Tentang
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat dan baik. Atas
rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Hakikat Anak Dengan Hambatan Emosi dan Perilaku”.tepat waktu. Makalah ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan dan memberikan
banyak inspirasi bagi seluruh pihak atau pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak dengan gangguan emosi dan perilaku yang telah terdeteksi biasanya
mendapatkan layanan pendidikan dan penanganan di sekolah luar biasa
bagian E (tunalaras), di sekolah-sekolah khusus, ataupun di sekolah-
sekolah inklusi. Namun persoalannya adalah apabila anak belum terdeteksi
memiliki gangguan emosi dan perilaku dan berada di sekolah dasar. Dalam
hal ini guru berperan sebagai penanggung jawab pendidikan di sekolah
termasuk menentukan metode dan teknik pembelajaran untuk mereka.
Metode dan teknik pembelajaran dihendaknya disesuaikan dengan
karakteristik khusus masing-masing anak. Apalagi untuk anak dengan
gangguan emosi dan perilaku memiliki sejumlah karakter akan
menghambat proses pembelajaran, bila tidak diperhitungkan dalam
pemberian pendidikan dan pembelajaran. Mengetahui kondisi awal
perilaku dan emosi anak sebelum melakukan pembelajaran akan lebih baik
bagi guru dalam melaksanakan layanan pendidikan bagi anak. Apabila
gangguan emosi dan perilaku pada anak belum terdeteksi dan tidak
dispesifikkan menjadi pertimbangan layanan pendidikan di sekolah dasar,
maka proses pendidikan sangat mungkin tidak sesuai bagi mereka dan
bahkan cenderung sulit, baik bagi guru sebagai pengelola materi maupun
bagi siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian hambatan emosi dan perilaku ?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi anak dengan hambatan emosi dan
perilaku ?
3. Apa saja karakteristik anak dengan hambatan emosi dan perilaku ?
4. Apa saja fakor penyebab hambatan emosi dan perilaku
iii
5. Apa saja klasifikasi dan jenis-jenis anak dengan hambatan emosi dan
perilaku ?
6. Berapa prevalensi anak dengan hambatan emosi dan perilaku ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hambatan emosi dan perilaku
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi anak dengan
hambatan emosi dan perilaku
3. Untuk mengetahui karakteristik anak dengan hambatan emosi dan perilaku
4. Untuk mengetahui faktor penyebab hambatan emosi dan perilaku
5. Untuk mengetahui klasifikasi dan jenis-jenis anak dengan hambatan emosi
dan perilaku
6. Untuk mengetahui prevalensi anak dengan hambatan emosi dan perilaku
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1
d. Mudah terbawa suasana hati (emosi labil), ketidakbahagiaan, atau
depresi.
e. Kecenderungan untuk mengembangkan simtom-simtom fisik atau
ketakutan-ketakutan yang diasosiasikan dengan permasalahan-
permasalahan pribadi atau sekolah
2
lanjut dan mana yang langsung dapat mengikuti pelayanan
pendidikan khusus di kelas reguler.
d. Perencanaan pembelajaran, yaitu penyusunan program
pembelajaran yang diindividualisasikan sesuai dengan jenis dan
tingkat anak dengan gangguan emosi dan perilaku hasil klasifikasi.
e. Pemantauan kemajuan belajar, untuk mengetahui keberhasilan
program pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, serta
peninjauan atas kegagalan program serta beberapa aspek yang
berkaitan, seperti diagnosis yang tidak tepat, atau pelaksanaan
program yang perlu diperbaiki.
3
mengalami keterasingan sosial, hanya mempunyai beberapa orang
teman, jarang bermain dengan anak seusianya, dan kurang
memiliki keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk bersenang-
senang. Beberapa diantara mereka mengasingkan diri untuk
berkhayal atau melamun, merasakan ketakutan yang melampaui
keadaan sebenarnya, mengeluhkan rasa sakit yang sedkit dan
membiarkan “penyakit” mereka terlibat dalam aktivitas normal.
Ada diantara mereka mengalami regresi yaitu kembali pada tahap-
tahap awal perkembangan dan selalu meminta bantuan dan
perhatian, dan beberapa diantara mereka menjadi tertekan (depresi)
tanpa alasan yang jelas (Hallahan dan Kauffman, 1988)
4
mereka. Hal ini menyebabkan remaja mengalami masalah dalam
menyesuaikan diri terhadap perubahan ukuran tubuh.
b. Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif adalah perkembangan mengenai proses
pikir, mengamati sehingga remaja memperoleh pengertian tentang
lingkungan. Cara berpikir yang membedakan remaja dengan masa
sebelumnya terbagi menjadi 5 karakteristik, yaitu
• mampu berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan yang telah
maupun yang akan terjadi
• berpikir dengan hipotesis
• berpikir jauh ke depan
• membuat rencana
• strategi yang tepat
• berpikir tanpa batas dan bersifat abstrak,misalnya tentang
politik, agama dll
c. Keluarga
Menurut Frick ada beberapa disfungsi keluarga yang berpengaruh
pada perkembangan anak yaitu penyesuaian orang tua,status
perkawinan dan proses sosialisasi. Penyesuaian orang tua dilihat dari 3
domain: depresi, penyalahgunaan obat-obatan, dan perilaku anti sosial
berpengaruh secara langsung pada anak lewat proses peniruan
sedangkan depresi berpengaruh secara tidak langsung lewat perubahan
sikap orang tua yang cenderung mengabaikan anak.
5
Situasi dan kepuasaan status perkawinan sering dianggap sebagai
dasar berfungsinya keluarga dengan baik. Secara langsung maupun
tidak langsung. hal ini memfasilitasi orang tua untuk berperan dengan
baik dan membentuk hubungan yang sehat dengan anak-anaknya.
Konflik antara pasangan akan memberi dampak yang negative pada
anak maupun orang tua. Anak-anak yang diasuh oleh pasangan yang
berkonflik dengan menunjukkan permusuhan dan perkelahian, akan
lebih agresif dan kasar dibandingkan anak lainnya.
d. Lingkungan
1. Lingkungan sekolah
Sekolah berperan penting dalam pembangunan karakter,
karena umumnya anak yang sudah bersekolah menghabiskan
waktu sekitar 7 jam di sekolahnya. Sering terjadi masalah dalam
sekolah kaena adanya imaturitas, yang disebabkan kesukaran
dalam pengalaman sebenarnya. Pengalaman negative di sekolah
juga beresiko menimbulkan gangguan perilaku pada anak .
kesulitan akademik, tekanan yang berlebihan dari orang tua,
serta respons guru yang kurang tepat terhadap perilaku dan
prestasi mereka yang rendah akan menimbulkan gangguan
perilaku pada anak.
2. Lingkungan teman sebaya
Anak-anak yang ditolak dan memiliki kualitas hubungan
yang rendah dengan teman sebaya cenderung menjadikan
agresivitas sebagai strategi dalam berinteraksi. Sementara, anak-
anak yang agresif dan memiliki perilaku anti sosial akan ditolak
oleh teman sebaya yang memiliki perilaku seperti mereka, yang
akan meningkatkan keparahan perilaku mereka.
e. Perkembangan teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami
kemajuan yang begitu pesat ditandai dengan kemajuan media
informasi dan teknologi, di mana Indonesia juga terlibat dalam
6
perkembangan tersebut. Kemajuan media informasi dan teknologi
sudah dirasakan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Hal ini
dikarenakan pengaksesan media informasi dan teknologi ini tergolong
sangat mudah atau terjangkau untuk berbagai kalangan, baik untuk
para kalangan muda sampai kalangan tua. Bahkan pada umunya, saat
ini anak-anak usia 5 tahun hingga 12 tahun yang menjadi pengguna
paling banyak dalam memanfaatkan kemajuan media informasi dan
teknologi pada saat ini.
7
teman temannya, sangat ketergantungan, dan mengalami defresi. Pada
umumnya berasal dari keluarga yang mampu, dimana mereka terlalu
diperhatikan dan dimanjakan, sehingga kurang mampu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang menuntut sesuatu dari seperti
tanggung jawab sosial, agama, budaya, dsb.
8
BAB III
PENUTUP
a) Kesimpulan
Anak dengan gangguan emosi dan perilaku adalah anak yang mengalami kesulitan
dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma
yang berlaku dalam lingkungan kelompok usia maupun masyarakat pada
umumnya, sehingga merugikan dirinya maupun orang lain, dan karenanya
memerlukan pelayanan pendidikan khusus demi kesejahteraan dirinya maupun
lingkungannya (ditjenPLB.com, 2006).
b) Saran
Dari makalah yang telah penulis buat, menyadari adanya kemungkinan terdapat
kesalahan dan kekurangan baik itu dari penulisan atau dari kata-katanya, penulis
mengharapkan adanya sumbangsih kritik dan saran dari para pembaca. yang
bersifat membangun guna penyesunan makalah berikutnya yang lebih baik lagi.
9
DAFTAR PUSTAKA
ANISAH, ANI SITI. “Gangguan prilaku pada anak dan implikasinya terhadap
perkembangan anak usia sekolah dasar ani siti anisah.” Pendidikan Dasar,
vol. 1, no. 2, 2015,
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jpsd/article/download/689/542.
10