Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“PENGEMBANGAN KREATIVITAS TARI ANAK USIA DINI”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah:

SENI TARI DAN TATA RIAS

Dosen Pengampu : Suci Aprilyati Ruiyat, M.Pd.

Disusun Oleh :

 Siti Zubaedah (E4322320089)

 Siti Nurhasanah (E4322003236)

 Rumsiah (E4322320178)

 Aryanah (E4322320177)

 Dewi Partiwi (E4322320081)

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN

(STKIP) SETIA BUDHI RANGKASBITUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pengembangan Kreativitas Seni Tari Anak Usia Dini” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
Mata Kuliah Seni Tari dan Tata Rias. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Pengembangan Kreativitas Seni Tari Anak Usia Dini
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Serang, 28 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ..................………………………...…………………... 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ……………………………………………….. 2
D. Manfaat Penulisan Makalah ………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.Ruang Lingkup Pendidikan Seni Tari ............................................................. 3
B. Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini ............................................................ 5
C. Pendidikan Seni Tari Sebagai Wahana Pendidikan Karakter ........................ 7
D. Teknik Pemilihan Jenis Tari Sesuai Tingkat Anak Usia Dini ........................ 7
E. Proses Pembelajaran Tari Kreatif Pada Anak Usia Dini ................................ 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada pepatah bahwa walaupun jumlah anak-anak hanya 10% dari total
jumlah penduduk, tetapi mempengaruhi 100% masa depan. Investasi untuk
program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dianggap sangat penting,
karena akan menentukan kualitas SDM di masa depan.
PAUD dianggap penting karena membangun karakter yang paling
efektif adalah pada usia sedini mungkin. Tim Utton berkata bahwa“At 3,
you’re made for life” (Pada usia 3 tahun, kamu dibentuk untuk seumur
hidup”). Ungkapan tersebut mengacu kepada sebuah studi yang dilakukan
oleh University of Otago di New Zealand yang meneliti lebih dari 1000 anak-
anak selama 23 tahun, dan terbukti bahwa sejak usia 3 tahun seorang anak
sudah bisa diprediksi bagaimana karakternya kelak ketika dewasa.
Dunia anak adalah dunia bermain menjadi prinsip dasar pembelajaran
di PAUD yaitu “belajar sambil bermain dan bermain seraya belajar”,
sehingga untuk memberikan pembelajaran anak usia dini harus menggunakan
media yang tepat, salah satunya melalui seni tari. Pada anak usia dini seni tari
merupakan salah satu wadah yang efektif untuk mengantarkan anak-anak
melewati dunianya. Gerak sebagai media tari mengajarkan anak
untuk berimajinasi, berkreasi dan bereskpresi. Sesuai dengan teori belajar
humanistik, pembelajaran tari kreatif merupakan proses aktivitas individu
yang perkembangannya ditentukan oleh individu itu sendiri.
Kenyataan di sekolah pada umumnya pembelajaran seni tari
masih menjadi kegiatan yang insidental, sehingga siswa memiliki
keterbatasan untuk mengekspresikan dirinya melalui gerak. Pembelajaran
yang dilakukan menggunakan metode yang terpusat pada guru sebagai model,
sehingga anak hanya menirukan dan menghafalkan gerak baku yang
dilakukan oleh guru.

1
Pembelajaran tari kreatif berdasarkan tema pembelajaran di PAUD melibatkan
anak secara aktif dalam eksplorasi dalam penemuan gerak sehingga anak
mendapatkan pengalaman secara konstruktif dan kreatif. Siswa mendapatkan
ruang imajinasi dan ekspresi dalam memilihan peran sesuai minatnya. Di sisi lain,
kebersamaan, kedisiplinan, kemandirian dan tanggungjawab anak yang terjalin di
dalam proses tari kreatif dapat membangun karakter anak.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja ruang lingkup pendidikan seni tari?
2. Bagaimana pendidikan seni tari di PAUD?
3. Bagaimana pendidikan seni tari sebagai wahana pendidikan karakter?
4. Bagaimana teknik pemilihan jenis tari yang sesuai dengan tingkat anak
usia dini?
5. Bagaimana proses pembelajaran tari kreatif pada anak usia dini?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami ruang lingkup pendidikan seni
tari.
2. Untuk mengetahui dan memahami pendidikan seni tari di PAUD.
3. Untuk mengetahui dan memahami pendidikan seni tari sebagai wahana
pendidikan karakter.
4. Untuk mengetahui dan memahami teknik pemilihan jenis tari yang sesuai
dengan tingkat anak usia dini.
5. Untuk mengetahui dan memahami proses pembelajaran tari kreatif pada
anak usia dini.
D. Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan penyusun dan pembaca dapat lebih
mengetahui dan memahami apa saja ruang lingkup pendidikan seni tari,
pendidikan seni tari di PAUD, pendidikan seni tari sebagai wahana
pendidikan karakter, teknik pemilihan jenis tari yang sesuia dengan tingkat
usia dini dan proses pembelajaran tari kreatif pada anak usia dini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Pendidikan Seni Tari


1. Pengertian Pendidikan Seni Tari
Menurut Aristoteles ( ) meyatakan bahwa “tari ialah sebuah gerak
ritmis yang bisa menghadirkan suatu karakter manusia saat mereka
bertindak”. Sedangkan menurut menurut Cooric Hartong (1906)
menyatakan bahwa “seni tari ialah sebuah gerak-gerak badan yang diberi
nuansa ritmis dan dilakukan dalam suatu ruang”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa seni tari
merupakan suatu gerak badan yang secara berirama yang dilakukan
ditempat serta waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkap
perasaan, maksud, serta pikiran yang dapat menghadirkan karakternya
ketika bertindak.
2. Elemen Dasar Gerak
a. Gerak
Gerak tari adalah gerak yang telah mengalami perubahan atau
proses stilasi dari gerak wantah (asli) ke gerak murni dan gerak
maknawi. Gerak wantah yang telah mengalami stilasi itu akhirnya
dapat dilihat dan dinikmati karena menjadi gerakan yang memiliki
nilai estetik (gerak murni dan gerak gerak maknawi). Gerak wantah
contohnya mencangkul, membatik dll.gerak wantah mudah dipahami
sebalikknya gerak murni dan maknawitidak mudah dipahamikarena
sudah mengalami proses stilisasi atau perubahan baik penambahan
dan pengurangan. Gerak murni merupakan gerak wantah yang telah
diubah menjadi gerak yang indah namun tak bermakna. Gerak
maknawi adalah gerak wantah merupakan gerak yang telah diubah
menjadi gerak indah yang bermakna.
b. Tenaga
Penggunakaan tenaga dalam gerak tari meliputi :

3
1) intensitas berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang
menghasilkan tingkat ketegangan gerak.
2) Aksen/tekanan muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba-tiba
dan kontras.
3) Kualitas berkaitan dengan cara penggunakaan atau penyaluran
tenaga.
c. Ruang
Unsur ruang yang dimaksudkan sebagai unsur tari terbagi dua yakni
ruang yang diciptakan oleh penari dan ruang pentas atau ruang
tempat penari melakukan gerak.
1) Garis, yaitu kesan yang ditimbulkan setelah sedemikian rupa
setelah membentuk garis tubuh di alami baik garis diagonal
maupun tegak.
2) Volume, yaitu jangkauan gerak yang tergantung dari yang
digunakan seorang tari.
3) Arah, yaitu arah hadap penari ketika melakukan gerak baik ke
depan, ke samping maupun ke belakang.
4) Level, yaitu berhubungan dengan tinggi rendahnya penari pada
saat melakukan gerakan.
5) Fokus, yaitu sudut pandang suatu perspektif penonton dan yang
diperlukan dalam melakukan rangkain gerak.
d. Waktu
Dalam unsur waktu juga menentukan dalam membangun gerak tari.
Dalam unsur waktu ada 2 faktor yang sangat penting yaitu ritme dan
tempo. Ritme dalam gerak tari menunjukkan ukuran waktu dari
setiap perubahan detail gerak, ritme lebih mengarah pada ukuran
cepat atau lambat setiap gerakan yang dapat dicapai. Sedangakan
tempo merupakan kecepatan gerak tubuh penari yang dapat dilihat
dari panjang pendeknya waktu yang diperlukan.
3. Keindahan dalam Tari
a. Wiraga meliputi hafalan, teknik dan ruang gerak.

4
b. Wirasa menyangkut penjiwaan atau kemampuan penari di dalam
mengungkapkan rasa emosi yang sesuai dengan karakter dan tema
tarian.
c. Wirama meliputi ketepatan ritme dan tempo gerak yang selaras
dengan irama iringannya.

B. Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini


1. Karakteristik Gerak Anak Usia Dini
Karakteristik gerak motorik anak usia dini terdiri dari dua
gerakan yaitu motorik halus dan motorik kasar.
a. Ketrampilan Koordinasi Gerakan Motorik Kasar
Gerakan ini meliputi kegiatan seluruh tubuh atau sebagian tubuh
yang meliputi : ketahan, kecepatan, kelenturan, ketangkasan,
keseimbangan dan kekuatan. Ketrampilan motorik kasar dapat
dibagi dalam 3 kelompok:
1) Ketrampilan lokomotorik : Berlari, melompat, menderap,
meluncur, berguling, behenti, berjalan setelah berhenti
sejenak, menjatuhkan diri dan mengelak.
2) Ketrampilan non lokomotorik : menggerakkan anggota
tubuh dengan posisi tubuh diam ditempat, berayun, berbelok,
mengangkat, bergoyang, melengkung, memeluk, memutar
dan mendorong.
3) Ketrampilan memproyeksi : menangkap, menerima,
menendang, menggiring, melambung, memukul dan
menarik.
b. Ketrampilan Koordinasi Gerakan Motorik Halus
Gerakan ini menyangkut koordinasi gerakan gerakan jari-jari
tangan dalam melakukan berbagai aktivitas. Karakteristik gerak
yang biasa dilakukan oleh anak usia dini pada umumnya adalah
sebagai berikut: menirukan, memanipulasi dan bersahaja.

5
2. Pembelajaran Seni Tari untuk Anak Usia Dini
Menari adalah aktivitas menggerakan tubuh untuk mengekspresikan
gagasan, merespon musik, dan mencurahkan perasaan. Tujuan
pembelajaran seni tari adalah untuk mendemonstrasikan suatu
ketrampilan motorik (misalnya berlari, melompat, meloncat dan lain-lain),
melatih keseimbangan saat bergerak, menempatkan diri dalam peran dan
situasi tertentu serta memahami dan mengikuti instruksi.
Tari yang kreatif adalah gerakan yang ditampilkan secara menarik
dengan menyesuaikan alunan lagu atau musik. Terlepas dari itu, gerakan tari
untuk anak usia dini sebaiknya yang mudah dan tidak terlalu bervariasi,
menyenangkan dan dalam kondisi tertentu gerakan tari anak bersifat alami
Gerakan tari pada anak usia dini umumnya bersifat pengulangan dari
5-6 gerakan, dengan ditambah variasi formasi yang sederhana. Hal penting
yang perlu diperhatikan oleh pendidik adalah memperhatikan kondisi fisik
dan psikologis anak saat ingin menari.
Memaksakan atau menekan anak untuk menunjukkan suatu gerakan
tari, terlebih harus sempurna, hanya akan membuat kondisi anak menjadi
semakin buruk dan tidak mengembangkan kreativitas mereka.
Kegiatan kreatif tari dapat berupa:
a. Bergerak bebas mengikuti irama lagu atau instrumen
b. Bergerak bebas menyesuaikan dengan tempo musik/lagu
c. Bergerak dan berhenti
d. Menari dengan menggunakan gerakan hewan, tumbuhan, robot,
kendaraan, dan sebagainya
e. Menari dengan pola yang bervariasi
f. Menari dengan gerakan formasi
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan tari untuk anak usia dini adalah
pendidikan yang menimbulkan ekspresi suatu individu yang diungkapkan
melalui media gerak dengan iringan lagu yang gembira dengan sesuai dengan
tujuan edukatif untuk anak usia dini.

6
C. Pendidikan Seni Tari Sebagai Wahana Pendidikan Karakter
Anak yang bergaul akrab dengan seni termasuk seni tari, di samping
merasakan dan menghayati keselarasan dan keindahan seninya, mereka juga
memiliki pengalaman jiwa ikut merasakan dan menghayati pergolakan batin
atau konflikkonflik, entah itu konflik manusia yang satu dengan yang lain,
manusia dengan lingkungannya, manusia dengan alam, manusia dengan
penguasa, bahkan mungkin dengan Tuhan.
Anak memiliki pandangan yang relatif mendalam tentang
watak manusia serta hidup dan kehidupannya. Melalui pergelaran seni,
anak mendapatkan pemahaman tentang psikologi watak-watak manusia.
Berangkat dari situ, mereka akan mendapatkan pengetahuan yang lebih
mendasar tentang sifatsifat manusia lain (pada umumnya) dan tentang dirinya
sendiri.
Menari yang dilakukan secara rutin atau berkesinambungan
berdampak positif, karena mereka cenderung menjadi betah bergaul dengan
orang lain tanpa memandang status sosial. Mereka bisa saling menghormati
pendapat, bekerja samadengan orang lain, sabar mendengarkan pembicaraan
orang lain (teman dan guru).
Seni tari menyediakan kesempatan untuk mempelajari psikologi
manusia dengan berbagai perilakunya. Mereka mempunyai kesempatan
mempraktekkan tari. Praktik tari apabila dihayatinya dengan baik, maka tanpa
sadar proses itu akan membantu dalam proses pendewasaan diri. Mereka
mengidentifikasikan diri dengan tokoh-tokoh yang dibawakannya, dan juga
mengenal baik problem- problem tokoh tersebut. Demikian pula, tahu secara
persis nilai-nilai (moral) yang diperjuangkannya, sehingga mereka pun
terlatih dalam upaya memecahkan problemnya sendiri dalam kehidupan
sehari-hari
D. Teknik Pemilihan Jenis Tari Sesuai Tingkat Anak Usia Dini
1. Karakteristik Tari Anak Usia Dini
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dapat memberikan tari
yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini yaitu ada beberapa butir
yang harus diketahui antara lain :

7
a. Tema
Bahwa pada umumnya anak-anak selalu menyenangi
apa yang pernah dia lihat. Dari apa yang dilihatnya secara tidak
disadari atau disadari dengan spontan anak akan menirukan
gerak-gerak yang sesuia dengan apa yang pernah dilihatnya.
Dari gerak-gerak yang pernah dilihat dan diamati oleh
anak maka dapat dijadikan suatu tema. Tema-tema tersebut
yang pada umumnya disenangi oleh anak usia dini diantaranya
adalah tingkah laku binatang, seperti : kucing, anjing, kupu-
kupu, angsa, bebek dan lain-lain. Anak juga suka menirukan
tingkah laku manusia, seperti : ayah, ibu, dokter, polisi, supir,
arsitek dan lain-lain.
Selain tema di atas, guru dapat memilih salah satu tema dan sub
tema sebagai berikut :
No Tema Sub Tema
1 Diriku Identitasku, Tubuhku, dan Kesukaanku
2 Keluargaku Anggota Keluargaku dan Profesi Anggota
Keluargaku
3 Lingkunganku Rumahku dan Sekolahku
4 Binatang Binatang di Darat, di Air, Bersayap dan di
Hutan
5 Tanaman Tanaman Hias, Sayur, Obat, dan Buah
6 Kendaraan Kendaraan di Darat, di Air dan di Udara
7 Alam Semesta Benda-benda Alam, Langit dan Gejala
Alam
8 Negaraku Tanah Air

b. Bentuk Gerak
Bentuk gerak yang sesuai dengan karakteristik tari anak-anak,
pada umumnya gerak-gerak yang dilakukan tidaklah terlalu
sulit dan sangat sederhana sekali. Mengingat pada dasarnya
imajinasi anak itu masih liar dan tinggi maka dia mempunyai

8
daya kreativitas yang tinggi pula. Dan bentuk-bentuk gerak
yang biasa dilakukan adalah bentuk gerak-gerak yang lincah,
cepat dan seakan menggambarkan kegembiraannya.
c. Bentuk Iringan
Dilihat dari karakteristik anak yang senang bergerak dengan
gembira, anak usia dini biasanya menyenangi music iringan
yang menggambarkan kesenangan dan kegembiraan. Terutama
lagu-lagu anak mudah diingat, misalnya : lagu kelinciku,
kebunku, kupu-kupuku dan lain-lain.
d. Jenis Tari
Apabila suatu karya cipta gerak tari sudah tersusun dan menjadi
satu kesatuan tari anak, maka dibentuklah menjadi satu bentuk
tari dan sebuah jenis tari yang sesuai dengan karakteristik dan
sifat anak usia dini yang memiliki sifat kesenangan dan
kegembiraan, geraknya yang lincah dan sederhana, serta iringan
musiknya pun mudah dipahami oleh anak.
e. Tujuan Tari
Keterampilan gerak tari bukanlah tujuan utama namun
pengembangan berbagai aspek kreativitas pada diri anak
merupakan orientasi yang dilaksanakan dalam proses
pembelajarannya. Tujuan utama dari pendidikan tari pada anak
usia dini yaitu untuk membantu menumbuhkan dan
mengembangkan kemampuan anak melalui tari untuk
menemukan hubungan antra tubuhnya dengan seluruh
eksistensinya sebagi manusia.

E. Proses Pembelajaran Tari Kreatif Pada Anak Usia Dini


1. Kreativitas Anak Usia Dini
Selo Soemardjan (1983) “kreativitas merupakan sifat pribadi
seorang individu yang tercermin dari kemampuanya untuk
menciptakansesuatu yang baru”. Sedangkan menurut Supriadi (2001)
memaparkan bahwa “kreativitas merupakan kemampuan seseorang

9
untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun
karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada
sebelumnya”.
Jadi kreativitas merupakan proses mental yang unik, suatu
proses yang semata-mata dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang
baru, berbeda dan orisinal serta kreativitas juga adalah kemampuan
seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja
yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya.
Konsep dan bentuk kreativitas AUD dan orang dewasa sangat
berbeda. Kreativitas pada anak-anak memiliki ciri tersendiri.
Kreativitas anak dikoridori oleh keunikan gagasan dan tumbuhnya
imajinasi serta fantasi. Anak-anak yang kreatif sensitif terhadap
stimulasi. Mereka juga tidak dibatasi oleh frame-frame apapun. Artinya,
mereka memiliki kebebasan dan keleluasan beraktivitas. Anak kreatif
juga cenderung memiliki keasyikan dalam aktivitas. Kreativitas AUD
juga ditandai dengan kemampuan membentuk imaji mental, konsep
berbagai hal yang tidak hadir di hadapannya. AUD juga memiliki
fantasi, imajinasi untuk membentuk konsep yang mirip dengan dunia
nyata.
Dimensi kreativitas menurut Rhodes (1961) terbagi menjadi
empat yang dikenal disebut sebagai “The Four P’s of Creativity”.
Keempat dimensi tersebut adalah person, process, product, dan press.
a. Kreativitas dari aspek pribadi, yakni muncul dari keunikan pribadi
individu dalam interaksi dengan lingkunganya. Setiap anak
mempunyai bakat kratif, namun masing-masing dalam bidang dan
kadar yang berbeda-beda.
b. Kreativitas ditinjau dari aspek pendorong, yakni menunjuk pada
perlunya dorongan dari dalam individu (berupa minat, hasrat, dan
motivasi) dan dari luar (lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat) agar bakat kreatif dapat diwujudkan.
c. Kreativitas sebagai proses, ialah proses bersibuk diri secara kreatif.
Pada anak usia prasekolah hendaknya kreativitas sebagai proses yang

10
diutamakan, dan jangan terlalu cepat mengharapkan produk kreatif
yang bermakna dan bermanfaat.
d. Kreativitas sebagai produk, merupakan suatu ciptaan yang baru dan
bermakna bagi individu dan /atau bagi lingkunganya.
Menurut Yasbiati dan Lutfi Nur (2016, hlm. 87) menyatakan bahwa
“proses kreatif dimulai secara individual”.
Maksud dari pernyataan diatas adalah bahwa dalam upaya
mendorong proses kreativitas anak, guru dapat menghadapkan anak pada
suatu kemandirian agar dapat melihat, mendengar, mersakan, berpikir
dan berkreasi dengan perasaannya sehingga anak dapt mengeluarkan ide-
ide yang berbentuk ekspresi gerak yang unik dan orisinal.
2. Pendekatan Gerakan Berirama
Pendekatan dalam kegiatan gerak berirama harus menekankan
pada metodologi yang kreatif dan fleksibel yang menempatkan proses
gerakan dan ekspresi diri terhadap irama lebih penting dari pada pola
gerak yang dihasilkan.
Anak harus menemukan cara baru dalam melakukan sesuatu dan
bergerak mengikuti irama membuat anak bebas berimajinasi dan berani
menghadapi tantangan baru. Penyelidikan, improvisasi, penemuan dan
eksplorasi adalah kunci dalam pengembangan pola gerak alami yang
bervariasi.
3. Prosedur Proses Pembelajaran Tari Kreatif Anak Usia Dini Berdasarkan
Tema Pembelajaran
Proses pembelajaran tari yang dilakukan berdasarkan pada 4 dimensi
kreatif dengan memilih salah satu tema yang sedang dipelajari. Misalnya :
tema tanaman dengan sub tema tanaman buah yaitu pohon mangga.
Prosedur :
a. Guru mengajak anak ke luar ruangan
b. Biarkan anak mengamati segala sesuatu yang dapat mereka lihat,
dengar dan rasakan
c. Tekanakan pengamatan anak pada tanaman sekitar sesuai dengan
tema yang sedang dipelajari termasuk pohon mangga

11
d. Ajak anak kembali ke ruangan setelah puas bereksplorasi dengan
observasinya
e. Jika anak tidak juga menyampaikan hasil observasinya, maka guru
wajib mendorongnya agar anak mau menyampaikan
f. Hasil observasi dapat berupa ciri-ciri pohon mangga baik itu
pohonnnya, ranting, daun, buah dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pohon mangga termasuk gerakannya ketika
tertiup angin
g. Setelah itu, guru dapat memerintahkan anak menirukan gerakan
tersebut
h. Kemudian guru dapat memberikan penguatan terhadap hasil
observasi anak-anak dan gerakan tersebut
i. Guru dapat mengambil gerakan-gerakan dari setiap anak yang
mudah dipahami dan dimengerti serta dilakukan setiap anak minimal
sampai 3 gerakan.
j. Terciptalah tari kreatif pohon mangga
k. Setelah itu, guru dapat menambahkan lagu sesuai keinginan anak
untuk mengiringi tarian tersebut
l. Biarkan anak mendengarkan musik tersebut sehingga menyesuaikan
sendiri gerakannya sesuai dengan minat anak
m. Jika anak ikut bernyanyi, maka musik harus lebih keras dari suaranya
agar anak dapat menyesuaikan gerakannya
n. Setelah anak puas dengan gerakan tari tersebut, guru dapat
mendiskusikan pohon mangga tersebut mulai manfaat buahnya bagi
tubuh, manfaat pohonnya, akibat yang akan timbul jika di tebang
sembarangan dan lain-lain.
Dengan pembelajaran demikian, selain anak dapat meningkatkan
kretivitasnya melalui seni kreatif hasil sendiri juga dapat membangun
karakternya melalui rasa cinta dan saying terhadap tanaman sebagai
makhluk ciptaan Allah SWT yang harus dirawat, dijaga dan dilestarikan
untuk keseimbangan dan kesejahteraan hidup sesama di dunia ini.

12
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Fungsi seni sebagai media pendidikan menjadikan seni memiliki
potensi yang besar tidak hanya sebagai hiburan saja. Tapi penanaman karakter
dapat diajarkan melalui seni salah satunya seni tari. Sejauh ini pembelajaran
tari diberikan melalui pola-pola baku sehingga anak hanya meniru tarian
dari guru saja tanpa sedikit pun anak dapat mengeluarkan ide-ide
kreatifitasnya atau tarian yang diberikan oleh guru tidak sesuai dengan
usianya, sehingga hal tersebut membuat anak cenderung lebih pasif, egois,
kaku dan tidak kreatif.
Tari kreatif adalah tarian yang dimainkan dengan pencarian ide-ide
gerak dan alat yang penuh nilai-nilai dan norma-norma yang berguna bagi
anak untuk memahami dan mencari keseimbangan gerak hasil pencarian
menuru kemampuan dengan penuh kesadaran atau tanpa adanya paksaan.
Pembelajaran tari kreatif berdasarkan tema pembelajaran mengacu
pada minat, potensi dan kemampuan siswa. Pemahaman tema pembelajaran
melalui cerita, melakukan eksplorasi, berimajinasi dan
mengekspresikan gerak sesuai peran adalah proses yang menghantarkan
anak pada ruang kreativitas gerak yang menyenangkan. Aspek
kognitif, afektif, psikomorik dan sosial yang dikembangkan dalam tari
kreatif berdasarkan tema pembelajaran bermanfaat untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Di sisi lain, kebersamaan, kedisiplinan, kemandirian, tanggungjawab
anak yang terjalin di dalam proses tari kreatif menunjukkan adanya
pembangunan karakter anak yang dapat meningkatkan pemahaman akan
cinta lingkungan sehingga mengantarkan anak untuk memiliki kepekaan
memahami aspek-aspek yang terdapat dalam lingkungan.

13
B. Saran
Bagi mahasiswa sebagai calon guru harus benar-benar memahami
bagaimana konsep-konsep dan cara memberikan pembelajaran seni tari yang
seharusnya agar mohon maaf tidak terjadi lagi pengulangan kesalahan
mengajar seperti yang dilakukan guru-guru terdahulu.
Bagi orang tua dan guru harus lebih memberikan kesempatan kepada
anak mengeksplorasi dan mengaktualisasikan dirinya sendiri sesuai dengan
minatnya serta jangan sekali-kali mencampuri apa yang sedang mereka
lakukan melainkan jadilah motivator dan fasilitator bagi anak.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dilam, Angku. (20). Komposisi Tari. [Online]. Diakses


dari: https://www.scribd.com/doc/26802504/Komposisi-Tari. (25 April 2017)
Elly. (2014). Karakteristik Tari Anak Usia Dini. [Online]. Diakses
dari: http://ellyceria2011.blogspot.co.id/2014/02/karakteristik-gerak-berirama-
tari-anak.html. (24 Aril 2017).
Enis., dkk. (2009). Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran
Tari. (Makalah) [Online]. Diakses
dari: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/enis-niken-herawati-
mhum/makalah-sleman.pdf. (23 April 2017)
Kusumastuti, Eny., dkk. Pelatihan Pembelajaran Seni Tari Pada Anak Usia Dini
Melalui Pendekatan Ekspresi Bebas Bagi Guru Taman Kanak Kanak Wilayah
Kecamatan Gajah Mungkur Semarang. [Online]. Diakses
dari: http://www.academia.edu/9722810/pelatihan_pembelajaran_seni_tari_pada_
anak_usia_dini_melalui_pendekatan_ekspresi_bebas_bagi_guru_taman_kanak-
kanak_wilayah_kecamatan_gajah_mungkur_semarang. (27 April 2017)
Mariyana, Rita. (2008). Pembelajaran Kreativitas Untuk Anak Usia
Dini. Program Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Nisak, Ainun. (2013). Pendidikan Karakter di PAUD. [Online]. Diakses
dari: https://ainunnisak.wordpress.com/2013/04/01/pendidikan-karakter-di-paud/.
(26 April 2017)
PAUD Jateng. (2015). Pembelajaran Seni Tari Untuk Anak Usia Dini
(PAUD). [Online]. Diakses
dari: http://paudjateng.xahzgs.com/2015/09/pembelajaran-seni-tari-anak-usia-
dini.html. (28 April 2017)
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146
Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

15
Pratiwi, Yhana (2013). Seni dan Drama untuk Anak Usia Dini. [Online]. Diakses
dari: https://yhanapratiwi.wordpress.com/2013/04/09/seni-tari-dan-drama-untuk-
aud/. (24 April 2017).
Riwayanti, Rike. (2010). Kemampuan dan Karakteristik Tari Anak.
[Online]. Diakses
dari: http://rikerikeriwayanti.blogspot.co.id/2010/12/kemampuan-dan-
karakteristik-tari-anak.html. (25 April 2017)
SDN Puntukdoro 3. (2015). Tari dalam Pendidikan Karakter. [Online]. Diakses
dari: http://sdnpuntukdoro3.blogspot.co.id/2015/06/tari-sebagai-wahana-
pendidikankarakter.html. (26 April 2017)
Sujiono, Y N. (2009). Konsep Dasar PAUD. Jakarta Barat: Indeks.
Yasbiati dan Lutfi Nur. Strategi Pengembangan Fisik Motorik. Tasikmalaya:
Prodi Guru PAUD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

16

Anda mungkin juga menyukai