Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH TENTANG

KESEHATAN MENTAL ANAK


USIA DINI

NAMA: LEONARDO EVERHARD


PRODI:D3 KEPERAWATAN
AKPER KRIDA HUSADA KUDUS

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga
kami
dapat
menyusun
dan
menyelesaikan
makalahPengantar
Kesehatan
Komunitas
&
Keperawatan Komunitas ini tepat pada waktu yang
telah ditentukan. Makalah ini diajukan guna memenuhi
tugas yang diberikan dosen mata kuliah Keperawatan
Komunitas.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih
atas bimbingan dan masukan dari semua pihak yang
telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat
menyelesaikan makalah ini baik itu secara langsung
maupun tidak langsung.
Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari
kategori sempurna, baik dari segi kalimat, isi maupun
dalam penyusunan. oleh karen itu, kritik dan saran yang
membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan
dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah
selanjutnya.
Kudus, 5 Januari 2017
Penyusun,

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia dini merupakan individu yang berada
pada rentang usia 0-8 tahun. Usia ini merupakan
pondasi untuk usia-usia selanjutnya. Selain itu pada usia
ini dikenal dengan golden age yaitu sebuah kondisi
pada saat anak mengalami perkembangan fisik dan
psikis yang sangat pesat. Adapun dalam hal ini
perkembangan yang sangat pesat tersebut, sangat
dipengaruhi oleh kesehatan dari fisik dan psikis
anak. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang anak
tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak
merasa sakit, semua organ tubuh dalam keadaan normal
dan berfungsi dengan normal. Begitupun dengan
kesehatan psikis terwujud apabila seseorang anak
merasa mentalnya dalam keadaan stabil sehingga
mampu berfikir sehat dan mampu mengekspresikan
emosi secara baik. Ketika kesehatan fisik anak
terganggu, maka dalam melakukan tindakan-tindakan
lainnya pun akan terganggu bahkan dalam ksehatan
psikisnya pun akan mengalami gangguan, begitupun
sebaliknya. Jelas ini akan mempengaruhi pada proses
pertumbuhan serta perkembangannya.
Pada kenyataannya, dalam kehidupan tidak sedikit
anak usia dini yang mengalami masalah dalam
kesehatannya, artinya suatu keadaan terganggunya fisik
dan psikis anak. Gangguan fisik yang biasa muncul
pada anak usia dini contohnya diare, demam,
malnutrisi, kejang, cacingan, flu, dan lain sebagainya.

Sedangkan gangguan psikis yang biasanya muncul pada


anak
usia
dini
adalah
stress,
tantrum,
depresi. Berdasarkan uraian di atas, agar kesehatan fisik
dan psikis anak tetap sehat, maka perlunya upaya untuk
memelihara kesehatan anak usia dini. Adapun untuk
mengetahui lebih lanjut terkait dengan pemeliharaan
kesehatan pada anak usia dini, maka perlu kiranya
penyusun menyusun sebuah makalah yang berjudul
Pemeliharaan Kesehatan untuk Anak Usia Dini.

1.
2.
3.
4.
5.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun
merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
Mengapa pemeliharaan kesehatan untuk anak
usia dini dianggap penting?
Bagaimana keterlibatan kesehatan psikologis
dengan kesehatan fisik pada anak usia dini?
Bagaimana permasalahan kesehatan yang sering
terjadi pada anak usia dini?
Apa dampak permasalahan kesehatan yang
sering terjadi pada anak usia dini?
Bagaimana cara memelihara dan menjaga
kesehatan anak usia dini?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
1. Pengertian Pemeliharaan Kesehatan
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 28 menyatakan bahwa yang
dimaksud pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Dari pengertian diatas dapat
mengambil inti sari bahwasannya dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
anak yaitu sebagai tugas seorang pendidik AUD, dalam
arti lain dalam membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak juga berhubungan dengan pendidik
mampu memelihara kesehatan anak usia dini. Maka
perlu mengerti akan pengertian memelihara kesehatan
anak usia dini itu sendiri dibawah ini penjabaran
pengertian memelihara kesehatan anak usia dini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata
memelihara berasal dari kata pelihara yang artinya
rawat dan jaga. Sedangkan pengertian kesehatan berasal
kata ke-sehat-an, sehat adalah suatu keadaan ketika
seluruh organ tubuh dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik. Pengertian Kesehatan menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan

a.
b.
c.

d.

bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu


keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan
bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan Pada
tahun 1986.
WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan,
mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah
sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan
hidup Kesehatan adalah konsep positif menekankan
sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.
Pengertian Kesehatan Menurut Undang-Undang adalah:
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Menurut UU Kesehatan No 23 tahun 1992 kesehatan
adalah keadaan sejahtera badan jiwa dan sosial, yang
memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial
dan ekonomi. Dari pengertian tersebut terdapat 4
macam kesehatan
a. Kesehatan badan / fisik

Terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan


secara klinis memang tidak sakit. Semua organ normal
dan berfungsi normal atau tidak ada gangguan funsi
tubuh.
b. Kesehatan jiwa / mental
1)
Pikiran ynag sehat tercermin dari cara berpikir
seseorang yakni berpikir yang logis dan runtut.
2) Emosional yang sehat tercermin dari kemampuan
seseorang dalam mengekspresikan emosinya.
3) Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang
dalam mengekspresikan rasa syukurnya, pujian dan
penyembahannya terhadap Sang Pencipta.
c. Kesehatan sosial
Terwujud apabila seseorang mampu berhubungan
dengan orang lain secara baik atau mampu berhubungan
dengan orang lain atau kelompok tanpa membedabedakan suku, ras,agama atau bangsa dll.
d. Kesehatan ekonomi
(orang dewasa) terlihat dari produktivitas seseorang
dalam arti mempunyai kegiatan yang dapat menyokong
hidupnya dan keluarganya secara finansial.
Jika kita kaitkan antara pengertian memelihara atau
pemeliharaan dengan pengertian kesehatan, maka
pengertian memelihara kesehatan mengandung arti
upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan
dan/atau perawatan.
Kemudian pengertian Anak usia dini Menurut
Beichler dan Snowman adalah anak yang berada pada
usia 0-8 tahun. Sedangkan menurut UUD No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28


pengertian anak usia dini adalah anak sejak lahir sampai
dengan enam tahun.
Dari penjabaran pengertian memelihara kesehatan anak
usia dini secara perkata diatas dapat disimpulkan
bahwasannya pengertian memelihara kesehatan anak
usia dini adalah upaya penanggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan terhadap anak usia dini
(usia 0-6 tahun) yang meliputi jiwa dan raga.
2. Status Gizi yang Baik untuk Anak Usia Dini
Status gizi merupakan ekpresi dari keadaan tubuh
yang dipengaruhi oleh zat-zat gizi tertentu. Status Gizi
dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
a. Penyebab langsung
Penyebab ini bersumber dari makanan anak dan
penyakit infeksi yang mungkin diderita oleh anak. Anak
yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering
diserang penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap
status gizinya. Begitu juga sebaliknya anak yang
makannya tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya pasti
kurang bahkan lemah dan pada akhirnya mempengaruhi
status gizinya.
b. Penyebab tidak langsung, terdiri dari :
1)
Ketahanan pangan di keluarga, ini terkait dengan
ketersediaan pangan, harga pangan dan daya beli
keluarga, serta yang paling utamanya pengetahuan
tentang gizi dan kesehatan.
2)
Pola asuh anak, berupa sikap dan perilaku ibu atau
pengasuh lain dalam hal keterdekatannya dengan anak,

memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi


kasih
sayang
dan
sebagainya.
Kesemuanya
berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan
(fisik dan mental), status gizi, pendidikan umum,
pengetahuan tentang pengasuhan yang baik, peran
dalam keluarga atau di masyarakat, sifat pekerjaan
sehari-hari, adat kebiasaan keluarga dan masyarakat.
3)
Keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air
bersih dan pelayanan kesehatan yang baik seperti
imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pertolongan
persalinan, penimbangan anak, pendidikan kesehatan
dan gizi, serta sarana kesehatan yang baik seperti
posyandu, puskesmas, rumah sakit dan lain-lain. Makin
tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta
makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan
dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu
tentang kesehatan, maka makin kecil risiko anak
terkena penyakit dan kekurangan gizi.
Dalam menentukan status gizi harus ada reference
atau ukuran baku dan pada setiap ukuran terdapat ciriciri tertentu. Pada status gizi dibagi menjadi empat yaitu
:
a. Gizi Lebih/ Over Weight.
Ciri-cirinya:
1)
Kegemukan atau obesitas,
2)
Berat badan lebih dari umurnya,
3)
Nafsu makan tinggi,
4)
Tidak terlalu bebas bergerak aktif.
b. Gizi Baik/ Well Nourished.
Ciri-cirinya:

1)
2)
3)
4)

Bertambah umur, bertambah berat, bertambah tinggi


Postur tubuh tegap dan otot padat
Rambut berkilau dan kuat
Kuku dan kulit bersih, tidak pucat, tidak bersisik,
dan tidak kering
5)
Wajah ceria, mata bening, dan bibir segar
6)
Gigi bersih dan gusi merah muda
7)
Nafsu makan baik dan BAB teratur
8)
Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umurnya
9)
Penuh perhatian dan bereaksi aktif
10) Tidur nyenyak
c. Gizi kurang untuk under weight .
Ciri-cirinya:
1)
Kurus (berat badan tidak dibawah rata-rata pada usia
seharusnya),
2)
Sulit mengalami kenaikan berat badan selama 3
bulan berturut-turut,
3)
Mudah terkena penyakit (diare, demam dll),
4)
Mata yang cekung,
5)
Rambut tipis,
6)
Tubuh mengalami pembengkakan terutama pada
kaki dan punggung sementara ototnya mengalami
pengecilan,
7)
Wajah tampak keriput dan mata sayu,
d. Gizi buruk, termasuk marasmus, kwasiorkor dan
marasmus-kwasiorkor.
Ciri-cirinya (Marasmus):
1)
Badannya kurus,
2)
Wajahnya yang berubah menjadi tua disebabkan
karena daging daerah wajah yang menyusut,

3)
4)

Cenderung rewel dan mudah menangis,


Kulit menjadi keriput, karena lapisan lemak yang
semakin terkikis,
5)
Jaringan lemak berkurang,
6)
Perut anak menjadi buncit dan terlihat tulang iga
yang memprihatinkan,
7)
Sering mengalami penyakit infeksi,
8)
Mengalami diare yang akut.
Ciri-cirinya (Kwasiorkor):
1)
Tubuh membengkak, terutama didaerah kaki dan
wajah
2)
Pandangan mata berubah menjadi sayu
3)
Rambut berubah menjadi kemerahan, mudah rontok
tnpa menimbulkan rasa sakit pada anak
4)
Anak cenderung rewel dan bersikap apatis
5)
Hati mereka membesar
6)
Otot mengecil
7)
Pada kulitnya terdapat bercak merah yang berubah
menjadi hitam lalu mengelupas
8)
Menderita anemia dan diare
9)
Sering menderita penyakit infeksi
Ciri-ciri dari gizi buruk marasmus-kwasiorkor adalah
perpaduan dari ciri-ciri diatas bahkan mungkin lebih
buruk lagi. Upaya orang tua atau guru harus memberi
contoh dengan mengajak makan yang sehat bersama
keluarga, pembiasaan tidak jajan sembarangan.
Memperkenalkan makanan yang baik dikonsumsi atau
tidak baik secara bertahap, terus mencoba makanan
yang baru yang bergizi dan membiasakan makan teratur

sejak dini serta berikan suasana yang nyaman ketika


makan untuk meningkatkan selera makan anak.
Memastikan anak cukup makan untuk memenuhi
kebutuhan gizinya serta perhatikan pula ukuran
makanan agar disesuaikan dengan gigi geligi anak yang
masih tumbuh (potongan kecil atau finger food), porsi
kecil tapi sering. Dalam pemilihan bahan makanan,
snack atau makanan camilan harus yang bergizi untuk
memberi kecukupan energi dalam aktivitas fisik anak
seperti bermain bersama teman, berlari, main sepeda
roda tiga.
B. Pembahasan
1. Pentingnya Pemeliharaan Kesehatan untuk
Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan masa dimana anak akan
mengeksplor dan menggali segala kemampuannya
terutama dengan kegiatan yang melibatkan fisik
motoriknya. Telah dijelaskan bahwa karakteristik anak
adalah aktif, tidak mau diam, penjelajah tanguh,
memiliki keingintahuan yang besar, dan lain
sebagainya. Menurut Soegeng Santoso dan Anne Lies
Ranti, anak sehat biasanya akan mampu belajar dengan
baik. ia banyak berkomunikasi dengan temantemannya, saudara, orangtua dan orang lain di
lingkungannya. anak yang banyak bergaul, ia akan
banyak pengetahuan dan pengalaman. anak tidak akan
puas atas sesuatu yang kurang dipahami dan ingin
mendapat contoh.

Ketika anak sedang dalam masa pertumbuhan dan


perkembangan yang pesat ini, sebagai orangtua dan
guru hendaknya selalu memperhatikan kesehatan dan
gizi anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang
sesuai dengan usianya. Anak yang sehat akan
mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang wajar
sesuai dengan usianya yaitu sesuai dengan standar fisik
yang dimiliki oleh anak seusianya, juga memiliki
kemampuan-kemampuan yang sesuai dengan standar
anak seusianya. Dalam hal ini pemeliharaan kesehatan
sangat diperlukan untuk pengoptimalan pertumbuhan
dan perkembangan anak. Pemeliharaan kesehatan ini
tentunya harus disesuaikan dengan perkembangan anak.
Intensitas dalam pemeliharaan dalam pelayanan
kesehatan anak akan lebih tinggi dari orang dewasa,
tentu ini dikarenakan anak usia dini belum mandiri dan
masih membutuhkan bantuan dari orang lain. Pada anak
usia dini juga, harus dibiasakan dan dilatih untuk
mandiri dalam menjaga kesehatan pribadi dengan
kegiatan sehari-hari yang mudah dilakukan oleh anak,
seperti memotong kuku, menggosok gigi, melatih untuk
mandi sendiri. Namun dalam hal ini pengawasan dari
orangtua dan guru masih sangat diperlukan untuk
membenarkan dan juga menghindari kesalahan yang
mungkin dilakukan oleh anak.
Secara umum, pemeliharaan kesehatan pada anak
usia dini bertujuan agar tidak terjadi penyakit yang
dapat mengganggu belajar serta kecerdasan anak. Selain
itu cara pemeliharaan kesehatan ini bisa dilakukan
dengan menjaga kebersihan diri anak serta

lingkungannya, menjaga jenis makanan yang


dikonsumsi, imunisasi tepat waktu, pembiasaan
perawatan diri yang baik, pembiasaan mengatur pola
hidup anak yang baik dan lain sebagainya.
Dalam hal ini perawatan kesehatan pada anak usia
dini dapat diawali dari pemberian makanan yang sehat
dan menjaga kebersihan. Mendidik anak sejak usia dini
untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat akan
memberikan manfaat bagi kesehatan fisiknya, tentu saja
ini harus didukung oleh orang-orang sekitarnya
terutama keluarganya agar mencontohkan juga
membimbing anak untuk hidup dengan sehat. Makanan
yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan
kebutuhan gizi anak usia dini. Dalam pemberian
makanan pada anak, usahakan makanan tersebut terlihat
menarik agar anak tertarik untuk memakannya. Ini juga
dapat bermanfaat ketika anak tidak menyukai suatu
makanan, kita dapat memanipulasi makanan tersebut
dengan masakan-masakan, bentuk serta warna yang
menarik untuk anak sehinggga anak mau untuk
memakannya. Tentu saja makanan yang disediakan
harus baik dan sehat juga tidak membahayakan anak itu
sendiri dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Tidak dipungkiri ketika pemeliharaan kesehatan
anak usia dini buruk, maka berbagai penyakit dapat
diperoleh anak usia dini. Setiap penyakit memiliki ciri,
penyebab dan akibatnya masing-masing. Gejala
penyakit-penyakit yang sering timbul pada anak usia
dini hendaknya diketahui oleh orangtua dan guru agar
dapat memantau perkembangan anak juga memberikan

a.
b.
c.
d.
e.

pelayanan yang tepat untuk anak. Guru di kelas perlu


menjelaskan kepada anak mengenai berbagai hal dalam
pemeliharaan kesehatan, yaitu pemeliharaan kesehatan
lingkungan, mata, telinga, kulit, gigi, dan jasmani.
Hidup dengan budaya sehat perlu ditanamkan sejak
dini, sejak anak sudah mulai dapat menangkap dengan
panca inderanya mengenai arti pentingnya memelihara
dan menjaga kesehatan.
Salah satu bentuk pemeliharaan dan pelayanan
kesehatan pada anak usia dini, salah satunya dapat
dilakukan dengan imunisasi. Imunisasi dilakukan
dengan memberikan vaksin kepada seseorang agar
tubuh dapat membuat antibodi sendiri terhadap bibit
penyakit. Imunisasi dapat melindungi anak usia dini
dari serangan bermacam-macam virus sehingga
diharapkan seorang anak yang memang sangat rentan
terhadap penyakit akan lebih kuat dan terjaga
kesehatannya. Vaksin yang biasanya digunakan dalam
imunisasi, yaitu:
BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
Untuk mencegah penyakit tuberkulosis
Polio oral vaksin
Untuk mencegah panyakit polio
DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus
Hepatitis B
Untuk mencegah penyakit Hepatitis B
Campak
Untuk mencegah penyakit campak

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pemeliharaan


kesehatan sangat dibutuhkan untuk anak usia dini selain
untuk pencegahan dari berbagai macam penyakit, juga
untuk pembiasaaan pada anak agar selalu hidup sehat.
Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan pada anak ini
harus disesuaikan dengan perkembangan anak.
Orangtua dan guru dapat menanamkan hidup sehat pada
anak dengan memberikan pembiasaan-pembiasaan
dimulai dari hal yang kecil yang biasa dilakukan anak
dikesehariannya, pemberian asupan makan bergizi yang
sesuai dengan kebutuhan anak, juga pemberian
imunisasi serta pemeriksaan kesehatan yang rutin bagi
anak usia dini.
2. Keterlibatan Kesehatan Psikologis Dengan
Kesehatan Fisik Pada Anak Usia Dini
Kesehatan seringkali identik dengan keadaan tubuh
atau fisik, namun demikian bahwa pada dasarnya
kesehatan tidak hanya melingkupi fisik saja. Hal ini
sesuai dengan Undang-undang kesehatan No. 23 Tahun
1992 menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan
sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa keadaan sehat pada seseorang itu tidak hanya
melingkupi fisik atau badan saja tetapi juga keadaan
jiwa atau psikis juga ikut menentukan kualitas
kesehatan. Baik kesehatan yang dimaksud bersifat
menyeluruh atau integral. Artinya, kesehatan antara
yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi.

Adapun pada anak usia dini kesehatannya


melingkupi kesehatan fisik dan psikis, yang keduanya
merupakan komponen penyusun manusia yang saling
mempengaruhi. Kesehatan fisik yaitu terwujud apabila
seseorang tidak merasa sakit dan memang secara klinis
tidak sakit, semua organ tubuh normal dan berfungsi
normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh.
Sedangkan kesehatan psikis adalah terwujud apabila
pikirannya sehat, emosional sehat dan spiritualnnya
sehat. Pertama, pikiran sehat tercermin dari cara
berfikir seseorang yakni mampu berfikir logis atau
berfikir secara runtut. Kedua, emosional yang sehat
tercermin
dari
kemempuan
seseorang
untuk
mengekspresikan emosinya. Ketiga, spiritual yang sehat
tercermin dari cara seseorang mampu mengekspresikan
rasa syukur, pujian, atau penyembahan terhadap sang
pencipta.
Lebih lanjut, kedua jenis kesehatan tersebut
sangatlah berpengaruh antara satu dengan yang lainnya.
Artinya kesehatan fisik sangat lah berpengaruh terhadap
kesehatan psikis, begitupun juga sebaliknya. Dalam hal
ini bisa dilihat bahwa ketika anak sehat secara psikis
maka akan menunjang terhadap kesehatan fisiknya,
yang kemudian berpengaruh terhadap semangat dan
kesiapan anak untuk beraktivitas.
Lain halnya ketika psikisnya terganggu maka
seringkali menyebabkan fisiknya sakit, dalam hal ini
dikenal dengan istilah somatoform yaitu gangguan
mental yang mempengaruhi fisik, tetapi pada dasarnya,
fisiknya tidak mengalami gangguan apa-apa. Adapun

contohnya adalah dengan seorang anak yang megalami


gangguan psikis seperti trauma, stress, takut yang
berlebihan seringkali menyebabkan anak memiliki
perilaku menarik diri, nafsu makannya berkurang,
bahkan cenderung takut untuk tidur. Dengan berbagai
penyebab tersebut tentunya akan berdampak pada fisik
anak yang lemas karena kekurangan nutrisi dan di sisi
lain energinya terkuras karena munculnya berbagai
pemikiran-pemikiran yang tidak sehat dan emosi yang
tidak sehat. Lebih lanjut hal ini berdamapak munculnya
penyakit-penyakit fisik seperti maag, tifus, dan lainlain.
Selain itu juga, sehatnya fisik anak juga akan
sangat berpengaruh terhadap psikis. Ketika keadaan
fisiknya sehat dalam arti semua organnya normal dan
berfungsi normal, maka menunjang terhadap
pemikirannya yang sehat, mampu mengekspresikan
emosinya secara positif dan bahkan mampu berekspresi
secara spiritual. Contohnya, anak mampu konsentrasi
dan semangat belajar.
Adapun ketika kondisi fisiknya terganggu
seringkali menyebabkan sakitnya psikis anak atau yang
dikenal dengan istilah psikomatik yaitu gangguan fisik
yang mempengaruhi keadaan psikis. Contohnya adalah
ketika anak sakit seperti diare, typus, atau pun
gangguan fisik lainnya cenderung menyebabkan anak
menjadi merasa lemas, tidak memiliki semangat untuk
berpikir positif bahkan berdampak terhadap munculnya
stress dan depresi karena penyakit yang dialami. Selain

itu juga emosi anak seringkali tidak terkendali bahkan


diekspresikan dengan tantrum.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa
baik kesehatan fisik atau pun psikis merupakan
komponen yang harus senantiasa diperhatikan, dijaga,
dan dipelihara. Dengan demikian, anak akan tumbuh
dan berkembang dengan optimal, baik secara fisik
maupun psikis.

1)
2)
3)
4)
5)
6)

3. Permasalahan Kesehatan yang Sering Terjadi


pada Anak Usia Dini
a.
Kurang Gizi/ Malnutrisi
Banyak anak kekurangan gizi karena mereka tidak
mendapatkan cukup makanan. Atau jika mereka hanya
mendapatkan makanan yang kurang kandungan gizinya,
misalnya makanan dengan banyak air dan serat di
dalamnya, seperti ubi kayu, talas akar, atau bubur
jagung. Makanan jenis ini hanya membuat anak-anak
menjadi kenyang dan tidak memenuhi kebutuhan zat
gizi untuk pertumbuhannya. Kadang-kadang pada anak
ditemukan kekurangan zat-zat gizi tertentu, seperti
kekurangan vitamin A, yodium, dan lain-lain.
Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai masalah pada
anak, termasuk dalam kasus ringan seperti:
pertumbuhan lambat
perut bengkak
tubuh kurus
kehilangan nafsu makan
kehilangan energi
pucat (anemia)

7)
8)
9)
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

luka di sudut-sudut mulut


sering pilek dan infeksi lainnya
rabun ayam
Dalam kasus lain yang lebih serius, yaitu:
berat badan tidak bertambah
pembengkakan kaki (kadang-kadang muka juga)
bintik hitam, 'memar', atau buka mengupas luka
rambut menipis atau bahkan rontok
kurangnya keinginan untuk tertawa atau bermain
luka dalam mulut
kecerdasan tidak berkembang
'Mata kering' (xeroftalmia)
kebutaan

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kesehatan merupakan bagian penting pada manusia
dalam menjalani kehidupan, sebab kondisi kesehatan
akan mempengaruhi kualitas seseorang. Kesehatan yang
kurang baik dapat menyebabkan rasa tidak nyaman
pada seseorang, terutama pada anak usia dini yang
masih sangat rentan terserang virus. Penyakit yang
menyerang kesehatan dapat datang kapan saja pada
seseorang bila stamina atau imunnya sedang lemah.
Dampak dari gangguan kesehatan ada bermacammacam, hal tersebut dapat meliputi gangguan fisik dan
psikis. Gangguan yang terjadi pada fisik dan psikis
seseorang dapat saling terlibat dan mempengaruhi,
misalnya penyakit psikosomatis. Kesehatan yang tidak
dijaga dan dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan
kematian. Namun kondisi kesehatan dapat dijaga, ada
banyak sekali cara menjaga kesehatan, seperti menjaga
kebersihan
diri
dan
lingkungan,
imunisasi,
mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, dan

mencukupi kebutuhan gizi. Kesehatan tidak hanya perlu


dijaga bila anak ada di rumah, namun di manapun anak
berada, sebab virus dan bakteri penyakit ada di mana
saja.
B. Saran
Berdasarkan ilmu yang telah diketahui, maka
sebagai pihak yang bertanggung jawab pada anak,
seperti orang tua dan guru di sekolah perlu memahami
ilmu mengenai kesehatan anak, sebab dengan
memamahaminya orang tua dan guru dapat menjaga
anak dengan baik dan mengahasilkan anak yang
berkualitas. Dalam hal ini, menjaga kesehatan bukan
hal yang mudah sebab virus dan bakteri dapat
berkembang di mana saja, oleh sebab itu pemeliharaam
kesehatan seperti menjaga kebersihan, imunisasi, gizi
yang cukup, dan sebagainya perlu diperhatikan.

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC,
Jakarta, 2005.
Moehji, S. Ilmu Gizi. Jilid I. Bhatara Karya Pustaka,
Jakarta, 1982.
Supariasa, I. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta, 2002.

Anda mungkin juga menyukai