Anda di halaman 1dari 11

MORFOLOGI BAHASA INDONESIA

Pertemuan 13: Konversi, Pengakroniman,


Penyerapan Bahasa Indonesia
Dra. Sudarmini, M.Pd.
PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan
sudarmini@pbsi.uad.ac.id/ sudarminiak@gmail.com
081229410026
Proses Konversi
1. Konversi sering disebut derivasi zero, transmutasi, dan transposisi adalah proses pembentukan
kata dari sebuah dasar berkategori tertentu menjadi kategori lain tanpa mengubah bentuk fisik
dari dasar itu
2. Contoh:
(1) Petani membawa cangkul ke sawah
(2) Cangkul dulu tanah itu, baru ditanami.
Keterangan:
• deklaratif: nomina
• Imperatif: verba
Akronimisasi
• Akronimisasi: proses pembentukan sebuah kata dengan cara menyingkat
sebuah konsep yang direalisasikan dalam sebuah konstruksilebih dari
sebuah kata
• Proses ini menghasilkan sebuah kata yang disebut akrionim
• Akronim aalah juga sebuah singkatan namun yang “diperlakukan” sebagai
sebuah kata atau sebuah butir leksikal
• Cara pengakroniman belum ada yang teratur
Pengakroniman Cara I
• Pengambilan huruf-huruf pertama dari kata yang membentuk konsep itu
• Contoh:
IKIP, IDI, ABRI, AMPI, ASRI, KUHAP

*Contoh di atas berbeda dengan SMA, DPR , yang masih tetap dituliskan
sebagai singkatan.
Pengakroniman Cara II
• Pengambilan suku kata pertama dari semua kata yang membentuk konsep
itu
• Contoh:
balita, orpol, sospol, puskesmas, pujasera
Pengakroniman Cara III
• Pengambilan suku pertama ditambah dengan huruf pertama dari suku kata
kedua dari setiap kata yang membentuk konsep itu
• Contoh:
warteg, depkes, kalbar, puspen, sulsel, sumbagsel
Pengakroniman Cara IV
• Pengambilan suku kata yang dominan dari setiap kata yang mewadahi
konsep itu
• Contoh:
juklak, tilang, litbang, bintal, danton, gakin
Pengakroniman Cara V
• Pengambilan suku kata tertentu disertai dengan modifikasi yang
tampaknya tidak beraturan, namun masih dengan memperhatikan
“keindahan” bunyi
• Contoh:
pilkada, organda, kloter, bulog, purek, unila
Pengakroniman Cara VI
• Pengambilan
• Contoh:
sinetron, inaert, satpam, kalapas, dalhura

Catatan:
Kosa kata yang dibentuk sebagai hasil dari proses akronimisasi ini terdapat dalam
semua bidang kegiatan dan keilmuan. Oleh karena itu biasanya akronim itu hanya
dipahami oleh yang berkecimpung di bidangnya
Penyerapan
• Penyerapan adalah proses pengambilan kosa kata dari bahasa asing baik bahasa
asing Eropa ( bahasa Belanda, Inggris, Portugis, dsb.)maupun Asia (bahasa Arab,
Parsi, Sanskerta, Cina, dsb.), termasuk bahasa nusantara (bahasa Jawa, Sunda,
Minang, Bali, dsb.)
• Dalam sejarah penyerapan kosa kata asing berlangsung secara audial, artinya
melalui pendengaran, orang asing mengucapkan kosa kata asing, orang Indonesia
menirukan.
• Misal: domme krach dilafalkan dongkrak
utpatti dilafalkan upeti
• Setelah terbit Pedoman Pembentukan Istilah dalam EYD, penyerapan kata asing harus
dilakukan secara visual, berdasarkan apa yang dilihat dalam tulisan
• Inti dari Pedoman Pembentukan Istilah:
1. Kata yang sudah diserap dan lazim digunakan sebelum buku itu terbit tidak perlu diubah
ejaannya
2. Penyerapan dilakukan secara utuh, standadisasi walaupun ada standar, efektivitas
walaupun ada efektif
3. Huruf-huruf asing di awal harus disesuaikan
4. Huruf akhir harus disesuaikan

Anda mungkin juga menyukai