MODIFIKASI PERILAKU
Kelompok 3:
Destya Bekti Fitriani 1910127220012
Lidya Mahwit Maulani 1910127320000
Nurul Artiarisqa Rahma 1910127120000
Rizal Mifthachul Huda 1910127210015
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan segala
kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Sekian, terima kasih.
Penulis
II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................I
KATA PENGANTAR.................................................................................II
DAFTAR ISI...............................................................................................III
BAB I
A. Latar Belakang Masalah....................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB II
A. Teknik Punishment (Hukuman)........................................................3
1. Pengertian Punishment (Hukuman)......................................................3
2. Macam-Macam Teknik Punishment.....................................................5
3. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Punishment...................................5
B. Teknik Ekstingsi6
1. Pengertian Ekstingsi..............................................................................6
2. Prosedur Teknik Ekstingsi....................................................................7
3. Kesalahpahaman Teknik Ekstingsi.......................................................8
4. Faktor Yang Mempengaruhi Ekstingsi.................................................8
BAB III
A. Kesimpulan ......................................................................................10
B. Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11
A.
III
BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku adalah apapun yang dikatakan atau dilakukan seseorang. Ada tiga
dimensi perilaku yakni: durasi perilaku, frekuensi perilaku, dan intensitas atau
kekuatan perilaku. Punishment sebagai penerapan teori behavioristic classical
conditioning. Yang memandang belajar adalah perubahan perilaku. Ada beberapa
cara untuk mengubah perilaku individu, di antaranya adalah melalui modifikasi
perilaku.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih jauh terkait dengan salah satu strategi yang
digunakan dalam modifikasi perilaku.
4. Untuk mengetahui lebih jauh terkait salah satu strategi dalam modifikasi
perilaku dengan menggunakan teknik ekstingsi.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teknik Punishment
1. Pengertian Teknik Punishment
Punishment (hukuman) adalah balasan yang didapatkan akibat
melakukan sesuatu yang melanggar peraturan tertentu.Punishment
diberikan agar tercipta ketertiban dan kenyamanan saat belajar. Kegiatan
belajar-mengajar akan berjalan kondusif apabila peserta didik mematuhi
peraturan yang berlaku saat pembelajaran berlangsung. Secara etimologi,
hukuman berarti sanksi, dikenakan pada orang yang melanggar undang-
undang.Maka, hukuman pada dasarnya perbuatan tidak menyenangkan
yang diberikan pada seseorang sebagai balasan dari suatu kesalahan atau
perbuatan tidak baik yang telah dilakukannya (Al-Rasyidin, 2008, hlm.98).
Menurut Fadjar (2005, hlm.202), “Punishment (hukuman) adalah usaha
edukatif memperbaiki dan mengarahkan siswa ke arah yang benar, bukan
praktik hukuman dan siksaan yang memasung kreativitas”.Lalu menurut
Sardiman (2014, hlm.94), “Hukuman sebagai reinforcement (penguatan)
negatif, tetapi kalau hukuman diberikan secara tepat dan bijak bisa
menjadi alat motivasi”. Sedangkan Djamarah (2008, hlm.165) mengatakan
bahwa,”Hukuman akan menjadi alat motivasi bila dilakukan dengan
pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif
dimaksudkan sebagai hukuman yang mendidik dengan tujuan perbaikan
sikap dan perbuatan anak didik yang dianggap salah”. Beberapa pendapat
tersebut, dapat dijelaskan bahwa punishment (hukuman) adalah
reinforcement (penguatan) negatif yang diberikan dengan pendekatan
edukatif sebagai balasan dari suatu kesalahan atau perbuatan tidak baik
yang dilakukan peserta didik, untuk memperbaiki dan mengarahkan
peserta didik ke arah yang benar, bukan untuk memasung kreativitas
mereka yang dapat dijadikan sebagai alat motivasi bila diberikan secara
4
tepat dan bijak, juga sebagai upaya menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan.
Punishment adalah usaha edukatif untuk memperbaiki dan
mengarahkan peserta didik kearah yang benar, bukan praktik hukuman dan
siksaan yang memasung kreativitas. Melainkan, hukuman yang dilakukan
harus bersifat pedagogies, yaitu untuk memperbaiki dan mendidik ke arah
yang lebih baik (Fadjar, 2005). Berdasarkan pengertian diatas, punishment
yang diberikan bukan untuk balas dendam kepada peserta didik melainkan
untuk memperbaiki tingkah laku peserta didik yang kurang baik ke arah
yang lebih baik dan dapat memberikan motivasi belajar peserta didik.
Punishment merupakan imbalan dari perbuatan- perbuatan yang tidak baik
atau mengganggu jalannya proses pendidikan. Dapat dikatakan juga
bahwa punishment adalah penilaian kegiatan belajar murid yang bersifat
negatif, sedang reward adalah penilaian yang bersifat positif. Contoh
konkret punishment seperti menasehati, memberi arahan, melarang
melakukan sesuatu, menegur, membentak, memukul tidak keras, bahkan
meminta wali murid memberi sanksi. Dengan demikian, reward dan
punishment, di samping berfungsi sebagai alat-alat pendidikan, maka
sekaligus berfungsi sebagai motivasi belajar murid. Motivasi adalah
keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu yang melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan (Suryabrata,
2005).
Tujuan pemberian punishment ada dua macam, yaitu tujuan dalam
jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan dalam jangka pendek
adalah untuk menghentikan tingkah laku yang salah, sedangkan tujuan
dalam jangka panjang adalah untuk mengajar dan mendorong peserta didik
agar dapat menghentikan sendiri tingkah lakunya yang salah. Setelah
mengetahui tujuan dari punishment dalam pendidikan di atas maka kita
harus mengetahui punishment yang cocok untuk diterapkan dalam dunia
pendidikan.
5
2. Macam – macam Teknik Punishment
Dua variasi dasar prosedur hukuman adalah hukuman positif dan
hukuman negatif. Perbedaan antara hukuman positif dan negatif
ditentukan oleh konsekuensi perilaku tersebut. Hukuman positif
didefinisikan sebagai berikut.
a. Terjadinya suatu perilaku
b. diikuti oleh presentasi stimulus permusuhan,
c. dan sebagai akibatnya, perilaku tersebut cenderung tidak terjadi di
masa depan.
6
hukuman mengandung kelemahan berupa sejumlah akibat sampingan yang
negatif. Akibat-akibat negatif yang dapat terjadi antara lain:
a) Hubungan antara guru dan siswa menjadi terganggu, misalnya siswa
mendendam pada guru
b) Siswa menarik diri dari kegiatan belajar mengajar, misalnya tidak mau
mendengarkan pelajaran
c) Siswa melakukan tidakantindakan agresif, misalnya merusak fasilitas
sekolah
d) Siswa mengalami gangguan psikologis, misalnya rasa rendah diri.
B. Teknik Ekstingsi
1. Pengertian Teknik Ekstingsi
Extinction atau ekstingsi merupakan suatu penghentian penguatan. Jika
dalam suatu kasus dimana pada perilaku sebelumnya individu mendapat
penguatan, maka kemudian tidak lagi dikuatkan sehingga akan ada
kecenderungan penurunan perilaku, hal inilah yang dinamakan munculnya
suatu pelenyapan atau pemusnahan (extinction). Extinction adalah sebuah
prinsip dasar perilaku. Sederhananya extinction (kepunahan) adalah
kecenderungan dari respon yang sebelumnya telah dipelajari secara
bertahap mulai melemah setelah tidak adanya penguatan. Kepunahan
adalah prinsip dasar perilaku. Definisi perilaku kepunahan adalah sebagai
berikut: Kepunahan terjadi ketika:
7
bahwa perilaku tersebut telah mengalami kepunahan atau bahwa perilaku
tersebut telah padam.
2. Prosedur Ekstingsi
Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh modifikator,
agar prosedur penghapusan dapat diterapkan secara efektif. Persiapan
tersebut antara lain:
a. Menentukan penguatan yang memelihara perilaku
Perlu ditemukan penguatanyang mengontrol perilaku sasaran
dan kemudianmencegah terjadinya penguatan. Agar prosedur
penghapusan efektif, semua sumber penguatanharus ditemukan dan
dikendalikan. Semakin sering penguatan inkonsisten terjadi, semakin
sulit dihapus perilakunya.
b. Komunikasi jelas dan tegas
Beberapa perilaku tidak perlu dihapus, tetapi perlu dikontrol agar
tidak berlangsung pada saat-saat tertentu, atau hanya berlangsung pada
saat-saat tertentu. Perlu diperjelas kapan boleh/tidak.Contoh: anak
tidak boleh mengajak berbicara ketika shalat.
c. Menjalankan prosedur ini cukup lama
Peningkatan perilaku pada permulaan prosedur penghapusan
diterapkan, sering membuat pengontrol penguatan menyerah.
Berkurangnya perilaku yang perlahan-lahan membuat orang tidak
sadar atau menimbulkan prasangka bahwa program ini gagal.Untuk
itu perlu dibuat pencatatan perilaku sasaran dari hari ke hari.
d. Mengombinasikan dengan prosedur lain
Prosedur penghapusan lebih efektif bila dikombinasikan dengan
prosedur lain. Efek ini mendukung tercapainya penghapusan
karena subjek telah mendapatkan cukup penguatan dengan cara
baru karena cara lama sudah tidak efektif lagi. Contoh: anak nakal
karena meminta perhatian –perilaku nakal lebih cepat hilang bila
kenakalan tidakmendapat perhatian lagi dari ibunya
8
(penghapusan), ibunya akan memperhatikan jika ia tidak
nakal (positif reinforcement)
9
terjadi saat kepunahan, dibutuhkan waktu lebih lama untuk perilaku
tersebut berkurang.Ini karena penguatan perilaku, sekaligus kepunahan
telah dimulai, jumlah penguatan yang intermiten, yang membuat perilaku
lebih tahan terhadap kepunahan.Selain itu, jika perilaku diperkuat selama
episode pemulihan spontan, perilaku tersebut dapat meningkat ke tingkat
sebelum kepunahan.
5.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Punishment adalah usaha edukatif untuk memperbaiki dan
mengarahkan peserta didik kearah yang benar, bukan praktik hukuman dan
siksaan yang memasung kreativitas. Melainkan, hukuman yang dilakukan
harus bersifat pedagogies, yaitu untuk memperbaiki dan mendidik ke arah
yang lebih baik (Fadjar, 2005). Tujuan pemberian punishment ada dua
macam, yaitu tujuan dalam jangka pendek untuk menghentikan tingkah
laku yang salah, sedangkan tujuan dalam jangka panjang untuk mengajar
dan mendorong peserta didik agar dapat menghentikan sendiri tingkah
lakunya yang salah. Punishment terbagi menjadi dua, yaitu punishment
yang bersifat positif dan punishment yang bersifat negative.
Extinction atau ekstingsi merupakan suatu penghentian penguatan.
Jika dalam suatu kasus dimana pada perilaku sebelumnya individu
mendapat penguatan, maka kemudian tidak lagi dikuatkan sehingga akan
ada kecenderungan penurunan perilaku, hal inilah yang dinamakan
munculnya suatu pelenyapan atau pemusnahan (extinction). Extinction
adalah sebuah prinsip dasar perilaku. Sederhananya extinction
(kepunahan) adalah kecenderungan dari respon yang sebelumnya telah
dipelajari secara bertahap mulai melemah setelah tidak adanya penguatan.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Banyak hal yang masih
luput dari penulis dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran agar untuk kedepannya penulis
dapat membuat makalah lebih baik lagi. Selain itu, penulis mengharapkan
11
informasi yang di dapat dalam makalah ini dapat menjadi pengetahuan
tambahan bagi para pembaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
13