Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PERMASALAHAN ANAK USIA DINI”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah:

PERMASALAHAN ANAK USIA DINI

Dosen Pengampu : Afifah, M.Pd.

Disusun Oleh :

 Siti Zubaedah (E4322320089)

 Sadiah (E4322320052)

 Yuliyanti (E4322320176)

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN

(STKIP) SETIA BUDHI RANGKASBITUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Gangguan
Fisik Pada Anak” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
Mata Kuliah Permasalahan Anak Usia Dini Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Gangguan Fisik Pada Anak bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Serang, 05 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah .…………..……………………………………………. 3
C. Tujuan …………………………………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Gejala dan Gangguan Perilaku Pada Anak ..................................................... 5
B. Faktor Resiko Terjadinya Gangguan Perilaku Pada Anak ............................. 6
C. Riwayat Kesehatan Atau Kondisi Medis Tertentu ......................................... 6
D. Pola Asuh dan Hubungan Keluarga ............................................................... 7
E. Faktor Keturunan Atau Genetik ...................................................................... 7
F. Beberapa Jenis Gangguan Perilaku Pada Anak .............................................. 7
G. Kasus Gangguan Perilaku Pada Anak Usia Sekolah ......................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan tingkah laku dikenal dengan istilah-istilah lain seperti Conduct


disorder, behavioral disorder, behavioral problems, behavioral disturbances
emotional disorder, dan lain-lain. Gangguan tingkah laku merupakan wujud
klinis tersendiri yang di manifestasikan dengan berbagai perilaku antisosial :
agresi,pencurian, penipuan, pembolosan, kekejaman terhadap binatang,
kekejaman pada orang lain, kabur dari rumah. Gangguan tingkah laku bukan
merupakan suatu penyakit melainkan di tandai dengan 3 sindrom yang
berbeda yaitu perilaku Agresi, perilaku antisosial, Kenakalan anak (Behrman,
1999). Gangguan tingkah laku ini bisa muncul pada hampir semua tahapan
usia dengan karakteristik khasnya masing-masing, dari taraf yang paling
ringan hingga yang berat. Khususnya pada anak-anak usia sekolah dasar,
gangguan tingkah laku yang paling umum adalah perilaku agresi, gangguan
belajar, serta pelanggaran aturan (Hertinjung, 2010). Tipe awitan masa kanak
– kanak mencakup gejala – gejala yang terjadi sebelum usia 10 tahun,
termasuk agresi fisik terhadap orang lain dan gangguan hubungan teman
sebaya (DSM-IV-TR, 2000).

Berdasarkan Studi pendahuluan yang di lakukan peneliti pada tanggal 21


maret mengenai gangguan tingkah laku anak usia sekolah di dusun
Wonokerto RT 03 RW 05, Sebagian besar anak usia 6-12 tahun mengalami
gangguan tingkah laku. Yaitu dari 13 Responden. Di dapatkan 38,4% (5 anak)
yang tidak mengalami gangguan tingkah laku. Dan 61,5% (8 anak) termasuk
dalam kategori gangguan tinggkah laku. Seperti: sering melanggar peraturan
sekolah, membolos, ketika anak di suruh belajar sering membantah, jika
marah selalu berteriak-teriak mengeluarkan kata-kata kasar, kata-kata kotor
bahkan ada yang sampai membanting barang atau sebaliknya malah
berperilaku pasif, takut bertemu orang asing.Berdasarkan hasil wawancara

1
peneliti dengan warga sekitar, ada perilaku yang tidak tepat di masyarakat
setahun terakhir. Seperti orang tua yang sering berkata kasar, keluarga yang
tidak harmonis, adanya penduduk yang mabuk – mabukan di ketika ada acara
hajatan nikah. Padahal keberadaan desa wonokerto berdekatan dengan area
pondok. Hal ini sangatlah bertentangan dengan sikap dan periku yang
seharusnya di kawasan lingkungan pondok pesantren.

Tugas perkembangan anak usia sekolah menurut Wong (2008:23)


hendaknya mempunyai tangung jawab baik di lingkungan sekolah maupun di
lingkungan rumah. Masalah tumbuh kembang anak masih banyak di temui
sampai sekarang, situasi dan kondisi yang tidak kondusif turut menjadi
penyebab makin banyaknya anak yang mengalami gangguan tingkah laku.
Beberapa model teori mengemukakan mengenai penyebab terjadinya
gangguan tingkah laku pada masa anak-anak. Para ahli perkembangan anak
berpendapat bahwa lingkungan sosial keluarga merupakan salah satu faktor
yang memainkan peran yang penting dalam menimbulkan gangguan tingkah
laku dan emosi anak. Pola pengasuhan, ketidakharmonisan orang tua,
keperibadian orang tua serta sosio ekonomi yang rendah merupakan faktor
eksternal anak yang dapat menimbulkan gangguan tersebut (Videbeck,
2008:89).

Faktor keluarga yang mencangkup pola asuh orang tua terhadap anak
berperan terhadap perkembangan tingkah laku dan emosi anak. hendaknya
kita juga menoleh kebelakang, karena perkembangan anak saat ini juga di
pengaruhi oleh latar belakang orang tua mendidik anak di masa lalu (Doenges,
2006:56). Anak yang memiliki gangguan tingkah laku secara berkepanjangan
akan membawa dampak yang negatif bagi perkembangan aspek-aspek lainnya,
baik aspek kognitif, sosial, maupun psikomotoriknya. Aspek-aspek tersebut
saling terkait dalam mendukung perkembangan anak secara utuh, sehingga
apabila satu aspek terhambat kematangannya maka aspek lain akan menjadi
kurang optimal (Hertinjung, 2010:56).

2
Anak yang mengalami gangguan tingkah laku hendaknya perlu mendapat
penanganan segera agar tidak berkepanjangan dan menghambat
perkembangan psikologisnya secara umum. Jika dalam fase perkembangan ini
anak tetap tidak bisa melewati dan menyelesaekan tugas perkembangannya
dengan baik maka akan mengganggu tugas perkembangan pada fase-fase
berikutnya (Nelson, 1999:45). Penanganan gangguan tingkah laku tentu saja
perlu dilakukan secara konsisten dengan melibatkan berbagai pihak yang
signifikan terhadap perkembangan anak. Dengan asumsi bahwa interaksi yang
pertama dan paling lama terjadi adalah interaksi anak dengan orang tua
khususnya ibu, maka perlu dicermati kembali bagaimana orang tua selama ini
telah menciptakan iklim psikologis dalam keluarga (Putri, 2010:67).
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik
mengadakan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pola asuh
orang tua dengan gangguan tingkah laku pada anak usia sekolah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemahaman, maka yang menjadi permasalahan nya adalah


sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik anak yang mengalami gangguan?


2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi tentang gangguan perilaku pada
anak?
3. Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?

C. Tujuan

1. Mengetahui tentang gejala dan tanda gangguan perilaku pada anak usia
sekolah.
2. Mengetahui tentang factor resiko terjadinya gangguan perilaku pada anak
usia sekolah.
3. Mengetahui tentang Riwayat Kesehatan atau kondisi medis.

3
4. Mengetahui tentang masalah psikologis atau gangguan mental pada anak.
5. Mengetahui beberapa jenis gangguan perilaku yang sering terjadi pada
anak.

4
BAB II

PEMBAHASAN

Gangguan perilaku pada anak adalah suatu kondisi ketika anak sering
berperilaku menyimpang dan di luar batas, sehingga berpotensi merugikan
dirinya sendiri dan orang lain. Anak yang memiliki gangguan perilaku sering
kali dianggap nakal dan bahkan agresif Setiap anak memiliki karakter yang
berbeda. Terkadang, anak bisa tampak baik dan menggemaskan. Namun, ada
kalanya anak bisa terlihat nakal dan mengganggu. Akan tetapi, Bunda dan
Ayah perlu waspada jika Si Kecil sering melakukan kenakalan yang jauh
lebih parah dan berbeda dari anak-anak lain yang sebaya

Gangguan Perilaku pada Anak yang Tidak Boleh Diabaikan.Seorang


anak bisa dikatakan mengalami gangguan perilaku jika ia memiliki pola
tingkah laku yang menyimpang dan berulang atau menetap selama lebih dari
6 bulan. Gangguan perilaku pada anak bisa menyebabkan ia bermasalah di
sekolahnya atau dengan teman-temannya. Anak yang mengalami gangguan
perilaku cenderung sulit bergaul dan memiliki hubungan yang kurang
harmonis dengan anggota keluarga di rumah atau orang lain di lingkungan
sekitarnya.

A. GEJALA DAN GANGGUAN PERILAKU PADA ANAK

Gangguan perilaku pada anak umumnya bisa terlihat ketika anak


sudah bersekolah. Akan tetapi, pada kasus tertentu, gangguan perilaku juga
bisa terlihat ketika anak berusia lebih muda, misalnya ketika masih balita.
Anak dengan gangguan perilaku biasanya akan menunjukkan pola tingkah
laku sebagai berikut:

1. Mudah marah atau sulit menahan emosi


2. Impulsif atau sulit menahan dorongan untuk melakukan sesuatu
3. Sering membantah atau melawan orang lain, misalnya orang tua, kakak,
atau guru di sekolahnya

5
4. Kerap melakukan kekerasan, baik secara fisik maupun verbal, pada orang
lain atau hewan
5. Sering mengejek orang lain atau perilaku bullying, berkelahi, dan berbuat
onar
6. Gemar melempar dan merusak barang saat marah
7. Sering melakukan perbuatan yang kurang baik, misalnya mencuri dan
berbohong, dan malas belajar
8. Sering melanggar aturan sekolah seperti sering bolos sekolah, merokok,
atau bahkan minum minuman beralkohol dan menggunakan narkoba.

Selain itu, gangguan perilaku juga bisa membuat anak kecanduan


terhadap hal tertentu, misalnya bermain game. Pada sebagian kasus, anak
yang memiliki gangguan perilaku bahkan bisa berbuat asusila, seperti
pelecehan seksual atau melakukan seks bebas dengan teman sebayanyanya

B. FAKTOR RESIKO TERJADINYA GANGGUAN PRILAKU PADA


ANAK

Hingga saat ini, penyebab terjadinya gangguan perilaku pada anak belum
diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang diduga dapat
meningkatkan risiko anak mengalami gangguan perilaku, antara lain:

C. RIWAYAT KESEHATAN ATAU KONDISI MEDIS TERTENTU

Masalah kesehatan tertentu yang dialami anak sejak ia masih dalam


kandungan hingga setelah dilahirkan juga turut berperan dalam meningkatkan
risiko gangguan perilaku yang dialami anak.Beberapa faktor yang dimaksud
meliputi gangguan kesehatan pada ibu selama hamil, kekurangan gizi,
kelahiran prematur, atau adanya kelainan atau gangguan otak pada anak.

Selain itu, pola hidup buruk seperti sering mengonsumsi alkohol,


merokok, atau menggunakan obat-obatan terlarang saat hamil juga dapat
meningkatkan risiko anak mengalami gangguan perilaku nantinya.Masalah
psikologis atau gangguan mental pada anak, seperti depresi, skizofrenia,

6
gangguan kepribadian, dan gangguan bipolar, juga dapat membuat anak
cenderung memiliki gangguan perilaku.

D. POLA ASUH DAN HUBUNGAN KELUARGA

Seorang anak juga lebih berisiko mengalami gangguan perilaku jika ia


memiliki masalah dalam hubungan keluarga atau pola asuh yang tidak
baik.Anak yang diasuh atau dibesarkan dalam lingkungan yang kurang
harmonis atau pernah mengalami kekerasan, baik secara fisik, psikologis, atau
seksual, juga lebih berisiko mengalami gangguan perilaku.

E. FAKTOR KETURUNAN ATAU GENETIK

Selain kedua faktor di atas, seorang anak juga berisiko mengalami gangguan
perilaku bila salah satu anggota keluarganya juga ada yang menderita
gangguan perilaku.

F. BEBERAPA JENIS GANGGUAN PERILAKU PADA ANAK

Ada beberapa jenis gangguan perilaku yang cukup sering terjadi pada anak, di
antaranya:

1. Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) merupakan gangguan


perilaku yang paling sering ditemui pada anak-anak. ADHD ditandai
dengan gejala sulit fokus dalam mengerjakan sesuatu, ceroboh, banyak
bicara, dan tidak bisa diam (hiperaktif). Selain itu, anak dengan ADHD
juga sering kali berbuat usil, jahil, atau mengganggu aktivitas yang
dilakukan oleh orang lain.
2. Autisme merupakan gangguan perilaku pada anak yang membuat anak
sulit berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Anak yang
memiliki gangguan autisme sering kali mengalami perubahan atau
perilaku yang berbeda dari anak-anak lain, misalnya:

a. Marah, menangis, atau tertawa tanpa alasan yang jelas

7
b. Cenderung bertindak atau melakukan gerakan tertentu secara
berulang, seperti mengayun tangan atau memutar-mutarkan badan
c. Rutin menjalani aktivitas tertentu dan marah jika rutinitasnya
terganggu
d. Bahasa atau gerakan tubuh yang cenderung kaku
e. Hanya menyukai atau mengonsumsi makanan tertentu

3. Oppositional defiant disorder (ODD) biasanya mulai muncul pada anak


yang berusia 8–12 tahun. Selain mudah marah, anak dengan ODD
biasanya berperilaku menentang atau tidak patuh pada aturan, baik di
rumah maupun sekolah.Anak juga sering kali sengaja mengganggu orang
lain bahkan menyalahkan orang lain atas kesalahan yang diperbuatnya.
Penderita ODD juga memiliki sifat pendendam dan sering kali
melakukan balas dendamnya pada orang lain.
4. Conduct disorder (CD) adalah gangguan perilaku dan emosi serius yang
membuat anak menunjukkan perilaku kekerasan, suka merusak benda
tertentu, dan cenderung sulit mengikuti aturan di sekolah maupun di
rumah.Anak yang memiliki gangguan perilaku jenis ini biasanya gemar
berbohong dan menipu, bahkan tidak segan melakukan perbuatan yang
melanggar hukum, seperti vandalisme, berkelahi, atau melukai orang lain.
Anak-anak yang memilki gangguan perilaku conduct disorder juga
mungkin suka menyiksa hewan.

Apa pun jenisnya, gangguan perilaku pada anak merupakan kondisi


yang perlu segera dideteksi dan ditangani oleh psikolog dan psikiater. Jika
tidak ditangani sejak dini, gangguan perilaku pada anak berpotensi
berkembang menjadi gangguan mental yang dapat mengganggu tumbuh
kembang dan kualitas hidup anak.Untuk menentukan jenis gangguan perilaku,
psikiater dan psikolog dapat melakukan pemeriksaan psikologi pada anak.
Setelah jenis gangguan perilaku pada anak diketahui, ia mungkin akan
mendapatkan penanganan berupa psikoterapi, terapi bermain, atau
mendapatkan obat-obatan, jika diperlukan.

8
Mendidik anak dengan gangguan perilaku memang tidak mudah. Para
orang tua yang anaknya memiliki gangguan perilaku perlu bersabar dan
memberikan perhatian serta kasih sayang lebih kepada anak. Jangan ragu
untuk meminta saran dari psikolog atau psikiater terkait cara tepat mendidik
dan membimbing anak dengan gangguan ini.

G. KASUS GANGGUAN PERILAKU PADA ANAK USIA SEKOLAH

Anak – anak yang mengalami gangguan perilaku ini selalu


menunjukkan bahwa dirinya tidak mematuhi aturan sehingga mendapatkan
cap sebagai anak nakal. Perilaku ini lebih cenderung ditunjukkan oleh anak
laki – laki daripada anak perempuan. Gejala conduct disorder yang berupa
salah satu gangguan perilaku yaitu:

1. Selalu mengabaikan aturan yang berlaku


2. Cenderung melakukan penyelesaian masalah secara fisik
3. Cenderung mengalami kecanduan narkoba dan alkohol sejak dini
4. Kurang memiliki empati terhadap orang lain
5. Suka melakukan perilaku yang menjurus kepada kriminalitas

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perkembangan social anak ditandai oleh perilaku anak, anak


mampu mengetahui aturan-aturan baik dari lingkungan keluarga, sekolah,
maupun lingkungan bermain. Sedikit demi sedikit anak akan patuh pada
peraturan dan anak juga mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain,
dan anak senang bermain dengan anak sebayanya.

B. SARAN

Berdasarkan pemahaman diatas, ada beberapa saran diantaranya yaitu:


Perlunya perhatian,pengarahan dan dukungan terhadap perkembangan
perilaku anak. Mengapa ? karena orang tualah yang pertama kali menjadi
acuan dimana anak pertama kali melihat dan meniru apa yang orang tua
lakukan pada umumnya. Dengan itu anak tidak menyimpang dari batas
perilaku yang seharusnya tidak ia lakukan pada seusianya, dan akan selalu
dalam pengawasan orang tua.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/gangguan-perilaku-pada-anak-yang-tidak-boleh-
diabaikan

11

Anda mungkin juga menyukai