Anda di halaman 1dari 17

PENGASUHAN DALAM KONTEKS

LINTAS BUDAYA
• Dalam kajian antropologi diungkapkan bahwa pengasuhan anak
dalam keluarga Jawa lebih menekan kan pada kontrol emosi diri
dan harmoni dalam hubungan sosial.
• Masyarakat Jawa tidak mendorong kemunculan perilaku agresi
terhadap teman sebaya apalagi terhadap orang tua.
• Anak-anak didorong untuk menyelesaikan masalah dengan
bermusyawarah daripada menggunakan agresi fisik maupun
verbal.
• Anak-anak yang menggunakan pembalasan secara fisik secara
fisik dan verbal akan mendapatkan teguran, sedangkan anak yang
mampu menenangkan dirinya serta pihak yang menyerangnya
akan mendapatkan ganjaran (Williams,1991).
• Hasil penelitian Farver, Welles-Nystrom, Frosch, Wimbarti, dan
Hoppe-Graff (1997) menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia
(Jawa) mengungkapkan narasi mainan yang bermuatan agresi lebih
rendah ketika dibandingkan dengan anak-anak dari Amerika Serikat.
• Hal ini terjadi karena anak-anak Indonesia dilatih untuk
mengembangkan atribut pribadi yang mendukung harmoni
kelompok, rasa hormat kepada otoritas, pengendalian emosi dan
kerja sama melalui sosialisasi yang mereka alami. Perilaku social
individu dikontrol melalui rasa bersalah, rasa malu, takut terhadap
gosip, dan setiap anggota masyarakat dapat mendisiplinkan anak
setiap kali berperilaku buruk seperti tidak sopan, merusak, dan
agresif.
• penelitian Harr dan Krahe (1999) yang
membandingkan remaja Indonesia dan jerman
dalam menghadapi koflik antar pribadi pada
remaja. Diungkapkan oleh Haaar dan Krahe bahwa
remaja Indonesia lebih memilih untuk
menggunakan strategi resolusi konflik yang
mengedapankan respon kepatuhan atau kompromi
daripada respon yang bersifat konfrontatif.
Sebaliknya, remaja jerman lebih mengedapankan
respon komfrotatif daripada respon kepatuhan.
• Intinya gaya pengasuhan anak yang dilakukan
orang tua dipenaruhi oleh budaya tempat
keluarga berasal maupun lingkungan tempat
tinggal.
PERILAKU DAN PRAKTIK PENGASUHAN
• Praktek pengasuhan adalah perilaku, perilaku
pengasuhan dengan muatan tertentu yang memiliki
tujuan sosialisasi (Darling & Steinberg, 1993).
• praktek pengasuhan dapat dikonseptualkan sebagai
system interelasi yang dinamis yang mencakup
pemantauan, pengelolaan prilaku, dan kognisi
social, dengan kualitas relasi orang tua dan anak
sebagai pondasinya ( Dishion & McMahon, 1998).
• Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa
praktek pengasuhan dan relasi dalam keluarga
seperti relasi orang tua-anak memiliki
pengaruh yang penting terhadap
kesejahteraan anak maupun remaja (Wenk,
Hardesty, Morgan & Blair, 1994).
• Studi longitudinal yang dilakukan Chen, Liu, dan Kaplan
(2008), menunjukkan bahwa pengalaman yang memuaskan
pada masa remaja awal berkaitan secara positif dengan
kepuasan perkawinan yang pencapaian pendidikan pada
masa dewasa muda, dan pada gilirannya juga berdampak
positif pada penggunaan pengasuhan oleh individu pada
masa dewasa tengah.
• Praktek pengasuhan yang buruk, seperti kurangnya
pemantauan, disiplin yang tidak konsisten, dan adanya
pengasuhan yang positif, berkaitan dengan perilaku delinkuen
pada anak dan remaja (Dekovic, Wissink, & Meijer, 2004)
bentuk-bentuk perilaku asuhan dalam relasi
orang tua-anak yakni:
1. kontrol dan pemantauan
• Kontrol berarti penekan terhadap adanya
batasan-batasan terhadap perilaku yang
disampaikan secara jelas kepada anak.
• Montemayor (2001) mendefenisikan
pemantauan sebagai aktifitas yang
memungkinkan orang tua mengetahui
keberadaan remaja, aktivitas yang dilakukan,
dan teman-temannya.
• Waizenhofer dkk, 2004 membedakan pemantauan
terhadap aktifitas yang dilakukan oleh anak menjadi
dua yaitu :
• 1. Metode aktif, yakni dengan menanyakan
langsung pada anak atau berpartisipasi dalam
aktifitas yang dilakukan oleh anak
• 2. Metode pasif, yakni dengan mengetahui aktivitas
rutin atau mendapatkan informasi dari orang lain
yang mengetahui tanpa menanyakannya pada anak.
Dukungan dan keterlibatan
2. Dukungan dan keterlibatan
• Thomas dan Rollins (1976) mendefenisikan dukungan
orang tua sebagai interaksi yang berkembang oleh
orang yang dicirikan oleh perawat, kehangatan,
persetujuan, dan berbagai perasaan positif orang tua
terhadapa anak. Dukungan orang tua membuat anak
merasa nyaman terhadap kehadiran orang tua dan
menegaskan dalam benak anak bahwa dirinya
diterima dan diakui sebagai individu (Larser & Dehle,
2007; Young, Miller, Norton & Hill, 1995).
• Penelitian yang dilakukan pada keluarga
Amerika keturunan Asia Tenggara,
menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua
dalam pendidikan anak dirumah, disekolah,
dan lingkungan social anak dapat
meningkatkan kualitas relasi dalam keluarga
(Ying & Han, 2008).
3. Komunikasi
• Hasil penelitian telah menegaskan bahwa
komunikasi orang tua-anak dapat memengaruhi
fungsi keluarga secara keseluruhn dan
kesejahteraan psikososial pada diri anak ( Shek,
2000).
• Davidson dan Cardemil (2009) Tingkat komunikasi
orang tua-anak yang tinggi berkolerasi dengan
sedikitnya simtom eksternalisasi pada anak.
4. Kedekatan
• kehangatan (warmth) merupakan salah satu dimensi dalam
pengasuhan yang menyumbang akibat-akibat positif bagi
perkembangan.
• Kedekatan merupakan aspek-aspek penting dalam kehangatan yang
memprediksikan kepuasan pengasuhan dan keterlibatan anak dalam
aktivitas keluarga (Paulson, Hill & Holmbeck, 1991).
• Jika kehangatan berkenaan dengan perasaan positif secara umum
terhadap keluarga, kedekatan merupakan aspek yang lebih spesifik
yang mencakup keintiman, afeksi positif, dan pengumkapan diri.
Kedekatan mengisyaratkan adanya saling ketergantungan dan
perasaan terhubung (Laursen & Williams, 1997;Regnerus & Luchies,
2006).
5. Pendisiplinan
• Pendisiplinan merupakan salah satu bentuk dari upaya orang
tua untuk melakukan control terhadap anaknya. Pendisiplinan
biasanya dilakukan orang tua agar anak dapat menguasai
suatu kompetensi, melakukan pengaturan diri, dapat menaati
aturan, dan mengurangi perilaku penyimpangan atau
berisiko. Keberhasilan pendisiplinan antara lain ditentukan
oleh cara yang digunakan. Pendisiplinan yang keras dipercayai
justru dapat berdampak negative pada perilaku anak (McKee,
Roland, Coffelt, Olson, Forehand, Massari, Jones, Gafney &
Zens, 2007; Kerr, Lopez, Olson & Sameroff, 2004).
Pengasuhan bersama
• Pengasuhan anak akan memberikan hasil yang lebih baik
bila ayah dan ibu menjalankan pengasuhan bersama, yaitu
bila orang tua bersikap saling mendukung dan bertindak
sebagai satu tim yang bekerja sama, bukan saling
bertentangan. Pada umumnya untuk tujuan yang sama,
ayah dan ibu menjelaskan peran yang berbeda.
• Suatu study tentang proses sosialisasi kepercayaan (trust),
oleh orang tua kepada anak, yang dilakukan oleh Rotenberg
(1995) menemukan bahwa ibu berperan membentuk
keyakinan (belief) tentang pentingnya kepercayaan,
sedangkan ayah berpern membentuk perilaku memercayai.

Anda mungkin juga menyukai