Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH SINTAKSIS LANJUT

PRODI MAGISTER ILMU LINGUISTIK


FAKULTAS ILMU DAN BUDAYA
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2022
2

OLEH : YOLANDA Z PUTRI


NIM2220722001
VELLA HELNISZA
NIM 2220722005
3

Dosen Pengampu :
Dr. Lindawati, M.Hum.
Zulprianto, S.S, M.A, Ph.D
 
APA ITU TIPOLOGI
BAHASA?
Tipologi bahasa adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari
dan mengklasifikasikan bahasa berdasarkan struktur atau
ciri-ciri yang terdapat dalam bahasa. Bahasa memiliki
sejumlah tipe yang sama akan di kelompokkan ke dalam
kelompok yang sama pula.
Senada dengan itu, Comrie (1989: 33) juga menyatakan
bahwa secara sekilas, tipologi bahasa merupakan penetapan
ke jenis yang tidak sama dan itu memerlukan perbedaan di
antara bahasa.
Tipologi Morfologi
Comrie (1989: 42) menyatakan bahwa, tipologi morfologis dominan pada abad
kesembilan belas dan awal abad kedua puluh. Sejak awal kesembilan belas,
tipologi morfologi memiliki kecenderungan untuk beberapa prinsip ini
menjadi kaku, sehingga pertama-tama, yang harus dilakukan adalah
memeriksa klasifikasi tradisional. Jadi dapat dikatakan bahwa, tipologi
morfologi adalah klasifikasi bahasa menurut struktur morfologinya,
maksudnya disini mengelompokkan bahasa berdasarkan cara pembentukan
kata dengan menggambungkan morfem. Tipologi morfologi biasanya
mengenali tiga tipe kanonik bahasa, yaitu tipe isolasi, tipe aglutinatif, dan tipe
fusional, yang kadang-kadang menjadi empat yaitu ditambahkan polysynthctic
(atau menggabungkan). Berikut tipologi morfologi berdasarkan tipe nya.
3. The fusional Type (Tipe Fusi)

Tipe ini sebenarnya lebih mendekati


polysyntetik, karena kata yang
kemudian dibangun dari beberapa
komponen. Sistem penggabungannya
itu sangat melekat, sehingga kadang
tidak teridentifikasi.
1. The Isolating Type ( Tipe 2. The Agglutinating Type (Tipe
Isolasi) Aglutinatif)
Bahasa yang bertipe isolasi tidak Bahasa yang bertipe aglutinatif
mengalami proses morfologis atau ini,struktur katanya terbentuk oleh
dengan kata yang lain tidak ada penggabungan unsur pokok dan
pembentukan kata. Semua kata tambahan, ataupun pengulangan
yang terdapat tidak mengalami unsur pokok. Dalam hal ini
perubahan dan penambahan terdapatnya afiksasi, pemajemukan
bentuk secara segmental. Jadi dapat dan pengulangan. Hal ini jika
disimpulkan, jika terdapat satu dilihat dalam pembentukan kata
kata itu dapat dikatakan dengan komponen-komponennya masih
satu morfem. terlihat.
Tipologi sintaksis

Mallinson dan Blake (1981: 1-3) menjelaskan bahwa


tipologi adalah pengelompokkan bahasa berdasarkan
ciri khas tata kata dari tata kalimatnya. Jadi dapat
dikatakan bahwa tipologi sintaksis berupa
pengelompokkan berdasarkan struktur atau pola
kalimat. Berikut terdapat pembagian berdasarkan tata
kata dari tata kalimatnya.
1. Keergatifan dan keakusatifan Sintaksis
 
Artawa (1998: 127) (dikutip dalam buku Jufrizal, 2012: 234) lebih jauh
memaparkan bahwa teori linguistik ditemui istilah ‘keergatifan’ dan
‘keakusatifan’. Ada tiga tataran yang berbeda untuk mengetahui pengertian
keergatifan atau keakusatifan, yaitu tataran morfologis, tataran sintaksis,
dan tataran wacana. Ciri-ciri bahasa ergatif morfologis dalam sebuah bahasa
jika adanya pelengkap pasien verba transitif (P) yang dimarkahi dengan cara
yang sama dengan subjek verba intransitive (S), dan berbeda dari pelengkap
agen verba transitif (A). Jika adanya pelengkap agen verba transitif
dimarkahi dengan cara yang sama dengan subjek verba intransitif (S), dan
berbeda dari pelengkap pasien verba transitif (P), bahasa tersebut bisa
dikatakan memperlihatkan ciri-ciri sebagai bahasa akusatif morfologis.
2. Konstruksi Pasif dan Ergatif
 
Istilah pasif dan ergatif biasa digunakan dalam kajian tipologi
linguistik, khususnya gramatikal. Kedua istilah ini dikaitkan dengan
diatesis sebagaimana dikemukakan pada bagian terdahulu, bahasa-
bahasa manusia dapat ditipologikan menjadi kelompok tertentu
berdasarkan sifat perilaku dan pola gramatikal. Berdasarkan sistem
aliansi gramatikal, dua tipologi utama bahasa-bahasa manusia pada
tataan morfosintaksis (gramatikal) adalah bahasa akusatif ( S = A, ≠ P),
dan bahasa ergatif (S = P, ≠ A).
3. Konstruksi Aktif dan Antipasif
 
Konstruksi aktif dianggap sebagai konstruksi dasar dalam bahasa
akusatif, sementara antipasif merupakan konstruksi turunan dalam
bahasa ergatif. Dixon (1994) merancangkan kriteria yang dapat
menentukan sebuah turunan sintaksis tersebut pasif atau antipasif.
Mekanisme sintaksis itu sama-sama merupakan konstruksi turunan.
12
Kesimpulan .

Tipologi bahasa dikelompokkan berdasarkan batasan-batasan ciri khas


strukturalnya. Kajian tipologi bahasa berusaha menetapkan secara luas
berdasarkan sejumlah fitur gramatikal yang saling berhubungan. Tipologi
sintaksis merupakan tata urut kata, sedangkan tipologi morfologi merupakan
pembentukan kata dengan menggabungkan morfem dengan morfem. Dalam hal
ini terjadi afiksasi, yaitu pembentukan afiks terhadap bentuk dasar.
 
DAFTAR PUSTAKA
Comrie, B. 1989. Language Universal and Linguistic Typology. Chicago: The University of
Chicago Press.
 
Jufrizal. 2012. Tatabahasa Bahasa Minangkabau: Deskripsi dan Telaah Tipologi Linguistik.
Padang: UNP Press
 
Jufrizal. 2008. Fenomena Tipologi Gramatikal Bahasa Minangkabau: Akusatif, Ergatif, atau
Campur. Vol. 15. No. 28. Linguistika (di unduh 8 Oktober 2022)
 
Mallinson, Graham dan Barry J. Blake, 1981. Language Typology: Cross-linguistic Studies in
Syntax. Amsterdam: North- Holland Publishing Company.
 
Whaley, L.J. 1997. Introduction to Typologi. California: Sage Publication, Inc.
 
TERIMA KASIH 14

Anda mungkin juga menyukai