BAHASA INDONESIA
DOSEN PENGAMPU : SAHARUDIN,M.pd
DISUSUN OLEH:
1. Abdul Rosyid
2. Banyu Suci Ramdhani
3. Amalina Hulumi
4. Amniatul Waki’ah
5. Baiq Mery Eliani
6. Alisa Martiani
FAKULTAS TARBIYAH
TP. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN...................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN.....................................................................................................
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara di Negara Kesatuan Republik
Indonesia ini memiliki fungsi yang sangat dominan dalam segala aspek di dalam kehidupan
bermasyarakat. Bahasa Indonesia harus dipelajari, dikembangkan, dan dioptimalkan
penggunaannya maupun fungsinya. Melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia diharapkan tumbuh
sikap bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia sehingga akan tumbuh juga kesadaran akan
pentingnya nilai-nilai yang terkandung di dalam bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang wajib diberikan dari jenjang sekolah dasar
sampai dengan perguruan tinggi. Hal itu dikarenakan bahasa Indonesia merupakan bahasa
nasional sekaligus bahasa Negara di Indonesia. Menurut Oka (dalam Muslich, 2009: 108),
menyatakan bahwa sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai : lambang
kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu bangsa, dan sebagai alat
perhubungan antar budaya atau daerah.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional di Indonesia memiliki fungsi yang beragam, diantaranya adalah sebagai lambang
kebanggaan nasional karena dipakai secara luas dan sangat djunjung tinggi, sebagai lambang
identitas nasional, alat untuk mempersatukan seluruh 2 bangsa, dan sebagai alat perhubungan
antar budaya atau daerah karena bahasa Indonesia dapat dipakai oleh suku-suku bangsa yang
berbeda bahsanya sehingga mereka dapat saling berhubungan. Untuk mewujudkan fungsi bahasa
Indonesia, perlu diadakannya suatu pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dengan
harapan bahasa Indonesia bisa diakui oleh setiap warga negara Indonesia. Pengembangan bahasa
Indonesia dapat dilakukan dengan upaya yang strategis melalui pembelajaran Bahasa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah cara menggambarkan
bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam tulisan (hurufhuruf) serta penggunaan tanda
baca (KBBI, 2008:353). Penjelasan itu mengandung pengertian bahwa ejaan hanya terkait
dengan tata tulis yang meliputi pemakaian huruf, penulisan kata, termasuk penulisan kata atau
istilah serapan, dan pemakaian tanda baca. Dalam ejaan tidak terdapat kaidah pemilihan kata
atau penyusunan kalimat.
Pada kenyataannya banyak orang yang salah dalam memahami ejaan, dalam hubungan ini
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau yang sering disingkat menjadi EYD. Jika
orang ditanya apakah Anda tahu arti slogan yang berbunyi, “Mari kita gunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar,” kebanyakan jawaban yang terlontar adalah bahasa Indonesia yang sesuai
dengan EYD. Jawaban itu tidak tepat karena EYD hanya sebagian kecil dari kaidah bahasa
Indonesia. Dalam slogan di atas terdapat dua hal penting, yaitu (1) bahasa Indonesia yang baik
dan (2) bahasa Indonesia yang benar.
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang penggunaannya sesuai dengan
situasi komunikasi, sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang
penggunaannya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia itu meliputi
tata bunyi, tata bentuk kata, tata kalimat, dan tata tulis. Tata tulis itulah yang disebut ejaan.
1) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau
penjelasan.
Misalnya: a) Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
b) Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.
2) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya: Ketua : Ahmad Wijaya Sekretaris : Siti Aryani Bendahara: Aulia Arimbi
Kata Depan
seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: 1) Kain
itu disimpan di dalam lemari. 2) Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan. 3) Ia
berasal dari Pulau Penyengat.
Kata berimbuhan adalah kata-kata dasar yang mendapatkan imbuhan yang berupa awalan,
akhiran, sisipan, dan awalan-akhiran. Imbuhan sendiri berfungsi untuk menambahkan arti atau
maksud dari kata-kata dasar yang diberi imbuhan tersebut. Imbuhan adalah bunyi-bunyi yang
ditambahkan kepada kata dasar untuk mengubah atau menambahkan makna pada kata dasarnya.
Imbuhan-imbuhan tersebut bisa diletakkan di awal “prefiks”, di tengah/sisipan “infiks”, akhir
“suffikis” dan awalan-akhiran “konfiks” kata dasar. Jenis-jenis imbuhan tersebut memiliki fungsi
yang berbeda-beda.
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai
dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
berjalan
berkelanjutan
mempermudah
gemetar
lukisan
kemauan
perbaikan
Catatan: Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan, atau -wi, ditulis
serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
sukuisme
seniman
kamerawan
gerejawi
Pemenggalan Kata
adalah proses pemenggalan atau pemotongan kata sehingga kata bisa dituliskan dan dilafalkan
atau dieja dengan baik. Pemenggalan kata dasar didasarkan kepada jenus hurufnya yaitu huruf
vokal, huruf diftong, dan huruf konsonan.
Huruf vokal Jika dalam suatu kata terdapat huruf vokal yang berurutan, maka pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf vokal tersebut.Misalnya: Saat dipenggal menjadi sa-at. Riuh
dipenggal menjadi ri-uh. Buang dipenggal menjadi bu-ang.
Huruf diftong yaitu ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal, contohnya: Landai dipenggal menjadi lan-
dai. Aula dipenggal menjadi au-la. Survei dipenggal menjadi sur-vei.
Huruf konsonan Jika di tengah suatu kata terdapat huruf konsonan, maka pemenggalan
dilakukan sebelum huruf konsonan tersebut. Misalnya: Dengan dipenggal menjadi de-ngan.
Negara dipenggal menjadi ne-ga-ra. Mufakat dipenggal menjadi mu-fa-kat. Namun jika di
tengah kata terdapat dua huruf konsonan yang berhimpitan, maka pemenggalannya dilakukan di
antara kedua huruf konsonan tersebut. Misalnya: Tampung dipenggal menjadi tam-pung. Lampu
dipenggal menjadi lam-pu. Swasta dipenggal menjadi swas-ta. Jika ditengah kata terdapat tiga
huruf konsonan yang berhimpitan. Maka pemenggalannya dilakukan antara perbedaan bunyinya,
seperti: Bangsa dipenggal menjadi bang-sa. Diskrit dipenggal menjadi dis-krit. Tanggung
dipenggal menjadi tang-gung.
2.Bahasa Sansekerta
Contoh:
3.Bahasa Inggris
Contoh: