1. (+manusia) , seperti menulis,membaca,berfikir


2. (+makhluk hidup) , seperti makan,minum,tidur
3. (+binatang) , seperti mengaum,mencicit,memagut
4. (+lokasi) , seperti duduk,lewat,terbit
5. (+sasaran) , seperti makan,menulis,melihat
6. (+arah) , seperti menuju,pergi,pulang

E. Ajektiva

Ciri utama ajektiva atau kata keadaan dari adverbia yang mendampinginya
adalah kata-kata yang termasuk kelas ajektva.

1. Tidak dapat didampingi oleh adverbia frekuensi sering,jarang,dan


kadang-kadang
2. Tidak dapat didampingi oleh adverbia jumlah
3. Dapat didampingi oleh semua adverbia derajat
4. Dapat didampingi oleh adverbia kepastian pasti, tentu, mungkin, dan
barangkali
5. Tidak dapat diberi adverbi kala (tenses) hendak dan mau

Secara morfologi ajektiva yang berupa kata turunan atau kata bentukan
dapat dikenali dari sufiks-sufiks yang mengimbuhkannya.

Dilihat dari semantik, yakni dari komponen makna utama yang dimiliki
yaitu:

1. (+sikap batin) , seperti ramah,galak,baik,judes,takut,sopan,jahat


2. (+bentuk) , seperti bulat,lonjong,bundar,lurus,bengkok
3. (+ukuran) , seperti panjang,pendek,tinggi,gemuk,murah,mahal
4. (+waktu) atau (+usia) , seperti lama,baru,muda,tua,remaja
5. (+warna) , seperti biru,kuning,cokelat,ungu,merah
6. (+jarak tempuh) , seperti jauh,dekat,sedang

7. (+kuasa tenaga) , seperti lemah,kuat,segar,lesu,layu

8. (+kesan indra) , seperti sedap,gurih,asin,pahit,manis,halus,harum,lunak


BAB III

KESIMPULAN

Kelas kata terbuka adalah kelas yang keanggotaannya dapat bertambah


atau berkurang sewaktu- waktu berkenaan dengan perkembangan social budaya
yang terjadi dalam masyarakat penutur suatu bahasa. Kelas kata terbuka selalu
menjadi dasar proses morfologis.

Yang termasuk kelas kata terbuka adalah kata-kata yang termasuk dalam
kelas verba, nomina, dan ajektiva. Pada kelas verba Bahasa Indonesia dulu belum
ada kata-kata seperti menggalakkan, memonitor, dan tereliminasi. Tetapi
sekarang kata-kata seperti itu sudah ada.

Pada kelas nomina Bahasa Indonesia dulu belum ada computer, sinetron ,
dan pembenaran. Tetapi sekarang kata-kata seperti itu sudah banyak. Demikian
juga kata-kata dari kelas ajektiva.
DAFTAR PUSTAKA

Azis, Abdul.2007. Morfologi Bahasa Indonesia.Makasar.Badan Penerbit


UNM

Chaer, Abdul.2008.Morfologi Bahasa Indonesia.Jakarta: PT Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai