Anda di halaman 1dari 8

Nama : Candra Adi Wita

Npm : 2265201060
Dosen pengampu : Fikri Hakim,M.Hum
Untuk memenuhi tugas matakuliah Bahasa indonesia

Pengertian Reduplikasi

Reduplikasi adalah bentuk kata ulang yang secara sederhana merupakan bentuk kata yang
diulang.
Prinsip dasar kata ulang adalah kata tersebut berasal dari kata dasar yang diulang. Proses
perulangan tidak mengubah jenis (kelas) kata dan bentuk kata dasarnya lazim dipakai.
Contoh:
Mobil-mobilan, kata dasar mobil bukan mobilan
Sayur-mayur, kata dasar sayur bukan mayur
Tambah-menambah, kata dasar tambah bukan menambah
Jenis-Jenis Kata Ulang
Kata ulang secara umum terdiri atas kata ulang utuh, kata ulang berimbuhan, kata ulang
sebagian, dan kata ulang berubah bunyi
1. Kata Ulang Utuh
Kata ulang utuh adalah bentuk kata yang diulang secara utuh atau penuh sesuai dengan kata
dasarnya.
Contoh:
• Siswa-siswa sedang fokus belajar di kelas. (kata dasar siswa)
• Anak-anak bermain kelereng. (kata dasar anak)
• Angin itu telah memporak-porandakan rumah-rumah penduduk. (kata dasar
rumah)
• Sungguh indah janji-janji manismu. (kata dasar janji)
• Kejadian-kejadian itu mengingatkan masa laluku. (kata dasar kejadian)

2. Kata Ulang Berimbuhan

Kata ulang berimbuhan adalah bentuk kata yang diulang dengan mendapat imbuhan.
Contoh:
• Mereka kejar-kejaran di jalan raya. (kejar)
• Kedua orang itu saling tarik-menarik baju. (tarik)
• Ibu membeli buah-buahan untuk kami. (buah)

3. Kata Ulang Sebagian


Kata ulang sebagian adalah bentuk kata ulang yang terjadi pada sebagian bentuk kata
dasarnya saja.
Contoh :

• Lelaki itu adalah teman lamaku. (laki-laki)


• Dedaunan berjatuhan di musim gugur. (daun)
• Kekayaan alam ini adalah warisan leluhur yang harus dijaga. (luhur)
• Para perampok dengan leluasa mencuri di sana. (luasa)
• Anak pramuka itu sedang belahar tali-temali. (tali)

4. Kata Ulang Berubah Bunyi


Kata ulang berubah bunyi adalah bentuk perulangan kata dengan perubahan konsonan atau
vokal pada bentuk dasar kata yang diulang tersebut
Contoh :

• Sayur-mayur adalah makanan berserat tinggi. (sayur)


• Mereka tidak serta-merta dibiarkan begitu saja. (serta)
• Gerak-geriknya mulai mencurigakan. (gerak)

5. Kata Semu Bukan Kata Ulang


Bentuk kata yang diulang, tetapi tidak mempunyai kata dasar. Jadi, kata semu bukan kata ulang.
contoh

• Teka-teki ini sulit dipecahkan.


• Laba-laba banyak ditemukan di kamarnya
• Di kebung binatang adik melihat kura-kura.
• Dia mondar-mandir seperti orang gila.
• Hiruk-pikuk perkotaan tidak akan kita temukan di sini.
Pengertian Abreviasi

Menurut teori nonkonvensional, abreviasi merupakan salah satu proses morfologis.


Abreviasi adalah proses pemenggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem
sehingga terjadilah bentuk baru yang berstatus kata. Istilah lain untuk abreviasi adalah
pemendekan, sedangkan hasil prosesnya disebut kependekan.
Dalam proses ini, leksem atau gabungan leksem menjadi kata kompleks atau akronim
atau singkatan dengan pelbagai abreviasi, yaitu dengan pemenggalan, kontraksi, akronimi, dan
penyingkatan.

2. Jenis-jenis Kependekan

Bentuk-bentuk kependekan muncul akibat terdesak oleh kebutuhan untuk berbahasa


secara praktis dan cepat. Di antara bentuk-bentuk kependekan tersebut terdapat bentuk-bentuk
berikut:
a. Singkatan
Singkatan yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf,
baik yang dieja huruf demi huruf maupun yang tidak, misalnya: FSUI (Fakultas Sastra
Universitas Indonesia), KKN (Kuliah Kerja Nyata), DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).
b. Penggalan
Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem,
seperti Prof (Profesor), Kol (Kolonel), Pak (Bapak).
c. Akronim
Akronim yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain
yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah
fonotaktik bahasa Indonesia seperti SIM (Surat Izin Mengemudi), IKIP (Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan), LAN (Lembaga Administrasi Negara).
d. Kontraksi
Kontarksi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan leksem
seperti takkan (tidak akan), rudal (peluru Kendal), sendratari (seni drama tari).
e. Lambang huruf
Lambang huruf yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang
menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan atau unsur, seperti cm (centimeter), kg (kilo
gram), Au (Aurum).
3. Klasifikasi Bentuk-bentuk Kependekan

A. Singkatan
Bentuk singkatan terjadi karena proses-proses berikut:
1) penggalan huruf pertama tiap komponen. Misalnya: H = Haji, AA = Asia-
Afrika, RS = Rumah Sakit.
2) pengekalan huruf pertama dengan pelesapan konjungsi, preposisi,
reduplikasi, dan artikulasi kata. Misalnya: IKIP = Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
3) pengulangan huruf pertama dengan bilangan bila berulang. Misalnya 3D
= Dilihat, Diraba, Diterawang.
4) pengekalan dua huruf pertama dari kata. Misalnya: Ny = nyonya, Wa =
Wakil.
5) pengekalan tiga huruf pertama dari sebuah kata. Misalnya: Okt = Oktober.
6) pengekalan empat huruf pertama dari suatu kata. Misalnya: sekr =
sekretaris, Sept = September.
7) pengekalan huruf pertama dan huruf terakhir kata. Misalnya: Ir =
Insinyur.
8) pengekalan huruf pertama dan huruf ketiga. Misalnya: Gn = Gunung.
9) pengekalan huruf pertama dan terakhir dari suku kata pertama dan huruf
pertama dari suku kata kedua. Misalnya: Kpt = Kapten.
10) pengekalan huruf pertama kata pertama dan huruf pertama kata kedua dari
gabungan kata. Misalnya: VW = Volkswagen.
11) pengekalan dua huruf pertama dari kata pertama dan huruf pertama kata
kedua dalam suatu gabungan kata. Misalnya Swt = Swatantra.
12) pengekalan huruf pertama suku kata pertama dan huruf pertama dan
terakhir suku kata kedua dari suatu kata. Misalnya: Bdg = Bandung, tgl =
tanggal.
13) pengekalan huruf pertama dari tiap suku kata. Misalnya: hlm = halaman.
14) pengekalan huruf pertama dan huruf keempat dari suatu kata.
Misalnya:DO = depot.
15) pengekalan huruf yang tidak beraturan. Misalnya: Kam = keamanan.

B. Akronim dan Kontraksi


Akronim dan kontraksi sukar dibedakan, sering tumpang tindih. Sebagai pegangan dapat
ditentukan bahwa bila seluruh kependekan itu dilafalkan sebagai kata wajar, kependekan itu
merupakan akronim.
Akronim dapat terjadi karena proses-proses berikut:
1) akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya: ABRI=Angkatan Bersenjata
Rpublik Indonesia.
2) akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya: Akabri= Akademi angkatan bersenjata Republik Indonesia.
3) akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis
dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu= pemilihan umum.

Catatan:
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan jumlah suku kata akronim
jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata Indonesia. Dan akronim dibentuk
dengan mngindahkan keserasian kombinasi vocal dan konsonan yang sesuai dengan pola
kata Indonesia yang lazim.
Secara garis besar, kontraksi mempunyai subklasifikasi sebagai berikut:
1. pengekalan suku pertama dari tiap komponen. Misalnya: Orba=orde baru.
2. pengekalan suku pertama komponen pertama dan pengekalan kata seutuhnya.
Misalnya: angair=angkutan air.
3. pengekalan suku kata terakhir dari tiap komponen.
Misalnya: Gatrik=tenaga listrik.
4. pengekalan suku pertama dari komponen pertama dan kedua serta
huruf pertama dari komponen selanjutnya. Misalnya: Gapeni=
Gabungan Pengusaha Apotek Nasional Indonesia.
5. pengekalan suku pertama tiap komponen dengan pelesapan
konjungsi. Misalnya: Anpuda= Andalan Pusat dan Daerah.
6. pengekalan huruf pertama tiap komponen. Misalnya: KONI=Komite
Olahraga Nasional Indonesia (bertumpang tindih dengan
singkatan).
7. pengekalan huruf pertama tiap komponen frasa dan pengekalan dua
huruf pertama komponen terakhir. Misalnya: Aika= Arsitek Insinyur
Karya.
8. Pengekalan dua huruf pertama tiap komponen.Misalnya: Unud=
Universitas Udayana.
9. pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen.
Misalnya: Puslat=Pusat latihan.
10. pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf
pertama komponen kedua disertai pelesapan konjungsi.
Misalnya: abnon=abang dan none.
11. pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta
pengekalan huruf pertama komponen kedua. Misalnya: Nekolim=
Neokolonialisme, Kolonialisme, imperialis.
12. pengekalan huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta
pengekalan huruf pertama komponen kedua.
Misalnya: Nasakom=Nasional, Agama, Komunis.
13. pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen serta pelesapan
konjungsi. Misalnya: Falsos=falsafah dan sosial.
14. pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf
pertama komponen kedua. Misalnya: Jabar=Jawa Barat.
15. pengekalan empat huruf pertama tiap komponen disertai pelesapan
konjungsi. Misalnya: Agitrop= agitasi dan propaganda.
16. pengekalan berbagai huruf dan suku kata yang sukar dirumuskan.
Misalnya: Akaba= Akademi Perbankan.

C. Penggalan
1. penggalan suku pertama dari suatu kata. Misalnya: Dok= Dokter.
2. pengekalan suku terakhir suatu kata. Misalnya: Pak=bapak.
3. pengekalan tiga huruf pertama dari suatu kata. Misalnya: Dep= Departemen.
4. pengekalan empat huruf pertama dari suatu kata. Misalnya: Prof= Profesor.
5. pengekalan kata terakhir dari suatu frasa. Misalnya: ekspres=kereta api ekspres.
6. pelesapan sebagian kata. Misalnya: bahwa sesungguhnya = bahwasanya.

d. Lambang huruf
lambang huruf dapat diklasifikasikan menjadi:
1. lambang huruf yang menandai bahan kimia atau bahan lain.
a. Pengekalan huruf pertama dari kata. Misalnya: N= Nitrogen.
b. Pengekalan dua huruf pertama dari kata. Misalnya: Na=natrium.
c. Pengekalan huruf dan bilangan yang menyatakan rumus bahan kimia.
Misalnya: H2O = hydrogen dioksida.
d. Pengekalan huruf pertama dan ketiga. Misalnya: Mg = magnesium.
e. Pengekalan gabungan lambang huruf. Misalnya: Na Cl = Natrium Klorida.

2. lambang huruf yang menandai ukuran.


a. Pengekalan huruf pertama. Misalnya: g = gram.
b. Pengekalan huruf pertama dari komponen gabungan. Misalnya: km =
kilometer.
c. Pengekalan huruf pertama dan terakhir dari komponen pertama dan huruf
pertama komponen kedua. Misalnya: dam= decameter.
d. Pengekalan huruf pertama, ketiga, dan keempat. Msalnya: yrd= yard.

3. lambang huruf yang menyatakan bilangan.


Huruf-huruf yang digunakan sebagai lambang bilangan adalah I=1, V=5,X=10, L=50.
4. lambang huruf yang menandai kota/Negara/alat angkutan.
a. Pengekalan dua huruf pertama ditambah satu huruf pembeda.
Misalnya: SIN= Singapura, DJB=Jambi.
b. Pengekalan tiga huruf konsonan. Misalnya: JKT= Jakarta.
c. Lambang huruf yang menandai nomor mobil. Misalnya: A= Banten, E
= Cirebon.

5. lambang huruf yang menyatakan uang.


Lambang huruf yang digunakan untuk menandai uang, antara lain: Rp = rupiah, $=
Dolar, Fr= Frenc.

6. lambang huruf yang dipakai dalam berita kawat.


Lambang huruf yang dipergunakan dalam berita kawat, antara lain: HRP= harap,
DTG= datang, SGR= Segera.

Afiksasi terhadap Kependekan


1. Setelah mengalami leksikalisasi, kependekan dapat mengalami gramatikalisasi berupa
proses afiksasi. Contoh:

Afiks: Bentuk kependekan: Hasil: Makna:


di- tilang ditilang kena
di-kan dubes didubeskan jadi
inpres diinpreskan
KB di-KB-kan
mahmilub dimahmilubkan
TV di-TV-kan
me-kan ormas mengormaskan
mahmilub memahmilubkan
ber- parpol berparpol mempunyai

Reduplikasi atas Kependekan


Beberapa bentuk kependekan dapat direduplikasikan, seperti ormas-ormas, SD-SD,
Kanwil-Kanwil.

Penggabungan atas Kependekan

Penggabungan bentuk-bentuk kependekan dapat terjadi antara dua bentuk kependekan


atau lebih. Penggabungan beberapa kependekan tidak hanya membentuk kata atau
frasa, melainkan juga dapat membentuk kalimat. Misalnya:
· Singkatan + singkatan : RT RW
· Akronim + singkatan : HUT RI
· Penggalan + penggalan : Kabag Kalab
· Akronim + akronim : BAPEDA JABAR
· Singkatan + penggalan + akronim = Ttg. RUU Ormas (kalimat)

Pelesapan atas kependekan


Ada beberapa proses pelesapan yang dapat terjadi pada kependekan, antara lain:
a. Pelesapan huruf: Lurgi = luar negeri, klompen = kelompok pendengar.
b. Pelesapan suku kata: Gatra = Gabungan Tentara, Gestok = gerakan satu oktober.
c. Pelesapan kata: Gabis = Gabungan pengusaha bioskop.
d. Pelesapan afiks: KOTI = Komando operasi tertinggi.
e. Pelesapan konjungsi, preposisi, partikel, atau reduplikasi: porakh = pecan olahraga
Kesenian dan Hiburan, DGI = Dewan gereja-geraja di Indonesia.

Penyingkiran atas Kependekan


Proses penyingkatan dapat terjadi dalam kependekan sehingga ada penyingkatan dalam
singkatan. Misalnya: AMD = ABRI masuk desa.

Anda mungkin juga menyukai