0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
197 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan konstruktivisme dalam pengembangan kreativitas. Pendekatan konstruktivisme adalah teori dimana pengetahuan dibangun secara aktif melalui interaksi dengan pengalaman sebelumnya. Prinsip-prinsipnya meliputi pengetahuan sebagai konstruksi sosial, bersifat tentatif, dan dipengaruhi faktor sosial. Proses belajarnya meliputi apersepsi, eksplorasi, diskusi
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan konstruktivisme dalam pengembangan kreativitas. Pendekatan konstruktivisme adalah teori dimana pengetahuan dibangun secara aktif melalui interaksi dengan pengalaman sebelumnya. Prinsip-prinsipnya meliputi pengetahuan sebagai konstruksi sosial, bersifat tentatif, dan dipengaruhi faktor sosial. Proses belajarnya meliputi apersepsi, eksplorasi, diskusi
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan konstruktivisme dalam pengembangan kreativitas. Pendekatan konstruktivisme adalah teori dimana pengetahuan dibangun secara aktif melalui interaksi dengan pengalaman sebelumnya. Prinsip-prinsipnya meliputi pengetahuan sebagai konstruksi sosial, bersifat tentatif, dan dipengaruhi faktor sosial. Proses belajarnya meliputi apersepsi, eksplorasi, diskusi
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2023 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pengembangan Kreativitas A. Pengertian Pendekatan Konstruktivisme Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme adalah teori yang didasarkan pada observasi dan studi ilmiah tentang bagaimana orang belajar. Dalam konstruktivisme, pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya memiliki peran utama dalam proses aktif membangun pengetahuan yang baru. Artinya, individu tidak hanya menerima informasi secara pasif, melainkan melalui interaksi dengan pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Sehingga, konstrusi pengetahuan baru dipengaruhi oleh pengetahuan sebelumnya (Liu, 2010). B. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Konstruktivisme a. Kelebihan Teori Pendekatan Konstruktivisme 1. Dalam proses pembelajaran, guru bukanlah satu-satunya sumber belajar. 2. Siswa dalam pembelajaran harus lebih aktif dan kreatif. 3. Pembelajaran menjadi lebih bermakna. 4. Pembelajaran memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengaitkan ilmu-ilmu yang mereka peroleh baik di lingkungan sekitar maupun di sekolah sehingga dapat terbentuk konsep yang diharapkan 5. Dalam pembelajaran, perbedaan individual diukur dan dihargai. 6. Pendekatan guru adalah dengan membangun proses pembinaan pengetahuan baru, sedangkan siswa diajarkan untuk berpikir dalam menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. b. Kekurangan teori Pendekatan Konstruktivisme Menurut Maarif (2014) menjelaskan bahwa kelemahan dari pendekatan konstruktivisme) diantaranya yaitu: 1. Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri namun dapat menghasilkan miskonsepsi, dimana miskonsepsi adalah kesalahan pemahaman atau pemikiran yang muncul saat mencoba memahami atau mempelajarai suatu konsep atau topik tertentu, 2. Konstruktivis menanamkan agar siswa membangun pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang berbeda; 3. Situasi dan kondisi tiap sekolah yang tidak sama. Artinya tidak semua sekolah memiliki sarana prasarana yang memadai untuk mendukung keaktifan dan kreativitas siswa. C. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Menurut Konstruktivisme Menurut Widodo (2004) menjelaskan bahwa terdapat beberapa prinsip dasar yang menjadi inti pandangan konstruktivisme tentang pengetahuan. Prinsip tersebut meliputi: 1. Pengetahuan merupakan hasil konstruksi manusia dan bukan sepenuhnya representasi suatu fenomena atau benda. 2. Pengetahuan merupakan hasil konstruksi sosial. Pengetahuan terbentuk dalam suatu konteks sosial tertentu. Oleh karena itu pengetahuan terpengaruh kekuatan sosial (ideologi, agama, politik, kepentingan suatu kelompok, dsb) dimana pengetahuan itu terbentuk. 3. Pengetahuan bersifat tentatif. Sebagai konstruksi manusia, kebenaran pengetahuan tidaklah mutlak tetapi bersifat tentatif dan senantiasa berubah. Sejarah telah membuktikan bahwa sesuatu yang diyakini “benar” pada suatu masa ternyata “salah” di masa selanjutnya. D. Tahap-Tahap dalam Pendekatan Konstruktivisme Adapun implikasi dari pembelajaran model konstruktivisme meliputi empat tahapan, yaitu apersepsi, eksplorasi, diskusi dan penjelasan konsep serta pengembangan konsep dan aplikasi. Berikut penjelasan tahap-tahap model konstruktivisme. E. Proses Belajar Menurut Konstruktivisme a. Proses belajar kontruktivistik secara konseptual proses belajar jikadipandang dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar kedalam diri siswa kepada pengalamannya melalui prosesasimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemuktahiran struktur kognitifnya. b. Peranan siswa. c. Peranan guru. d. Sarana belajar. e. Evaluasi. DAFTAR REFERENSI: Lihu, M. A., & Zulfikar, R. N. (2021). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika dengan Pendekatan Konstruktivisme. MEGA: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(1), 50- 58. Suparlan, S. (2019). Teori konstruktivisme dalam pembelajaran. Islamika, 1(2), 79-88.