Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK PUNISHMENT DAN TEKNIK EKSTINGSI DALAM

MODIFIKASI PERILAKU

Mata Kuliah Modifikasi Perilaku


Dosen Pengampu:
Mirnawati, M.Pd

Kelompok 3:
Destya Bekti Fitriani 1910127220012
Lidya Mahwit Maulani 1910127320000
Nurul Artiarisqa Rahma 1910127120000
Rizal Mifthachul Huda 1910127210015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan segala
kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas


limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari mata
kuliah modifikasi perilaku.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Sekian, terima kasih.

Banjarmasin, 20 September 2021

Penulis

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................I

KATA PENGANTAR.................................................................................II

DAFTAR ISI...............................................................................................III

BAB I
A. Latar Belakang Masalah....................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2

BAB II
A. Teknik Punishment (Hukuman)........................................................3
1. Pengertian Punishment (Hukuman)......................................................3
2. Macam-Macam Teknik Punishment.....................................................5
3. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Punishment...................................5

B. Teknik Ekstingsi6
1. Pengertian Ekstingsi..............................................................................6
2. Prosedur Teknik Ekstingsi....................................................................7
3. Kesalahpahaman Teknik Ekstingsi.......................................................8
4. Faktor Yang Mempengaruhi Ekstingsi.................................................8

BAB III
A. Kesimpulan ......................................................................................10
B. Saran........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11

A.

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perilaku adalah apapun yang dikatakan atau dilakukan seseorang. Ada tiga
dimensi perilaku yakni: durasi perilaku, frekuensi perilaku, dan intensitas atau
kekuatan perilaku. Punishment sebagai penerapan teori behavioristic classical
conditioning. Yang memandang belajar adalah perubahan perilaku. Ada beberapa
cara untuk mengubah perilaku individu, di antaranya adalah melalui modifikasi
perilaku.

Modifikasi perilaku sendiri strategi yang digunakan untuk pengendalian


perilaku yaitu menggunakan behavior modification tipe punishment atau yang
dikenal dengan hukuman dan Extinction (Pemusnahan). Hukuman (punishment)
sebagai upaya untuk membentuk perilaku yang diharapkan dan mengurangi
tingkah laku yang tidak diharapkan, jika hukuman yang dikaitkan dengan hal yang
ditakuti anak. Menurut Skinner yang mendasarkan diri pada hasil penelitian
Pavlov dan Thorndike, salah satu elemen utama pada teori ini adalah penekanan
pada konsekuensi. Konsekuensi yang menyenangkan, atau reinforcer (penguat),
memperkuat perilaku, sementara konsekuensi yang tidak menyenangkan, atau
punishers (hukuman) melemahkan perilaku. Punishment merupakan suatu
prosedur yang umunya dicadangkan untuk perilaku-perilaku yang tidak adaptif,
seperti perilaku destruktif terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan dan
perilaku-perilaku negatif lain yang terus menerus mengganggu fungsi adaptif
seseorang atau orang-orang lain disekitarnya.

Sedangkan, Extinction atau ekstingsi merupakan suatu penghentian


penguatan. Jika dalam suatu kasus dimana pada perilaku sebelumnya individu
mendapat penguatan, maka kemudian tidak lagi dikuatkan sehingga akan ada
kecenderungan penurunan perilaku, hal inilah yang dinamakan munculnya suatu
pelenyapan atau pemusnahan (extinction).

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian teknik punishment (hukuman) yang menjadi salah


satu strategi dalam modifikasi perilaku?

2. Apa tujuan yang ditargetkan dalam pelaksanaan modifikasi perilaku


dengan menggunakan teknik punishment?

3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan yang tedapat pada penggunaan


teknik punishment?

4. Apa yang dimaksud dalam teknik extinction (ekstingsi) dalam modifikasi


perilaku?

5. Bagaimana prosedur yang harus dijalani dalam memodifikasi suatu


perilaku dengan menggunakan teknik ekstingsi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui lebih jauh terkait dengan salah satu strategi yang
digunakan dalam modifikasi perilaku.

2. Untuk mengetahui tujuan dilaksanakannya teknik punishment dalam


mengubah suatu perilaku individu.

3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada teknik


punishment dalam mengubah suatu perilaku individu.

4. Untuk mengetahui lebih jauh terkait salah satu strategi dalam modifikasi
perilaku dengan menggunakan teknik ekstingsi.

5. Untuk mengetahui prosedur atau langkah-langkah yang harus dijalani


dalam menggunakan teknik ekstingsi.

2
3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teknik Punishment
1. Pengertian Teknik Punishment
Punishment (hukuman) adalah balasan yang didapatkan akibat
melakukan sesuatu yang melanggar peraturan tertentu.Punishment
diberikan agar tercipta ketertiban dan kenyamanan saat belajar. Kegiatan
belajar-mengajar akan berjalan kondusif apabila peserta didik mematuhi
peraturan yang berlaku saat pembelajaran berlangsung. Secara etimologi,
hukuman berarti sanksi, dikenakan pada orang yang melanggar undang-
undang.Maka, hukuman pada dasarnya perbuatan tidak menyenangkan
yang diberikan pada seseorang sebagai balasan dari suatu kesalahan atau
perbuatan tidak baik yang telah dilakukannya (Al-Rasyidin, 2008, hlm.98).
Menurut Fadjar (2005, hlm.202), “Punishment (hukuman) adalah usaha
edukatif memperbaiki dan mengarahkan siswa ke arah yang benar, bukan
praktik hukuman dan siksaan yang memasung kreativitas”.Lalu menurut
Sardiman (2014, hlm.94), “Hukuman sebagai reinforcement (penguatan)
negatif, tetapi kalau hukuman diberikan secara tepat dan bijak bisa
menjadi alat motivasi”. Sedangkan Djamarah (2008, hlm.165) mengatakan
bahwa,”Hukuman akan menjadi alat motivasi bila dilakukan dengan
pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif
dimaksudkan sebagai hukuman yang mendidik dengan tujuan perbaikan
sikap dan perbuatan anak didik yang dianggap salah”. Beberapa pendapat
tersebut, dapat dijelaskan bahwa punishment (hukuman) adalah
reinforcement (penguatan) negatif yang diberikan dengan pendekatan
edukatif sebagai balasan dari suatu kesalahan atau perbuatan tidak baik
yang dilakukan peserta didik, untuk memperbaiki dan mengarahkan
peserta didik ke arah yang benar, bukan untuk memasung kreativitas
mereka yang dapat dijadikan sebagai alat motivasi bila diberikan secara

4
tepat dan bijak, juga sebagai upaya menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan.
Punishment adalah usaha edukatif untuk memperbaiki dan
mengarahkan peserta didik kearah yang benar, bukan praktik hukuman dan
siksaan yang memasung kreativitas. Melainkan, hukuman yang dilakukan
harus bersifat pedagogies, yaitu untuk memperbaiki dan mendidik ke arah
yang lebih baik (Fadjar, 2005). Berdasarkan pengertian diatas, punishment
yang diberikan bukan untuk balas dendam kepada peserta didik melainkan
untuk memperbaiki tingkah laku peserta didik yang kurang baik ke arah
yang lebih baik dan dapat memberikan motivasi belajar peserta didik.
Punishment merupakan imbalan dari perbuatan- perbuatan yang tidak baik
atau mengganggu jalannya proses pendidikan. Dapat dikatakan juga
bahwa punishment adalah penilaian kegiatan belajar murid yang bersifat
negatif, sedang reward adalah penilaian yang bersifat positif. Contoh
konkret punishment seperti menasehati, memberi arahan, melarang
melakukan sesuatu, menegur, membentak, memukul tidak keras, bahkan
meminta wali murid memberi sanksi. Dengan demikian, reward dan
punishment, di samping berfungsi sebagai alat-alat pendidikan, maka
sekaligus berfungsi sebagai motivasi belajar murid. Motivasi adalah
keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu yang melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan (Suryabrata,
2005).
Tujuan pemberian punishment ada dua macam, yaitu tujuan dalam
jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan dalam jangka pendek
adalah untuk menghentikan tingkah laku yang salah, sedangkan tujuan
dalam jangka panjang adalah untuk mengajar dan mendorong peserta didik
agar dapat menghentikan sendiri tingkah lakunya yang salah. Setelah
mengetahui tujuan dari punishment dalam pendidikan di atas maka kita
harus mengetahui punishment yang cocok untuk diterapkan dalam dunia
pendidikan.

5
2. Macam – macam Teknik Punishment
Dua variasi dasar prosedur hukuman adalah hukuman positif dan
hukuman negatif. Perbedaan antara hukuman positif dan negatif
ditentukan oleh konsekuensi perilaku tersebut. Hukuman positif
didefinisikan sebagai berikut.
a. Terjadinya suatu perilaku
b. diikuti oleh presentasi stimulus permusuhan,
c. dan sebagai akibatnya, perilaku tersebut cenderung tidak terjadi di
masa depan.

Hukuman negatif didefinisikan sebagai berikut.

a) Terjadinya suatu perilaku


b) diikuti oleh penghilangan stimulus penguat,
c) dan sebagai akibatnya, perilaku tersebut cenderung tidak terjadi di
masa depan.
Satu bentuk lain dari hukuman positif didasarkan pada prinsip
Premack, yang menyatakan bahwa ketika seseorang dibuat untuk terlibat
dalam perilaku probabilitas rendah bergantung pada perilaku probabilitas
tinggi, perilaku probabilitas tinggi akan mengurangi frekuensi
(Miltenberger & Fuqua, 1981). Yaitu, jika, setelah terlibat dalam perilaku
bermasalah, seseorang harus melakukan sesuatu yang dia tidak ingin
lakukan, orang itu akan cenderung terlibat dalam perilaku masalah di masa
depan.
Hukuman positif dan hukuman negatif kadang-kadang disebut nama
lain yang lebih deskriptif. Namun, lebih mudah untuk berbicara tentang
hukuman positif dan hukuman negatif, dan istilah-istilah ini sejajar dengan
penguatan positif dan penguatan negatif.
3. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Punishment
Keunggulan utama dari hukuman bahwa pemakaiannya dengan tepat
akan dapat menghentikan dengan segera tingkah laku siswa yang
mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar. Tetapi pada sisi lain,

6
hukuman mengandung kelemahan berupa sejumlah akibat sampingan yang
negatif. Akibat-akibat negatif yang dapat terjadi antara lain:
a) Hubungan antara guru dan siswa menjadi terganggu, misalnya siswa
mendendam pada guru
b) Siswa menarik diri dari kegiatan belajar mengajar, misalnya tidak mau
mendengarkan pelajaran
c) Siswa melakukan tidakantindakan agresif, misalnya merusak fasilitas
sekolah
d) Siswa mengalami gangguan psikologis, misalnya rasa rendah diri.

B. Teknik Ekstingsi
1. Pengertian Teknik Ekstingsi
Extinction atau ekstingsi merupakan suatu penghentian penguatan. Jika
dalam suatu kasus dimana pada perilaku sebelumnya individu mendapat
penguatan, maka kemudian tidak lagi dikuatkan sehingga akan ada
kecenderungan penurunan perilaku, hal inilah yang dinamakan munculnya
suatu pelenyapan atau pemusnahan (extinction). Extinction adalah sebuah
prinsip dasar perilaku. Sederhananya extinction (kepunahan) adalah
kecenderungan dari respon yang sebelumnya telah dipelajari secara
bertahap mulai melemah setelah tidak adanya penguatan. Kepunahan
adalah prinsip dasar perilaku. Definisi perilaku kepunahan adalah sebagai
berikut: Kepunahan terjadi ketika:

a. Perilaku yang sebelumnya telah diperkuat

b. Tidak lagi menghasilkan konsekuensi yang menguatkan


c. Oleh karena itu, perilaku berhenti terjadi di masa depan.

Selama perilaku diperkuat, setidaknya perilaku itu akan terus terjadi.


Namun, jika suatu perilaku tidak lagi diikuti oleh konsekuensi yang kuat,
orang tersebut akan berhenti terlibat dalam perilaku tersebut. Ketika suatu
perilaku berhenti terjadi karena tidak lagi diperkuat, kita mengatakan

7
bahwa perilaku tersebut telah mengalami kepunahan atau bahwa perilaku
tersebut telah padam.

2. Prosedur Ekstingsi
Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh modifikator,
agar prosedur penghapusan dapat diterapkan secara efektif. Persiapan
tersebut antara lain:
a. Menentukan penguatan yang memelihara perilaku
Perlu ditemukan penguatanyang mengontrol perilaku sasaran
dan kemudianmencegah terjadinya penguatan. Agar prosedur
penghapusan efektif, semua sumber penguatanharus ditemukan dan
dikendalikan. Semakin sering penguatan inkonsisten terjadi, semakin
sulit dihapus perilakunya.
b. Komunikasi jelas dan tegas
Beberapa perilaku tidak perlu dihapus, tetapi perlu dikontrol agar
tidak berlangsung pada saat-saat tertentu, atau hanya berlangsung pada
saat-saat tertentu. Perlu diperjelas kapan boleh/tidak.Contoh: anak
tidak boleh mengajak berbicara ketika shalat.
c. Menjalankan prosedur ini cukup lama
Peningkatan perilaku pada permulaan prosedur penghapusan
diterapkan, sering membuat pengontrol penguatan menyerah.
Berkurangnya perilaku yang perlahan-lahan membuat orang tidak
sadar atau menimbulkan prasangka bahwa program ini gagal.Untuk
itu perlu dibuat pencatatan perilaku sasaran dari hari ke hari.
d. Mengombinasikan dengan prosedur lain
Prosedur penghapusan lebih efektif bila dikombinasikan dengan
prosedur lain. Efek ini mendukung tercapainya penghapusan
karena subjek telah mendapatkan cukup penguatan dengan cara
baru karena cara lama sudah tidak efektif lagi. Contoh: anak nakal
karena meminta perhatian –perilaku nakal lebih cepat hilang bila
kenakalan tidakmendapat perhatian lagi dari ibunya

8
(penghapusan), ibunya akan memperhatikan jika ia tidak
nakal (positif reinforcement)

3. Kesalahpahaman Umum Tentang Kepunahan


Meskipun ekstingsi berbeda secara prosedural tergantung pada jenis
penguatan untuk perilaku, hasilnya selalu sama: Perilaku berhenti.
Kesalahpahaman umum adalah bahwa menggunakan ekstingsi berarti
mengabaikan perilaku. Ini tidak akurat dalam banyak kasus. Eksitingsi
berarti menghilangkan penguat untuk suatu perilaku. Mengabaikan
perilaku bermasalah berfungsi sebagai kepunahan hanya jika perhatian
adalah penguat. Misalnya, mengutil seseorang diperkuat dengan
mendapatkan barang dagangan dari toko. Jika tenaga penjualan di toko
mengabaikan perilaku mengutil, ini tidak akan menyebabkan perilaku itu
berhenti. Sekali lagi, anggaplah seorang anak lari dari meja setiap kali dia
disuruh makan sayuran, dan hasilnya adalah dia tidak makan sayurannya.
Jika orang tua mengabaikan perilaku ini, itu tidak akan berhenti. Berlari
dari meja diperkuat dengan tidak makan sayuran. Mengabaikan perilaku
tidak akan menghilangkan penguatan ini dan, karenanya, tidak berfungsi
sebagai kepunahan.

4. Faktor yang Mempengaruhi Ekstingsi


Ada dua faktor penting yang mempengaruhi proses kepunahan: a)
Jadwal penguatan sebelum kepunahan Jadwal penguatan sebagian
menentukan apakah kepunahan menghasilkan penurunan cepat dalam
perilaku atau penurunan yang lebih bertahap.Ketika suatu perilaku terus
menerus diperkuat, itu menurun dengan cepat setelah penguatan
dihentikan.Sebaliknya, ketika suatu perilaku diperkuat sesekali, itu sering
berkurang lebih bertahap setelah penguatan dihentikan.Ini terjadi karena
perubahan dari penguatan menjadi kepunahan lebih dapat dibedakan (ada
perbedaan yang lebih besar) ketika suatu perilaku diperkuat setiap kali
daripada ketika hanya beberapa kejadian perilaku menghasilkan
penguatan. b) Terjadinya Penguatan setelah kepunahan Jika penguatan

9
terjadi saat kepunahan, dibutuhkan waktu lebih lama untuk perilaku
tersebut berkurang.Ini karena penguatan perilaku, sekaligus kepunahan
telah dimulai, jumlah penguatan yang intermiten, yang membuat perilaku
lebih tahan terhadap kepunahan.Selain itu, jika perilaku diperkuat selama
episode pemulihan spontan, perilaku tersebut dapat meningkat ke tingkat
sebelum kepunahan.

5.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Punishment adalah usaha edukatif untuk memperbaiki dan
mengarahkan peserta didik kearah yang benar, bukan praktik hukuman dan
siksaan yang memasung kreativitas. Melainkan, hukuman yang dilakukan
harus bersifat pedagogies, yaitu untuk memperbaiki dan mendidik ke arah
yang lebih baik (Fadjar, 2005). Tujuan pemberian punishment ada dua
macam, yaitu tujuan dalam jangka pendek untuk menghentikan tingkah
laku yang salah, sedangkan tujuan dalam jangka panjang untuk mengajar
dan mendorong peserta didik agar dapat menghentikan sendiri tingkah
lakunya yang salah. Punishment terbagi menjadi dua, yaitu punishment
yang bersifat positif dan punishment yang bersifat negative.
Extinction atau ekstingsi merupakan suatu penghentian penguatan.
Jika dalam suatu kasus dimana pada perilaku sebelumnya individu
mendapat penguatan, maka kemudian tidak lagi dikuatkan sehingga akan
ada kecenderungan penurunan perilaku, hal inilah yang dinamakan
munculnya suatu pelenyapan atau pemusnahan (extinction). Extinction
adalah sebuah prinsip dasar perilaku. Sederhananya extinction
(kepunahan) adalah kecenderungan dari respon yang sebelumnya telah
dipelajari secara bertahap mulai melemah setelah tidak adanya penguatan.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Banyak hal yang masih
luput dari penulis dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran agar untuk kedepannya penulis
dapat membuat makalah lebih baik lagi. Selain itu, penulis mengharapkan

11
informasi yang di dapat dalam makalah ini dapat menjadi pengetahuan
tambahan bagi para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sabartiningsih, Mila. (2018). Implementasi Pemberian Reward Dan Punishment


Dalam Membentuk Karakter Disiplin Anak Usia Dini. AWLADY: Jurnal
Pendidikan Anak. 4(1): 60 - 77
Ernata, Yusvidha. (2017). Analisis Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui
Pemberian Reward Dan Punishment Di Sdn Ngaringan 05 Kec.Gandusari
Kab.Blitar. Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD. 5(2): 781-790
Prima,Elizabeth.2016.Metode Reward dan Punishment dalam Mendisiplinkan
Siswa Kelas IV di Sekolah Lentera Harapan Gunung Sitoli Nias.Jurnal
Pendidikan Universitas Dhyana Pura.Vol.1(2)185-198
Febianti,Yopi Nisa.2018.Peningkatan Motivasi Belajar dengan Pemberian Reward
and Punishment yang Positif.Jurnal Edunomic.Vol.6(2) 93-102
Mirnawati,M.Pd.2020.Modifikasi Perilaku Anak Berkebutuhan
Khusus.Sukoharja;Oase Pustaka.
Ahmad Syawaludin, Sri Marmoah.2018.Reward And Punishment In The
Perspective Of Behaviorism Learning Theory And Its Implementation In
Elementary School.Conference Series 1(1)

13

Anda mungkin juga menyukai