Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KLASIFIKASI BUNYI SEGMENTAL


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fonologi
Dosen Pengampu: Dr. Martius, M.hum

DISUSUN OLEH :

ADILLA AGUSTIN LUBIS (12111222116)


FINTA MAYONA (12111223751)
MARFINA DELFI (12111221700)
SAYUTI SADSEMA (12111221711)

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

Tahun pelajaran 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "KLASIFIKASI
BUNYI SEGMENTAL" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Fonologi. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang klasifikasi bunyi segmental bagi para pembaca dan juga bagi
Penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Martius, M.hum.
selaku dosen mata kuliah Fonologi. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 18 Oktober 2022

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
2.1 Lubang Lewatan Udara .......................................................................... 2
2.2 Mekanisme Artikulasi ............................................................................ 2
2.3 Cara Gangguaan ..................................................................................... 3
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 5
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 5
3.2 Saran ....................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan pengetahuan tentang ilmu bahasa pada saat ini sangat
diperlukan. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat tidak pernah lepas dari
berkomunikasi dengan memperantarakan bahasa sebagai alat untuk
menyampaikan ide pikirannya. Tidak banyak yang sadar bahwa setiap bunyi-
bunyi bahasa yang diucapkan merupakan suatu ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu, perlu adanya referensi atau bahan bacaan yang sederhana agar
mudah dipahami dalam mengembangkan wawasan seputar ilmu bahasa.
Dalam ilmu bahasa atau sering disebut linguistik, memiliki kajian bunyi
bahasa yang disebut dengan bunyi segmental.
Menurut Abdul Chaer (2009), bunyi segmental ialah bunyi ujar bahasa
yang terdiri dari segmen-segmen tertentu. Misalnya, pada bunyi“palang”
dapat disegmen-segmen menjadi /p/,/a/,/l/,/a/,/a/,/n/,/g/. bunyi segmental juga
merupakan kajian dari subdisiplin ilmu fonetik, yang artinya mengkaji
bunyibahasa berdasarkan proses atau cara bunyi bahasa itu dihasilkan oleh
alat ucap manusia tanpa memerhatikan makna atau arti.

1.2 Rumusan Masalah


a. Lubang lewatan udara
b. Mekanisme artikulasi
c. Cara gangguan

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari makalah ini yaitu
untuk mengetahui lubang lewatan udara ketika bunyi dihasilkan, mengetahui
mekanisme artikulasi dan cara gangguan pada bunyi segmenta

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Lubang Lewatan Udara


Dilihat dari lewatan udara ketika bunyi dihasilkan, bunyi
diklompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Bunyi oral, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara udara keluar
melalui rongga mulut, dengan menutupkan velik pada dinding
faring.
Contoh: bunyi (k)
b. Bunyi nasal, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara udara keluar
melalui rongga hidung , dengan menutup rongga mulut dan
membuka velik lebar-lebar.
Contoh: bunyi (m)
c. Bunyi sengau, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara udara
keluar dari rongga mulut dan rongga hidung, dengan membuka
velik sedikit.
Misalnya terdapat pada bunyi “bindheng”(istilahjawa).

2.2 Mekanisme Artikulasi


Mekanisme Artikulasi yang dimaksud mekanisme artikulasi adalah
alat ucap mana yang bekerja atau bergerak ketika menghasilkan bunyi
bahasa. Berdasarkan keriteria ini, bunyi dikelompokan sebagai berikut:
a. Bunyi bilabial, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan bibir
(labium) bawah dan bibir (labium ) atas.
Misalnya: bunyi (p), (b), (m), dan (w)
b. Bunyi labio-dental, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan
bibir (labium) bawah dengan gigi (dentum)atas.
Misalnya : bunyi (f), dan (v)
c. Bunyi apiko dental,yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan
lidah (apeks) dan gigi(dentum) atas.
Misalnya : bunyi (t) pada ( pintu) , (d) pada (dadi), dan (n) pada (minta)

2
d. Bunyi apiko-alveolar, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan
ujung lidah (apeks) dan gusi (alveolum) atas.
Misalnya : (t) pada (pantun), (d) pada (dudU?), dan (n) pada (nama)
e. Bunyi lamino-palatal, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan
tengah lidah (lamina) dan langit-langit keras (palatum).
Misalnya : (c), (j), (ñ), (Š)
f. Bunyi dorso-velar, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan
pangkal lidah (dorsum) dan langit-langit lunak (velum).
Misalnya : (K), (g), (x), (η)
g. Bunyi dorso-uvular, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan
pangkal lidah (dorsum) dan anak tekak (uvula).
Misalnya: (q), dan (R).
h. Bunyi laringal, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan
tenggorok (laring).
Misalnya: (h).
i. Bunyi glotal, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan lubang
atau clah (glotis) pada pita suara.
Misalnya: (?) hamzah.

2.3 Cara Gangguaan


Dilihat dari cara gangguan arus udara oleh artikulator ketika
bunyi diucapkan, bunyi dapat diklompokkan sebagai berikut.

a. Bunyi stop (hambat), yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara


arus udara ditutup rapat sehingga udara terhenti seketika, lalu
dilepaskan kembali secara tiba-tiba. Tahap pertama (penutupan)
disebut implosive (stop implosif), tahap kedua (pelepasan)
disebut eksplosif (stop eksplosif). Misalnya: (p) pada (atap’)
disebut bunyi implosive, (p) pada (paku) disebut bunyi eksplosif.
Contoh bunyi stop lainnya: (b), (t), (d), (k), (g), (?).
b. Bunyi kontinum(alir), kebalikan dari bunyi stop, yaitu bunyi
yang dihasilkan dengan cara arus udara tidak ditutup secara total
sehingga arus udara tetap mengalir.berarti, selain bunyi-bunyi
stop merupakan bunyi kontinum, seperti, bunyi afrikatif, frikatif,
tril dan lateral.

3
c. Bunyi afrikatif (panduan), yaitu bunyi yang dihasilkan dengan
cara arus udara ditutup rapat, tetapi kemudian dilepaskan secara
berangsur. Misalnya, (c), dan (j)
d. Bunyi frikatif (geser), yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara
arus udara dihambat sedemikian rupa sehingga udara tetap dapat
keluar. Misalnya, (f), (v), (s), (z), (Š), (x).
e. Bunyi tril (getar), yaitu bunyi yang dihasilkan denagn cara arus
udara ditutup dan dibuka berulang-ulang secara cepat. Misalnya,
(r), dan (R)
f. Bunyi lateral (sampingan), yaitu bunyi yang dihasilkan dengan
cara arus udara ditutup sedemikian rupa sehingga udara masih
bias keluar melalui salah satu atau kedua sisinya. Misalnya, (l)
pada (lima).
g. Bunyi nasal (hidung),yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara
arus udara yang lewat rongga mulut ditutup rapat, tetapi arus
udara dialirkan lewat rongga hidung. Mialnya, (m), (n), (ñ), (η).

4
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:
a. Dilihat dari lewatan udara ketika bunyi dihasilkan, bunyi diklompokkan
menjadi tiga, yaitu:
1) Bunyi oral
2) Bunyi nasal
3) Bunyi sengau
b. Mekanisme Artikulasi yang dimaksud mekanisme artikulasi adalah alat
ucap mana yang bekerja atau bergerak ketika menghasilkan bunyi bahasa.
Berdasarkan keriteria ini, bunyi dikelompokan sebagai berikut:
1) Bunyi bilabial
2) Bunyi labio-dental
3) Bunyi apiko dental
4) Bunyi apiko-alveolar
5) Bunyi lamino-palatal
6) Bunyi dorso-velar
7) Bunyi dorso-uvular
8) Bunyi laringal
9) Bunyi glottal
c. Dilihat dari cara gangguan arus udara oleh artikulator ketika bunyi
diucapkan, bunyi dapat diklompokkan sebagai berikut.
1) Bunyi stop (hambat)
2) Bunyi kontinum(alir)
3) Bunyi afrikatif (panduan)
4) Bunyi frikatif (geser)
5) Bunyi tril (getar)
6) Bunyi lateral (sampingan)
7) Bunyi nasal (hidung)

5
3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam
penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta
jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan
pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun
dari para pembaca.

6
DAFTAR PUSTAKA

Muslich, M. (2014). Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara

Chaer, A. (2014). Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai