MORFOLOGI
DOSEN PENGAMPU: MELLISA JUPITA SARI M.Pd
Disusun oleh :
2019
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Morfem adalah bentuk bahasa yang terkecil yang tidak dapat lagi dibagi menjadi bagian
bagian yang lebih kecil, misalnya, kata putus jika dibagi menjadi pu dan tus, bagian-bagian itu
tidak dapat lagi disebut morfem karena tidak mempunyai makna, baik makna leksikal ataupun
makna gramatikal. Demikian juga me- dan -kan tidak dapat kita bagi menjadi bagian yang lebih
kecil (Badudu,1985:66). Jadi, morfem adalah satuan bahasa yang paling kecil yang tidak dapat
dibagi lagi dan mempunyai makna gramatikal dan makna leksikal.
Jenis-jenis morfem didasarkan pada kebebasannya, keutuhannya, dan maknanya.
Morf adalah anggota morfen yang belum ditentukan distribusinya. Misalnya /i/ pada kata kenai
adalah morf; morf adalah wujud kongkret atau wujud fonemis dari morfen, misalnya men-
adalah wujud kongkret dari meN- yang bersifat abstrak (Kridalaksana, 1993;141). Jadi
sederhananya morf itu adalah nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui statusnya.
Alomorf
Alomorf adalah variasi bentuk morfem terikat yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang
dimasukinya, atau bisa juga dikatakan nama untuk bentuk tersebut kalau sudah diketahui
statusnya. Dengan kata lain alomorf adalah perwujudan konkret (di dalam penuturan) dari
sebuah morfem. Jadi setiap morfem tentu mempunyai almorf, entah satu, dua, atau enam
buah. Contohnya, morfem: me-, mem- men-, meny-, meng-, dan menge-.
Contoh Alomorf:
1.Alomorf me-
Alomorf me-terbentuk jika bertemu dengan kata yang berhuruf awal r,w,m,n,ng,ny
2.Alomorf mem-
Alomorf mem-terbentuk jika bertemu dengan kata yang berhuruf awal b,p,f, dan v.
3.Alomorf men-
Alomorf men-terbentuk jika bertemu dengan kata yang berhuruf awal c,d,j,sy dan t.
4.Alomorf meng-
Alomorf meng-terbentuk jika bertemu dengan kata yang berhuruf awal a,i,u,e,o,g,h,k
1. Hakikat Kata
Para linguis yang sehari-hari bergelut dengan kata ini, hingga dewasa ini, kiranya tidak pernah
mempunyai kesamaan pendapat mengenai konsep apa yang di sebut dengan kata itu. Satu
masalah lagi mengenai kata ini adalah mengenai kata sebagai satuan gramatikal. Menurut
verhaar (1978) bentuk-bentuk kata bahasa Indonesia, misalnya: mengajar, di ajar, kauajar,
terjar, dan ajarlah bukanlah lima buah kata yang berbeda, melainkan varian dari sebuah kata
yang sama. Tetapi bentuk-bentuk, mengajar, pengajar, pengajaran, dan ajarlah adalah lima kata
yang berlainan.
Kata adalah satuan terkecil dari kalimat yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna. Kata-
kata yang terbentuk dari gabungan huruf atau morfem baru kita akui sebagai kata bila bentuk
itu sudah mempunyai makna. (Lahmudin Finoza).
Kata ialah morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan
terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. (Kridalaksana). Perhatikan kata-kata
di bawah ini.
Mobil
Rumah
Sepeda
Ambil
Dingin
Kuliah.
Keenam kata yang kita ambil secara acak itu kita akui sebagai kata karena setiap kata
mempunyai makna. Kita pasti akan meragukan, bahkan memastikan bahwa adepes, libma,
ninggib, haklab bukan kata dari bahasa Indonesia karena tidak mempunyai makna.
Dari segi bentuknya kata dapat dibedakan atas dua macam, yaitu (1) kata yang bermofem
tunggal, dan (2) kata yang bermorfem banyak. Kata yang bermorfem tunggal disebut juga kata
dasar atau kata yang tidak berimbuhan. Kata dasar pada umumnya berpotensi untuk
dikembangkan menjadi kata turunan atau kata berimbuhan. Perhatikan perubahan kata dasar
menjadi kata turunan dalam tabel di bawah ini.
2. Pembentukan Kata
Pembentukan kata ini mempunyai dua sifat, yaitu membentuk kata-kata yang inflektif, dan
kedua yang bersifat derivatif. Apa yang dimaksud dengan inflektif dan derivatif akan
dibicarakan berikut ini.
1). Inflektif
Kata-kata dalam bahasa-bahasa berfleksi, seprti bahasa arab, bahasa latin, bahasa sansekerta,
untuk dapat digunakan di dalam kalimat harus disesuaikan dulu bentuknya dengan kategori-
kategori gramatikal yang berlaku dalam bahasa itu.
2). Derifatif
Pembentukan kata secara derivatif adalah membentuk kata baru, kata yang identitas
leksikalnya tidak sama dengan kata dasarnya, contoh dalam bahasa indonesia dapat diberikan,
misalnya, dari kata air yang berkelas nomina dibentuk menjadi mengairi yang berkelas verba:
dari kata makan yang berkelas verba dibentuk kata makanan yang berkelas nomina.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas tentang pengertian Morfologi dan beserta pokok bahasan lain yang
terkandung dalam pengertian Morfologi,dapat ditarik sedikit kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengertian Morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara morfem
yang satu dengan morfem yang lain untuk membentuk sebuah kata.
2. Di dalam ilmu morfologi kita bisa membahas pengertian morfem dan jenis-jenisnya, morf,
alomorf, serta hal-hal yang terkait dengan morfologi
3.2. Saran
Setiap kajian bahasa perlu adanya peninjauan kembali guna memperoleh hasil yang
optimal sehingga tidak ada lagi kesalahan yang ditimbulkan dalam kajian morfologi.
DAFTAR PUSTAKA
Verhaar, J.W.M. 2012. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta : GADJAH MADA UNIVERSITY
PRESS.
Khodarie, Steven. 2013. Rangkuman Morfologi.
http://stevenkhodarie.blogspot.com/2013/03/rangkuman-morfologi.html (20 Agustus 2019)