TENTANG
Kompetensi Dan Indikator Program Pembelajaran Pengembangan Bina Diri
Yang Fungsional Sesuai Kebutuhan Peserta Didik Tunagrahita
Dosen Pengampu:
Dra. Kasiyati, M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. RINA PUTRI AYU 19003154
2. BUNGA HIJRIYAH 19003126
Segala Puji bagi Allah SWT yang yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat dan
baik. Atas rahmat dan hidayahnya-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Kompetensi dan Indikator program pembelajaran pengembangan
bina diri yang fungsional sesuai kebutuhan peserta didik tunagrahita” tepat waktu.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan dan
memberikan banyak inspirasi bagi seluruh pihak atau pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwasanya makalah ini masih sangatlah
jauh dari kata sempurna tak lepas dari kami yang begitu banyak kekurangan
pengalaman dan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna
membangun kesempurnaan dan kemajuan pembelajaran seluruh mahasiswa
sekalian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
Latar Belakang................................................................................................................1
Rumusan Masalah..........................................................................................................1
Tujuan Penulisan............................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
A. Porgam pembelajaran bina diri..................................................................................3
B. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Bina Diri.............................................................5
C. Pedoman pembelajaran bina diri...............................................................................6
D. Metode Pembelajaran Bina Diri.................................................................................7
E. Teknik Pembelajaran Bina Diri....................................................................................8
F. Penilaian Pembelajaran Bina Diri................................................................................8
G. Contoh langkah-langkah pembelajaran bina diri.......................................................8
BAB III...............................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................10
Kesimpulan...................................................................................................................10
Saran............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah Activity of Daily Living (ADL) atau aktivitas kehidupan sehari-hari
dikenal dengan istilah Bina Diri dalam dunia pendidikan anak berkebutuhan
khusus. Bini diri berfokus pada kegiatan yang bersifat pribadi namun berdampak
pada hubungan antar sesama. Merupakan suatu kegiatan yang bersifat pribadi
karena setiap keterampilan yang diajarkan atau dilatihkan sanagat berkaitan
dengan kebutuhan pribadi yang seharusnya dilakukan tanpa dibantu orang lain
bila memungkinkan. Kata Bina berarti suatu proses membangun/proses
menyempurnakan untuk lebih baik dari sebelumnya.
Bina Diri merupakan suatu upaya membangun diri individu baik sebagai
individu maupun sebagai makhluk sosial melalui pendidikan, baikpendidikan
formal di sekolah, maupun pendidikan informal di keluarga, dan di masyarakat
dengan harapan dapat mewujudkan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari
secara memadai. Bina Diri tidak hanya sekedar merawat diri, mengurus diri, dan
menolong diri, tetapi lebih dari itu karena kemampuan bina diri akan
mengantarkan anak berkebutuhan khusus mampu menyesuaikan diri dan
mencapai kemandirian. (Depdiknas:1997).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Porgam pembelajaran bina diri anak tunagrahita ?
2. Bagaimana kopetensi pembelajaran bina diri anak tunagrahita ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Porgam pembelajaran bina diri anak tunagrahita
2. Untuk mengetahui kopetensi pembelajaran bina diri anak tunagrahita
3. Untuk mengetahui apa indikator pembelajaran bina diri anak tunagrahita
1
BAB II
PEMBAHASAN
Beberapa kegiatan rutin harian yang perlu diajarkan meliputi kegiatan atau
keterampilan mandi, makan, menggosok gigi, dan ke kamar kecil (toilet);
merupakan kegiatan yang sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan
seseorang. Kegiatan atau keterampilan bermobilisasi (mobilitas), berpakaian dan
merias diri (grooming) selain berkaitan dengan aspek kesehatan juga berkaitan
dengan aspek social budaya, hal ini sejalan dengan Arifah A. Riyanto (1979 : 93)
yang menyatakan, ditinjau dari sudut social budaya maka pakaian merupakan
salah satu alat untuk berkomunikasi dengan manusia lain.
Dengan demikian jelaslah bahwa pakaian ini bukan saja untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat biologis material, tetapi juga akan berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan social psikologis. Berpakaian yang cocok atau serasi baik
dengan dirinya ataupun keadaan sekelilingnya akan dapat memberikan
kepercayaan pada diri sendiri... Dari contoh-contoh di atas, maka tepatlah bahwa
mata pelajaran Bina Diri merupakan kegiatan pembelajaran bagi anak
berkebutuhan khusus, mengingat anak-anak berkebutuhan khusus tertentu ada
2
yang belum atau tidak bisa mandiri dalam hal berpakaian, mandi, menggosok gigi,
makan, dan ke 3 toilet.
3
g. Pendidikan seks, merupakan suatu bentuk pemahaman tentang seks
misalnya: membedakan jenis kelamin, menjaga diri dan alat reproduksi, menjaga
diri dari sentuhan lawan jenis. (Sarwani, 1989)
4
C. Pedoman pembelajaran bina diri
Dalam pembelajaran bina diri pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita,
seorang guru memerlukan sebuah pedoman pelaksanaan. Berikut beberapa
pedoman yang bisa dijadikan referensi guru dalam melakukan pembelajaran di
sekolah.
h. Kesalahan anak tidak usah menjadikan anda marah dan cemas. Bila
sudah lama berlatih namun masih gagal juga, jangan kecewa dan hentikan latihan
agar anak tidak frustasi dan merasa gagal.
5
j. Hendaknya guru menggunakan kata-kata, atau istilah, isyarat dan
metode mengajar yang sama agar anak tidak menjadi bingung.
6
nanti. Jadi metode simulasi adalah peniruan atau perbuatan yang bersifat
menirukan suatu peristiwa seolah-olah seperti peristiwa yang sebenarnya.
7
G. Contoh langkah-langkah pembelajaran bina diri
Mencuci tangan dengan baskom
b. Cara melatih:
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program pembelajaran bina diri merupakan suatu program pembinaan
yang berksinambungan agar anak dapat mengembangkan potensinya seoptimal
mungkin. Program pembelajaran bina diri pada dasarnya dibuat sebagai susatu
upaya membantu anak agar hidup lebih wajar dan lebih mandiri. Pembelajaran
Bina Diri diajarkan atau dilatihkan pada ABK mengingat dua aspek yang melatar
belakanginya. Latar belakang yang utama yaitu aspek kemandirian yang berkaitan
dengan aspek kesehatan, dan latar belakang lainnya yaitu berkaitan dengan
kematangan sosial budaya.
Beberapa kegiatan rutin harian yang perlu diajarkan meliputi kegiatan atau
keterampilan mandi, makan, menggosok gigi, dan ke kamar kecil (toilet);
merupakan kegiatan yang sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan
seseorang. Kegiatan atau keterampilan bermobilisasi (mobilitas), berpakaian dan
merias diri (grooming) selain berkaitan dengan aspek kesehatan juga berkaitan
dengan aspek social budaya, hal ini sejalan dengan Arifah A. Riyanto (1979 : 93)
yang menyatakan, ditinjau dari sudut social budaya maka pakaian merupakan
salah satu alat untuk berkomunikasi dengan manusia lain.
B. Saran
Sebagai penulis yang jauh dari kata sempurna, maka penulis meminta
maaf kepada pembaca atas ketidakpuansan nya. Dan penulis sangat berharap
kritikan dari pembaca agar penulis bisa menyempurnakan susunan makalah ini.
Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
10