Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ARLIN FACHRINA

NO BP : 2210213089
KELAS : BAHASA INDONESIA KELAS 4
FALKULTAS : PERTANIAN
JURUSAN : AGROTEKNOLOGI

EYD

EYD sendiri mempunya arti yaitu sebagaimana yang temuat dalam Surat Keputusan
Presiden no. 57 tanggal 16 Agustus 1972 pengertian ejaan yang disempurnakan (EYD)
adalah ejaan dalam penulisan kata-kata/kalimat dalam Bahasa Indonesia. EYD adalah aturan
dasar atau pedoman ejaan dalam bahasa Indonesia yang pernah digunakan di Indonesia.
Sebelum menggunakan EYD, negara kita sempat menggunakan

berbagai pedoman ejaan salah satunya adalah ejaan Suwandi


Sejak diberlakukannya EYD ada beberapa penulisan huruf dalam ejaan Suwandi yang diubah
seperti :

 J menjadi Y
 Dj menjadi j
 Nj menjadi ‘Ny
 Ch menjadi Kh
 Tj menjadi C
 Sj menjadi Sy

Ejaan tidak hanya digunakan untuk menulis suatu kata/kalimat dengan benar tetapi juga
memiliki fungsi yang cukup penting dalam penulisan Bahasa Indonesia. Adanya fungsi ejaan
yaitu:

 Sebagai pembakuan dalam membuat tata bahasa.


 Pemilihan kosa kata serta istilah menjadi lebih baku.
 Sebagai penyaring unsur bahasa asing ke Bahasa Indonesia sehingga tidak
menghilangkan makna aslinya.
 Membantu mencerna informasi dengan lebih cepat dan mudah, karena penulisan
bahasa yang teratur.
Dalam ejaan, terdapat beberapa aturan yang digunakan dalam mengatur huruf abjad, huruf
vokal, huruf konsonan, huruf diftong, gabungan huruf konsonan, huruf kapital, huruf miring,
dan huruf tebal.

Abjad yang yang digunakan dalam Bahasa Indonesia ada 26 yaitu


a,b,c,d,e,f,g,h,I,j,k,l,m,n,o,p,q,r,s,t,u,v,w,x dan z, sedangkan untuk huruf vokal terdiri atas
lima huruf a,I,u,e dan o, sedangkan huruf diluar huruf vokal dinamakan huruf konsonan, dan
didalam Bahasa Indonesia juga terdapat diftong, sedangkan huruf kongsonan yaitu kh,ng,ny,
dan sy. Sedangkan untuk penenggalan kata terbagi atas 3 cara yaitu penggalaan kata-kata
dasar, imbauan akhir dan imbauan awal, untuk suata kata yang lebih dari satu unsur dan satu
unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain.

Huruf Miring

1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar
yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.

Contohnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
Pusat Bahasa 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi keempat (cetakan
kedua). Jakarta : Gramedia Pustaka Utara.

2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,
atau kelompok kata dalam kaliamat.

Contohnya :
Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.

3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau
bahasa asing.

Contohnya :
Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang
berkunjung ke Aceh.
Ungkapan bhineka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia.

Huruf Tebal

1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis mirirng.

Contohnya :
Huruf dh, seperti kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti „dan‟.

2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku,
bab, atau sub bab.

Ada dua jenis tanda baca yang sering digunakan, yakni tanda baca titik (.) dan tanda
baca koma (,). Keduanya adalah tanda baca dengan simbol bentuk yang hampir sama.
Tanda baca titik fungsinya untuk mengakhiri sebuah kalimat. Tanda baca koma fungsinya
untuk memberikan jeda dalam sebuah kalimat. Keduanya saling melengkapi satu dengan
lainnya. Keberadaan keduanya dalam satu kalimat sudah sangat lumrah.
Selain tanda baca titik dan koma, sebenarnya ada 13 tanda baca lain yang bisa digunakan
dalam membuat karya tulis. Ada tanda titik koma (;), titik dua (:), hubung (-), pisah (__),
tanya (?), seru (!), elipsis (…), petik (“…”), petik tunggal (‘…’), kurung ((…)), kurung siku
([…]), garis miring (/), dan penyingkat (“).

1. Tanda titik koma dapat digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat setara di dalam kalimat majemuk.

Misalnya:

 Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.

 Kerbau melenguh; kambing mengembik; kuda meringkik.

 Ayah menyelesaikan pekerjaan; ibu menulis makalah; adik membaca cerita pendek.

2. Tanda titik koma digunakan pada bagian perincian yang berupa frasa verbal.
Misalnya:

Syarat mengikuti ujian penerimaan pegawai di lembaga ini adalah


(1) berkewarganegaraan Indonesia;
(2) berijazah sarjana S-1;
(3) berbadan sehat; dan
(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian perincian dalam kalimat yang
sudah menggunakan tanda koma.

Misalnya:

 Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; serta pisang, apel, dan
jeruk.

 Agenda rapat ini meliputi


a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; serta
c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.

4. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan sumber-sumber kutipan.

Misalnya:

 Kasus perencanaan bahasa di Indonesia dianggap sebagai salah satu yang paling
berhasil (Fishman, 1974; Moeliono, 1985; Samuel, 2008; Wardhaugh dan Fuller,
2015).

 Tentang plagiarisme, para penulis (Keraf, 1997; Putra, 2011; Wibowo, 2013) sama-
sama mengingatkan pentingnya pengutipan dan perujukan secara cermat untuk
menghindari cap plagiat.

Anda mungkin juga menyukai