DISUSUN OLEH :
Puji syukur ke hadirat Allah yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "KLASIFIKASI
BUNYI SEGMENTAL" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Fonologi. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang klasifikasi bunyi segmental bagi para pembaca dan juga bagi
Penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Martius, M.hum.
selaku dosen mata kuliah Fonologi. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari makalah ini yaitu
untuk mengetahui lubang lewatan udara ketika bunyi dihasilkan, mengetahui
mekanisme artikulasi dan cara gangguan pada bunyi segmenta
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
d. Bunyi apiko-alveolar, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan
ujung lidah (apeks) dan gusi (alveolum) atas.
Misalnya : (t) pada (pantun), (d) pada (dudU?), dan (n) pada (nama)
e. Bunyi lamino-palatal, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan
tengah lidah (lamina) dan langit-langit keras (palatum).
Misalnya : (c), (j), (ñ), (Š)
f. Bunyi dorso-velar, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan
pangkal lidah (dorsum) dan langit-langit lunak (velum).
Misalnya : (K), (g), (x), (η)
g. Bunyi dorso-uvular, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan
pangkal lidah (dorsum) dan anak tekak (uvula).
Misalnya: (q), dan (R).
h. Bunyi laringal, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan
tenggorok (laring).
Misalnya: (h).
i. Bunyi glotal, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan lubang
atau clah (glotis) pada pita suara.
Misalnya: (?) hamzah.
3
c. Bunyi afrikatif (panduan), yaitu bunyi yang dihasilkan dengan
cara arus udara ditutup rapat, tetapi kemudian dilepaskan secara
berangsur. Misalnya, (c), dan (j)
d. Bunyi frikatif (geser), yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara
arus udara dihambat sedemikian rupa sehingga udara tetap dapat
keluar. Misalnya, (f), (v), (s), (z), (Š), (x).
e. Bunyi tril (getar), yaitu bunyi yang dihasilkan denagn cara arus
udara ditutup dan dibuka berulang-ulang secara cepat. Misalnya,
(r), dan (R)
f. Bunyi lateral (sampingan), yaitu bunyi yang dihasilkan dengan
cara arus udara ditutup sedemikian rupa sehingga udara masih
bias keluar melalui salah satu atau kedua sisinya. Misalnya, (l)
pada (lima).
g. Bunyi nasal (hidung),yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara
arus udara yang lewat rongga mulut ditutup rapat, tetapi arus
udara dialirkan lewat rongga hidung. Mialnya, (m), (n), (ñ), (η).
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:
a. Dilihat dari lewatan udara ketika bunyi dihasilkan, bunyi diklompokkan
menjadi tiga, yaitu:
1) Bunyi oral
2) Bunyi nasal
3) Bunyi sengau
b. Mekanisme Artikulasi yang dimaksud mekanisme artikulasi adalah alat
ucap mana yang bekerja atau bergerak ketika menghasilkan bunyi bahasa.
Berdasarkan keriteria ini, bunyi dikelompokan sebagai berikut:
1) Bunyi bilabial
2) Bunyi labio-dental
3) Bunyi apiko dental
4) Bunyi apiko-alveolar
5) Bunyi lamino-palatal
6) Bunyi dorso-velar
7) Bunyi dorso-uvular
8) Bunyi laringal
9) Bunyi glottal
c. Dilihat dari cara gangguan arus udara oleh artikulator ketika bunyi
diucapkan, bunyi dapat diklompokkan sebagai berikut.
1) Bunyi stop (hambat)
2) Bunyi kontinum(alir)
3) Bunyi afrikatif (panduan)
4) Bunyi frikatif (geser)
5) Bunyi tril (getar)
6) Bunyi lateral (sampingan)
7) Bunyi nasal (hidung)
5
3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam
penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta
jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan
pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun
dari para pembaca.
6
DAFTAR PUSTAKA