DINI
BAB I
PENDAHULUAN
2. Keterlibatan Kesehatan Psikologis Dengan Kesehatan Fisik Pada Anak Usia Dini
Kesehatan seringkali identik dengan keadaan tubuh atau fisik, namun demikian bahwa pada
dasarnya kesehatan tidak hanya melingkupi fisik saja. Hal ini sesuai dengan Undang-undang
kesehatan No. 23 Tahun 1992 menyatakan bahwa “kesehatan adalah keadaan sejahtera badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keadaan sehat pada seseorang itu
tidak hanya melingkupi fisik atau badan saja tetapi juga keadaan jiwa atau psikis juga ikut
menentukan kualitas kesehatan. Baik kesehatan yang dimaksud bersifat menyeluruh atau
integral. Artinya, kesehatan antara yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi.
Adapun pada anak usia dini kesehatannya melingkupi kesehatan fisik dan psikis, yang keduanya
merupakan komponen penyusun manusia yang saling mempengaruhi. Kesehatan fisik yaitu
terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit, semua organ
tubuh normal dan berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh. Sedangkan kesehatan
psikis adalah terwujud apabila pikirannya sehat, emosional sehat dan spiritualnnya sehat.
Pertama, pikiran sehat tercermin dari cara berfikir seseorang yakni mampu berfikir logis atau
berfikir secara runtut. Kedua, emosional yang sehat tercermin dari kemempuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya. Ketiga, spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang mampu
mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau penyembahan terhadap sang pencipta.
Lebih lanjut, kedua jenis kesehatan tersebut sangatlah berpengaruh antara satu dengan yang
lainnya. Artinya kesehatan fisik sangat lah berpengaruh terhadap kesehatan psikis, begitupun
juga sebaliknya. Dalam hal ini bisa dilihat bahwa ketika anak sehat secara psikis maka akan
menunjang terhadap kesehatan fisiknya, yang kemudian berpengaruh terhadap semangat dan
kesiapan anak untuk beraktivitas.
3. Permasalahan Kesehatan yang Sering Terjadi pada Anak Usia Dini
a. Kurang Gizi/ Malnutrisi
Banyak anak kekurangan gizi karena mereka tidak mendapatkan cukup makanan. Atau jika
mereka hanya mendapatkan makanan yang kurang kandungan gizinya, misalnya makanan
dengan banyak air dan serat di dalamnya, seperti ubi kayu, talas akar, atau bubur jagung.
Makanan jenis ini hanya membuat anak-anak menjadi kenyang dan tidak memenuhi kebutuhan
zat gizi untuk pertumbuhannya. Kadang-kadang pada anak ditemukan kekurangan zat-zat gizi
tertentu, seperti kekurangan vitamin A, yodium, dan lain-lain. Malnutrisi dapat menyebabkan
berbagai masalah pada anak, termasuk dalam kasus ringan seperti:
1) pertumbuhan lambat
2) perut bengkak
3) tubuh kurus
4) kehilangan nafsu makan
5) kehilangan energi
6) pucat (anemia)
7) luka di sudut-sudut mulut
8) sering pilek dan infeksi lainnya
9) rabun ayam
Dalam kasus lain yang lebih serius, yaitu:
1) berat badan tidak bertambah
2) pembengkakan kaki (kadang-kadang muka juga)
3) bintik hitam, 'memar', atau buka mengupas luka
4) rambut menipis atau bahkan rontok
5) kurangnya keinginan untuk tertawa atau bermain
6) luka dalam mulut
7) kecerdasan tidak berkembang
8) 'Mata kering' (xeroftalmia)
9) kebutaan
Mencegah dan mengobati masalah kekurangan gizi pada anak-anak sebenarnya cukup mudah,
yaitu dengan memberikan makanan bergizi secara cukup, atau cobalah untuk memberinya lebih
banyak / sering makan. Selain itu penambahan (fortifikasi) zat-zat nutrisi esensial misalnya zat
besi, kalsium, vitamin, protein dll pada makanan juga sangat baik untuk memenuhi kekurangan
zat tersebut. Usahakan selalu berpedoman pada pola 4 sehat 5 sempurna dalam memenuhi makan
anak-anak.
b. Diare dan Disentri
Diare pada anak dapat ditandai dengan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak. Bahaya terbesar bagi anak-anak dengan diare adalah dehidrasi, atau
kehilangan terlalu banyak cairan dari tubuh. Hal ini akan bertambah bahaya jika disertai muntah-
muntah.
Bayi dan balita yang diare membutuhkan lebih banyak cairan untuk mengganti cairan tubuh yang
hilang melalui tinja dan muntah. Pemberian cairan yang tepat dengan jumlah memadai
merupakan modal utama mencegah dehidrasi. Cairan harus diberikan sedikit demi sedikit dengan
frekuensi sesering mungkin. Oralit merupakan rumus manjur untuk mengatasi diare pada anak.
Jika anak dalam masa pemberian ASI, lanjutkan pemberian ASI, tetapi juga perlu ditambahkan
cairan / minum agar tidak mengalami dehidrasi. Bahaya besar kedua untuk anak-anak yang
terkena diare adalah kekurangan gizi. Berikan anak makanan bergizi.
c. Demam
Anak dikatakan demam jika suhu tubuhnya melebihi dari 37,5°C waktu diukur dengan
termometer. Pada anak-anak kecil, demam tinggi (lebih dari 39°C) dapat dengan mudah
menyebabkan kejang atau kerusakan otak. Untuk menurunkan demam, dapat dilakukan beberapa
hal berikut.
1) Kompres dengan air hangat
Anak dikompres dengan handuk yang dibasahi dengan dibasahi air hangat (30º C) kemudian
dilapkan seluruh badan. Penurunan suhu tubuh terjadi saat air menguap dari permukaan kulit.
Oleh karena itu, anak jangan “dibungkus” dengan lap atau handuk basah atau didiamkan dalam
air karena penguapan akan terhambat. Tambah kehangatan airnya bila demamnya semakin
tinggi. Dengan demikian, perbedaan antara air kompres dengan suhu tubuh tidak terlalu berbeda.
Jika air kompres terlalu dingin akan mengerutkan pembuluh darah anak. Akibatnya, panas tubuh
tidak mau keluar. Anak jadi semakin menggigil untuk mempertahankan keseimbangan suhu
tubuhnya.
2) Berikan obat pereda demam
Perawatan paling efektif untuk demam adalah menggunakan obat penurun panas seperti
parasetamol atau ibuprofen. Terdapat berbagai macam sediaan di pasaran seperti: tablet, drops,
sirup, dan suppositoria. Pengobatan ini dapat mengurangi ketidaknyamanan anak dan
menurunkan suhu 1 sampai 1,5 ºC. Sedangkan Aspirin tidak direkomendasikan untuk anak di
bawah 18 tahun karena dapat menyebabkan efek samping penyakit serius yang disebut sindrom
reye, meskipun angka kejadian penyakit ini jarang.
3) Berikan banyak cairan
Demam pada anak dapat meningkatkan risiko terkena dehidrasi (kekurangan cairan). Tanda
dehidrasi paling mudah adalah berkurangnya kencing dan air kencing berwarna lebih gelap
daripada biasanya. Maka dari itu, orang tua sebaiknya mendorong anak untuk minum cairan
dalam jumlah yang memadai. Anak dengan demam dapat merasa tidak lapar dan sebaiknya tidak
memaksa anak untuk makan. Cairan seperti susu (ASI atau sapi atau formula) dan air harus tetap
diberikan atau bahkan lebih sering. Anak yang lebih tua dapat diberikan sup atau buah-buahan
yang banyak mengandung air. Bila anak tidak mampu atau tidak mau minum dalam beberapa
jam, orang tua sebaiknya diperiksakan ke dokter.
4) Istirahat yang cukup
Demam menyebabkan anak lemah dan tidak nyaman. Orang tua sebaiknya mendorong anaknya
untuk cukup istirahat. Sebaiknya tidak memaksa anak untuk tidur atau istirahat atau tidur bila
anak sudah merasa baikan dan anak dapat kembali ke sekolah atau aktivitas lainnya ketika suhu
sudah normal dalam 24 jam.
d. Kejang
Penyebab dari kejang pada anak-anak antara lain demam tinggi, dehidrasi, epilepsi, dan
meningitis. Jika anak mengalami demam tinggi, segera redakan agar tidak kejang. Periksa tanda-
tanda dehidrasi dan meningitis. Kejang yang datang tiba-tiba tanpa demam atau tanda lainnya
mungkin epilepsi, terutama jika anak tampak biasa-biasa saja tanpa menunjukkan ada gejala
yang aneh. Kejang yang dimulai pada rahang dan kemudian seluruh tubuh menjadi kaku
mungkin akibat tetanus. Tanda-tanda kejang pada anak, di antaranya:
1) kedua kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang
selama 5 menit dan bola mata berbalik ke atas,
2) gigi terkatup,
3) muntah,
4) tak jarang si anak berhenti napas sejenak,
5) pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/ kecil,
6) pada kasus berat, anak kerap tak sadarkan diri. Adapun intensitas waktu kejang juga sangat
bervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan menit.
e. Meningitis
Penyakit berbahaya ini bisa datang sebagai komplikasi dari campak, gondok, atau yang lain yang
serius penyakit. Anak-anak dari ibu yang memiliki TB mungkin mendapatkan meningitis TBC.
Seorang anak yang sangat sakit yang terletak dengan cara kepala miring kembali, yang leher
terlalu kaku untuk membungkuk ke depan, dan yang tubuhnya membuat gerakan aneh (kejang)
mungkin memiliki meningitis.
Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita meningitis diatas umur 2 tahun adalah
demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan
sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya
terang), phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak
kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri.
Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit diketahui, namun
umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran, muntah dan enggan
menyusui.
Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, bertukar
alat makan, dan pemakaian sikat gigi bersama. Mencuci tangan yang bersih sebelum makan dan
setelah ke toilet umum, memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh
dengan makan bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai
macam penyakit. Pemberian imunisasi vaksin meningitis merupakan tindakan yang tepat
terutama di daerah yang diketahui rentan terkena wabah meningitis.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kesehatan merupakan bagian penting pada manusia dalam menjalani kehidupan, sebab kondisi
kesehatan akan mempengaruhi kualitas seseorang. Kesehatan yang kurang baik dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman pada seseorang, terutama pada anak usia dini yang masih sangat
rentan terserang virus.
Penyakit yang menyerang kesehatan dapat datang kapan saja pada seseorang bila stamina atau
imunnya sedang lemah. Dampak dari gangguan kesehatan ada bermacam-macam, hal tersebut
dapat meliputi gangguan fisik dan psikis. Gangguan yang terjadi pada fisik dan psikis seseorang
dapat saling terlibat dan mempengaruhi, misalnya penyakit psikosomatis.
Kesehatan yang tidak dijaga dan dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan kematian. Namun
kondisi kesehatan dapat dijaga, ada banyak sekali cara menjaga kesehatan, seperti menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, imunisasi, mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat,
dan mencukupi kebutuhan gizi. Kesehatan tidak hanya perlu dijaga bila anak ada di rumah,
namun di manapun anak berada, sebab virus dan bakteri penyakit ada di mana saja.
B. Saran
Berdasarkan ilmu yang telah diketahui, maka sebagai pihak yang bertanggung jawab pada anak,
seperti orang tua dan guru di sekolah perlu memahami ilmu mengenai kesehatan anak, sebab
dengan memamahaminya orang tua dan guru dapat menjaga anak dengan baik dan
mengahasilkan anak yang berkualitas.
Dalam hal ini, menjaga kesehatan bukan hal yang mudah sebab virus dan bakteri dapat
berkembang di mana saja, oleh sebab itu pemeliharaam kesehatan seperti menjaga kebersihan,
imunisasi, gizi yang cukup, dan sebagainya perlu diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiani, Yogi. (2013). Perkembangan dan Pemeliharaan Kesehatan AUD. [Online]. Tersedia:
http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/06/perkembangan-dan-pemeliharaan-kesehatan-aud-
566538.html.
Halim, Andreas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Sulita Jaya.
Multahzam, Ahmad. (2012). Kesehatan dan Gizi. .[Online]. Tersedia: http://multazam-
einstein.blogspot.com/2012/12/Karya Ilmiah-kesehatan-dan-gizi.html.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang telah
diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah saya tentang
“PEMELIHARAAN KESEHATAN ANAK SEJAK DINI”. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada dosen, serta tidak lupa terima kasih juga untuk teman-teman yang telah
bekerjasama dengan baik dalam pembuatan Karya Ilmiah ini.
Karya Ilmiah ini tentunya belum cukup sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan sarannya dari pembaca yang bersifat membangun.Penulis berharap, semoga makalah ini
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
i
Kata
Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Hipotesis........................................................................................................................ 1
1.4 Tujuan Penulisan............................................................................................................ 2
1.5 Manfaat penulisan..........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian penyalahgunaan Narkoba............................................................................ 3
2.2 Jenis-Jenis Narkotika...................................................................................................... 3
2.3 Dampak Penyalahgunaan Narkoba Dikalangan Remaja............................................. 6
2.4 Jenis-Jenis Narkoba Yang Disalahgunakan Oleh Remaja............................................. 6
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan.................................................................................................................... 10
5.2. Saran.............................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
DOSEN : LAODE KUNU, S.Pd. M.pd
ii TUGAS : BAHASA INDONESIA
KARYA ILMIAH
PEMELIHARAAN KESEHATAN ANAK
SEJAK USIA DINI
DI SUSUN OLEH:
NAMA : ANGGI YULIAN
NIM : PSW.IB.2014.B.0033
TINGKAT :I
2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................
DAFTAR ISI…………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................
1.2 Rumusan masalah................................................................................
1.3 Tujuan.................................................................................................
1.4 Manfaat..............................................................................................
5.2 Saran.....................................................................................................