Pembukaan
Slide 2
Anggota kelompok
Slide 3
Ejaan
Menurut Kosasih (2017:172), “Ejaan adalah keseluruhan peraturan tentang pelambangan bunyi ujaran
dan hubungan antara lambang-lambang itu”
Menurut Alek dan Achmad (2018:259), “Ejaan adalah keseluruhan peraturan melambangkan bunyi
ujaran, pemisahan dan penggabungan kata, penulisan kata, huruf dan tanda baca”
Menurut Finoza (2009:19) “Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya”
Berdasarkan pengertian di atas pengertian ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang aturan
dalam penulisan suatu ujaran atau apapun yang perlu ditulis dengan memeperhatikan penggunakan
huruf, penggunaan kata, serta tanda baca sebagai tolak ukurnya.
Slide 4
Menurut Ariyanti (2019:12), “PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) adalah penggambaran
bunyi bahasa (kata, kalimat, dan sebagainya) dengan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa
demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis yang harus memperhatikan
pemakaian huruf kapital, tanda baca, dan penulisan kata”
Menurut Murtiani dkk (2018:9), “EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) adalah tata bahasa dalam bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian huruf,
penulisan kata, penulisan unsur serapan, serta penggunaan tanda baca”
Slide 5
1. Huruf abjad
EYD, huruf abjad dituliskan dalam tiga kolom, yakni huruf kapital, huruf kecil dan nama. PUEBI
menuliskan huruf abjad ini menjadi 4 kolom, yakni huruf kapital, huruf noncapital, nama, dan
pengucapan.
2. Huruf Konsonan
EYD memberi contoh huruf konsonan k di akhir (bapak) untuk melambangkan bunyi hamzah. PUEBI
menghapus contoh tersebut. Selain itu, dalam PUEBI terdapat beberapa contoh yang belum ada
sebelumnya, yaitu huruf konsonan v dan w di akhir (motolov, takraw).
3. Huruf Vokal
EYD hanya memberi contoh penambahan aksen (‘) pada kata yang ejaannya menimbulkan keraguan.
PUEBI memperkuat penjelasan informasi pelafalan diakritik é (taling tertutup), è (taling terbuka), ê
(pepet).
4. Huruf Diftong
EYD mencantumkan huruf diftong ada tiga, yaitu ai, au, dan oi. PUEBI menambahkan huruf diftong
menjadi empat, yaitu ai, au, oi, dan ei. Huruf diftong ei digunakan dalam posisi awal (eigendom), posisi
tengah (geiser), dan posisi akhir (survei).
5. Huruf Kapital
EYD mencantumkan kaidah penulisan huruf capital sebanyak16, sedangkan PUEBI menyederhanakan
menjadi 13. Dalam PUEBI terdapat beberapa pengelompokan yang lebih jelas mengenai penggunaan
huruf kapital.
Slide 6
6. Huruf Miring
PUEBI menggunakan frasa bahasa daerah atau bahasa asing, sedangkan EYD memakai frasa bukan
bahasa Indonesia. Selain itu, PUEBI memberi catatan bahwa nama diri dalam bahasa asing atau bahasa
daerah tidak ditulis dalam huruf miring.
PUEBI menambahkan kaidah bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.
Misalnya, Kelapadua, Rajaampat, Simpanglima, Tigaraksa.
EYD, huruf kapital digunakan untuk awal kata si dan sang, sebagai unsur nama diri (Sang/Si Kancil).
PUEBI, hal itu sudah tidak berlaku lagi. Penulisan huruf awal kapital kata si dan sang, khusus untuk kata
sang yang merupakan unsur nama Tuhan (Sang Pencipta, Sang Hyang Widhi Wasa).
EYD mencantumkan tanda titik koma (;) digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam
kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata. Sebelum perincian terakhir, tidak perlu menggunakan
kata dan. PUEBI menuliskan secara jelas bahwa tanda titik koma (;) dipakai pada akhir perincian berupa
klausa. Sebelum rincian terakhir pada titik koma dibubuhi kata dan.
Slide 7
EYD mencantumkan tiga kaidah penulisan huruf tebal, yaitu (1) untuk menuliskan judul buku, bab,
bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambing, daftar pustaka, indeks, dan lampiran. (2) tidak dipakai
dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata
untuk menuliskan tema dan subtema, lambang bilangan yang menyatakan polisemi. (3) menegaskan
bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab. Kaidah penulisan ketiga dalam EYD dihilangkan.
Selain itu, PUEBI menambahkan klausul bahwa huruf tebal tidak dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
EYD lebih condong pada penulisan kepanjangannya terlebih dahulu, barudiikuti dengan singkatan dalam
tanda kurung. Misalnya Kartu Tanda Penduduk (KTP). PUEBI mencatat kaidah bahwa tanda kurung ((…))
dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan. Dengan demikian, kaidah tersebut membenarkan
penulisan kepanjangan diikuti singkatan dalam kurung atau singkatan yang diikuti kepanjangannya.
Contoh: Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau KTP (kartu tanda penduduk).
Slide 8
Penulisan Huruf
Penulisan huruf memiliki teknik yang berpedoman dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah tata
cara penulisan huruf. Berikut ini jenis-jenis huruf:
• Huruf Vokal a, e, i, o, dan u adalah lima huruf vokal yang ada pada abjad bahasa Indonesia.
• Huruf Konsonan huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
• Huruf Diftong Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan
oi.
• Gabungan Huruf Konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan satu bunyi
konsonan.
Slide 9
Penulisan Kata
Penulisan kata terdiri atas dua kata, yaitu kata dan dasar. Diartikan sebagai suatu bahasa yang terkecil.
Istilah kata di artikan sebagai kata yang belum memberikan imbuhan. berikut ini adalah jenis kata dasar
dan imbuhan.
2. Kata Berimbuhan
1) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai
dengan bentuk dasarnya. Misalnya :
• berjalan
• berkelanjutan
• mempermudah
• gemetar
• lukisan
• kemauan
• perbaikan, dll.
Catatan: Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan, atau -wi, ditulis
serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya :
• sukuisme
• seniman
• kamerawan
• gerejawi, dll
Slide 10
1) Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
ditulis terpisah. Misalnya:
persegi panjang
orang tua
rumah sakit jiwa, dll.
2) Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Misalnya:
anak-istri pejabat (anak dan istri dari pejabat)
anak istri-pejabat (anak dari istri pejabat)
ibu-bapak kami (ibu dan bapak kami)
ibu bapak-kami (ibu dari bapak kami), dll.
3) Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika
mendapat awalan atau akhiran. Misalnya:
bertepuk tangan
menganak sungai
garis bawahi
Slide 11
4) Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Misalnya:
dilipatgandakan
menggarisbawahi
menyebarluaskan, dll.
5) Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. Misalnya:
apalagi
barangkali
Beasiswa, dll.
Slide 12
Singkatan dan Akronim
Singkatan dan Akronim, keduanya terlihat sama padahal aslinya berbeda dari perbedaan
tersebut sebenarnya mudah dalam di kenali. Namun sangat di perlukan pemahaman dan
perbedaanya. Berikut ini jenis-jenis singkatan dan akronim.
1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik pada setiap unsur singkatan itu. Misalnya:
A.H. Nasution = Abdul Haris Nasution
W.R. Supratman = Wage Rudolf Supratman
2. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen
resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya:
NKRI = Negara Kesatuan Republik Indonesia
WHO = World Health Organization
3. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya:
PT = perseroan terbatas
MAN = madrasah aliah negeri
SD = sekolah dasar
4. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
hlm. = halaman
dll. = dan lain-lain
dsb. = dan sebagainya
dst. = dan seterusnya
Slide 13
5. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat
masing-masing diikuti oleh tanda titik. Misalnya:
a.n. = atas nama
d.a. = dengan alamat
s.d. = sampai dengan
6. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak
diikuti tanda titik. Misalnya:
Cu = kuprum
cm = sentimeter
kVA = kilovolt-ampere
l = liter
Slide 14
Pengertian dan Tanda Baca
Tanda baca adalah simbol yang nggak ada hubungannya sama suara, kata, atau frasa dalam
suatu bahasa. Tanda baca itu sendiri berperan menunjukkan sebuah struktur tulisan, intonasi,
dan jeda pada saat pembacaan.
Slide 16
Slide 17
Kesimpulan
Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang distandardisasikan.
Ejaan mempunyai tiga aspek, yakni aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem
dengan huruf dan penyusunan abjad. “PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) adalah
penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dan sebagainya) dengan kaidah yang harus dipatuhi
oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis
yang harus memperhatikan pemakaian huruf kapital, tanda baca, dan penulisan kata”.
Slide 18
Penutup