Disusun oleh:
Khoirunnisa (0911310016)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
3. Mahasiswa dapat mengetahui arti penting dalam kita mempelajari Ejaan yang dise
mpurnakan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui tentang bagaimana tata bahasa keilmuan.
5. Dapat m enget ahui m acam -m acam kal i m at dan para gra f k ei l m uan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahasa Indonesia saat ini telah memiliki kaidah penulisan atau ejaan yang telah di
bakukan, yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang biasa dikenal dengan
EYD. Kaidah ejaan tersebut terulang dalam buku Pedoman umum Ejaan Bahasa Indone
sia yang Disempurnakan. Dalam buku tersebut ejaan bahasa Indonesia pembahasannya
dikelompokkan menjadi 3, yaitu: (1) penulisan huruf, (2) penulisan kata, dan (3) pemak
aian tanda baca. Setiap kelompok kaidah tersebut masih terbagi atas sejumlah kaidah ya
ng lebih kecil.
Dalam bahasa Indonesia keilmuan, EYD digunakan adalah ejaan standar yang tun
duk pada kaidah tata bahasa Indonesia yang berlaku. Bentukan ejaan standar dapat mem
ilih tiga bentuk, yakni bentukan dengan cara afiksasi, redublikasi atau pengulangan, dan
pemajemukan atau penggabungan kata.
A. Penulisan huruf
a. Huruf capital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat danhuruf pertama petikan langsung.
Contoh:
Contoh:
Allah SWT
Yang Mahakuasa
Rahmat Nya
Islam
Kristen
c. Digunakan dalam huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa; tahun, bula
n, hari raya dan peristiwa sejarah.
Contoh:
bangsa Indonesia
tahun Masehi
hari Minggu
hari Kebangkitan Nasional
d. Huruf pertama nama dalam khas geografi.
Contoh:
Danau Toba
Jalan Joyosuko
Limboto Barat
e. Huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan
dokumen resmi.
Contoh:
Contoh:
Ir. Maryati
Kapan Saudara dating?
Silakan masuk, Nak!
Pemakaian huruf miring
Huruf miring (jika menggunakan mesin ketik diganti dengan garis bawah) diguna
kan dalam hal-hal berikut:
a. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karang
an.
Contoh:
Majalah Tempo
Harian Kompas
b. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh:
Contoh:
Contoh:
kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu akan pulang besok pagi
b. Kata turunan/jadian
Imbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata da
sarnya. Contoh: bersambung, menyanyi, dan kawanan.
Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mend
ahului atau mengikutinya kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata.
Contoh: bersuka ria, membabi buta
c. Kata ulang
Bentuk kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Cont
oh: sehat-sehat, terus-menerus.
d. Kata ganti
Kata ganti ku, kau, mu dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahu
lui atau yang mengikutinya.
e. Kata depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kec
uali didalam kata yang sudah dianggap sebagai satu kesatuan, seperti kepala
dan daripada.
f. Kata sandang
Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh: si pemili
k kebun cengkeh itu sedang sakit.
Tanda baca-tanda baca berikut ini dipisah satu spasi dari huruf yang mengik
utinya. Tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tand
a Tanya (?), dan tanda seru (!). tanda baca-tanda baca berikut ini dipisah satu spasi
dari huruf atau tanda lain yang mendahuluinya.
a. Titik (.)
Mengakhiri kalimat yang buan pertanyaan atau seruan dan pada akhir
singkatan nama orang. Contoh: kami sekeluarga tinggal di Malang, A.
A. Fikri
Pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan. Contoh: M.B.
A. (Master of Bussiness Administration), M.Sc. (Master of Science)
Pada singkatan kata yang sangat umum. Pada singkatan kata yang terd
iri atas tiga huruf atau lebih lebih digunakan satu tanda titik. Contoh: a
.n. (atas nama), Yth. (yang terhormat)
b. Koma (,)
Memisahkan anak kalimat dan induk kalimat, jika anak kalimat menda
hului induk kalimat. Contoh: karena sakit, dia tidak bisa rose .
Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dala kalimat, dan untuk
meyatakan angka decimal. Contoh: jangan sentuh barang itu, kata F
rida dan 20,57
Antara nama dan alamat, bagian, bagian dari alamt, tempat dan tangga
l, serta nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. C
ontoh: barang ini dikirimkan kepada Dekan Fakultas Pertanian Univer
sitas Brawijaya Malang, Jalan Veteran 7, Malang.
Pada akhir suatu pernyatan yang lengkap, bila diikuti perian. Contoh:
yang perlu dilakukan saat ini adalah barang-barang perlengkapan sepe
rti: meja, bangku, papan tulis, dan alat tulis.
Sekretaris : Yuniarti S.
Diantara jilid atau nomor buku/majalah dan halaman, antara bab dan a
yat dalam kitab suci, atau antara judul dan dan anak judul suatu karan
gan.
f. Tanda pisah ()
Tanda pisah (jika menggunakan mesin ketik, gunakan dua tanda hubung ()
dipakai untuk hal-hal berikut.
Di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan. Con
toh: 19451987
g. Tanda elipsi ()
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau pe
rintah, menggambarkan kesungguhan, ketidak pastian, atau rasa emosi yang
kuat. Contoh: singkirkan barang itu sekarang juga! Dan alangkah kejinya pe
rbuatan itu!
Mengapit angka atau huruf yang merinci satu seri keterangan. Contoh:
factor-faktor produksi menyangkut masalah (1) modal, (2) tenaga kerj
a, dan (3) manajemen.
Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambah
an pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain, dalam nas
kah aslinya. Contoh: mereka men[d]engar bunyi ledakan.
l. Tanda petik ()
Mengapit judul syair, karangan dan bab buku apabila dipakai dalam k
alimat. Contoh: sajak Bola Lampu cukup menarik untuk dibaca.
Sebagai pengganti kata dan, atau per atau nomor alamat. Contoh: pem
uda/pemudi dan harganya Rp 1000/biji
o. Tanda penyingkat/apostrof ()
Diksi itu sendiri artinya adalah pilihan kata. Dalam Bahasa Indonesia Keilmuan a
da dua pertimbangan untuk pemilihan kata, yaitu kesesuaian dan ketetapan. Kesesuaian
berkaitan dengan kelazimannya sedangkan ketetapan berkaitan dengan acuan makna.
Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam ben
ak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja diubah saat digunakan dalam kalimat yang
berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui sa
at digunakan dalam kalimat.
Sebelum menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal pokok, y
akni: masalah makna dan relasi makna.
1. Makna sebuah kata / sebuah kalimat mrpkan makna yang tidak selalu berdiri sendi
ri. Adapun makna menurut Chaer (1994) terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarny
a yang dimiliki sebuah leksem. Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif kea
daan tubuhnya yang lebih kecil & ukuran badannya normal.
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem ter
lepas dari konteks atau asosiasi apapun. Contoh: Kata kuda memiliki makna
konseptual sejenis binatang berkaki empat yg bisa dikendarai.
Makna kias adalah kata, frase dan kalimat yang tidak merujuk pada art
i sebenarnya.
2. Relasi adalah hubungan makna yang menyangkut hal kesamaan makna (sinonim),
kebalikan makna (antonim), kegandaan makna (polisemi dan ambiguitas), keterca
kupan makna (hiponimi), kelainan makna (homonimi), kelebihan makna (redunda
nsi) dan sebagainya. Adapun relasi makna terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
Sinonim adalah sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalima
t) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh:
Kata buruk dan jelek, mati dan wafat, bunga dan kembang
Antonim adalah ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang mak
nanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus b
erantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
c. Kegandaan Makna (Polisemi dan Ambiguitas)
Polisemi adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang
memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tub
uh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari s
uatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala mej
a,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepal
a, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
A. Pilihan Kata
Pilihan kata atau diksi adalah pemilihan kata-kata yang sesuai dengan apa y
ang hendak kita ungkapkan. Saat kita berbicara, kadang kita tidak sadar dengan ka
ta-kata yang kita gunakan. Maka dari itu, tidak jarang orang yang kita ajak berbica
ra salah menangkap maksud pembicaraan kita. Beberapa point-point penting tenta
ng diksi, yaitu :
Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dip
akai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan
kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan, dan gaya man
a yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa
-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untu
k menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa seju
mlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang
dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluru
han kata yang dimiliki suatu bahasa.
B. Kata-Kata Ilmiah
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu saja sudah sangat sering mendengar
kata ilmiah. Kata ilmiah seringkali dihubungkan dengan bidang pendidikan atau h
al-hal yang berbau ilmu pengetahuan.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ilmiah memiliki arti bersi
fat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan.
Namun, pengertian dari kata ilmiah itu sendiri tidak lantas menjelaskan keilmiaha
n dari sebuah karya atau kegiatan yang bersifat ilmiah. Untuk mengukur keilmiah
an suatu karya atau kegiatan perlu ada tolok ukur (Gorys, 2002).
1) Gramatikal
Kalimat memiliki ciri gramatikal jika kalimat tersebut disusun mengikuti kai
dah bahasa Indonesia yang berlaku. Untuk memperjelas pengertian tersebut, perha
tikan kalimat-kalimat berikut:
a. Pendapatmu tentang tafsiran karya sastra itu bersifat subjektif, tidak bisa
diterima olehku.
b. Mahasiwa Ekonomi akan ungkapkan perasaan mereka lewat unjuk karya
ilmiah.
c. Para petani tentu mengharapkan hasil panennya akan cepat terjual dan laba
banyak.
d. Di Negara-negara maju hampir setiap keluarga memiliki mobil pribadi di
mana hal ini sangat mungkin terjadi juga di Indonesia.
Empat kalimat di atas tidak gramatikal. Contoh kalimat (a) tidak gramatikal
karena strukturnya tidak benar, kalimat (b) tidak gramtikal karena bentukan kata tr
ansitifnya tidak benar, kalimat (c) tidak gramatikal karena karena penggunaan kat
a gantinya tidak tepat, dan kalimat (d) tidak gramatikal karena karena penggunaan
kata tanya di mana yang difungsikan secara kata sambung tidak benar.
2) Logis
Kalimat dikatakan logis jika jalan pikiran, atau gagasan keilmuan yang diny
atakan dalam kalimat dapat diterima kebenarannya oleh akal sehat pembaca. Perh
atikan contoh kalimat berikut:
a. Masalah perencanaan karangan ini mau saya jelaskan pada pertemuan
yang akan datang.
b. Di pabrik rokok Gudang Garam banyak membutuhkan tenaga kerja wanita,
terutama yang belum menikah.
Kedua kalimat di atas tidak logis. Kalimat (a) tidak logis karena pilihan kata
nya yang salah. Kata mau tidak tepat untuk konteks tersebut. Perencanaan karanga
n tidak mungkin mempunyai kemauan yang mempunyai kemauan adalah orangny
a. Contoh kalimat (b) tidak logis karena di pabrik rokok Gudang Garam tidak mun
gkin membutuhkan tenaga kerja wanita, yang membutuhkan itu adalah pabrik rok
ok Gudang Garam. Penempatan kata depan (di) sebelum subjek mengakibatkan ka
limat itu tidak logis.
3) Lengkap
Kalimat karya tulis ilmiah perbeda dengan kalimat percakapan sehari-hari d
alam hal kelengkapannya. Dalam kalimat keilmuan diperlukan penggunaan unsur-
unsur wajib, yakni penggunaan subjek, predikat, objek, dan keterangan secara jela
s dan fungsional. Perhatikan contoh kalimat berikut ini:
a. Agar tercipta lingkungan yang bersih membutuhkan tenaga, biaya, dan
partisipasi masyarakat yang mengelolanya.
b. Ketidakberhasilan para penguasaha kecil itu karena ketidaktahuan mereka
dalam mengelola usaha.
c. Para guru SD sebenarnya sudah berusaha menerapkan, tetapi KTSP itu
memang rumit.
d. Bank-bang di Indonesia sudah mulai berani meminjami pengusaha kecil.
Keempat kalimat di atas tidak lengkap. Contoh kalimat (a) tidak bersubjek;
kalimat (b) tidak berpredikat; kalimat (c) dan (d) tidak berobjek.
4) Sejajar
Kesejajaran kalimat artinya kesamaan atau keserasian unsur kebahasaaan, m
isalnya bentukan kata, atau pola struktur yang digunakan dalam suatu kalimat. Ga
gasan atau informasi keilmuan yang sama hendaknya dinyatakan dalam bentukan
kata atau pola struktur kalimat yang sama, sepadan atau sejajar. Perhatikan contoh
kalimat berikut ini:
a. Sangat disayangkan bahwa sampai saat ini pimpinan lembaga peneliitian
belum merekomendasi usulan penelitian ini.
b. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar keadaan menjadi sehat, di
antaranya adalah (i) berolahraga, (ii) istirahat secukupnya, dan (iii) minum
yang banyak.
Kedua kalimat di atas tidak sejajar. Contoh kalimat (a) tidak sejajar karena p
ola struktur klausan pertama terbentuk pasif dan pola struktur klausa kedua berben
tuk aktif. Contoh kalimat (b) tidak sejajar karena rincian (i) berbentuk kata kerja (i
i) berbentuk kata benda, dan (iii) berbentuk kata sambung.
5) Hemat
Kalimat dikatakan hemat jika seluruh unsur yang digunakan dalam kalimat
misalnya, kata, istilah, dan frasa benar-benar mendukung gagasan keilmuan penuli
snya. Oleh sebab itu penggunaan kata, istilah, dan frasa secara mubazir, boros, ata
u berlebih-lebihan sebaiknya dihindari. Perhatikan contoh berikut ini:
a. Pembelajaran tentang sain saat ini perlu penanganan khusus karena banyak
para siswa yang mengeluhkan kesulitan materi pembelajaran tersebut.
b. Maksud daripada dicantumkannya subtopik latihan pada setiap modul
adalah untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi.
Kedua kalimat di atas tidak hemat karena menggunakan kata tentang dan
daripada yang tidak mendukung gagasan penulisnya. Kedua kata dalam dua kali
mat tersebut seharusnya dihilangkan.
6) Penekanan
Gagasan atau informasi yang dipentingkan oleh penulis perlu diberi penekan
an atau emphasis. Hal ini dilakukan oleh penulis aga informasi yang dinyatakan m
emperoleh perhatian dari pembaca. Peenkanan unsur kalimat dilakukan dengan ca
ra (i) meletakkan unsur yang ditekankan di awal pernyataan, atau (ii) membubuhi
partikel pementing, yakni lah, kah, dan pun. Perhatikan contoh berikut ini:
a. Wanita karyawan sepatutnya mendapatkan perhatikan khusus dari
perusahaan tempat mereka bekerja.
b. Dalam kekacauan yang terjadi di UGM itu, sebaiknya masyarakat
mengangagap bahwa mahasiswalah yang dianggap bersalah.
Dalam contoh kalimat a, yang ditekankan dalam kalimat tersebut adalah ka
ryawan wanita. Karena itu, unsur tersebut diletakkan di awal kalimat. Demikian j
uga frasa karyawan wanita, kata karyawan menempati inti frasa. Kata tersebut ber
kedudukan sebagai kata yang diterangkan dan ditempatkan di awal frasa, sehingga
susunannya bukanlah wanita karyawan, tetapi karyawan wanita. Adapun contoh k
alimat b, kata yang ditekanan adalah mahasiswa, sehingga kata tersebut dibubuhi l
ah, agar pembaca atau pendengar memperhatikan kata tersebut secara khusus.
1. Paragraf pengantar
2. Paragraf pengembang
3. Paragraf penutup
1. Paragraf narasi
Contoh:
Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin bermain bagus. Mula-mula ia men
yodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan kla
rinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya
berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Ahmad, mempel
ai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perum
ahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan lagu Mars Jalan y
ang dirasa tepat untuk mengantar Ahma, sang pengantin. (Sumber :
Tempo, 20 Februari 2005 dari alamat website www.scribd.com)
b. Narasi Sugestif
Merupakan narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksu
d tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pemba
ca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.
Contoh:
Contoh Paragraf:
Siang itu aku sedang duduk santai di sofa empuk di dalam apotik milikku ya
ng baru saja dibuka. Apotik ini adalah impianku sejak aku kuliah di Farmasi
dulu. Sekarang aku memandang puas pada usahaku selama ini. Aku bisa m
endirikan apotik di kota kelahiranku. Apotik ini cukup luas, beberapa rak be
sar tempat obat-obatan berjejer rapi dengan kemasan-kemasan obat warna-w
arni yang dikelompokkan menurut farmakologinya dan disusun alfabetis. Pa
ndangan saya tertuju pada rak buku di pojok ruangan yang berisi buku-buku
tebal. Ku ambil satu buku yang disampulnya tertulis Informasi Spesialis Ob
at atau yang biasa disebut kalangan farmasi dengan buku ISO. Setelah ku pa
ndangi aku tersenyum dan mengembalikannya ke tempat semula. buku ini a
dalah buku pertama yang kubeli saat aku kuliah dulu. Aku memandang lagi
secara keseluruhan apotik ini, sebuah televisi 14 inci dan sebuah computer d
i meja kasir. Hembusan angin dari AC cukup membuat udara terasa sejuk di
bulan Mei yang panas ini.
3. Paragraf eksposisi
Contoh:
Paragraph 1 (a)
Contoh:
Contoh:
1. Paragraf induktif
2. Paragraf deduktif
3. Paragraf deduktif - induktif
4. Paragraf ineratif
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diksi adalah pemilihan kata dan atau gaya ekspresi seseorang, artinya setiap orang
memiliki pemilihan kata, cara dan gaya dalam menyapaikan kata yang mereka ucapkan,
tentu saja hal ini dapat mempengaruhi tata bahasa orang tersebut.
Penulisan kalimat memperhatikan keefektifan kalimat yang dilihat dari dua sisi, y
aitu dari sisi penulis dan pembaca. Dari sisi penulis, kalimat dapat dikatakan efektif jika
mampu membawa gagasan yang ingin disampaikan penulis secara tepat dan akuran. Da
n dari sisi pembaca, kalimat dikatakan efektif jika tafsiran pesan yang dibaca sama deng
an apa yang dimaksutkan dengan penulis.
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan membentuk satu
kesatuan pokok pembahasan. Paragraf terdiri dari ide-ide pemikiran atau perasaan yang
tersusun atas beberapa unit kalimat yang dan bertindak sebagai bagian dari unit yang leb
ih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009. 2009. Ped
oman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.