Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BAHASA INDONESIA

TENTANG EBI ( EJAAN BAHASA INDOESIA)

Dosen Pengampu : Ghaida Zukhruf Tsaniyatsnaini, M.Pd.

Disusun Oleh:

Nadya Ayu Oktaviany S.R (53010190111)


Riva Yusi Novian (53010190113)
Listyo Adi Nugroho (53010190112)

BAHASA INDONESIA
FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019
KATA PENGANTAR
i
Asalamu’alaikum Wr.Wb

Bahasa merupakan salah satu alat yang masih dianggap ampuh untuk mempertebal
rasa persatuan dan kesatuan serta semangat nasional. Hal ini dianggap begitu penting
mengingat perkembangan zaman melaju begitu pesat, sehingga segala hal bisa masuk ke
wilayah indonesia. Tidaklah mengherankan jika apa yang dimiliki negri ini, yang menjadi
kekayaan dan kebanggaan seharusnya dilestarikan, kenyataan sudah mulai luntur dan
generasi penerus lebih bangga memiliki dan menggunakan kebudayaan asing. Salah satunya
adalah Bahasa Indonesia yang sudah mulai tersingkirkan keberadaannya oleh bahasa asing.
Indonesia merupakan negara heterogen, terdiri atas beribu pulau, beribu kesenian dan
kebudayaan. Semua peninggalan warisan nenek moyang merupakan harta yang begitu
berharga karena menyimpan nilai-nilai luhur. Kesemuanya harus dipertahankan dengan cara
mempelajari buku pintar Bahasa Indonesia.
Dan menggalinya, dan salah satu alatnya adalah Bahasa. Oleh karena itu, Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional memiliki tugas penting sebagai alat pengungkap dan
pelestari kekayaan budaya Indonesia.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

ii
COVER............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
Latar Belakang ................................................................................................................. 1
Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
Tujuan ................................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
Pengertian dan Fungsi Ejaan Bahasa Indonesia............................................................ 2
Pemakaian Huruf Vokal, Konsonan, dan Diftong ......................................................... 2
Pemakaian Huruf Kapital dan Miring ........................................................................... 3
Penulisan Kata Depan ...................................................................................................... 4
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 5
Kesimpulan ........................................................................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara tentang ejaan tidak terlepas dari sebuah cara berbahasa dalam media ragam
tulis. Ejaan berkaitan dengan sebuah cara menuliskan ragam bahasa lisan kedalam ragam
bahasa tulis. Ragam bahasa lisan lebih mudah dipraktikkan, baik dari segi penutur maupun
tuturnya. Ragam lisan memiliki lafal yang tidak yang tidak dimiliki oleh ragam tulis, seperti
intonasi dan irama sehingga diketahui bahwa penutur melakukan jeda, menghentikan
kalimatnya, mengutarakan pertanyaan, melakukan permintaan, dan sebagainya.
Selain itu pula untuk memperlancar komunikasi, ragam bahasa lisan dibantu dengan
seluruh perangkat komunikasi nonlingual, yakni seluruh situasi dan kondisi yang melingkup
pembicaraan tersebut. Perangkat-perangkat tersebut adalah bahasa isyarat tubuh yang terdiri
seluruh gerak anggota tubuh, mimik wajah, serta kondisi lingkungan pembicaraan.
Keseluruhan perangkat nonlingual yang membantu kelancaran komunikasi ragam lisan
tersebut tidak didapatkan pada komunikasi ragam tulis. Ketiadaan tersebut menyulitkan
komunikasi dan membuka peluang terjadinya kesalahpahaman.
Oleh karena itu, ragam tulis memerlukan kemudahan untuk memperlanvar
komunikasi, yakni dengan tata aturan berbahasa tulis yang disebut dengan ejaan. Ejaan
berperan sebagai batasan-batasan tertentu yang berfungsi menggantikan beberapa perangkat
nonlingual yang diperlukan untuk memperjelas gagasan atau pesan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dan fungsi ejaan Bahasa Indonesia?
2. Bagaimana pemakaian huruf vokal, konsonan, dan diftong?
3. Bagaiman pemakaian huruf kapital dan miring?
4. Bagaimana penulisan kata depan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi ejaan Bahasa Indonesia .
2. Untuk mengetahui pemakaian huruf vokal, konsonan, dan diftong .
3. Untuk mengetahui pemakaian huruf kapital dan miring .
4. Untuk mengetahui penulisan kata depan .

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Ejaan Bahasa Indonesia

Ejaan bermula dari kata eja yang berarti sama dengan mengeja, yakni melafalkan
(menyebutkan) huruf-huruf satu demi satu. Eja mendapatkan akhiran –an menjadi ejaan yang
bermakna sebuah aturan yang tidak hanya sekedar aturan melafalkan huruf-huruf saja namun
lebih kompleks dari itu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 285), ejaan adalah
kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam
bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Jelaslah bahwa ejaan adalah suatu sistem aturan tentang cara menuliskan bahasa
dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya sehingga jauh lebih luas
dari sekedar masalah pelafalan, karena mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan
bisa dikatakan sebagai rambu-rambu bagi para pengguna bahasa demi keteraturan dan
keseragaman bentuk dalam berbahasa tulis, agar terwujud suatu ketepatan dan kejelasan
makna.
Dari pengertian ejaan diatas, dapat dikatakan bahwa fungsi praktis ejaan adalah untuk
membantu proses pemahaman pembaca dalam mencerna informasi yang disampaikan oleh
penulis. Dalam hal lain, ejaan mempunyai fungsi yang cukup penting terkait dengan masalah
bahasa, kosakata, maupun peristilahan. Berkaitan dengan hal tersebut, ejaan berfungsi
sebagai landasan pembakuan tata bahasa, kosakata, dan peristilahan, serta menjadi fiter
terhadap masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.

B. Pemakaian Huruf Vokal, Konsonan, dan Diftong

1. Huruf vokal
Ada 5 huruf yang melambangkan huruf vokal yaitu a,i,u,e, dan o. Huruf vokal
berfungsi sebagai pemberi suara huruf konsonan.

2
Contoh:
Huruf vokal Gabungan huruf vokal dan konsonan

a Api, padi, anak


i Itu, sisi, sisa
u Untuk, kuku, paku
e Enak, kena, emas
o Oleh, kota, radio

2. Huruf konsonan
Ada 21 huruf konsonan yang terdiri dari b,c,d,f,g,h,j,k,l,m,n,p,q,r,s,t,v,w,x,y, dan z.
Huruf konsonan adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru
mendapatkan hambatan atau halangan, biasanya disebut dengan huruf mati maka
harus digabungkan dengan huruf vokal.
Contoh: p ( padi ).

3. Huruf Diftong
Huruf diftong adalah gabungan dua buah huruf vokal yang menghasilkan bunyi
rangkap. Dalam indonesia huruf diftong berbentuk ai, au, dan oi.
Contoh: Bangau, Pakai, Sengau, dsb.

C. Pemakaian Huruf Kapital dan Miring

1) Penggunaan huruf kapital / huruf balok yang sering kita dengar mempunyai fungsi
dan tempat sendiri dalam ejaan bahasa Indonesia.
a. Huruf kapital sebagai huruf pertama atau awal dalam kalimat.
b. Huruf kapital sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh: adik bertanya “ kapan kita pulang? “
c. Huruf kapital digunakan dalam menyebut nama Tuhan atau kitab suci.
Contoh: Allah SWT, AL –Quran
d. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan.
e. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama orang.

3
2) Penggunaan huruf miring
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,
dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contoh:
 Majalah Bahasa dan kesastraan.
 Buku Negarakertagama karangan Prapanca.
 Surat kabar suraya karya.

b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan


huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Contoh:
 Huruf mertama kata abad ialah a.
 Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
 Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
 Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.

D. Penulisa Kata Depan

kata depan di, ke, dan dari.

Kata depan di,ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada
dan daripada.

Contoh:

 Bermalam sajalah di sini.


 Di mana dia sekarang?
 Kain itu disimpan di dalam almari.

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Ejaan bermula dari kata eja yang berarti sama dengan mengeja, yakni melafalkan
(menyebutkan) huruf-huruf satu demi satu. Eja mendapatkan akhiran –an menjadi
ejaan yang bermakna sebuah aturan yang tidak hanya sekedar aturan melafalkan
huruf-huruf saja namun lebih kompleks dari itu.
 Ejaan bahasa indonesia yaitu pemakaian Huruf Abjad yang dipakai dalam bahasa
indoesia yang terdiri dari 26 huruf, yaitu: 21 huruf konsonan dan 5 huruf vokal.
Semua huruf dapat digunakan secara umum dalam kata, kecuali huruf q dan x.
Keduanya khusus diperlukan untuk nama dan keperluan ilmu. Di dalam Bahasa
Indonesia terdapat pengombinasian dua huruf vokal yang disebut dengan huruf
diftong.
 Menggunakan huruf capital dan miring. Huruf kapital sangat penting digunakan untuk
awal kalimat, nama,nama jabatan, dan huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan
 Penulisan kata depan digunakan sebagai kata penghubung yang posisinya di depan
suat kata.

5
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H, Ridwan, 1992. Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

------------------, “ Pendekatan Folklor dalam Penelitian Bahan-bahan Tradisi Lisan “ dalam


pudentia. Ed, 1998. Metodologi Kajian Sastra Lisan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Buku
Pintar Indonesia.

Finoza, Lamuddin. 2009 Kompetisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Hs., Widjono. 2005. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di


Perguruan Tinggi. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai