Anda di halaman 1dari 24

Pertemuan

Pedoman Umum Ejaan 04


Bahasa Indonesia
(Bagian I)
Bahasa Indonesia

Latief Setia Nugraha, M.A.

Fakultas Ekonomi
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
2021
Pengertian Ejaan Bahasa
Indonesia
• Ejaan merupakan aturan yang menjadi
pedoman dalam tata tulis bahasa Indonesia.
Ejaan meliputi keseluruhan perlambangan
bunyi ujaran, penggabungan dan
pemisahan kata, penulisan kata, huruf,
penempatan tanda baca, dalam tataran
satuan bahasa.
Sejarah Penerapan Ejaan Bahasa
Indonesia

• Ejaan pertama adalah Ejaan Van Ophuijen diterapkan sejak tahun


1901
• Ejaan berikutnya adalah Ejaan Republik / Ejaan Soewandi diterapkan
sejak tahun 1947
• Ejaan Pembaharuan adalah ejaan yang dibuat oleh Panitia
Pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia diterapkan sejak tahun 1957
• Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia) adalah konsep ejaan bersama
antara Indonesia dan Melayu diterapkan sejak tahun 1959.
• Ejaan Baru Bahasa Indonesia dipelopori oleh Anton Moeliono
diterapkan sejak tahun 1967.
• Ejaan yang selanjutnya adalah Ejaan yang disempurnakan (EYD)
diterapkan sejak tahun 1972
• Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) diterapkan sejak tahun 2015
Kaidah Pemakaian Huruf
 Huruf abjad, abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 26
huruf, yaitu:
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z.
• Huruf vokal, adalah huruf yang apabila ketika diucapkan tidak mendapatkan
rintangan, huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri
atas huruf a, i, u, e, dan o.
• Huruf konsonan, adalah huruf yang apabila ketika diucapkan mendapatkan
rintangan. Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia
ada 21 huruf, antara lain : b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
• Huruf diftong. Diftong (Bloch& Trager) adalah gabungan vokal dan semivokal
dalam satu suku kata, atau gabungan vokal dalam satu suku kata. Contoh
huruf diftong adalah; ai, au, ei, oi. Contoh pemakaian dalam kata antara lain
pandai, aula, survei, sepoi, dll.
• Gabungan huruf konsonan, di dalam bahasa Indonesia terdapat empat
gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.
Contoh pemakaian dalam kata antara lain khusus, bangun, hanyut, syarat,
dll.
Pemakaian Huruf Kapital,
Huruf Miring, dan Cetak Tebal
• Huruf Kapital atau Huruf Besar
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai
huruf pertama kata pada awal kalimat.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
petikan langsung.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama
Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk
Tuhan.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama
orang tertentu, nama instansi atau nama tempat.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur-unsur nama orang.
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bangsa dan bahasa.
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,
bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur
nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta
nama dokumen resmi kecuali kata hubung.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur
bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan,
lembaga pemerintah, dan ketatanegaraan, serta dokumen
resmi.
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua
kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di
dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang dan
untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur
singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan.
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu,
saudara, kakak, adik, paman, yang dipakai dalam
penyapaan dan pegacuan.
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
ganti Anda.
• Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama
buku, majalah dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya :
surat kabar Kedaulatan Rakyat
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata.
Misalnya :
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata
nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah
disesuaikan ejaannya. Misalnya :
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
• Huruf Tebal
1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian
tulisan yang sudah ditulis miring.
• Misalnya:
• Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam
Ejaan Bahasa Indonesia.
• Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti ‘dan’.
2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan
bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab,
atau subbab.
PENULISAN KATA
• Penulisan Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya :
Buku itu sangat tebal.
• Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya. Misalnya : bergelar, dibesarkan, kiriman.
2. Jika bentuk kata dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran
ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya. Misalnya ; bertepuk tangan, garis bawahi.
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya
menyebarluaskan, dilipatgandakan.
4. Jika ada salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya antikorupsi,
antarkota, pascareformasi.
• Bentuk Ulang
Kata ulang/ bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan
menggunakan tanda hubung. Misalnya; anak-anak, ibu-ibu,
bapak-bapak, dll.

• Gabungan Kata
• Kata majemuk, yaitu gabungan dua kata atau lebih yang
membentuk satu kesatuan arti.
Contoh:
• rumah sakit
• sanak saudara
• orang tua
• terima kasih
• Gabungan kata yang termasuk istilah khusus,
gabungan kata ini biasanya ditulis dengan tanda
hubung untuk menegaskan pertalian di antara
unsur yang bersangkutan.
Contoh:
• alat pandang-dengar
• anak-istri saya
• tersaji lauk-pauk
• Gabungan Kata yang Ditulis Serangkai
• Contoh:
• adakala
• bagaimana
• barangkali
• Beasiswa
• Apabila
• daripada
• Kata Ganti
• Kata ganti ini biasanya ditulis serangkaian dengan
kata yang mengikutinya.
Contoh:
• Apa yang kupunya boleh kauambil.
• Bukuku, bukumu, bukunya tersimpan di perpustakaan.
• Kata Depan
• Kata depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata
yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata
seperti kepada dan daripada.
Contohnya:
Di mana Siti sekarang?
Ke mana saja ia selama ini?
Ia datang dari Surabaya kemarin.
• Kata Sandang
• Kata sandang (artikula) ini ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
• Contohnya :
- Surat itu dikirimkan kepada si pengirim.
- Sang ratu sedang berada di teras.
- Mereka bertemu dengan sang ratu.
- Mereka bertemu dengan Sang Ratu Elizabeth.
Penulisan Singkatan dan Akronim

• SINGKATAN ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas


satu huruf atau lebih
• Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau
pangkat diikuti dengan tanda titik.
Contoh:
Muh. Yamin
Ir. Sukarno
Umar Bakri, S.Pd.
R.A. Kartini
K.H. Abdurrahman Wahid
Prof. Faruk
• Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta
nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf
awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak
diikuti dengan tanda titik.

Contoh:
 DPR Dewan Perwakilan Rakyat
 PT Perseroan Terbatas
• Singkatan Umum yang terdiri atas tiga huruf atau
lebih diikuti satu tanda titik.
Contoh:
 dll. dan lain-lain
 Yth. Yang terhormat
• Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Contoh:
cm sentimeter
TNT trinitroluen
• AKRONIM ialah singkatan yang berupa gabungan
huruf awal, gabungan suu kata, ataupun gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata.
• Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal
dari deret kata yang ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital.
Contoh:
 SIM = Surat Izin Mengemudi
• Akronim nama diri yang berupa gabungan suku
kata atau gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Contoh:
 Akabri = Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
 Bappenas = Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
• Akronim yang bukan nama diri yang berupa
gabungan huruf, suku kata ataupun gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya
ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
pemilu = pemilihan umum
tilang = bukti pelanggaran
Terima Kasih
[Latief Setia Nugraha, M.A.]

Anda mungkin juga menyukai