Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“PENTINGNYA PENGEMBANGAN SOSIAL PADA ANAK TK”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah:

METODE PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL

Dosen Pengampu :Mutoharoh, M.Pd.

Disusun Oleh :

 Siti Zubaedah (E4322320089)

 Siti Nurhasanah (E4322003236)

 Yuliyanti (E4322320176)

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN

(STKIP) SETIA BUDHI RANGKASBITUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pentingnya
Pengembangan Sosial Pada Anak TK” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
Mata Kuliah Metode Pengembangan Sosial Emosional. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pentingnya Pengembangan Sosial Pada
Anak TK Anak bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Serang, 21 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ..................………………………...…………………... 1
C. Tujuan Penulisan Makalah ……………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.Pentingnya Pengembangan Sosia; Emosional ................................................. 3
B. Mengapa Sosial Emosional Perlu Dikembangkan .......................................... 9
C. Sasaran Pengembangan Emosi dan Sosial di Taman Kanak - Kanak ............ 11
D. Metode Pengembangan Emosi dan Sosial di Taman Kanak - Kanak ............ 12
E. Metode Pengembangan Sosial ........................................................................ 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak dilahirkan dengan potensi mampu berkembang secara baik, tetapi


mereka tidak mungkin sepenuhnya melakukan secara sendiri. Anak-anak
dalam pengembangan dirinya, termasuk pada aspek sosial emosional
membutuhkan bantuan dan program yang sesuai dengan kebutuhannya.
Tindakan-tindakan untuk mencerdaskan dimensi perkembangannya perlu
ditangani secara serius. Dengan demikian, diharapkan anak menjadi generasi
yang mampu mengisi kehidupannya secara cerdas dan sesuai harapan
masyarakat.

Namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang
benar-benar cepat berkembang ada pula yang membutuhkan waktu agak
lama.Tidak semua anak usia dini mengalami perkembangan secara
normal,banyak kendala/permasalahan di dalam perkembangannya yang di
sebabkan oleh beberapa faktor.

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang akan di bahas berkaitan dengan


Perkembangan Bahasa dan Emosional Anak Usia Dini adalah sebagai berikut :

1. Apakah pengertian dari perkembangan sosial emosional ?


2. Bagaimana karakteristik perkembangan emosiona pada anak ?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan emosi anak ?
4. Aspek apa saja yang mempengaruhi perkembangan emosional anak ?
5. Sebutkan funsi dan jenis emosional pada anak ?
6. Mengapa sosial emosional perlu dikembangkan?
7. Apa saja sasaran pengembangan emosi dan sosial di TK?
8. Bagaimana metode pengembangan emosi dan sosial di TK?

1
C. Tujuan Penulisan

Selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliahi


Perkembangan Sosial Emosional di Taman Kank-Kanak, tujuan pembuatan
makalah ini juga salah satunya untuk menambah pengetahuan dan wawasan
bagi kami yang akan berkecimpung di dunia anak, khususnya anak usia dini
(pra sekolah). Kami sebagai calon guru TK perlu mengetahui basic dari
mengenal anakkarena untuk dapatmengembangkan potensi dari anak agar
mencapai keunggulan-keunggulan sesuai dengan dimensi-dimensinya,yaitu
sukses dalam mengantarkan anak-anak prasekolah atau taman kanak-kanak
pada level kecerdasan khususnya emosi dan social sesuai dengan yang
diharapkan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Sosial Emosional

Menurut Harlock, perkembangan sosial merupakan perolehan


kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Sosialisasi adalah
kemampuan bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai. Sementara emosi
adalah suatu keadaan atau situasi yang utuh dapat berupa pikiran ataupun
perasaan yang nampak pada perubahan biologis yang muncul dari perilaku
seseorang. Bahasa emosi mengarah pada sebuah perasaan atau pikiran. Jadi
seseorang dikatakan berkembang emosinya apabila ia sudah mampu
menunjukkan tindakan yang sesuai dengan aturan yang telah dibuat. dapat
dipahamibahw aemosi adalah peraan batin seseorang, baik berupa pergolakan
pikiran, nafsu, keadaan mental dan fisik yang dapat muncul atau
termanifertasi ke dalam bentuk-bentuk atau gejala-gejala seperti takut, cemas,
marah, kesal, iri, cemburu, senang, kasih sayang, dan ingin tahu.

1. Karasteristik Perkembangan Emosional Anak Usia Dini.

a) Ciri Emosional Anak Usia Dini

Anak prasekolah cenderungmengekpresikan emosinya dengan bebas


sangat terbuka. Sikap marah sering terjadi. Mereka sering
memperebutkan perhatian guru. Emosi yang tinggi pada umumnya
disebabkan oleh masalah psikologis dibanding masalah fisiologi.
Orang tua hanya memperbolehkan anak mekakukan beberapa hal,
padahal anak merasa mampu malakukan lebih banyak lagi. Di
samping itu, anak menjadi marah bila tidak dapat melakukan sesuatu
yang di anggap dapat dilakukan dengan mudah.

3
2. Faktor Yang Memengaruhi Perkembangan Emosional Anak

Secara garis besarnya terdapat dua faktor yang memengaruhi proses


perkembangan yang optimal bagi seorang anak, yaitu faktor internal
(dalam) dan eksternal (luar). Faktor internal ialah faktor-faktor yang yang
terdapat dalam diri anak itu sendiri, baik yang berupa bawaan maupun
yang diperoleh dari pengalaman anak. faktor internal ini meliputi: (a) hal-
hal yang diturunkan dari dari orang tua; (b) unsur berpikir dan
kemamouan intelektual: (c) keadaan kelenjar zat-zat dalam tubuh (unsur
hormonal); dan (d) emosi dan sifat-sifat (temperamen) tertentu. Adapun
faktor eksternal atau faktor luar ialah faktor-faktor yang diperoleh anak
dari luar dirinya, seperti faktor keluarga, faktor gizi, budaya, dan teman
bermain atau teman sekolah. Kelurga sangat berpengaruh dalam
membentuk kepribadian anak sikap dan kebiasaan keluarga dakam
mengasuh anak mendidik anak, hubungan orang tuadengan anak, dan
hubungan antara anggota keluarga. Keluarga yang proses pertumbuhan
dan perkembangan anak secara optimal. Seperti hubungan keluarga antara
bapak dan ibu yang tidak harmonis, sering bertengkar di depan
anak,perlakuan kasarterhadap anak, terlalu ketat dan mengekang
kebebasan anak, kesemuanya akan sangat memengaruhi perkembangan
kepribadian anak.

3. Aspek Perkembangan Emosional Anak

Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda-beda, nemun


demikian ada patokan umur tentang kemampuan apa saja yang perlu
dicapai seorang anak pada umur tertentu. Adanya patokan ini
dimaksudkan agar anak yang belum mencapai tahap kemampuan tertentu
ini perlu dilatih berbagai kemampuan untuk dapat mencapai
perkembangan yang optimal. Dalam buku pedoman deteksi dini tumbuh
kembang balita yang diterbitkan Departemen Kesehatan RI tahun 1994,
dijelaskan ada empat aspek tumbuh kembang yang perlu dibina dalam
menghadapi masa depan anak yang cemerlang sebagai berikut:

4
4. Perkembangan Kemampuan Gerak Kasar

Yang disebut dengan gerakan kasar, bila gerakan yang dilakukan


melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga
karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Misalnya, gerakan
membalik dan telungkup menjadi telentang atau sebaliknya. Contoh
lainnya yang termasuk gerakan kasar ini adalah gerakan berjalan, berlari,
dan melompat.

5. Perkembangan Kemampuan Gerak Halus

Disebut gerakan halus, bila hanya melibatkan bagian-bagian tubuh


tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, karena itu tidak begitu
memerkan tenaga. Nemun begitu, gerakan halus ini memerlukan
koordinasi yang cermat. Contoh gerakan halus yaitu: (a) gerakan
mengambil suatu benda dengan hanya menggunakan ibu jari dan telunjuk
tangan (b) gerakan memasukkan benda kecil kedalam lubang (c) merobek
kertas kecil-kecil, dan lain-lain.

6. Perkembangan Kemampuan Bicara, Bahasa, dan Kecerdasan

Kemampuan komunikasi merupakan kunci utama anak dapat bergaul


dengan sesamanya. Sebagai makhluk sosial, tentu komunikasi ini tidak
dapat dilepaskan begitu saja, agar satu nama lain saling memahami dan
mengerti sehingga terjalin interaksi dan hubungan yang harmonis di
antara bersama. Pada masa bayi dan balita, kemampuan berkomunikasi
secara aktif belum dapat dilakuakan, ia lebih mengandalkan perasaan
dan keinginannya melalui tangisan dan gerakan. Orang lain atau orang
tua sudah dapat memahami bahasa tubuh dan keinginan anak ini karena
pengalaman dan kebiasaan yang terys-menerus. Begitu juga, bayi dapat
mengerti ucap[an-ucapan atau bahasa orang tua yang ditunjukan
kepadanya, yakni terlihat dari respons yang dimunculkan oleh bayi
yang berupa senyum atau gerakan tangan dan bahasa tubuhnya.

5
Komunikasi aktif dan komunikasi pasif perlu dikembangkan secara
tertahap. Anak perlu dilatih untuk mau dan mampu berkomunikasi
(berbicara, mengungkapkan kalimat-kalimat, menyanyi dan bentuk
ungkapan lisan lainnya) dan berkomunikasi pasif ( anak mengerti orang
lain). Pada balita, kemampuan berpikir mula-mula berkembang melalui
lelima inderannya, misalnya melihat warna-warni, mendengar suatu
atau bunyi-bunyian, dan mengenal rasa. Melalui kata-kata yang
didengar dan diajarkan, ia mengerti bahwa segala sesuatu itu ada
namanya.

7. Perkembangan Kemampuan Bergaul dan Mandiri

Pada awal kehidupannya, seorang anak bergantung pada orang lain dalam
hal pemenuhan kebutuhannya. Orang tua melatih usaha mandiri anak,
mula-mula hal menolong kebutuhan anak itu sendiri dalam keperluan
sehari-hari, misalnya makan, minum, buang air kecil dan besar, dan
berpakaian. Kemampuan-kemampuan ini makin ditingkatkan sesuia
dengan bertambahnya usia. Anak perlu berteman, luas pergaulan perlu
dikembangkan pula, dan anak perlu diajarkan tentang aturan-aturan
disiplin, sopan santun, dan sebagainya agar tidak canggung dalam
memasuki lingkungan baru.

8. Fungsi Emosi

Setelah kita mengetahui apa dan bagaimana mekanisme terjadinya emosi


pada individu, selanjutnya kita akan membahas tentang fungsi atau
peranan emosi pada perkembangan anak. Fungsi dan peranan yang
dimaksud adalah sebagai berikut::

a) Merupakan bentuk komunikasi seingga anak dapat menyatakan


segala kebutuhan dan perasaannya pada orang lain. Contoh; anak
yang merasakan sakit atau marah biasanya mengekspresikan
emosinya dengan menangis. Menangis ini merupakanbentuk
komunikasi anak dengan lingkungannya pada saat ia belum mampu
mengutarakan perasaannya dalam bentuk bahasa verbal.

6
b) Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian
diri anak dengan lingkungan sosialnya, antara lain sebagai berikut.

c) Tingkah laku emosi anak yang ditampilkan merupakan sumber


penilaian lingkungan sosial terhadap dirinya. Penilaian lingkungan
sosial ini akan menjadi dasar individu dalam menilai dirinya sendiri.
Contoh; jika seorang anak sering mengekspresikan
ketidaknyamannya dengan menangis, lingkungan sosialnya akan
menilai ia sebagai anak yang “cengeng”.

d) Emosi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat


mempengaruhi interaksi sosial anak melalui reaksi-reaksi yang
ditampilkan lingkungannya. Melalui reaksi lingkungan sosial anak
dapat belajar untuk membentuk tingkah laku emosi yang dapat
diterima lingkungannya. Jika anak melemparkan mainannya saat
marah, reaksi yang muncul dari lingkungannya adalah kurang
menyukai atau menolaknya.

e) Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan, Artinya


jika ada yang ditampilkan dapat menentukan iklim psikologis
lingkungan. Artinya jika ada seorang anak yang pemarah dalam
suatu kelompok, maka dapat mempengaruhi kondisi psikologis
lingkungannya saat itu.

f) Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat


menjadi satu kebiasaan. Artinya jika seorang anak yang ramah dan
suka menolong merasa senang dengan perilakunya tersebut dan
lingkungan pun menyukainya maka anak akan melakukan perbuatan
tersebut berulang-ulang hingga akhirnya menjadi kebiasaan.

g) Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat atau


mengganggu aktivitas motirik dan mental anak. Seorang anak yang
mengalami stress atau ketakutan menghadapi suatu situasi. Dapat
menghambat anak tersebut untuk melakukan aktivitas. Misalnya,
seorang anak akan menolak bermain finger painting karena takut

7
akan mengotori bajunya dan dimarahi orang tua. Aktivitas finger
panting ini sangat baik untuk melatih motorik halus dan indra
perabaannya.

9. Jenis Emosi

1. Gembira :Setiap orang pada berbagai usia mengenal perasaan yang


menyenangkan. Pada umumnya perasaan gembira dan senang
diekspresikan dengan tersenyum, atau tertawa. Dengan perasaan
menyenangkan seseorang dapat merasakan cinta, dan kepercayaan
diri.

2. Marah : Emosi marah terjadi pada saat individu merasa dihambat,


frustasi karena tidak mencapai yang diinginkan, dicerca orang,
diganggu atau dihadapkan pada suatu tuntutan yang berlawanan
dengan keinginannya. Perasaan marah ini membuat orang seperti
ingin menyerang ”musuhnya”. Kemarahan membuat individu sangat
bertenaga dan impulsif , ia membuat kencang dan wajah merah.

3. Takut : Perasaan takut merupakan bentuk emosi yang menunjukkan


adanya bahaya. Menurut Helen Ross perasaan takut adalah suatu
perasaan yang hakiki dan erat hubungannya dengan upaya
mempertahankan diri. Perasaan takut ditandai oleh perubahan
fisiologis, seperti mata melebar, berhati-hati, berhenti bergerak,
badan gemetar, menangis, bersembunyi, melarikan diri atau
berlindung di belakang punggung oranglain.

4. Sedih : Dalam kehidupan individu akan merasa sedih pada saat ia


berpisah dari yang lain, terutama berpisah dengan orang-orang yang
dicintainya. Perasaan terasing, ditinggalkan, ditolak, atau tidak
diperhatikan dapt membuat individu bersedih. Stewart at all
mengungkapkan bahwa ekspresi kesedihan individu biasanya
ditandai dengan alis dan kening mengkerut ke atas dan mendalam,
kelopak mata ditarik ke atas, ujung mulut ditarik ke bawah, serta
dagu diangkat pada pusat bibir bagian bawah.

8
B. Mengapa Sosial Emosional Perlu Dikembangkan

1. Kompleksitas Kehidupan yang Dihadapi Anak

Perkembangan zaman termasuk perkembangan dan kemajuan ilmu


pengetahuan, teknologi, dan seni tidak seluruhnya membawa kehidupan
ini menjadi lebih teratur, tenteram, damai, dan bahagia. Kondisi tersebut
justru menjadikan kehidupan ini semakin kompleks, bahkan
menyebabkan dunia ini semakin sulit untuk didiami, dikendalikan, dan
dinikmati. Beberapa contoh perilaku emosi dan sosial yang menyertai
generasi sekarang dapat digambarkan sebagai berikut:

a) Perilaku Kesepian dan Pemurung

Banyak dialami oleh anak dan generasi sekarang, diantaranya


disebabkan semakin meningkatnya kesibukan orang tua mereka.
Kedua orang tua yang sibuk bekerja diluar rumah, mengakibatkan
secara sosial maupun emosi menjadi kurang perhatian dan terlantar.
Kedua orang tua yang seringkali konflik dalam keluarga dan terjadi
di hadapan anak-anak juga akan mempengaruhi keadaan sosial dan
emosi anak. Hal ini akan mengakibatkan anak-anak menarik diri
dari kehidupan sosial maupun emosi dengan keluarganya atau
orang tua mereka. Dampaknya, mereka menjadi penyendiri dan
pemurung.

b) Perilaku Beringas dan Kasar

Berbagai tekanan kerap kali menghampiri para pelajar, mulai dari


kekurangan uang jajan, berebut kendaraan umum pada saat akan
berangkat sekolah, terbatasnya berbagai sarana ekspresi dan
aktualisasi diri di sekolah maupun di masyarakat dan lain-lain.
Tuntutan-tuntutan yang berkembang akibat tayangan televisi, sajian
radio, komunikasi telepon, penggunaan internet, dan lain-lain cukup
memberikan andil dalam menekan emosi dan proses sosialisasi yang
menggiring anak pada perilaku beringas dan kasar.

9
c) Perilaku Rendahnya Sopan Santun

Tampaknya sudah sulit kita mendengar kata maaf, ucapan terima


kasih, ucapan salam, dan perilaku kesopanan lainnya lahir dari mulut-
mulut anak-anak pada jaman sekarang, bahkan generasi yang lebih
dewasa. Lihatlah bagaimana sikap para siswa kepada gurunya,
lihatlah perilaku anak pada orang tuanya, sungguh banyak contoh
yang terkait dengan penyimpangan perilaku ini.

d) Perilaku Cemas dan Gugup

Adanya tekanan emosi membuat anak menjadi sering cemas, bahkan


kemampuan berkomunikasi dalam lingkungan sosialnya menjadi
terganggu, misalnya saja karena stress anak menjadi gagap pada saat
diminta bercerita atau menyampaikan sesuatu yang telah dipelajari.

e) Perilaku Impulsif

Berbagai tekanan pada emosi dan sosial anak mengakibatkan anak


kurang mau dan mampu menahan diri untuk berbuat dan bertindak.
Anak-anak pada saat ini sering kali melakukan perbuatan dan
tindakan menurut kehendak hatinya saja. Bahkan sering kali pada
tempo yang cepat mereka dapat merusak sesuatu tanpa berpikir
akibat dan dampak-dampaknya. Sehingga seringkali
menjerumuskan dirinya pada keadaan yang merusak.

Ilustrasi diatas merupakan gambaran yang sangat memprihatinkan


dari dampak kehidupan saat ini yang dinamika dan kompleksitasnya kian
hari kian meningkat. Kondisi diatas menyiratkan betapa pentingnya aspek
emosi dan sosial diperkenalkan ke anak-anak sebagai generasi penerus
bangsa secara benar sesuai dengan karakteristik dan peran
perkembangannya masing-masing

10
Melihat gejala-gejala tersebut, para orang tua atau guru prasekolah
sudah seharusnya dapat memberikan pembekalan yang memadai tentang
pengelolaan emosi pada setiap anak agar dapat memenuhi tuntutan
penyesuaian diri dari lingkungannya, baik dari lingkungan keluarga,
sekolah maupun teman bermain. Jika kebutuhan untuk memenuhi tuntutan
tersebut tidak segera diupayakan maka dampak negatif tersebut di atas akan
mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial anak lebih serius, yang
dapat dilihat dari ekspresi kesehariannya, misalnya:

1. Mengidap rasa cemas yang berkepanjangan


2. Memiliki kecenderungan depresi
3. Bersikap bermusuhan terhadap anak atau orang lain
4. Terkena gangguan tidur, gelisah, mengigau, mimpi buruk, dan sebagainya
5. Mengalami gangguan makan
6. Bersikap agresif terhadap teman atau anak lain

Tentu semua pihak tidak berharap dampak negative tersebut menimpa anak-
anak usia dini. Dengan pengembangan sosial emosional yang memadai
diharapkan kesenjangan itu dapat diantisipasi secara efektif

C. Sasaran Pengembangan Emosi dan Sosial di Taman Kanak- Kanak

1. Sasaran Pengembangan Emosi

Hal yang penting untuk diperhatikan dan dibutuhkan anak dalam upaya
pengembangan emosi yang sehat adalah sebagai berikut: rasa saling
memiliki, rasa cinta dan kasih sayang keputusan sendiri, rasa aman,
diberi kepercayaan pada dirinya, dipeelakukan sesuai dengan
harapannya, diterima apa adanya dan diberikan sesuatu dengan
ketulusan. Sasaran pengembangan sosial di TK adalah:

a. Keterampilan berkomunikasi
b. Keterampilan memiliki rasa humor
c. Menjalin persahabatan

11
d. Berperan serta dalam kelompok
e. Memiliki tata karma
f. Materi pembelajaran

Pengembangan sosial di TK meliputi cinta dan kasih sayang, empati,


afiliasi, identifikasi, disiplin, tolong menolong dan tanggung jawab.

D. Metode Pengembangan Emosi dan Sosial di Taman Kanak-Kanak

1. Metode Pengembangan Emosi

Beberapa metode yang dapat membantu proses perkembangan emosi


anak di Taman Kanak-kanak, di antaranya berikut ini.

a. Bernyanyi dan bermain musik.

b. Bermain peran.

c. Hand puppet.

d. Bercerita.

e. Gerak dan lagu.

f. Relaksasi dan meditasi.

g. Permainan feeling band (band perasaan).

h. Demonstrasi.

i. Permainan personifikasi

E. Metode Pengembangan Sosial

Salah satu keahlian guru yang diharapkan adalah kemampuannya


dalam memilih metode pembelajaran yang paling tepat untuk anak didiknya.
Metode yang dapat digunakan untuk membantu proses pengembangan sosial
di antaranya adalah:

12
1. metode pengelompokan anak

2. modelling dan imitating

3. bermain kooperatif

4. belajar berbagi (sharing)

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sosial emosional pada anak penting dikembangkan. Terdapat


beberapa hal mendasar yang mendorong pentingnya pengembangan sosial
emosional tersebut, yaitu Pertama, makin kompleksnya permasalahan
kehidupan di sekitar anak, termasuk di dalamnya perkembangan IPTEK yang
banyak memberikan tekanan pada anak dan mempengaruhi perkembangan
emosi maupun sosial anak. Kedua, adalah penanaman kesadaran bahwa anak
adalah praktisi dan investasi masa depan yang perlu dipersiapkan secara
maksimal, baik aspek perkembangan emosinya maupun keterampilan
sosialnya. Ketiga, karena rentang usia penting pada anak terbatas. Jadi, harus
difasilitasi seoptimal mungkin agar tidak ada satu fase pun yang terlewatkan.
Keempat, ternyata anak tidak bisa hidup dan berkembang dengan IQ semata,
tetapi EI jauh lebih dibutuhkan sebagai bekal kehidupan. Kelima, telah
tumbuh kesadaran pada setiap anak tentang tuntutan untuk dibekali dan
memiliki kecerdasan sosial emosional sejak dini.

B. Saran

Para orang tua atau guru prasekolah sudah seharusnya dapat


memberikan pembekalan yang memadai tentang pengelolaan emosi pada
setiap anak agar dapat memenuhi tuntutan penyesuaian diri dari
lingkungannya, baik dari lingkungan keluarga, sekolah maupun teman
bermain. Jika kebutuhan untuk memenuhi tuntutan tersebut tidak segera
diupayakan maka dampak negatif tersebut di atas akan mempengaruhi
perkembangan emosi dan sosial anak lebih serius.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ali Nugraha dkk, Metode Pengembangan Sosial Emosional, Universitas Terbuka,


Jakarta, 2008

http://rianiputri.wordpress.com/2012/12/13/Pentingnya-Pengembangan-Sosial-
Emosional-Pada-Aud/

http://rachmimaulanaputri.blogspot.com/2012/12/Pentingnya-Pengembangan-
Sosial.html

Ali Nugraha dkk, Metode Pengembangan Sosial Emosional, Universitas Terbuka,


Jakarta, 2008

http://rianiputri.wordpress.com/2012/12/13/Pentingnya-Pengembangan-Sosial-
Emosional-Pada-Aud/

http://rachmimaulanaputri.blogspot.com/2012/12/Pentingnya-Pengembangan-
Sosial.html

15

Anda mungkin juga menyukai