BACA
Sri Wahyuni
sriwahyuni@staff.gunadarma.ac.id
EYD dan Tanda Baca
EJAAN : Keseluruhan peraturan mengenai bagaimana
melambangkan bunyi ujaran dan hubungan antara
lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya
dalam suatu bahasa).
1. Khoesoes 1. Chusus
2. Djoem’at 2. Djum’at
3. Ja’ni 3. Jakni
4. Pajoeng 4. Pajung
5. Tjoejoe 5. Tjutju
6. Soenji 6. Sunji
7. Goeroe 7. Guru
8. Njoenja 8. Njonja
Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden
Republik Indonesia meresmikan pemakaian
Ejaan Bahasa Indonesia
1. Penulisan huruf
2. Pemakaian huruf
3. Penulisan kata
4. Penulisan unsur-unsur serapan
5. Pemakaian tanda baca
1. Pemakaian Huruf
A. Huruf Abjad : huruf dalam bahasa Indonesia
terdiri dari 26
F. Pemenggalan Kata
• Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan kata tidak
dilakukan dinatara kedua huruf itu
• Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu
• Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan
dilakukan diantara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang
kedua
2. Huruf pertama petikan langsung. Contoh: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
6. Huruf pertama unsur-unsur nama orang Contoh: Bambang Pamungkas, Nurul Ilmi,
dsb.
7. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, Contoh: Suku Jawa, bangsa Indonesia,
dan bahasa. dsb.
Lanjutan
8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, Tahun Hijriah, bulan Desember, dsb.
hari raya, dan peristiwa sejarah
9. Huruf pertama nama geografi Danau Toba, Selat Lombok, Dataran Tinggi Dieng, dsb.
12. Huruf pertama penunjuk hubungan kekerabatan Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
13.Huruf pertama singkatan gelar, nama, dan sapaan Dr. Sdr. Prof. dsb.
Huruf Miring
1. Dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip
dalam karangan.
3. Dipakai untuk menuliskan kata nama-nama ilmiah atau ungkapan bahasa asing
atau bahasa daerah, kecuali yang disesuaikan ejaannya.
B. Kata Turunan
4. Salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, maka
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: antarkota, mahasiswa, narapidana, transmigrasi, dsb,
Catt:
a. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya ialah huruf
kapital, maka diantara kedua unsur itu ditulis tanda hubung (-),
misalnya: Non-Indonesia, Pan-Afrikanisme.
b. Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata Esa dan
kata yang bukan data dasar, maka gabungan kata tersebut ditulis
terpisah. Misalnya: Maha Esa, Maha Pengasih
C. Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung .
Misalnya : anak-anak, mondar-mandir, ramah-tamah, sayur-mayur, dll.
.
D. Gabungan Kata
1. Kata majemuk ditulis terpisah
Misalnya: duta besar, kambing hitam, rumah sakit, dll.
2. Gabungan kata termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah baca,
dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian diantara unsur-unsur yang
bersangkutan.
Misalnya: anak-isteri, adik-kakak, bapak-ibu, dll.
3. Gabungan kata ditulis serangkai.
Misalnya: apabila, adakalanya, matahari, daripada, bagaimana,
E. Kata Ganti Ku, Kau, Mu, dan Nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
•Kata ganti ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
•kecuali didalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai salah satu
kata ditulis serangkai
Partikel
•Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya: Bacalah, apakah, adalah
•Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya
•Partikel per yang berarti “mulai”, “demi”, dan “tiap” ditulis terpisah
dari kata yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya: satu per satu, Rp2000, - per helai, per satu april
SERAPAN
1. Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya kedalam bahasa
Indonesia.
2. Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya,
penulisan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing.
3. Kata asing yang berfungsi memperkaya peristilahan ditulis sesuai
EYD.
Catt:
a. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan
waktu.
b. Tanda titik dipakai diantara nama penulis, tahun terbit, judul tulisannya yang tidak
berakhir dengan tanda seru dan tanda tanya, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
c. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, ilustrasi, tabel,
dsb.
d. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan
alamat penerima surat.
V. Pemakaian Tanda Baca
2. Tanda koma (,)
a. Dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan
Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta
b. Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat berikutnya
Misalnya:saya ingin datang, tetapi hari hujan
c. Dalam kalimat majemuk,
Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk
Kalimat. Tidak berlaku sebaliknya.
Misalnya: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang
Misalnya: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
d. Dipakai di belakang kata atau ungakapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal
kalimat
Misalnya: Oleh karena itu, kita harus hati-hati.
V. Pemakaian Tanda Baca
2. Tanda koma (,)
e. Dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, dan kasihan
Misalnya: o, begitu?
g. Dipakai diantara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan
(iv) nama tempat dan wilayah negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya: Sdr. Alek Abdullah, Jalan Sukamandiri No. 22, Ciputat
Jakarta, Indonesia
h. Dipakai untuk menceraikan bagian nama penulis yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Misalnya: Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949…………. Dst
V. Pemakaian Tanda Baca
2. Tanda koma (,)
i. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi
Misalnya: Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali
Singkatan
Akronim
1. PT : Perseroan terbatas
1. ABRI (Angkatan Bersenjata
2. PT : Perguruan Tinggi
Republik Indonesia)
3. DKI
2. SIM
4. KTP
3. Bappenas
5. kg
4. Kadin
6. Sdr. hlm. Yth.
5. Jamsostek
7. dll.
6. pemilu (pemilihan umum)
8. a.n.
Perbaiki wacana dibawah dengan EYD
yang tepat!
Sifat khas organisasi profesionil adalah tujuan primer organisasi itu hanya dapat
dicapai oleh mereka yang mempunyai kualifikasi yang tertinggi dibidang
ketentaraan untuk mencapai sasaran komandan mengerahkan anak buahnya
dibidang perusahaan produksi direktur mengerahkan buruhnya untuk mencapai
hasil yang setinggi tingginya tetapi mendidik mahasiswa menyembuhkan pasien
membela klien tidak dapat diserahkan kepada tenaga yang kurang pendidikannya
ini harus dikerjakan oleh anggauta profesi yang mempunyai kwalifikasi tertinggi