Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Abreviasi

Menurut teori nonkonvensional, abreviasi merupakan salah satu proses


morfologis. Abreviasi adalah proses pemenggalan satu atau beberapa bagian
leksem atau kombinasi leksem sehingga terjadilah bentuk baru yang berstatus kata
(Kridalaksana 2001:1). Istilah lain untuk abreviasi adalah pemendekan, sedangkan
hasil prosesnya disebut kependekan. Menurut
Dalam proses ini, leksem atau gabungan leksem menjadi kata kompleks
atau akronim atau singkatan dengan berbagai abreviasi, yaitu dengan pemenggalan,
kontraksi, akronimi, dan penyingkatan.

2.2 Jenis-jenis Kependekan

Bentuk-bentuk kependekan muncul akibat terdesak oleh kebutuhan untuk


berbahasa secara praktis dan cepat. Di antara bentuk-bentuk kependekan tersebut
terdapat bentuk-bentuk berikut:
2.2.1 Singkatan
Singkatan yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf
atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf maupun yang
tidak, misalnya: FBS (Fakultas Bahasa dan Seni), KKN (Kuliah Kerja
Nyata), DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), BSI (Bahasa dan Sastra
Indonesia).
2.2.2 Penggalan
Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian
dari leksem, seperti Prof (Profesor), Kol (Kolonel), Pak (Bapak), Bu (Ibu).
2.2.3 Akronim
Akronim yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku
kata atau

2
3

bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit
banyak memenuhi kaidah fonotaktik bahasa Indonesia seperti SIM
(Surat Izin Mengemudi), Unnes (Universitas Negeri Semarang),
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu).

2.2.4 Kontraksi
Kontraksi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar
atau gabungan leksem seperti takkan (tidak akan), rudal (peluru kendail),
sendratari (seni drama tari).
2.2.5 Lambang huruf
Lambang huruf yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf
atau lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan atau
unsur, seperti cm (centimeter), kg (kilo gram), km (kilo meter).

2.3 Klasifikasi Bentuk Kependekan

2.3.1 Singkatan
Bentuk singkatan terjadi karena proses-proses berikut:
a. Penggalan huruf pertama tiap komponen. Misalnya: H = Haji, AA = Asia-
Afrika, RS = Rumah Sakit.
b. Pengekalan huruf pertama dengan pelesapan konjungsi, preposisi,
reduplikasi, dan artikulasi kata. Misalnya: IKIP = Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
c. Pengulangan huruf pertama dengan bilangan bila berulang. Misalnya 3D =
Dilihat, Diraba, Diterawang.
d. Pengekalan dua huruf pertama dari kata. Misalnya: Ny = nyonya, Wa =
Wakil.
e. Pengekalan tiga huruf pertama dari sebuah kata. Misalnya: Okt = Oktober.
f. Pengekalan empat huruf pertama dari suatu kata. Misalnya: sekr = sekretaris,
Sept = September.
g. Pengekalan huruf pertama dan huruf terakhir kata. Misalnya: Ir = Insinyur.
h. Pengekalan huruf pertama dan huruf ketiga. Misalnya: Gn = Gunung.
4

i. Pengekalan huruf pertama dan terakhir dari suku kata pertama dan huruf
pertama dari suku kata kedua. Misalnya: Kpt = Kapten.
j. Pengekalan huruf pertama kata pertama dan huruf pertama kata kedua dari
gabungan kata. Misalnya: VW = Volkswagen.
k. Pengekalan dua huruf pertama dari kata pertama dan huruf pertama kata
kedua dalam suatu gabungan kata. Misalnya Swt = Swatantra.
l. Pengekalan huruf pertama suku kata pertama dan huruf pertama dan terakhir
suku kata kedua dari suatu kata. Misalnya: Bdg = Bandung, tgl = tanggal.
m. Pengekalan huruf pertama dari tiap suku kata. Misalnya: hlm = halaman.
n. Pengekalan huruf pertama dan huruf keempat dari suatu kata. Misalnya:DO
= depot.
o. Pengekalan huruf yang tidak beraturan. Misalnya: Kam = keamanan.

2.3.2 Akronim dan Kontraksi


Akronim dan kontraksi agak sulit dibedakan. Sebagai pegangan dapat
ditentukan bahwa bila seluruh kependekan itu dilafalkan sebagai kata wajar,
kependekan itu merupakan akronim.
Akronim dapat terjadi karena proses-proses berikut:
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya: ABRI=Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia.
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya:Akabri= Akademi angkatan bersenjata Republik Indonesia.
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis
dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu= pemilihan umum.
Kontraksi mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
a. Pengekalan suku pertama dari tiap komponen. Misalnya: Orba=orde baru.
b. Pengekalan suku pertama komponen pertama dan pengekalan kata
seutuhnya.
5

Misalnya: angair=angkutan air.


c. Pengekalan suku kata terakhir dari tiap komponen.
Misalnya: Gatrik=tenaga listrik.
d. Pengekalan suku pertama dari komponen pertama dan kedua serta huruf
pertama dari komponen selanjutnya. Misalnya: Gapeni= Gabungan
Pengusaha Apotek Nasional Indonesia.
e. Pengekalan suku pertama tiap komponen dengan pelesapan konjungsi.
Misalnya: Anpuda= Andalan Pusat dan Daerah.
f. Pengekalan huruf pertama tiap komponen. Misalnya: KONI=Komite
Olahraga Nasional Indonesia (bertumpang tindih dengan singkatan).
g. Pengekalan huruf pertama tiap komponen frasa dan pengekalan dua huruf
pertama komponen terakhir. Misalnya: Aika= Arsitek Insinyur Karya.
h. Pengekalan dua huruf pertama tiap komponen.Misalnya: Unud=
Universitas Udayana.
i. Pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen. Misalnya: Puslat=Pusat
latihan.
j. Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama
komponen kedua disertai pelesapan konjungsi. Misalnya: abnon=abang
dan none.
k. Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta
pengekalan huruf pertama komponen kedua. Misalnya: Nekolim=
Neokolonialisme, Kolonialisme, imperialis.
l. Pengekalan huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta pengekalan
huruf pertama komponen kedua. Misalnya: Nasakom=Nasional, Agama,
Komunis.
m. Pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen serta pelesapan konjungsi.
Misalnya: Falsos=falsafah dan sosial.
n. Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama
komponen kedua. Misalnya: Jabar=Jawa Barat.
o. Pengekalan empat huruf pertama tiap komponen disertai pelesapan
konjungsi. Misalnya: Agitrop= agitasi dan propaganda.
p. Pengekalan berbagai huruf dan suku kata yang sukar dirumuskan.
Misalnya:Akaba= Akademi Perbankan.
6

2.3.3 Penggalan
a. Penggalan suku pertama dari suatu kata. Misalnya: Dok= Dokter.
b. Pengekalan suku terakhir suatu kata. Misalnya: Pak=bapak.
c. Pengekalan tiga huruf pertama dari suatu kata. Misalnya: Dep=
Departemen.
d. Pengekalan empat huruf pertama dari suatu kata. Misalnya: Prof=
Profesor.
e. Pengekalan kata terakhir dari suatu frasa. Misalnya: ekspres=kereta api
ekspres.
f. Pelesapan sebagian kata. Misalnya: bahwa sesungguhnya = bahwasanya.

2.3.4 Lambang huruf


Lambang huruf dapat diklasifikasikan menjadi enam, yaitu:
a. Lambang huruf yang menandai bahan kimia atau bahan lain.
1. Pengekalan huruf pertama dari kata. Misalnya: N= Nitrogen.
2. Pengekalan dua huruf pertama dari kata. Misalnya: Na=natrium.
3. Pengekalan huruf dan bilangan yang menyatakan rumus bahan kimia.
Misalnya: H2O = hydrogen dioksida.
4. Pengekalan huruf pertama dan ketiga. Misalnya: Mg = magnesium.
5. Pengekalan gabungan lambang huruf. Misalnya: Na Cl = Natrium
Klorida.

b. Lambang huruf yang menandai ukuran.


1. Pengekalan huruf pertama. Misalnya: g = gram.
2. Pengekalan huruf pertama dari komponen gabungan. Misalnya: km =
kilometer.
3. Pengekalan huruf pertama dan terakhir dari komponen pertama dan
huruf pertama komponen kedua. Misalnya: dam= decameter.
4. Pengekalan huruf pertama, ketiga, dan keempat. Msalnya: yrd= yard.

c. Lambang huruf yang menyatakan bilangan.


Huruf-huruf yang digunakan sebagai lambang bilangan adalah I=1,
V=5,X=10, L=50.

d. Lambang huruf yang menandai kota/Negara/alat angkutan.


1. Pengekalan dua huruf pertama ditambah satu huruf pembeda.
Misalnya: SIN= Singapura, DJB=Jambi.
2. Pengekalan tiga huruf konsonan. Misalnya: JKT= Jakarta.
3. Lambang huruf yang menandai nomor mobil. Misalnya: A= Banten, E
=Cirebon.

e. Lambang huruf yang menyatakan uang.


Lambang huruf yang digunakan untuk menandai uang, antara lain: Rp =
rupiah, $= Dolar, Fr= Frenc.

f. Lambang huruf yang dipakai dalam berita kawat.


Lambang huruf yang dipergunakan dalam berita kawat, antara lain: HRP=
harap, DTG= datang, SGR= Segera.
Berdasarkan teori yang tidak mengikuti kesepakatan umum, kata abreviasi
yang berarti pendek. Abreviasi adalah sebuah ilmu dalam bahasa Indonesia untuk
membentuk kata, yaitu berupa pemotongan satu kata atau beberapa bagian
maupun kombinasi kata yang dimana menjadi sebuah bentuk kata baru yang lebih
pendek. Sebuah kata yang dibentuk tersebut lebih singkat sehingga abreviasi
dikatakan menarik karena mempunyai bentuk dan pola khusus dalam penyusun
sebuah komponen kata, baik pada susunan penulisan dan pengucapan.
Menurut
Kridalaksana (2007: 159), menuliskan bahwa abreviasi merupakan suatu bentuk
pemendekan satu kata atau beberapa kata dimana menjadi sebuah bentuk susunan
kata baru yang pendek. Hasil yang ditunjukan dari bentuk pemendekan kata pada
abreviasi disebut dengan penyingkatan.
Dari penjelasan itu dapat ditemukan dua
atau lebih kata yang terbentuk pada susunan sebelumnya disatukan kemudian
sebagian leksemnya ditanggalkan menjadi sebuah bentuk kata yang baru yang
lebih singkat.
Bentuk pemendekan kata dalam ilmu bahasa Indonesia muncul
karena untuk memenuhi keperluan berbahasa secara singkat dan tepat.
Proses yang produktif dalam semua bahasa adalah pada pemendekan
katanya. Proses yang produktif ini dilakukan berdasarkan keinginan untuk
menyingkat kata atau memperpendek kata tempat dan ucapan dalam berbicara
sehingga mudah dipahami dan dimengerti. Menurut Chaer (2007: 191),
pemendekan
adalah bentuk proses pemotongan pada bagian kata atau gabungan
9
kata menjadi sebuah bentuk kata yang singkat, tetapi memiliki makna yang sama
maupun arti yang sama dengan bentuk utuhnya. Jadi, dapat ditarik kesimpulan
bahwa abreviasi merupakan bentuk proses pemotongan sebagian atau beberapa
bagian kata
yang membentuk kata baru tanpa mengganti arti atau makna kata
tersebut. Pada pembentukan ini, kata atau gabungan kata membentuk kata yang
tersusun baik dengan berbagai macam abreviasi, yaitu seperti singkatan,
pemenggalan, kontraksi, akronimi, dan
lambang
huruf.
Dari pendapat yang dikemukakan di atas abreviasi dijelaskan sebagai
proses p
emendekkan kata, dan menggantinya menjadi hasil yang lebih singkat,
dari hasil pemendekkan tersebut terciptalah sebuah kata baru yang maknanya
sama.
Contohnya “PD”
abreviasi dari bentuk “
percaya diri
”,“
OMG
” abreviasi
dari
bentuk “
oh my god

dan
“carmuk
” abreviasi dari bentuk “cari muka”.
Contoh-
contoh tersebut merupakan penanggalan leksem dan digantikan dengan kata yang
baru, dan dapat dilafalka

Anda mungkin juga menyukai