Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PRESENTASI

STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK DENGAN HAMBATAN


MAJEMUK
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Anak dengan Hambatan Majemuk
Dosen Pengampu: Reza Febri Abadi, M.Pd.

Disusun Oleh :

Gabriel Kennedy Simbolon 228710024


Putri Indah Septiani 2287190052
Nur Aisah 2287180001

PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
makalah Strategi Pembelajaran Anak dengan Hambatan Majemuk sebagai tugas dari mata
kuliah Pendidikan Anak dengan Hambatan Majemuk
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Serang, 06 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Manfaat Penulisan
BAB II Landasan Teori
A. Pengertian Anak dengan Hambatan Majemuk
B. Faktor Penyebab Hambatan Majemuk
C. Karakteristik Hambatan Majemuk

BAB III PEMBAHASAN

A. Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu


B. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita
C. Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksa
D. Strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak berbakat akan mendorong
anak tersebut untuk berprestasi

BAB IV Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memiliki pertumbuhan atau
perkembangan yang mengalami kelainan baik dalam fisik, mental-intelektual, sosial,
dan emosional dibanding dengan anak lain yang seusianya. Maka dari itu mereka
memerlukan layanan pendidikan khusus. (Jannah & Darmawati, 2004). Sebagaimana
yang telah disebutkan, anak berkebutuhan khusus memiliki beberapa jenis kelainan
atau hambatan yang berbeda, ada beberapa dari anak berkebutuhan khusus yang tidak
hanya memiliki satu hambatan atau kelainan, mereka dapat memiliki dua atau lebih
hambatan yang biasa disebut dengan anak hambatan majemuk.
Menurut Magrab (dalam Delphie, 2006: 136) anak hambatan majemuk adalah
kelainan perkembangan yang mencakup kelompok dengan hambatanhambatan
perkembangan neorologis yang disebabkan oleh satu atau dua kombinasi kelainan
dalam kemampuan seperti intelegensi, gerak, bahasa, atau hubungan pribadi di
masyarakat. Kondisi yang dialami oleh anak hambatan majemuk bervariasi, sesuai
dengan berat atau tidaknya kelainan yang dimilikinya.
Karakteristik umum yang terdapat pada anak hambatan majemuk menurut The
National Information Center for Children and Youth with Disabilities (NICHCY)
(2004) yaitu; (1) Masalah dalam menyesuaian dari satu situasi ke situasi yang lain,
dari satu keadaan ke keadaan yang lain, dan dari satu ketrampilan ke ketrampilan
yang lain, (2) kemampuan komunikasi yang terbatas, (3) kesulitas dalam mengingat,
(4) membutuhkan dukungan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, dan (5)
memerlukan layanan sesuai dengan kondisi anak dari berbagai pihak yang terkait.
Anak hambatan majemuk memiliki kategori yang berbeda dalam hambatan,salah
satunya adalah kategori Multiple (MDVI). MDVI merupakan kategori yang diberikan
kepada individu yang memiliki hambatan penglihatan yang disertai dengan hambatan
lain baik pendengaran, intelektual, fisik, emosi dan lain sebagainya. (Juang Sunanto,
2010: 166).
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa MDVI termasuk
dalam kategori hambatan majemuk namun memiliki hambatan yang utama yaitu
hambatan penglihatan. Hilangnya fungsi dari indera utama yaitu penglihatan serta di
kombinasikan dengan hambatan yang lain, membuat anak kesulitan dalam melakukan
kegiatan seperti anak normal seusianya.
Disamping berakibat pada masalah pendidikan, luasnya variasi yang
ditampilkan oleh anak dengan kelainan majemuk, maka berakibat pula terhadap
rumitnya menyiapkan strategi pembelajaran khusus untuk satu bidang studi yang
dapat di terapkan pada setiap anak dengan kelainan majemuk. Untuk itu makalah ini
akan menjelaskan mengenai strategi pembelajaran pada anak hambatan majemuk.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apa saja Strategi pembelajaran bagi anak hambatan majemuk?
2. Apa saja contoh program pembelajaran yang diterapkan bagi anak dengan
hambatan majemuk?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui strategi pembelajaran bagi anak dengan hambatan majemuk.
2. Untuk mengetahui contoh program pembelajaran yang dapat diberikan kepada
anak dengan hambatan majemuk.

D. Manfaat Penulisan
Makalah dapat memberikan informasi mengenai strategi pembelajaran bagi anak
dengan hambatan majemuk dan contoh program yang dapat diberikan kepada anak
dengan hambatan majemuk

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Anak dengan Hambatan Majemuk
Menurut The Individuals with Disabilities Education Act’s (IDEA), ( 2017, hlm. 2 )
beberapa hambatan mengacu pada “gangguan simultan” (seperti hambatan intelektual –
kebutaan, hambatan intelektual – gangguan ortopedi, dll._), kombinasi yang menyebabkan
kebutuhan pendidikan tersebut tidak dapat diakomodasi dalam program pendidikan khusus
semata-mata untuk salah satu gangguan. Misalnya anak yang memiliki hambatan penghilatan
disertai memiliki hambatan motoric misalnya, maka tidak dapat dilayani dengan program
motoric saja. Dengan kata lain, seorang siswa yang memiliki beberapa hambatan,
memerlukan adaptasi yang sama untuk lebih dari satu hambatan
Anak berhambatan majemuk adalah anak yang memiliki hambatan dan kebutuhan belajar
secara khusus yang disebabkan adanya kombinasi antara hambatan fisik, sensori social,
emosional, intelektual, dan lainnya. (Sunanto, dkk. 2013).
Menurut U.S OFFICE OF EDUCATION (dalam Kirk & ger, 1986) anak hambatan
majemuk adalah mereka yang karena intensitas masalah fisik mental dan atau emosi
membutuhkan pelayanan pendidikan khusus dan medis melebihi program pendidikan khusus
yang biasa untuk partisipasi dalam masyarakat dan pemenuhan diri.
Pengertian lain dikemukanan Walker (1975), tunaganda adalah seseorang dengan dua
hambatan masing-masing memerlukan layanan pendidikan khusus. Seseorang dengan
hambatan-hambatan ganda memerlukan modifikasi metode secara khusus.
Berdasarkan pendapat para ahli dan lembaga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
anak dengan hambatan majemuk adalah anak yang mengalami beberapa kombinasi dari
hambatan fisik, sensorik, motoric, intelektual, social maupun emosi atau hambatan lainnya
sehingga memerlukan layanan pendidikan khusus
Tidak ada definisi tunggal yang mencakup semua kondisi yang berkaitan dengan
disabilitas berat dan ganda. Sekolah biasanya menggabungkan 2 area (disabilitas berat dan
multidisabilitas) ke dalam satu kategori untuk siswa yang memiliki gangguan kognitif, fisik
atau komunikasi paling signifikan (Turnbull, Turnbull, & Wehmeyer).

B. Faktor Penyebab Hambatan Majemuk


Pada umumnya, penyebab hambatan majemuk dapat terjadi pada saat kehamilan
(prenatal), saat kelahiran (natal) dan saat setelah kelahiran (post natal). Faktor penyebab
hambatan majemuk yang terjadi pada saat kehamilan (prenatal) salah satunya adalah akibat
virus atau penggunaan obat-obatan yang salah, adanya kelainan organ tubuh atau kelainan
genetic, seperti pada down sindrom dan usher sindrom. Pada saat kelahiran (natal) dapat
disebabkan karena anoxia atau asphyxia yaitu kekurangan oksigen pada saat lahir, trauma
yang terjadi akibat kelahiran yang sulit seperti kepala yang melebihi proporsi atau ukuran
kepala yang lebih besar, penggunaan vacum extractic dan perubahan mendadak pada
kelahiran Caesar. Beberapa faktor penyebab hambatan majemuk menurut beberapa literature
dapat meliputi :
1. Kekurangan oksigen saat lahir
2. Kelahiran premature
3. Kesulitan setelah lahir
4. Perkembangan otak atau sumsum tulang yang kurang baik
5. Infeksi
6. Gangguan genetic : Phenylketonuria
7. Kelainan Chromosomal dan genetik, Muscular dystrophy, sickle cell anemia,
hemophilia, cystic fibrosis CHARGE (syndrome) dan User syndrome.
8. Teratogenic : perkembangan tidak normal dari sel selama kehamilan yang menyebabkan
kerusakan pada embrio. Diantaranya adalah TORCH (Toxoplasmosis, other, rubella,
cytomegalovirus and herpes)
9. Premature dan komplikasi selama kehamilan
Kondisi neurologis, celebral palsy, gangguan penglihatan atau pendengaran, hambatan
intelektual.
10. Faktor Luar
Terjadinya : Traumatic Brain Injury (TBI), kecelakaan masa anak, keracunan.
(Duquatte, 2012).

C. Karakteristik Hambatan Majemuk


Individu dengan hambatan majemuk atau hambatan berat mungkin menunjukkan
beragam karakteristik, tergantung pada kombinasi dan tingkat keparahan serta usia seseorang.
Namun ada beberapa sifat yang menyertai hambatan mereka, termasuk:
1. Keterbatasan wicara atau komunikasi
2. Kesulitan dalam mobilitas
3. Kesulitan menggeneralisasi dari satu situasi ke situasi lainnya
4. Kebutuhan akan dukungan dalam kegiatan kehidupan utama misalnya, tempat tinggal,
waktu luang dan bermasyarakat. (National Dissemination Center Students with
Disabilities)

BAB III
PEMBAHASAN

Untuk memperjelas identifikasi anak dengan kelainan majemuk, tidak mungkin kita bahas
secara spesifik. Hal ini banyaknya fariasi dari kombinasi kelainan yang dapat terjadi pada
anak dengan kelainan majemuk. Untuk membantu kita dalam menidentifikasi anak dengan
kelainan majemuk, akan diuraikan masing masing kelainan. Kelainan yang sering kita
temukan pada anak dengan kelainan majemuk yaitu antara lain:
Dalam hal ini, ada empat strategi pokok yang diterapkan pemerintah, yaitu: peraturan
perundang-undangan yang menyatakan jaminan kepada setiap warga negara Indonesia
(termasuk ABK temporer dan permanen) untuk memperoleh pelayanan pendidikan,
memasukkan aspek fleksibilitas dan aksesibilitas ke dalam sistem pendidikan pada jalur
formal, nonformal, dan informal. Selain itu, menerapkan pendidikan berbasis teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) dan mengoptimalkan peranan guru. Oleh karena itu,
dijelaskan beberapa strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus, antara lain:
A. Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu
Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari
semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi
pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses
pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. strategi pembelajaran antara lain:
1) Berdasarkan pengolahan pesan terdapat dua strategi yaitu strategi pembelajaran
deduktif dan induktf;
2) Berdasarkan pihak pengolah pesan yaitu strategi pembelajaran ekspositorik dan
heuristic;
3) Berdasarkan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran dengan seorang guru dan
beregu;
4) Berdasarkan jumlah siswa yaitu strategi klasikal, kelompok kecil dan individual;
5) Beradsarkan interaksi guru dan siswa yaitu strategi tatap muka, dan melalui media.
Selain strategi yang telah disebutkan di atas, ada strategi lain yang dapat diterapkan
yaitu strategi individualisasi, kooper atif dan modifikasi perilaku.
Strategi yang biasa digunakan untuk anak tunarungu antara lain: strategi deduktif,
induktif, heuristic, ekspositorik, klasikal, kelompok, individual, kooperatif dan
modifikasi perilaku.
B. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita
Strategi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah umum akan
berbeda dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang
dapat digunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain: Strategi pembelajaran yang
diindividualisasikan, Strategi kooperatif, Strategi modifikasi tingkah laku.

C. Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksa


Strategi yang bias diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui pengorganisasian tempat
pendidikan, sebagai berikut:
1) Pendidikan integrasi;
2) Pendidikan segresi;
3) Penataan lingkungan belajar
Kauffman (1985) mengemukakan model-model pendekatan sebagai berikut; 1) Model
biogenetic; 2) Model behavioral/tingkah laku; 3) Model psikodinamika; 4) Model
ekologis; 5) Anak berkesulitan belajar membaca yaitu melalui program delivery dan
remedial teaching; 6) Anak berkesulitan belajar menulis yaitu melalui remedial sesuai
dengan tingkat kesalahan; 7) Anak berkesulitan belajar berhitung yaitu melalui
program remidi yang sistematis sesuai dengan urutan dari tingkat konkret, semi
konkret dan tingkat abstrak.

D. Strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak berbakat akan


mendorong anak tersebut untuk berprestasi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam meneentukan strategi pembelajaran adalah: 1)
Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas; 2) Tidak hanya
mengembangkan kecerdasan intelektual semata tetapi juga mengembangkan kecerdasan
emosional; 3) Berorientasi pada modifikasi proses, content dan produk. Model-model
layanan yang bias diberikan pada anak berbakat yaitu model layanan perkembangan
kognitifafektif, nilai, moral, kreativitas dan bidang khusus.
● Adapun contoh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh SLB Y aketunis yakni
dalam Program pembelajarannya dengan nama ADL (activity daily living). Dalam
perencanaan pembelajaran, guru menggunakan PPI sebagai acuan dalam
melaksanakan pembelajaran yang akan diberikan kepada anak dengan hambatan
majemuk kategori MDVI. Pemilihan materi atau sumber bahan ajar dilihat dari
kurikulum MDVI yang disesuaikan dengan kemampuan anak. Materi disesuaikan
juga dengan kenyataan atau sekolah untuk tujuan pembiasaan dengan menggunakan
metode demonstrasi. Metode ini dinikai efektif karena melihat karakteristik dan
kemampuan anak yang memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dan pemahaman.
Selain itu guru menggunakan teknik hand to the hand dengan memposisikan tangan
guru berada di bawah tangan anak. Selain itu guru juga menerapkan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran ADL di sekolah.
● Tunanetra majemuk (MDVI)
Menggunakan program ACC yang bertujuan untuk membantu mereka berkomunikasi
ekspresif. Salah satu strategi untuk meningkatkan komunikasi ekspresif. Siswa
diperkenalkan ACC untim membantu dirinya agar bisa memilih apa yang diinginkan.
● Contoh lain pada Anak MDVI : tunanetra total + gangguan komunikasi non verbal
dengan gesture/gerak tubuh.
Pada pelaksanaan program dimana melibatkan tim keluarga tentang pentingnya dan
perlunya disiplin rutinitas kegiatan-kegiatan. Kemudian adanya trial and error'
modifikasi alat-alat untuk kemandirian anak.

Jadi orang tuanya memulai pembelajaran dari level komunikasi nya terlebih dahulu
dengan membiasakan anak melakukan rutinitas nya sesuai jadwal di kalender agar anak
bisa terbiasa dan mengikuti langkah-langkahnya. Orang tua membuat jadwal kegiatan
yang didalamnya anak diajarkan untuk ke kamar mandi sendiri, diajarkan Orientasi dan
mobilitas, memasukkan potongan-potongan buah yang mana sebagai kegiatan fungsional,
mencuci baju sebagai kegiatan melatih motorik, OR bersama kakak-kakaknya seperti:
olahraga melompat.

● Adapun contoh program yang bisa diberikan kepada anak dengan hambatan majemuk
misal : program mandi, berpakaian, membeli Snack, sarapan, memasak.
Untuk program berpakaian misal anak dibawa ke depan lemari lalu diminta untuk
memilih apabila anak memiliki hambatan penglihatan maka baju dapat diberikan label
sebagai tanda seperti kalau warna biru itu lingkaran, warna hijau segitiga. Jadi, dia
nanti meraba label tersebut kemudian memilih pakaian yang diatas warna apa yang di
bawah warna apa.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam menidentifikasi anak dengan kelainan majemuk, akan diuraikan masing masing
kelainan. Kelainan yang sering kita temukan pada anak dengan kelainan majemuk yaitu
antara lain: Dalam hal ini, ada empat strategi pokok yang diterapkan pemerintah, yaitu:
peraturan perundang-undangan yang menyatakan jaminan kepada setiap warga negara
Indonesia (termasuk ABK temporer dan permanen) untuk memperoleh pelayanan
pendidikan, memasukkan aspek fleksibilitas dan aksesibilitas ke dalam sistem pendidikan
pada jalur formal, nonformal, dan informal. Selain itu, menerapkan pendidikan berbasis
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan mengoptimalkan peranan guru.

B. Saran
Diharapkan para guru memiliki kompetensi untuk membimbing dalam memenuhi
kebutuhan dari setiap permasalahan yang dimiliki oleh murid, terutama dalam
menghadapi anak berkebutuhan khusus yang mempunyai ketunaan lebih dari satu.
Sehingga pendidik harus lebih ekstra dalam menyikapinya.
DAFTAR PUSTAKA

Rahman, Tati Nurul Hayati, dan Neti Asmiati. 2019. Memahami Anak dengan Hambatan
Majemuk dalam Perspektif Teoritik dan Empirik. Bandung : MDP Media.
https://youtu.be/JXPpX9lIED4 dalam webinar tentang tantangan PJJ untuk anak multiple
disability.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://journal.student.uny.ac.id/
ojs/index.php/plb/article/download/
16142/15620&ved=2ahUKEwjU1ofG0ajvAhUCb30KHRQ3Af0QFjAAegQIARAC&usg=A
OvVaw2y-7j4WT-2ye-wn9ZQt2fu

Anda mungkin juga menyukai