Dosen Pengampu :
Ariesta Bagus Pramuwibowo, M.Pd.
Disusun oleh :
Nama Anggota :
1) Diki Kurniawan (17201163282)
2) Cahyo Hadi P. (17201163417)
3) Devi purnamaning ayu. (17201163070)
4) Nika rahma afifatul (17201163237)
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu
banyak nikamat yang telah di dapatkan dari Allah SWT. Selain itu, kami juga merasa sangat
bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik kesehatan maupun pikiran.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia dengan topik inti Ejaan Bahasa Indonesia ini. Kami sampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ariesta Bagus Pramuwibowo, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia serta semua pihak yang turut
membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan baik
isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami sangan mengharap kritik dan
saran positif untuk perbaikan di kemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan
khususnya bagi kami. Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang …………………………………..………………………
B. Rumusan masalah……………………………………………………….
C. Tujuan………...…………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ejaan bahasa Indonesia……………………………………..
B. Pemakaian huruf vocal,konsonan, dan diftong………………………....
C. pemakaian huruf capital dan miring…………………………………….
D. Penulisan kata depan……………………………………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam kehupan sehari-hari sering sekali kita mendengar dan menjumpai orang-orang
yang sulit mengungkapkan apa yang ada di dalam fikirannya. kita pun juga sering
menjumpai banyak orang-orang yang boros pemakaian sebuah kata ,namun tidak memiliki
makna yang begitu berarti. Oleh karan itu agar kita tidak seperti dua hal tersebut . maka kita
harus mengetahiu penting nya peranan kata dalam kehidupan sehari-hari.
Sebuah kata mengandung makna bahawa sebuah kata mengungkapkan gagasan.kata
adalah alat untuk menyampaikan gagasan yang akan disampaiakan kepada orang lain.
Semakin banyak kata yang kita kuasai semakin banyak juga ide atau gagasan yang kita kuasai
dan sanggup kita ungkapkan.
Manusia berkomunikasi lewat bahasa ,agar saling memahami antara pembicara dan
pendengar maka pemilihan suatu kata yang tepat adalah satu faktor penentu dalam
komunikasi.
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian ejaan bahasa indonesi ?
2. Bagaimana pemakaian huruf vokal,konsonan, dan diftong ?
3. Bagaimana pemakaian huruf kapital dan miring ?
4. Bagaimana penulisan kata depan ?
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ejaan bahasa Indonesia .
2. Untuk mengetahui pemakaian huruf vokal,konsonan, dan diftong.
3. Untuk mengetahui pemakaian huruf kapital dan miring .
4. Untuk mengetahui penulisan kata depan .
BAB II
PEMBAHASAN
1. Huruf vokal
Ada 5 huruf yang melambangkan huruf vokal yaitu ,a,i,u,e, dan o. huruf vokal berfungsi
sebagai pemberi suara huruf konsonan.
Contoh:
[1]
2. Huruf konsonan
Ada 21 huruf konsonan yang terdiri dari b,c,d,f,g,h,j,k,l,m,n,p,q,r,s,t,v,w,x,y,dan z
Huruf Konsonan adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru
mendapatkan hambatan atau halangan.biasa nya disebut dengan huruf mati maka harus
digabungkan dengan huruf vokal .
Contoh : m (masa)
3. Huruf diftong
Huruf diftong adalah gabungan dua buah huruf vokal yang menghasilkan bunyi rangkap.
Dalam Bahasa Indonesia huruf diftong berbentuk ai, au, dan oi.
Contoh : Bangau, Pakai, Sengau, Perangai, dsb
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Huruf pertama kata abad ialah a.
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan
[3]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Ejaan Bahasa Indonesia (disingkat EBI) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak
tahun 2015 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini
menggantikan Ejaan yang Disempurnakan.Ejaan merupakan tata cara penulisan huruf, kata,
dan kalimat sesuai dengan standardisasi yang telah disepakati dalam kaedah Bahasa
Indonesia
b. ejaan bahasa indonesia yaitu pemakaian Huruf Abjad yang dipakai dalam bahasa Indonesia
terdiri dari 26 huruf, yaitu: 21 huruf konsonan dan 5 huruf vokal. Semua huruf dapat
digunakan secara umum dalam kata, kecuali huruf q dan x. Keduanya khusus diperlukan
untuk nama dan keperluan ilmu. Di dalam bahasa Indonesia terdapat pengombinasian dua
huruf vokal yang disebut dengan huruf diftong. Pengucapan bunyinya dilakukan secara
luncur dan tingginya tidak sama. Dengan kata lain, huruf vokal pertama pembunyiannya
tinggi sedangkan huruf vokal kedua rendah. Huruf diftong dilambangkan dengan ai, au, dan
oi.
c. Menggunakan huruf capital dan miring.huruf kapital sangat penting digunakan untuk awal
kalimat,nama,nama jabatan.dan huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama
buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
d. Penulisan kata depan digunakan sebagai kata penghubung yang posisnya di depan suatu kata.
DAFTAR PUSTAKA
http://ibahasa.blogspot.co.id/2008/01/huruf-vokal-dan-konsonan-dalam-bahasa.html
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/pedoman_umum-
ejaan_yang_disempurnakan.pdf
http://andidiman.blogspot.co.id/2012/12/makalah-ejaan-bahasa-indonesia_8.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Bahasa_Indonesia
MAKALAH
EJAAN
Makalah di ajukan untuk memenuhi tugas
Mata kuliah Bahasa Indonesia
Kata Pengantar
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SW yang mana atas berkat dan pertolongan-Nya
lah saya dapat menyelesaikan makalah ini. Terimakasih juga saya ucapkan kepada dosen
pembimbing Ibu Machnunah Ani Zulfah yang turut yang telah membimbing saya sehingga bias
menyelesaikan makalah ini sesuai waktu yang telah di tentukan. Terimakasih juga kepada teman-
teman yang turut andil dalam terselesainya makalah ini.
Sholawat serta salam senantiasa saya haturkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW
yang selalu kita harapkan syafa’atnya di hari kiamat nanti.
Makalah ini saya buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai
EJAAN dengan harapan agar para mahasiswa bias lebih memperdalam pengetahuan tentang
EJAAN. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dengan segala keterbatasan yang ada penulis telah berusaha dengan segala daya dan upaya guna
menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan sarannya saya ucapkan terimakasih yang
sebanyak-banyaknya.
Jombang, 24 februari 2015
Penyusun
HalamanJudul ................................................................................................ i
Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar Isi ...........................................................................................................
iii
PENDAHULUAN
⦁ Latar Belakang ......................................................................................... 1
⦁ Rumusan Masalah .........................................................................................
1
⦁ Tujuan Penulisan ………………..………………………...……………….... 1
PEMBAHASAN
⦁ Pengertian
Ejaan. .............................................................................................. 2
⦁ Fungsi Ejaan dalam Bahasa Indonesia….......................................................... 3
⦁ Sejarah Perkembangan Ejaan dalam Bahasa Indonesia ................................... 3
⦁ Ejaan yang diresmikan ……………………………………………..…. 3
⦁ Ejaan yang tidak diresmikan ………………………………………...... 9
⦁ Ruang lingkup Ejaan dalam Bahasa Indonesia …………………….………… 9
PENUTUP
⦁
Kesimpulan ....................................................................................................
. 15
⦁ Saran .............................................................................................................
. 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
16
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan karena selain digunakan sebagai alat komunikasi
secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, di zaman era
globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat
mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar,
sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian
informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis,
diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik dan benar.
Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut
di gunakan dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan
rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
adalah sub materi dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam
mengatur etika berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di
sampaikan dan di fahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan
tersebut dapat digunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa
Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Ejaan ?
2. Bagaimana Fungsi dari Ejaan ?
3. Bagaimana sejarah perkembangan Ejaan ?
4. Apa saja ruang lingkup Ejaan ?
3. Tujuan Penulisan
Untuk memahami pengertian dari Ejaan.
2. Untuk memahami Fungsi dari Ejaan.
3. Untuk memahami sejarah perkembangan Ejaan.
4. Untuk mengetahui ruang lingkup Ejaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kata “ejaan” berasal bari bahasa arab hija’ menjadi eja yang mendapat akhiran –an. Hakikat
bahasa adalah bahasa lisan. Bahasa tulis merupaka turunan dari bahasa lisan. Perbedaan antara
ragam tulis dan lisan adalah bahsa lisan terutama yang tidak baku, sangat simpel. Setelah Islam
datang, di Nusantara digunakan huruf arab untuk menulis bahasa melayu. Pada 1901 pertama kali
penggunaan huruf latin untuk bahasa melayu. Ejaan ini dikenal dengan ejaan Van Ophuijsen.
Menurut KBBI (2005: 285) ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata,
kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata,
dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda
dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan
ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan
mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada
ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu
lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu
yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan
antara pemakai bahasa dengan ejaan.
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD).EYD mulai diberlakukan
pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan dalam sejarah bahasa Indonesia ini memang merupakan upaya
penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama dua puluh lima tahun yang dikenal
dengan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada saat Ejaan
itu diresmikan pada tahun 1947).
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan
huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang
disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang
menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat
kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang
baik dan benar.
2. Fungsi Ejaan
Dalam kaitannya dengan pembakuan bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata bahasa
maupun kosakata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi yang sangat penting. Fungsi tersebut
antara lain sebagai berikut :
a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia
Di samping ketiga fungsi yang telah disebutkan diatas, ejaan sebenarnya juga mempunyai fungsi
yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca di dalam
mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis.
Kedudukan bahasa Indonesia yaitu sebagai bahasa Nasionalseperti dalam ikrar sumpah pemuda
sebagai alat pemersatu bangsa dalam suku yang berbeda-beda, dan bahasa negara yang tercantum
dalam UUD ’45 terutama sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan.
Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, begitupun bahasa yang terus
mengalami perubahan dan perkembangan ragam dan variasi bahasa karena fungsi, kedudukan, serta
lingkungan yang berbeda-beda. Mulanya bahasa Indonesia ditulis dengan tulisan latin-romawi
mengikuti ejaan Belanda. Hingga pada 1972 Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dicanangkan.
Bahasa Indonesia yang awalnya berakar dari bahasa Melayu sudah memiliki aksara sejak beratus
tahun yang lalu, yaitu aksara Arab Melayu. Di Nusantara ini, bukan saja aksara Arab Melayu yang
kita kenal. Kita juga mengenal aksara Jawa, aksara Sunda, aksara Bugis, aksara Bali, aksara
Lampung, aksara Kerinci, aksara Rejang, dan aksara Batak. Aksara itu masing-masing memiliki
nama, seperti aksara Kaganga dan aksara Rencong (incung).
Aksara Arab Melayu dipakai secara umum di daerah Melayu dan daerah-daerah yang telah
menggunakan bahasa Melayu. Akan tetapi, karena terjadi kontak budaya dengan dunia Barat,
sebagai akibat dari kedatangan orang Barat dalam menjajah di Tanah Melayu itu, di sekolah-sekolah
Melayu telah digunakan aksara latin secara tidak terpimpin. Oeh sebab itu, pada tahun 1900,
menurut C.A. Mees (1956:30), Van Ophuijsen, seorang ahli bahasa dari Belanda mendapat perintah
untuk merancang suatu ejaan yang dapai dipakai dalam bahasa Melayu, terutama untuk
kepentingan pengajaran. Jika penyususnan ejaan itu tidak cepat-cepat dilakukan, dikhawatirkan
bahwa sekolah-sekolah tersebut akan menyusun dengan cara yang tidak terpimpin sehingga akan
muncul kekacauan dalam ejaan tersebut.
Dalam menyusun ejaan tersebut, Van Ophuijsen dibantu oleh dua orang pakar bahasa dari Melayu,
yaitu Engkoe Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Thaib Soetan Ibrahim. Dengan
menggabungkan dasar-dasar ejaan Latin dan Ejaan Belanda, Van Ophuijsen dan teman-teman
berhasil membuat ejaan bahasa Melayu, yang ejaan tersebut lazim disebut sebagai “Ejaan Van
Ophuijsen”. Ejaan tersebut diresmikan pemakaiannya pada tahun 1901.Ejaan van Ophuijsen dipakai
selama 46 tahun, lebih lama dari Ejaan Republik, dan baru diganti setelah dua tahun Indonesia
merdeka.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain sebagai berikut :
Huruf y ditulis dengan j
Misalnya :
Sayang : Sajang
Saya : Saja
Huruf u ditulis dengan oe
Misalnya :
Umum : Oemoem
Sempurna : Sempoerna
Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma diatas
Misalnya :
Rakyat : Ra’yat
Bapak : Bapa’
Huruf j ditulis dengan dj
Misalnya :
Jakarta : Djakarta
Raja : Radja
Huruf c ditulis dengan tj
Misalnya :
Pacar : Patjar
Cara : Tjara
Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch
Misalnya :
Khawatir : Chawatir
Akhir : Achir
Beberapa tahun sebelum Indonesia merdeka yakni pada masa pendudukan Jepang, pemerintah
sudah mulai memikirkan keadaan ejaan kita yang sangat tidak mampu mengikuti perkembangan
ejaan internasional. Oleh sebab itu, Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
melakukan pengubahan ejaan untuk menyempurnakan ejaan yang dirasakan sudah tidak sesuai lagi
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, pada tahun 1947 muncullah
sebuah ejaan yang baru sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen. Ejaan tersebut diresmikan oleh
Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Soewandi, pada tanggal 19
Maret 1947 yang disebut sebagai Ejaan Republik. Karena Menteri Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan adalah Dr. Soewandi, ejaan yang diresmikan itu disebut juga sebagai Ejaan Soewandi.
Hal-hal yang menonjol dalam Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik itu adalah sebagai berikut :
Huruf /oe/ diganti dengan /u/, seperti dalam kata berikut
goeroe menjdi guru
itoe menjadi itu
oemoer menjdi umur
Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan /k/, seperti dalam kata berikut :
Pa’ menjadi Pak
ma’lum menjadi maklum
ra’yat menjadi rakyat
Angka dua boleh dipakai untuk menyatakan pengulangan, seperti kata berikut :
anak-anak menjadi anak2
berlari-larian menjadi ber-lari-2an
berjalan-jalan menjadi ber-jalan2
Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
seperti berikut :
Diluar (kata depan), dikebun (kata depan), ditulis (awalan), diantara (kata depan), disimpan
(awalan), dipimpin (awalan), dimuka (kata depan), ditimpa (awalan), disini (kata depan).
Tanda trema tidak dipakai lagi sehingga tidak ada perbedaan antar suku kata diftong, seperti kata
berikut
Didjoempaϊ menjadi didjumpai
Dihargaϊ menjadi dihargai
Moelaϊ menjadi mulai
Tanda aksen pada huruf e tidak dipakai lagi, seperti pada kata berikut
ekor menjadi ekor
heran mejadi heran
merah menjadi merah
berbeda menjadi berbeda
Di hadapan tj dan dj, bunyi sengau ny dituliskan sebagai n untuk mengindahkan cara tulis
Menjtjuri menjdi mentjuri
Menjdjual menjadi mendjual
Ketika memotong kata-kata di ujung baris, awalan dan akhiran dianggap sebagai suku-suku kata
yang terpisah
be-rangkat menjadi ber-angkat
atu-ran menjadi atur-an
Pada tanggal 16 Agustus 1972, Presiden Republik Indonesia (Bapak Soeharto) meresmikan
pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang lazim disingkat dengan EYD.
Peresmian ejaan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972. Dengan dasar itu,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang memuat berbagai patokan pemakaian ejaan yang baru.
Buku yang beredar yang memuat kaidah-kaidah ejaan tersebut direvisi dan dilengkapi oleh suatu
badan yang berada di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang diketuai oleh Prof. Dr.
Amran Halim dengan dasar surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 12 Oktober
1972, Nomor 156/P/1972. Hasil kerja komisi tersebut adalah berupa sebuah buku yang berjudul
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang diberlakukan dengan surat
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0196/1975. Bersama buku tersebut, lahir
pula sebuah buku yang berfungsi sebagai pendukung buku yang pertama, yaitu buku Pedoman
Umum Pembentukan Istilah.Badan itu bernama Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang
sekarang bernama Pusat Bahasa.
Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang
disempurnakan itu adalah sebagai berikut :
Ø Huruf yang berubah fungsi adalah sebagai berikut
a. /dj/ djalan menjadi /j/ jalan
b. /j/ pajung menjadi /y/ payung
c. /nj/ njanji menjadi /ny/ nyanyi
d. /sj/ isjarat menjadi /sy/ isyarat
e. /tj/ tjukup menjadi /c/ cukup
f. /ch/ achir menjdi /kh/ akhir
Ø Peresmian penggunaan huruh berikut yang sebelumnya belum resmi adalah :
a. pemakaian huruf /f/ dalam kata maaf, fakir
b. pemakaian huruf /v/ dalam kata universitas, valuta
c. pemakaian huruf /z/ dalam kata lezat, zeni
Ø Huruf yang hanya dipakai dalam ilmu eksakta, adalah sebagai berikut:
a. pemakaian huruf /q/ dalam rumus a:b = p:q
b. pemakaian huruf /x/ dalam istilah Sinar-X
Ø Penulisan di- sebagai awalan dan penulisan di sebagai kata depan dilakukan seperti berikut :
a. penulisan awalan di- diserangkaiakan dengan kata yang mengikutinya, seperti dimakan,
dijumpai
b. penulisan kata depan di dipisahkan dengan kata yang mengikutinya, seperti di muka, di pojok,
di antara.
Dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan itu terdapat pembicaraan yang lengkap, yaitu:
1. pembicaraan tentang nama dan penulisan huruf
2. pembicaraan tentang pemakaian huruf
3. pembicaraan tentang penulisan kata
4. pembicaraan tentang penulisan unsur serapan
5. pembicaraan tentang pemakaian tanda baca.
Dengan lahirnya Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan itu kini kita dapat merasakan bahwa
ejaan bahasa kita sudah tidak perlu diubah lagi. Jika ada hal-hal yang perlu dimasukkan ke dalam
ejaan yang selama ini tidak diatur dalam ejaan tersebut, cukup ejaan itu direvisi dalam edisi
berikutnya.
Pada akhir tahun 1950-an para penulis mulai pula merasakan kelemahan yang terdapat pada Ejaan
Republik itu. Ada kata-kata yang sangat mengganggu penulisan karena ada satu bunyi bahas yang
dilambangkan dengan dua huruf, seperti dj, tj, sj, ng, dan ch. Para pakar bahasa menginginkan satu
lamabang untuk satu bunyi. Gagasan tersebut dibawa ke dalam pertemuan dua Negara, yaitu
Indonensia dan Malaysia. Dari pertemuan itu, pada akhir tahun 1959 Sidang Perutusan Indonensia
dan Melayu (Slametmulyana dan Syeh Nasir bin Ismail, masing-masing berperanan sebagi ketua
perutusan) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo
(Melayu-Indonesia).
Konsep bersama itu memperlihatkan bahwa satu bunyi bahasa dilambangkan dengan satu huruf.
Salah satu lambing itu adalah huruf j sebagai pengganti dj, huruf c sebagai pengganti huruf tj,
huruf η sebagai pengganti ng, dan huruf ή sebagai pengganti nj. Sebagai contoh :
sejajar sebagai pengganti sedjadjar
mencuci sebagai pengganti mentjutji
meηaηa sebagai pengganti dari menganga
berήaήi sebagai pengganti berjanji
Ejaan Melindo tidak pernah diresmikan. Di samping terdapat beberapa kesukaran teknis untuk
menuliskan beberapa huruf, politik yang terjadi pada kedua negara antara Indonesia-Malaysia tidak
memungkinkan untuk meresmikan ejaan tersebut. Perencanaan pertama yang dilakukan dalam
ejaan Melindo, yaitu penyamaan lambang ujaran antara kedua negara, tidak dapat diwujudkan.
Perencanaan kedua, yaitu pelambangan setiap bunyi ujaran untuk satu lambang, juga tidak dapat
dilaksanakan. Berbagai gagasan tersebut dapat dituangkan dalam Ejaan bahasa Indonensia yang
disempurnakan yang berlaku saat ini.
Secara garis besar, ruang lingkup ejaan terdiri dari hal-hal berikut:
A. Pemakaian Huruf
Nama huruf bahasa Indonesia seperti yang kita kenal dengan huruf abjad dan ada juga
penggabungan untuk melambangkan diftong seperti: Au(harimau), atau penggabungan khusus,
seperti: ng(lambang). Ejaan Indonesia menggunakan ejaan fonemis dimana hanya ada satu bunyi
utuk satu lambang, lain dengan bahasa Inggris yang satu lambang memiliki beberapa bunyi.
Karena bahasa Indonesia menggunakan satu sistem ejaan, pada dasarnya lafal singkatan dan kata
mengikuti bunyi nama huruf secara konsisten, seperti: bus(dibaca:bus)
Yang harus diperhatikan dalam persukuan (pemenggalan kata), (1)menggunakan tanda hubung,
(2)tidak memenggal kata dengan garis bawah, (3)hindari penggalan satu huruf. Begitupun dengan
nama orang, hanya dibenarkan dengan memisahkan nama pertama dan nama kedua.
Penulisan nama diri ditulis sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma norma atau perilaku teratur
yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia perilaku yang
dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya dilakukan oleh sebagian besar warga masyarakat atau
penguasa yang menjadi wakil wakil masyarakat seharusnya ada sesuatu keserasian pendapat antara
kedua unsur tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan perbedaan perbedaan tersebut
mungkin timbul kareana kedua unsure tadi tidak sepakat mengenai kepentingan kepentingan pokok
yang harus dilindungi
Dapatkah anda memahami tulisan tersebut diatas?Mungkin dapat tetapi agak sulit. Cobalah
membaca kembali tulisan dibawah ini !
Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma-norma atau perilaku teratur
yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia. Perilaku yang
dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya dilakukan oleh sebagian besar warga masyarakat atau
penguasa yang menjadi wakil-wakil masyarakat. Seharusnya ada sesuatu keserasian pendapat
antara kedua unsur tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan. Perbedaan-perbedaan
tersebut mungkin timbul kareana kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai kepentingan-
kepentingan pokok yang harus dilindungi.
Kita dapat melihat bahwa tulisan yang sudah diberi tanda baca serta diperbaiki ejaannya jauh lebih
mudah dan juga lebih cepat untuk dipahami.Itulah mengapa, kemampuan dalam menerapkan ejaan
dan tanda baca sangat dituntut dalam tulis menulis.
Dari waktu ke waktu jumlah kasus bunuh diri terus bertambah. Tidak hanya dikalangan orang
dewasa tetapi juga terjadi pada remaja bahkan anak-anak. Sebenarnya tidak seorangpun yang
menginginkan seperti ini tetapi keinginan manusia sering kali diarahkan oleh banyak faktor yang
terjadi diluar kendali kita sendiri sampai akhirnya seseorang tiba pada keyakinan bahwa bunuh diri
justru adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalahnya. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Dan
bagaimana menghindarinya.
Dalam paragraf di atas ada beberapa kesalahan penerapan EYD, yaitu penulisan kata dikalangan,
seorangpun, dan diluar seharusnya dipisahkan, penulisan kata sering kali seharusnya digabungkan,
dan sebelum kata tetapi seharusnya diberi tanda baca koma.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata,
dan tanda baca sebagai sarananya.
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan
huruf miring, serta penulisan unsur serapan.
Fungsi Ejaan dalam Bahasa Indonesia
a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia
Perkembangan ejaan di Indonesia telah mengalami beberapa pergantian, mulai dari ejaan Van
Ophuijsen, ejaan Soewandi (republik), dan ejaan yang disempurnakan. Bahkan terdapat ejaan yang
dirundingkan bersama antara Indonesia dan Malaysia, yakni ejaan Melindo.Namun, karena faktor-
faktor tertentu ejaan tersebut tidak dapat diresmikan.
Secara garis besar, ruang lingkup ejaan terdiri dari
Pemakaian Huruf
Penulisan Huruf
Penulisan Kata
Penulisan Unsur Serapan
Pemakaian Tanda Baca
2. Saran
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai kaum pelajar untuk selalu mengingatkan kepada masyarakat
guna dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.Karena bagaimanapun
bahasa memiliki peran penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa
ini.Dengan mempelajari ejaan yang disempurnakan maka proses pembelajaran, pemahaman, dan
penulisan bahasa Indonesia akan menjadi lebih mudah. Untuk itu pelajarilah ejaan yang
disempurnakan dengan sungguh agar dapat dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA
Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Non Jurusan. Cetakan ke-16,
revisi (3). Jakarta : Diksi Insan Mulia
http://www.ikhsanudin.co.cc/2009/05/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia
http://ibnuhasansibuan.wordpress.com/2011/03/06sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia
Waridah, Ernawati. 2008. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta. :KawanPustaka
Hs, Widiono. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Di Peruruan Tinggi).
Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan
Depdikbud. 2008. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Hi-Fest
Publishing.
Tim Pusat Bahasa. 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta:
Balai Pustaka.
Di Susun Oleh :
Muhammad Arifin
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan kita
bahasa Indonesia,karena dengan adanya bahasa Indonesia kita mampu menyatukan bangsa
Indonesia dari berbagai suku untuk menjadi rakyat yang madani.
Shalawat salam kita hadiahkan kepada nabi Muhammad saw, keluaga, dan para
sahabatnya dan semoga kita mendapat syafa’at besok di hari kiamat.
Atas kerja sama kelompok, alhamdulillah makalah ini bisa di selesaikan yang insha
Allah sesuai dengan yang di harapkan. Kami mengharap kritik dan saran agar kami dapat
memperbaiki kekurangan, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
KELOMPOK
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR
ISI........................................................................................................ iii
BAB I :
PENDAHULUAN..................................................................................... 2
1. Latar Belakang.............................................................................................................. 2
2. Rumusan Masalah........................................................................................................ 2
3. Tujuan Pembahasan..................................................................................................... 3
BAB II :
PEMBAHASAN..................................................................................... 4
A.
Ejaan................................................................................................... 4
1. Pengertian Ejaan.......................................................................................................... 4
2. Fungsi Ejaan................................................................................................................. 4
3. Perkembangan Ejaan................................................................................................... 5
4. Ejaan Dalam Peristilahan............................................................................................. 6
B. Tanda Baca..........................................................................................
9
1. Jenis Tanda Baca.......................................................................................................... 9
2. Fungsi Tanda Baca........................................................................................................ 9
BAB III : PENUTUP............................................................................................
17
1. Kesimpulan................................................................................................................. 17
2. Kritik dan Saran.......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belakangan ini banyak orang Indonesia yang kurang mengetahui bahasanya sendiri,
serta pengetahuan tentang tanda baca. Bukan berarti tidak tahu melainkan kurang sesuai
dengan kaidah-kaidah yang ada di dalam bahasa Indonesia.Dalam perkembangannya, bahasa
Indonesia menyerap unsur pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa
asing, seperti Sanskerta, inggris, arab, dan lain-lain. Berdasarkan taraf integrasinyaunsur
serapan dalam bahasa Indonesia dapat di bagi atas tiga golongan.
Pertama, unsur-unsur yang sudah lama terserap ke dalam bahasa Indonesia yang tidak
perlu lagi di ubah ejaannya. Misalnya sirsa, iklan, otonomi, dongkrak, pikir, aki, dan lain-
lain. Kedua, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia,
seperti shuttle cock, real estate. Unsur-unsur ini di pakai di dalam konteks bahasa Indonesia,
tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing. Ketiga, unsur yang pengucapannya dan
penulisannya di sesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini di usahakan agar
ejaan bahasa asing hanya di ubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat di
bandingkan dengan bentuk aslinya.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami merumuskan beberapa masalah, yaitu :
A. Ejaan
1. Pengertian Ejaan
2. Fungsi Ejaan
3. Perkembangan Ejaan
4. Ejaan Dalam Peristilahan
B. Tanda Baca
1. Tanda Baca
2. Fungsi Tanda Baca
C. Tujuan Pembahasan
Mengetahui dan memahami ejaan dan tanda baca serta fungsi-fungsi dari ejaan dan
tanda baca yang ada di dalam bahasa Indonesia, dan cara penggunaanya dengan baik dan
sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
PEMBAHASAN
A.Ejaan
1. Pengertian Ejaan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan
bagaimana antarhubungan antara lambang-lamabang itu (pemisahan dan penggambungan
dalam suatu bahasa), secara teknis yakni dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf,
penulisan kata dan pemakaian tanda baca.[1]
Adanya hal-hal tersebut yang ada dalam bahasa Indonesia, maka kita selalu berusaha
untuk menyempurnakan ejaan-ejaan yang kita pakai. Ini tampak jelas dari perkembangan
ejaan bahasa Indonesia yang pernah kita pakai,yaitu dari sebelum tahun 1947 maupun
sesudah tahun 1972.
2. Fungsi Ejaan
Dalam rangka menunjang pembakuan bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata
bahasa maupun kosa kata dan peristilahan, ejaan memiliki fungsi yang cukup penting. Oleh
karena itu pembakuan ejaan perlu di beri prioritas terlebih dahulu. Dalam hubungan itu, ejaan
antara lain berfungsi sebagai :
1. Landasan pembakuan tata bahasa
2. Landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
3. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia
Apabila pembakuan ejaan telah di laksanakan, maka pembakuan aspek kebahasaan
yang lain pun dapat di tunjang dengan keberhasilan itu, terutama jika segenap pemakai
bahasa yang bersangkutan telah menaati segala ketentuan yanag terdapat di dalam buku
pedoman.
Secara praktis ejaan memiliki fungsi untuk membantu pemahaman pembaca di dalam
mencerna informasi yang di sampaikan secara tertulis. Dalam hal ini fungsi praktis itu dapat
di pahami jika segala ketentuan yang terdapat di dalam kaidah telah di terapkan dengan baik.
[2]
3.Perkembangan Ejaan
Perkembangan ejaan meliputi :
a. Ejaan Van Ophuijsen
Pada tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa melayu dengan huruf latin,yang disebut ejaan
Van ophuijsen merancang ejaan itu yang dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer
dan Moehammad Taibsoetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam ejaan Van Ophuijsen
yaitu:
1. Huruf ‘’j’’ untuk menuliskan kata-kata ‘’jang, pajang, sajang’’
2. Huruf ‘’oe’’ untuk menuliskan kata-kata ‘’goeroe, Itoe, Oemoer’’
3. Tanda diakritik seperti koma ain dan trerna, untuk menuliskan kata-kata
ma’moer,’akal,ta’,pa’,dan dinamai’.
b. Ejaan Soewandi
Pada tanggal 19 Maret 1947 Ejaan Soewandi diresmikan untuk menggantikan ejaan Van
Ophuijsen, ejaan ini dikena oleh masyarakat dengan julukan ejaan republik. Hal-hal yang
perlu diketahui sehubungan dengan pergantian ejaan itu, yaitu:
1. Huruf oe diganti dengan u seperti pada guru, itu, umur
2. Bunyi hamzah dengan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti kepada kata-kata tak, pak,
maklum dan rakjat.
3. Kata ulang bisa ditulis dengan angka-2, seperti anak2, ber-jalan2 dan ke-barat2-an
4. Awalan di dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutnya,
seperti kata depan di, pada, dirumah, dikebun, disamakan, dengan imbuhan di-pada ditulis
dan di karang.
c. Ejaan Melindo
Kongres bahasa Indonesia II Medan (1959) sidang perutusan Indonesia dan melayu
(Slamet mulyana-syeh Nasir bin Ismail, ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang
kemudian dikenal dengan ejaan Melindo (melayu –indonesia). Perkembangan politik selama
tahun-tahun berikutnya mengurungkan peresmian ejaan itu.
e. Penyesuaian Ejaan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur pelbagai bahasa lain,
baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing, seperti Sanskerta, inggris, arab, dan lain-lain.
Berdasarkan taraf integrasinyaunsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat di bagi atas tiga
golongan.
Pertama, unsur-unsur yang sudah lama terserap ke dalam bahasa Indonesia yang tidak
perlu lagi di ubah ejaannya. Misalnya sirsa, iklan, otonomi, dongkrak, pikir, aki, dan lain-
lain.
Kedua, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia,
sepertishuttle cock, real estate. Unsur-unsur ini di pakai di dalam konteks bahasa Indonesia,
tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Ketiga, unsur yang pengucapannya dan penulisannya di sesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia. Dalam hal ini di usahakan agar ejaan bahasa asing hanya di ubah
seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat di bandingkan dengan bentuk aslinya.
f. Penyesuaian Imbuhan Asing
1) Penyesuaian Awalan
Awalan asing yang bersumber dari bahasa Indo-Eropa dapat di pertimbangkan pemakaiannya
di dalam peristilahan Indonesia setelah di sesuaikan ejaannya.
2) Penyesuaian Akhiran
Di samping pegangan untuk penyesuaian huruf istilah asing tersebut di atas, berikut ini di
daftarkan juga akhiran-akhiran asing serta penyesuaiannya dalam bahasa Indonesia. Akhiran
itu di serap sebagai bagian kata yang utuh. Kata sepertistandardisasi, implementasi,
dan objektif di serap secara utuh di samping katastandar, implemen, dan objek.
B. Tanda Baca
Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahasa tulis agar kalimat-
kalimat yang kita tulis dapat di pahami orang persis seperti yang kita maksudkan.[4]
1. Jenis Tanda Baca[5]
Jenis tanda baca dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Tanda baca titik (.)
b. Tanda baca koma (,)
c. Tanda baca titik koma (;)
d. Tanda baca titik dua (:)
e. Tanda hubung (-)
f. Tanda pisah (–)
g. Tanda elipsis (…)
h. Tanda kurung ((…))
i. Tanda tanya (?)
j. Tanda seru (!)
k. Tanda kurung siku ( [] )
l. Tanda petik (“…..”)
m. Tanda petik tunggal (‘…’)
n. Tanda garis miring (/)
o. Tanda apostrof (‘)
2. Fungsi Tanda Baca
Secara umum tanda baca berfungsi sebagai untuk menjaga keefektifan
komunikasi. Untuk memahami sebuah kalimat dengan sempurna kita perlu memperhatikan
tanda baca yang digunakan di dalamnya. Fungsi-fungsi dari masing-masing tanda baca yang
dipakai dalam Bahasa Indonesia yaitu:
a. Tanda Baca Titik (.)
Ada beberapa kaidah dalam penggunaan tanda baca titik (.) yaitu :
1. Tanda baca titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat yang bukan yang bukan berupa
kalimat tanya atau kalimat seruan. [6]
2. Tanda baca titik (.) digunakan dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar
atau daftar. [7]
3. Tanda baca titik (.) digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan jangka waktu. [8]
4. Tanda baca titik (.) digunakan diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir
dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.[9]
5. Tanda titik di pakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
6. Tanda titik tidak di pakai di pakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang tidak menunjukkan jumlah.[10]
8. Tanda titik tidak di pakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala
ilustrasi, tabel, dan sebagainya. [11]
b. Tanda Baca Koma (,)[12]
Kaidah-kaidah penggunaan tanda baca koma (,) adalah sebagai berikut:
1. Tanda baca koma (,) digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
2. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan kalimat setara, apabila kalimat setara
berikutnya diawali kata tetapi atau melainkan.
3. Tanda baca koma (,) digunakan apabila anak kalimat mendahului induk kalimat.
4. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan anak kalimat jika anak kalimatnya itu
mendahului induk kalimatnya.
5. Tanda baca koma (,) digunakan di belakang ungkapan penghubung antar kalimat yang
terdapat pada awal kalimat.
6. Tanda baca koma (,) di pakai untuk memsahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dari
kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
7. Tanda baca koma (,) di pakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
8. Tanda baca koma (,) di pakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan
tanggal, nama tempat dan wilayah atau negeri yang di tulis berurutan.
9. Tanda baca koma (,) di pakai untuk menceraikan bagian nama yang di balik susunannya
dalam daftar pustaka.
10. Tanda baca koma (,) di pakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
c. Tanda Baca Titik Koma (;)
Kaidah penggunaannya sebagai berikut :
1. Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara.
2. Digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk
sebagai pengganti kata penghubung.
d. Tanda Baca Titik Dua (:)
Kaidah penggunaannya sebagai berikut:
1. Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan perincian.
2. Digunakan di anatara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat di dalam kitab
suci, di antara judul dan sub judul, serta nama kata dan penerbit buku acuan.
3. Dapat di gunakan dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
4. Di gunakan di antara jilid nomor dan halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab suci, di
antara judul dan anak judul suatu karangan, serta nama kota dan penerbit buku acuan dalam
karangan.
e. Tanda Hubung (-)
Kaidah penggunaannya sebagai berikut :
1. Digunakan untuk merangkaikan se-dengan kata berikutnya yang di dimulai dengan huruf
capital, ke- dengan angka, angka dengan- an, singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau
kata, dan nama jabatan rangkap.
2. Digunakan untuk merangkai bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
3. Mengandung unsur-unsur kata ulang.
4. Di gunakan untuk menyambung huruf kata yang di eja satu-satu dan bagian-bagian
tanggal.
f. Tanda Pisah (–)[13]
1. Tanda pisah (–) digunakan di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti “sampai ke“
atau “sampai dengan”.[14]
2. Tanda pisah (–) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar
bangun kalimat. [15]
3. Tanda pisah (–) digunakan untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan
yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas. [16]
g. Tanda Elipsis (…)[17]
1. Tanda ini digunakan untuk menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian
yang hilang.
2. Di gunakan dalam kalimatyang terputus-putus.
h. Tanda Kurung ((…))
Tanda ini digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
2. Digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
3. Digunakan mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat di hilngkan.
4. Di gunakan mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
i. Tanda Tanya (?)
1.Tanda tanya (?) digunakan pada akhir kalimat tanya, yakni kalimat yang membutuhkan
jawaban.
2.Tanda tanya (?) di gunakan di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
di sangsikan atau yang kurang yang kurang dapat di buktikan kebenarannya.
j. Tanda Seru (!)
Tanda ini digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
k. Tanda Kurung Siku ( [] )
Tanda ini digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung.
l. Tanda Petik (“…..”)[18]
1.Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
2.Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau
bahan tertulis lain.
3.Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang di pakai dalam kalimat.
4.Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang di kenal atau mempunyai arti khusus.
5.Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat di tempatkan di belakang tanda petik yang
mengapit kata atau ungkapan yang di pakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau
bagian kalimat.
m. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
1.Tanda ini digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, dan penjelasan kata atau
ungkapan asing.
2.Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lainnya.
n. Tanda Garis Miring (/)
1.Tanda garis miring digunakan dalam menulis nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang tebagi dalam dua tahun takwim.
2.Tanda garis miring di pakai sebagai pengganti kata dan,atau, atau tiap.
o. Tanda Apostrof (‘)
Tanda ini berfunsi untuk penyingkat suatu kata yang digunakan untuk menunjukan
penghilangan bagian suatu kata atau bagian angka tahun.
Berdasarkan uraian di atas tentang penggunaan tanda baca yang berlaku di dalam
EYD dalam Bahasa Indonesia secara garis besar prinsip-prinsip umum pemakain tanda baca
dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Tanda tanya (?), tanda titik (.), tanda titk koma (;), tanda titik dua (:), dan tanda seru
(!), ditulis rapat (tanpa spasi) dengan huruf akhir dengan kata yang mendahuluinya dan diberi
spasi dengan kata yang sesudahnya.
2. Tanda petik ganda (“), tanda petik tunggal (‘), dan tanda kurung (()) masing-masing
diketik rapat dengan kata, frase, atau kalimat yand diapit.
3. Tanda hubung (-), tanda pisah (–), dan garis miring (/) masing-masing diketik rapat
dengan huruf yang mendahului dan yang mengikutinya.
4. Tanda hitungan, seperti: sama dengan (=), tambah (+), kurang (-), kali (x), bagi (:),
lebih kecil (<), lebih besar (>) ditulis dengan jarak satu spasi dengan huruf yang mendahului
dan mengikutinya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kita memahami apa yang telah di paparkan di atas, kita dapat mengambil
sebuah kesimpulan bahwa :
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan
bagaimana antarhubungan antara lambang-lamabang itu (pemisahan dan penggambungan
dalam suatu bahasa), secara teknis yakni dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf,
penulisan kata dan pemakaian tanda baca.
Ejaan antara lain berfungsi sebagai :
1. Landasan pembakuan tata bahasa.
2. Landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan.
3. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.
Perkembangan ejaan meliputi :
1. Ejaan Van Ophuijsen
2. Ejaan Soewandi
3. Ejaan Melindo
4. Ejaan yang Di sempurnakan
Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahasa tulis agar kalimat-
kalimat yang kita tulis dapat di pahami orang persis seperti yang kita maksudkan.
Jenis tanda baca dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Tanda baca titik (.)
b. Tanda baca koma (,)
c. Tanda baca titik koma (;)
d. Tanda baca titik dua (:)
e. Tanda hubung (-)
f. Tanda pisah (–)
g. Tanda elipsis (…)
h. Tanda kurung ((…))
i. Tanda tanya (?)
j. Tanda seru (!)
k. Tanda kurung siku ( [] )
l. Tanda petik (“…..”)
m. Tanda petik tunggal (‘…’)
n. Tanda garis miring (/)
o. Tanda apostrof (‘)
Bahasa itu tidak terlepas dari yang namanya tata ejaan dan tanda baca. Dan ternyata
ejaan dan tanda baca itu saling keterkaitan.dan ejaan itu ternyata mengalami beberapa tahap
hingga menjadi yang sempurna, dimana yang kita gunakan saat ini.
B. Kritik dan Saran
Kami sadar masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Mohon kritik dan
sarannya supaya ke depan bisa lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Yrama Widya, 2004.
http://budipurnomoagung.blogspot.co.id/2013/11/fungsi-ragam-bahasa-dan-ejaan.html?m=1.
http://huartzimucz.blogspot.co.id/2012/10/fungsi-fungsi-tanda-baca-html?m=1.
Yaqin,M. Zubad Nurul.Bahasa Indonesia Keilmuan. Malang: UIN Maliki Press2011.
[1]Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah,Jakarta: Yrama Widya, 2004.
[2]http://budipurnomoagung.blogspot.co.id/2013/11/fungsi-ragam-bahasa-dan-ejaan.html?m=1 . Pukul
22.39
[5]. Yaqin, M. Zubad Nurul.Bahasa Indonesia Keilmuan, Malang: UIN Maliki Press.2011.hlm.30
[6] Yaqin, M. Zubad Nurul.Bahasa Indonesia Keilmuan, Malang: UIN Maliki Press.2011.hlm.33
[7] ibid
[8] ibid
[9] ibid
[11]Ibid.
[12]Ibid.
[13] Penulisan tanda baca pisah (–) dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan
sesudahnya.
[14] http://huartzimucz.blogspot.co.id/2012/10/fungsi-fungsi-tanda-baca-html?m=1 . Pukul 22.30
[15] Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah,Jakarta: Yrama Widya, 2004.hlm.50
[16] Ibid.
[17] Ibid.
[18] Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu di tulis sama tinggi di sebelah
atas baris.