Anda di halaman 1dari 32

PEMBELAJARAN IPA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Asesmen Mata Pelajaran dan RPP

DOSEN PEMBIMBING :

Dewi Ekasari Kusumastuti, M.Pd

Disusun Oleh:

Amelia Arta Rahayu : 1910127220008

Nur Komala Dewi : 1910127120003

Siti Raihanah : 1910127120005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS JURUSAN ILMU


PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Asesmen Mata Pembelajaran dan RPP” ini dengan tepat waktu. Serta shalawat dan salam
terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SWT.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran
Matematika Anak Berkebutuhan Khusus. Dalam hal ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, khususnya
kepada :

1. Dewi Ekasari Kusumastuti, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah


Pembelajaran IPA Anak Berkebutuhan Khusus.
2. Semua pihak yang terlibat dan telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kekurangan di dalamnya. Baik dari teknis penulis maupun materi didalamnya.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca, sehingga makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang tebih baik lagi. Dan kami memohon maaf apabila
masih terdapat kesalahan pada makalah ini. Atas perhatian, saya ucapkan terima kasih.

Banjarbaru, 11 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTA........................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II..............................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................2
A. Pengertian asesmen mata pelajaran.....................................................................2
1. Pengertian asesmen........................................................................................2
2. Tujuan asesmen..............................................................................................3
3. Prinsip-prinsip asesmen.................................................................................6
4. Langkah-langkah melakukan asesmen mata pelajaran..................................8
5. Contoh asesmen mata pelajaran.....................................................................11
B. Pengertian rencana pelaksanaan pembelajaran....................................................14
1. Pengertian RPP..............................................................................................14
2. Tujuan dan fungsi RPP..................................................................................15
3. Komponen-komponen RPP...........................................................................16
4. Prinsip-prinsip penyusunan RPP....................................................................19
5. Langkah-langkah penyusunan RPP...............................................................20
6. Contoh RPP bagi anak berkebutuhan khusus................................................23
BAB III............................................................................................................................27
PENUTUP........................................................................................................................27
A. Kesimpulan..........................................................................................................27
B. Saran....................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini istilah asesmen banyak digunakan dalam kegiatan evaluasi,
terutama setelah diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum ini
memiliki karakteristik tertentu baik dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, maupun evaluasi pembelajaran. Dunia pendidikan terus berkembang
seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan ini bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan khususnya di Indonesia.  Perubahan penting yang
telah terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia salah satunya adalah perubahan
kurikulum, telah kita ketahuai bersama perubahan kurikulum juga diikuti perubahan
perangkat pembelajaran salah satunya RPP. Dalam rangka mengimplementasikan
pogram pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan
bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan
lapangan untuk setiap kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di
dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran
dalam upaya pencapaian penguasaan suatu kompetensi dasar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asesmen mata pelajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan rencana pelaksanaan pembelajaran?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan asesmen mata pelajaran.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran.

1
BAB II

PEM BAHASAN

A. Asesmen Mata Pelajaran


1. Pengertian Asesmen
Asesmen secara umum dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan
informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan
keputusan tentang siswa baik yang menyangkut keputusannya, program
pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Meurut
Boyer & Ewel mendefenisikan Assessment sebagai proses yang menyediakan
informasi tentang individu siswa, tentang kurikulum atau program, tentang
institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan system institusi. Sedangkan
menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis adalah proses sistematika
dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat
kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan
untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi
tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas
sesuai dengan kenyataan objektif. Sehingga asesmen pembelajaran merupakan
penilaian bagian integral dari proses pembelajaran sehingga tujuan asesman
harus sejalan dengan tujuan pembelajaran. Asesmen harus didasarkan pada
tujuan pembelajaran secara utuh dan memiliki kepastian kriteria keberhasilan,
baik kriteria dari keberhasilan proses belajar yang dilakukan siswa/kriteria
keberhasilan dari kegiatan mengajar yang dilakukan oleh pendidik, serta
keberhasilan program pembelajaran secara keseluruhan. Untuk memperoleh
hasil asesmen yang maksimal dapat menggambarkan proses dan hasil yang
sesungguhnya, asesmen dilakukan sepanjang kegiatan pengajaran ditujukan
untuk memotivasi dan mengembangkan kegiatan belajar anak. Terkait dengan
evaluasi, asesmen pada dasarnya merupakan alat (the means) dan bukan
merupakan tujuan (the end).
Dalam pelaksanaannya, asesmen pembelajaran merupakan kegiatan yang
berkaitan dengan mengukur dan menilai aspek psikis yang berupa proses dan
hasil belajar yang bersifat abstrak, karena itu asesmen hendaknya dilakukan

2
dengan cermat dan penuh perhitungan termasuk memperhatikan berbagai
keterbatasan sebagai berikut:
1. Untuk pengukuran suatu konstruk, khususnya konstruk psikologis yang
bersifat abstrak tidak ada pendekatan tunggal yang dapat diberlakukan dan
diterima secara universal.
2. Pengukuran aspek psikologis termasuk pengukuran proses dan hasil
pembelajaran pada umumnya dikembangkan berdasar atas sampel tingkah
laku yang terbatas.
3. Perlu dipahami bahwa hasil pengukuran dan nilai yang diperoleh dalam
asesmen proses dan hasil belajar mengandung kekeliruan. Kesalahan dalam
asesmen dapat bersumber dari alat ukur, gejala yang di ukur, maupun
inpretasi dari hasil pengukuran tersebut.
4. Pendefenisian suatu satuan yang menyangkut kualitas/kemampuan
psikologis pada skala pengukuran merupakan masalah yang cukup pelik,
mengingat bahwa kenyataan hasil belajar merupakan suatu kualitas
pemahaman siswa terhadap materi, sedang dalam pelaksanaan tes pegukuran
hasil belajar, pengajar diharuskan memberikan kuantitas yang berupa angka-
angka pada kualitas dari suatu gejala yang bersifat abstrak.
5. Konstruk psikologis termasuk proses dan hasil pembelajaran tidak dapat
didefinisikan secara tunggal atau berdiri sendiri tetapi selalu berhubungan
dengan konstruk yang lain. Dengan demikian dalam pelaksanaan evaluasi
diperlukan adanya kesungguhan dan kecermatan yang tinggi, sehingga
berbagai keterbatasan-keterbatasan tersebut dapat dikurangi.
2. Tujuan Asesmen
Asesmen memiliki dua tujuan, yaitu tujuan isi dan tujuan proses (Herman,
Aschbacher, and Winters, 1992). Asesmen yang berkaitan dengan tujuan isi
digunakan untuk menentukan seberapa jauh peserta didik telah mempelajari
pengetahuan dan keterampilan spesifik. Dalam hal ini asesmen harus terfokus
pada hasil belajar peserta didik. Asesmen yang berkaitan dengan proses
digunakan untuk mendiagnosis kekuatan dan kelemahan peserta didik serta
merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik.
Tujuan asesmen pembelajaran pada dasarnya tergantung pada penggunaan
jenis-jenis asesmen. Ada empat jenis asesmen dalam pembelajaran, yaitu:

3
asesmen formatif dan sumatif, asesmen objektif dan subjektif, asesmen acuan
normatif dan acuan patokan, dan asesmen formal dan informal.
a. Asesmen formatif dan sumatif
Asesmen sumatif biasanya dilaksanakan di akhir pembelajaran, dan
digunakan untuk membuat keputusan tentang kenaikan kelas peserta didik.
Asesmen formatif umumnya dilaksanakan selam proses pembelajaran
berlangsung. Kegiatan asesmen formatif dapat berbentuk pemberian
balikan atas pekerjaan peserta didik, dan tidak akan dijadikan sebagai dasar
untuk kenaikan kelas peserta didik. Dalam konteks belajar, asesmen
sumatif dan formatif disebut dengan asesmen belajar. Salah satu bentuk
asesmen formatif adalah asesmen diagnostic. Asesmen diagnostik
mengukur pengetahuan dan keterampilan peserta didik untuk
mengidentifikasi program belajar yang sesuai dengan kemampuan peserta
didik. Asesmen mandiri oleh peserta didik merupakan bentuk asesmen
diganostik yang melibatkan peserta didik mengakses dirinya sendiri.
b. Asesmen objektif dan subjektif
Asesmen bentuk objektif merupakan bentuk pertanyaan yang memiliki
satu jawaban yang benar.  Asesmen subjektif merupakan bentuk pertanyaan
yang memiliki lebih dari satu jawaban yang benar (atau lebih dari satu cara
mengungkapkan jawaban yang benar). Ada beberapa jenis pertanyaan
berbentuk objektif dan subjektif. Jenis pertanyaan berbentuk objektif yaitu
pertanyaan yang memiliki alternatif jawaban benar dan salah, pilihan
ganda, pertanyaan menjodohkan, dan jawaban ganda. Pertanyaan subjektif
yaitu pertanyaan yang membutuhkan jawaban luas dan ada yang berbentuk
uraian.
c. Asesmen acuan patokan dan acuan normatife
Asesmen acuan patokan, biasanya menggunakan tes acuan patokan,
merupakan asesmen yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta
didik berdasarkan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Asesmen
acuan patokan membandingkan kemampuan peserta didik dengan criteria,
atau asesmen yang memfokuskan diri pada kinerja individu yang diukur
berdasarkan pada criteria atau standar absolute. Asesmen acuan patokan
seringkali digunakan untuk mengukur kompetensi peserta didik.

4
Prosedur asesmen acuan patokan mencakup urutan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
1. Identifikasi hasil belajar yang diharapkan.
2. Rumuskan kriteria. Jika memungkinkan, libatkan peserta didik dalam
merumuskan kriteria.
3. Rencanakan kegiatan belajar yang membantu peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan.
4. Sebelum kegiatan belajar berlangsung, komunikasikan kriteria tersebut
dan pekerjaan yang akan diakses.
5. Berikan contoh kinerja yang diinginkan.
6. Implementasikan kegiatan belajar.
7. Gunakan beberapa metode asesmen berdasarkan tugas yang diberikan.
8. Kaji kembali data asesmen dan evaluasi masing-masing tingkat kinerja
peserta didik atau kualitas pekerjaan dengan menggunakan kriteria.
9. Apabila diperlukan, berikan tanda huruf (misalnya A, B, C, D) yang
menunjukkan pemenuhan hasil belajar peserta didik dan orangtua.
10. Laporkan hasil asesmen kepada peserta didik dan orangtua.

Asesmen acuan normatif, atau dikenal dengan penentuan rangking


berdasarkan kurva norml, biasanya menggunakan tes acuan normatif, tidak
digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan kata lain yaitu asesmen yang
distandarkan pada sekelompok individu yang kinerjanya dinilai dalam
hubungannya dengan kinerja individu lainnya. Asesmen ini sangat efektif
untuk membandingkan kemampuan peserta didik satu dengan peserta didik
lainnya. Asesmen untuk ujian masuk sekolah biasanya emnggunakan
asesmen acuan normative, karena asesmen ini dapat menunjukkan proporsi
jumlah calon peserta didik yang lulus datau diterima di sekolah atau di
universitas, dan bukan menunjukkan tingkat kemampuan calon peserta
didik yang sesungguhnya.

d. Asesmen formal dan informal


Asesmen formal biasanya diwujudkan dalam bentuk dokumen tertulis,
seperti tes tertulis. Asesmen formal diberikan skor dalam bentuk angka atau
penentuan rangking berdasarkan pada kinerja peserta didik. Asesmen

5
informal tidak dimaksudkan untuk menentukan rangking akhir peserta
didik. Asesmen ini biasanya dilakuan dengan cara yang lebih terbuka,
seperti kegiatan asesmen yang dilaksanakan melalui observasi, inventori,
partisipasi, evaluasi diri dan teman sebaya, dan diskusi.
3. Prinsip-prinsip Asesmen
Asesmen yang baik harus berdasarkan pada landasan pendidikan.
Landasan pendidikan ini meliputi pengorganisasian sekolah dalam memenuhi
kebutuhan belajar seluruh peserta didik, memahami cara peserta didik belajar,
menetapkan standar tinggi pada kegiatan belajar peserta didik dan memberikan
kesempatan bealajar peserta didik yang memadai.
Ada tujuh prinsip dalam menerapkan asesmen belajar. Berikut disajikan
ketujuh prinsip yang dimaksud:
a. Tujuan utama asesmen adalah memperbaiki belajar peserta didik
Asesmen kelas maupun berskala besar, diorganisir dengan tujuan untuk
memperbaiki belajar peserta didik. Asesmen ini memberikan informasi yang
sangat bermanfaat mengenai apa yang telah dicapai oleh peserta didik
terhadap tujuan belajar dan mengenai kemampuan belajar masing-masing
peserta didik. Asesmen menggunakan metode yang konsisten dengan tujuan
belajar, kurikulum, pembelajaran, dan pengetahuan mutakhir tentang peserta
didik.
b. Asesmen bertujuan untuk mendukung belajar peserta didik
Asesmen baik yang digunakan untuk  laporan kemajuan peserta didik,
sertifikasi peserta didik, dan informasi untuk perbaikan dan akuntabilitas
sekolah adalah dimaksudkan untuk mendukung belajar peserta didik.
Pendidik dan sekolah membuat keputusan, seperti kenaikan kelas, kelulusan
peserta didik adalah didasarkan pada informasi yang diperoleh secara terus
menerus, bukan data yang diperoleh dari asesmen akhir semester. Demikian
pula informasi yang digunakan untuk perbaikan dan akuntabilitas sekolah
juga berasal dari data pekerjaan dan asesmen peserta didik yang diperoleh
secara terus menerus. Asesmen akuntabilitas menggunakan prosedur
pengambilan sampel pekerjaan peserta didik. Asesmen ini mengembangkan
standar teknis dan standar itu digunakan untuk memastikan agar asesmen
yang diterapkan memiliki kualitas tinggi, serta digunakan untuk memantau
konsekuensi pendidikan atas penggunaan asesmen tersebut.
6
c. Objektif bagi semua peserta didik
Asesmen yang baik akan memberikan keyakinan bahwa semua peserta
didik akan memperoleh perlakuan yang sama. Asesmen menggunakan
berbagai metode dalam mengakses kemajuan peserta didik serat cara-cara
peserta didik mengungkapkan pengetahuan dan pemahamannya terhadap
mata pelajaran. Asesmen tidak akan melenceng dan mampu
menggambarkan pengetahuan dan keterampilan aktual peserta didik.
d. Kolaborasi professional
Pendidik yang memiliki sikap objektif adalah penting bagi persyaratan
asesmen yang berkualitas. Pendidik menentukan dan berperan serta dalam
pengembangan professional serta bekerjasama untuk memperbaiki system
asesmen.  Kemampan professional iu diperkuat melalui sekelompok
pendidik memberikan skor pekerjaan peserta didik. Sekolah, Pemerintah
Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Pusat perlu
menyediakan sumberdaya yang diperlukan untuk pengembangan
professional pendidik dalam menerapkan asesmen pembelajaran.
e. Partisipasi Komite Sekolah dalam Pengembangan Asesmen
Pelaksanaan asesmen perlu melibatkan orangtua, anggota masyarakat,
peserta didik, bersama-sama pendidik dan pakar yang memiliki keahlian
tertentu, dalam pengembangan asesmen. Diskusi tujuan dan metode
asesmen perlu melibatkan orang-orang yang peduli dengan pendidikan.
Orangtua, peserta didik, anggota masyarakat memiliki latar belakang
berbagai keahlian, pendidik dan tenaga kependidikan perlu melibatkan diri
dalam membentuk sistem asesmen yang berkualitas.
f. Keteraturan Dan Kejelasan Komunikasi Mengenai Asesmen
Pendidik, sekolah, pemerintah kabupaten/ kota, pemerintah provinsi, dan
pemerintah pusat secara jelas dan teratur mendiskusikan praktik asesmen
dan peserta didik serta kemajuan program dengan peserta didik, keluarga,
dan masyarakat. Penddik dan sekolah mengkomunikasikan tujuan, metode,
dan hasil asesmen. Pendidik dan sekolah melaporkan apa yang diketahui dan
yang mampu dilakukan oleh peserta didik, apa yang perlu dipelajari oleh
peserta didik, dana apa yang akan dilakukan oleh peserta didik untuk
perbaikan perilaku pesertadidik. Laporan tentang prestasi belajar peserta
didik berkenaan dengan pencapaian tujuan belajar juga perlu dilaporkan.
7
Contoh-contoh asesmen dan pekerjaan peserta didik perlu diperlihatkan
kepada orang tua dan masyarakat agar mereka mnegetahui kinerja peserta
didik. Hasil asesmen perlu dilaporkan bersama-sama dengan informasi
tertentu yang erkaitan dengan program pendidikan, ketersediaan
sumberdaya, dan prestasi sekolah lainnya.
g. Peninjauan Kembali Dan Perbaikan Asesmen
Asesmen perlu dikaji kembali dan diperbaki untuk memastikan bahwa
asesmen itu benar-benar memberikan manfaat bagi peserta didik. Tindakan
ini harus dilakukan secara berkesinambungan. Meskipun asesmen itu telah
dipandang memadai, namun perlu diperbaiki mengingat kondisi selalu
berubah dan pengetahuan yang terjadi di masyarakat selalu meningkat.
Peninjauan kembali merupakan dasar bagi pembuatan keputusan dalam
mengubah sebagian atau seluruh asesmen. Peninjauan kembali itu
melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan (Stakeholders) dalam system
pendidikan. Analisis biaya manfaat (cost- benefit analysis) juga perlu
dilakukan untuk mengetahui efek asesmen terhadap belajar.
4. Langkah-langkah Melakukan Asesmen Mata Pelajaran
Menurut Anderson (2003) dan dan Sudijono (2005), secara garis besar terdapat
7 (tujuh) langkah pokok asesmen pembelajaran sebagai berikut:
1. Menyusun rencana asesmen atau evaluasi hasil belajar
Dalam merencanakan asesmen atau evaluasi hasil belajar,
perlu melakukan setidaknya enam hal, yaitu:
a. Merumuskan tujuan dilakukannya asesmen atau evaluasi, termasuk
merumuskan tujuan terpenting dari diadakannya asesmen, hal ini perlu
dilakukan agar arah proses asesmen jelas.
b. Menetapkan aspek-aspek yang akan dinilai, apakah aspek kognitif,
afektif, atau psikomotor.
c. Memilih dan menentukan teknik yang akan
digunakan, bisa menentukan apakah akan menggunakan teknik tes
ataukah non tes? disamping itu masih harus menentukan mana yang
akan digunakan dengan memperhatikan ciri-ciri dari masing-masing
teknik serta memahami beberapa kelebihan dan kekurangannya.
d. Menyusun instrumen yang akan dipergunakan untuk menilai proses dan
hasil belajar para peserta didik. Sejumlah instrumen yang mungkin
8
digunakan adalah butir-butir soal tes (test item), daftar cek (check list),
rating scale, panduan wawancara, dan lain-lain.
Dalam memilih instrumen yang akan digunakan, harus
menyesuaikan dengan satu atau lebih tujuan yang telah ditentukan.
Termasuk di dalam langkah ini adalah membuat petunjuk yang
akan dicantumkan pada lembar asesmen, yang meliputi:
 tujuan diadakannya asesmen.
 waktu yang disediakan untuk menyelesaikan.
 dasar yang digunakan untuk memberikan jawaban (misalnya
memilih jawaban yang benar ataukah yang terbaik?).
 prosedur menulis jawaban (tanda silang, melingkari, dsb.).
 akibat yang diterima jika guessing (menebak).
e. Menentukan metode penskoran jawaban siswa.
Dengan kata lain harus memutuskan tolok ukur, norma atau kriteria
yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam menginterpretasi
data hasil evaluasi. Misalnya saja, apakah akan menggunakan Penilaian
Beracuan Patokan (PAP) ataukah menggunakan Penilaian Beracuan
Kelompok atau Norma (PAN).
f. Menentukan frekuensi dan durasi kegiatan asesmen atau evaluasi
(kapan, berapa kali, dan berapa lama).
g. Mereviu tugas-tugas asesmen.
Setelah menyusun tugas asesmen, meminta bantuan pihak lain untuk
mencermatinya sebelum mencantumkannya pada instrumen asesmen.
Dengan meminta bantuan pihak lain, akan mengetahui apakah
kalimat yang dibuat bisa dipahami orang lain, apakah struktur kalimat
yang kita gunakan sudah tepat, apakah tidak terjadi pengulangan, dan
seterusnya.
b) Menghimpun data
Dalam kegiatan ini sebagai guru bisa memilih teknik tes dengan
menggunakan tes atau memilih teknik non tes dengan melakukan
pengamatan, wawancara atau angket dengan menggunakan instrumen-
instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview guide atau
angket. Ketika melakukan asesmen prestasi peserta didik, para guru harus

9
memahami situasi dan kondisi lingkungan fisik dan psikologis.Lingkungan
fisik harus tenang dan nyaman. Selama proses asesmen berlangsung, guru
juga harus memonitor jalannya asesmen dan membantu agar semuanya
berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
c) Melakukan verifikasi data
Verifikasi data perlu dilakukan agar kita dapat memisahkan data
yang “baik” (yakni data yang akan memperjelas gambaran mengenai
peserta didik yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu
data yang akan mengaburkan gambaran mengenai peserta didik).
d) Mengolah dan menganalisis data
Tujuan dari langkah ini adalah memberikan makna terhadap data
yang telah dihimpun. Agar data yang terhimpun tersebut bisa dimaknai,
kita bisa menggunakan teknik statistik dan/atau teknik non statistik,
berdasarkan pada mempertimbangkan jenis data.
e) Melakukan penafsiran atau interpretasi dan menarik kesimpulan
Kegiatan ini pada dasarnya merupakan proses verbalisasi terhadap
makna yang terkandung pada data yang telah diolah dan dianalisis sehingga
menghasilkan sejumlah kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat
tentu saja harus mengacu pada sejumlah tujuan yang telah ditentukan di
awal.
f) Menyimpan instrumen asesmen dan hasil asesmen
Langkah keenam ini memang perlu disampaikan di sini untuk
mengingatkan para guru, sebab dengan demikian mereka dapat menghemat
sebagian waktunya untuk ha-hal yang lebih baik. Dengan disimpannya
instrument,ringkasan,dan jawaban siswa berguna untuk memperbaiki
instrument tes pada tahun berikutnya.
g) Menindaklanjuti hasil evaluasi
Berdasarkan data yang telah dihimpun, diolah, dianalisis, dan
disimpulkan maka sebagai guru atau evaluator bisa mengambil keputusan
atau merumuskan kebijakan sebagai tindak lanjut konkret dari kegiatan
penilaian.Dengan demikian, seluruh kegiatan penilaian yang telah
dilakukan akan membawa banyak manfaat karena terjadi berbagai
perubahan dan atau perbaikan.

10
BSNP Dep Dik Nas (2006) menyatakan bahwa dalam prosedur penilaian, guru
seharusnya menggunakan langkah-langkah sistematis sebagai berikut.

a. Perumusan Indikator Pencapaian Hasil Belajar


Rumusan indikator pencapaian tidak ada di dalam standar isi (SI). Oleh
karena itu, pada saat mengembangkan silabus yang akan ditindaklanjuti
dengan kegiatan penilaian, guru diharuskan merumuskan indikator
pencapaian keberhasilan penguasaan kompetensi dasar (KD) dengan
kriteria:
 sesuai tingkat perkembangan berpikir peserta didik.
 berkaitan dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD); memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (life
skills); harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik
secara utuh (meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor).
 memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan.
 dapat diukur/dapat dikuantifikasikan/dapat diamati.
 menggunakan kata kerja operasional.

Indikator pada hakekatnya adalah ukuran, karakteristik, ciri-ciri,


pembuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu
kompetensi dasar.Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diukur, seperti: mengidentifikasi, membedakan,
menghitung, menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktekkan,
mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan.

b. Penyusunan Kisi-kisi
Kisi-kisi penilaian adalah bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan
perencanaan pembelajaran dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Di dalam silabus, harus jelas keterkaitan antara SK, KD,
materi pokok/materi pembelajaran, alokasi waktu, sumber belajar di satu
sisi, dengan indikator pencapaian KD yang bersangkutan beserta teknik
penilaian dan bentuk instrumen yang digunakan.
5. Contoh Asesmen Mata Pelajaran
Ada beberapa contoh asesmen mata pelajaran ipa yang dapat kita terapkan
sebagai berikut:

11
1) Asesmen dalam ranah Kognitif
Cara-cara pelaksanaan asesmen dalam ranah kognitif:
 Mempergunakan tes tertulis atau tes pensil dan kertas.
 Mempergunakan observasi guru atas kinerja murid.
 Mempergunakan tes gambar-gambar yang dibubuhi sedikit tulisan atau
kata-kata.
 Mempergunakan jurnal murid-murid.
 Mempergunakan peta konsep dan yang penting tidak umum dilakukan
tetapi ada baiknya dicoba adalah portofolio.
2) Asesmen untuk kategori berpikir Tingkat Tinggi
Yang termasuk kategori tingkat tinggi menurut Bloom adalah aspek-aspek
penerapan, analisa, sintesa, danevaluasi. Dalam aspek penerapan, murid
mempergunakan ilmu pengetahuan yang sudah di milikinya untukditerapkan
dalam situasi baru yang berbeda dengan situasi yang dikenalnya. Pada
dasarnya kita meminta/memeriksa apakah murid-murid benar memahami
suatu konsep sehingga dapat menerapkan dalam konteks yang lain
Contoh: Kamu sudah mempelajari bahwa antara makluk hidup ada saling
ketergantungan. Terapkalah pengetahuanmu pada situasi berikut ini:
 pernyataan berikut ini adalah salah “menebak burung-burung kecil
adalah suatu cara untuk olahraga yang menyenangkan “
 bagaimanakah yang benar?
 apa yang kamu lakukan bila ada orang-orang yang menembaki burung-
burung dihalamanmu?

Asesmen keterampilan menganalisis melibatkan pemecahan ide atau


pemenggalan ide, kemudian murid ditanya apakah mereka memahami
hubungan antara pengalaman. Gambar – gambar kartun, grafik, gambar-
gambar tanpa kita dapat dipakai untuk menjadi keterampilan menganalisis.
Asesmen aspek evaluasi memerlukan penggabungan antara aspek
pengetahuan, aspek pemahaman, penerapan, analisa, dan aspek sintesa
untuk menunjukan suatu penilaian.

3) Asesmen dalam ranah Afektif

12
Ranah koknitif meliputi pengetahuan - pengetahuan dan pemahaman secara
intelektual. Menurut Bloom ranah afektif mencakup perasaan, emosi, minat,
sikap, nilai, dan apresiasi. Hal ini erat hubungannya dengan perasaan murid
terhadap pelajaran IPA dan bagaimana perasaan ini mempengaruhi prestasi
belajar siswa.
Cara lain untuk mengetahui perasaan murid adalah dengan menggunakan
daftar pilihan.
Contoh :
Berilah tanda V di antara kata yang berlawanan di bawa ini
IPA
Menyenangkan……………………………………….membosankan
Baik ……………………………………………buruk
Berguna ……………………………………………tidak berguna
Mudah ……………………………………………sulit
Rumit ……………………………………………sederhana
Diperlukan …………………………………………...tidak diperlukan

4) Asesmen dalam ranah Psikomotor


Ranah psikomotor menekankan keterampilan-keterampilan motorik atau
keterampilan menangani benda-benda atau alat-alat pada waktu melakukan
kegiatan percobaan IPA. Untuk ranah psikomotor kita dapat membuat bagan
untuk mengklasifikasi tujuan pembelajaran.
Contoh pengamatan kinerja murid dan skala penilaian.

Tujuan tingkah laku Selalu Kadang Tak pernah


pembelajaran

Berhati – hati mengenai


mikroskp

Membersikan lensa dengan benar

Menfokuskan lensa dengan benar

13
Menyediakan dan meletakan
selinder dengan benar

Mengatur kaca agar


mendapatkan sinar dengan cepat

Hal – hal berikut yang dipakai dalam penilaian dalam ranah psikomotor:

 belajar dengan alat – alat IPA sederhana misalnya thermometer,


timbangan, mistar ukur, gelas ukur, stop wach.
 untuk kinerja keterampilan laboratorium dan prosedur misalnya :
menyaring sat, memakai mikroskop.
 mengumpulkan dan merekam data dalam tabel, charta dan grafik yang
dibuat sendiri – sendiri oleh murid.
 mendesain suatu percobaan dan melaksanakanya misalnya: bagaimana
caranya membuat tablet ini melarut dengan cepat?
 mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang dapat dites
 unjuk kinerja dengan alat - alat atau bahan – bahan untuk
mendemonstrasikan pemahaman konsep – knsep dan hubungan antara
konsep misalnya pemahaman hubungan sirkuit listrik, atau pemahaman
hubungan antara masa, volume dan kerapatan suatu obyek.
 membuat model yang menunjukan gejala alam misalnya sel, system tata
surya atau struktur geologi.
 mengkomunikasikan proses percobaan baik berupa tulisan induvidual
maupun kerja kelompok.
B. Rencana Pelaksanaan Pembalajaran (RPP)
1. Pengertian RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang


menggambarkan prosedur, dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai
satu kompetensi dasar yang ditetapkan. Dalam standar isi yang telah dijabarkan
dalam silabus. Ruang lingkup rencana pembelajaran paling luass mencakup satu
kompetensi dasar yang terdiri atas satu atau beberapa indikator untuk satu kali
pertemuan atau lebih.

14
Secara definisi rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan keseluruhan
proses pemikiran dan penentuan semua aktivitas yang akan dilakukan pada
masa kini dan masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan.

Proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan


dilakukan untuk mencapai tujuan. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No 19
tahun 2005 pasal 20 berbunyi bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-
kurangnya tujuan pemebelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran,
sumber belajar dan penilaian hasil belajar.

Menurut Kunandar (2011: 263), rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)


adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan persiapan yang harus
dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan di sini dapat diartikan persiapan
tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun,
lingkungan belajar yang produktif termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau
terlibat secara penuh.

Menurut Wahyuni dan Ibrahim (2012: 69), rencana pelaksanaan


pembelajaran (RPP) merupakan perencanaan jangka pendek untuk
memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Rencana pembelajaran perlu dilakukan untuk mengkoordinasikan komponen-
komponen pembelajaran, yakni: kompetensi dasar, materi pokok, indikator, dan
penilaian berbasis kelas. Menurut Mulyasa (2007: 212) RPP merupakan
komponen penting dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang
dalam pengembangannya harus dilakukan secara Profesional. Dari pendapat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa RPP adalah rencana pembelajaran yang
dibuat oleh guru untuk memperkirakan tindakan dalam pembelajaran.

2. Tujuan dan Fungsi RPP

Tujuan RPP menurut Kunandar (2011: 264) adalah untuk: (1)


mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar;
(2) dengan menyusun RPP secara profesional, sistematis dan berdaya guna,

15
maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi
program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana.

Kunandar (2011: 264) mengatakan bahwa fungsi RPP adalah sebagai acuan
bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (kegiatan
pembelajaran) agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien. Dengan
kata lain RPP berperan sebagai skenario proses pembelajaran. Oleh karena itu,
RPP hendaknya bersifat luwes (fleksibel) dan memberi kemungkinan bagi guru
untuk menyesuaikannya dengan respons siswa dalam proses pembelajaran
sesungguhnya.

3. Komponen-komponen RPP

Komponen-komponen RPP menurut Permendiknas Nomor 41 tahun 2007


tentang Standar Proses adalah sebagai berikut.

1) Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran meliputi; satuan pendidikan, kelas, semester,


program/program keahlian, mata pelajaran, jumlah pertemuan.

2) Standar kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta


didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester
pada suatu mata pelajaran.

3) Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai


peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan
indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

4) Indikator pencapaian kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau


diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu
yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian
kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang

16
dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.

5) Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang


diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

6) Materi ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
pencapaian kompetensi.

7) Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD


dan beban belajar.

8) Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi
dasar suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan.
Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi
peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang
hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

9) Kegiatan pembelajaran

(1) Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan


pembelajaran yang ditunjukkan untuk membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan, guru: menyiapkan
peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari,

17
menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai, dan menyampaikan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.

(2) Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai


Kompetensi DAsar (KD). Kegiatan pembelajaran dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti ini
dilakukan secara sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi, guru: melibatkan peserta didik
mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang
akan dipelajari dengan belajar dari aneka sumber; menggunakan
beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar lain; memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya; melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, dan lapangan.

Dalam kegiatan elaborasi, guru: membiasakan peserta didik membaca


dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-
lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan dan tertulis;
memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; memfasilitasi peserta didik
dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta
didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar,
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok; memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,

18
turnamen, festival serta produk yang dihasilkan; dan memfasilitasi
peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan
rasa percaya diri peserta didik.

Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik positif


dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik, memberikan konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber;
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan; dan memfasilitasi peserta
didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar.

(3) Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri


aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman
atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama dengan peserta didik
dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; melakukan
penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram; dan memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

(4) Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan


dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar
Penilaian.

(5) Sumber belajar

19
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.

4. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP

Prinsip-prinsip penyusunan RPP menurut Permendiknas Nomor 41 tahun


2007 tentang Standar Proses adalah sebagai berikut.

a) Memerhatikan perbedaan individu peserta didik

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin,


kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat,
potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan
peserta didik.

b) Mendorong partisipasi aktif peserta didik

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk


mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan
semangat belajar.

c) Mengembangakan budaya membaca dan menulis

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangakan kegemaran


membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan.

d) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,


penguatan pengayaan, dan remedi.

e) Keterkaitan dan keterpaduan

RPP disusun dengan memerlihatkan keterkaitan dan keterpaduan antara


SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, pencapaian
kompetensi, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan
lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

20
f) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

RPP disusun dengan mempertimbangakan penerapan teknologi informasi


dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan
situasi dan kondisi.

5. Langkah-langkah Penyusunan RPP

Menurut Kunandar (2011: 271), langkah-langkah menyusun suatu RPP


meliputi beberapa hal berikut.

1) Identitas mata pelajaran

Menuliskan nama mata pelajaran, kelas, semester, dan alokasi waktu (jam
pertemuan).

2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Menuliskan standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai standar isi.

3) Indikator

Pengembangan indikator dilakukan dengan beberapa pertimbangan berikut.

(1) Setiap KD dikembangakan menjadi beberapa indikator (lebih dari dua).

(2) Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/atau
diobservasi.

(3) Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata
kerja dalam KD maupun SK.

(4) Prinsip pengembangan indikator adalah urgensi, kuntinuitas, relevansi,


dan kontekstual.

(5) Keseluruhan indikator dalam satu KD merupakan kemampuan bersikap,


berpikir, dan bertindak secara konsisten.

4) Materi Pembelajaran

Mencantumkan materi pembelajaran dan melengkapi dengan


uraianuraiannya yang telah dikembangkan dalam silabus, pengalaman belajar
yang bagaimana yang ingin diciptakan dalam proses pembelajaran yang

21
didukung oleh uraian materi untuk mencapai kompetensi tersebut. Hal yang
perlu diperhatikan dalam penyusunan materi adalah kemanfaatan, alokasi
waktu, kesesuaian, ketetapan, situasi dan kondisi lingkungan masyarakat,
kemampuan guru, tingkat perkembangan peserta didik, dan fasilitas.

5) Tujuan Pembelajaran

Dalam tujuan pembelajaran dijelaskan apa tujuan dari pembelajaran


tersebut. Tujuan pembelajaran diambil dari indikator.

6) Strategi atau Skenario Pembelajaran

Strategi atau skenario pembelajaran adalah strategi atau skenario apa dan
bagaimana dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa secara
terarah, aktif, dan efektif, bermakna, dan menyenangkan. Strategi atau
skenario pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
guru secara beruntun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penentuan urutan
langkah pembelajaran sangat penting artinya bagi materi-materi yang
memerlukan prasyarat tertentu.

7) Sarana dan Sumber Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar, sarana pembelajaran sangat membantu


siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Yang dimaksud dengan sarana
pembelajaran dalam uraian ini lebih ditekankan pada sarana dalam arti
media/alat peraga. Sarana berfungsi memudahkan terjadinya proses
pembelajaran. Sementara itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang
dapat dijadikan sumber dalam proses belajar mengajar.

8) Penilaian dan Tindak Lanjut

Sistem penilaian dan prosedur yang digunakan untuk menilai pencapaian


belajar siswa berdasarkan penilaian yang telah dikembengkan selaras dengan
pengembangan silabus. Penilaian merupakan serangakaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan

22
nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, dan
penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan
penilaian diri.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penilaian adalah sebagai


berikut.

- Untuk mengatur pencapaian kompetensi peserta didik, yang dilakukan


berdasarkan indikator

- Menggunakan acuan kriteria

- Menggunakan sistem penilaian berkelanjutan

- Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut

-Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan


pembelajaran.

6. Contoh RPP bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama : Tabitha B. Komas, S.Pd

Sekolah : SD Negeri 3 Poka

Surel : bithakom@gmail.com

Kelas : 6

Materi : Mengenal Berbagai Makhluk Hidup dengan Abjad A-Z

Sumber : Media elektronik

Tujuan Pembelajaran :

Setelah menonton video yang dibuat GPK, ABK diharapkan dapat :


Mengucapkan berbagai jenis makhluk hidup.

Kegiatan Pembelajaran :

23
1. GPK membuat video vlog di youtube

2. GPK melakukan komunikasi dengan orang tua dan mengirimkan link video

3. ABK menonton video, mengenal dan menyebutkan berbagai macam


makhluk hidup yang ditonton

4. GPK melakukan komunikasi dengan orang tua

5. Melakukan tanya jawab secara daring lewat video di WA dengan ABK yang
didampingi orang tua

6. Meminta ABK untuk bisa menulis atau menggambar salah satu jenis
makhluk hidup yang di tonton

7. GPK merefleksi, menilai dan memberikan pengahargaan pada pekerjaan


ABK secara Daring

Penilaian :

1. Keaktifan ABK dalam pembelajaran lewat video youtube yang didampingi


orang tua

2. Tulisan dan gambar yang dibuat oleh ABK

Ambon, Mei 2020

Mengetahui Kepala Sekolah Guru Pembimbing Khusus

Ny. R. M. Wenno/T, S.Pd Tabitha B. Komas, S.Pd

NIP. 19600329198012205 NIP. 197507052008012024

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Pembuat RPP : Ismawati,S.Pd.I

24
Sekolah : SD Semai Jepara

Alamat Email Pembuat RPP : ismawati.jepara@gmail.com

Kelas/ Jenjang : 1 SD Inklusi/ ABK Tunagrahita

Topik : Musim Kemarau

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengenali dan merasakan keadaaan ketika musim kemarau

2. Mengetahui manfaat musim kemarau bagi kehidupan manusia

3. Mencuci, menjemur dan melipat pakaian

4. Menghitung sampai 20

AKTIVITAS PEMBELAJARAN

 PENDAHULUAN

- Guru mengawali pertemuan dengan salam dan menanyakan kabar ana-anak


dan keluarga.

- Setelah orang tua merespon pesan wa, guru mengirimkan materi


pembeajaran yang bisa dilakukan bersama-sama keluarga.

 KEGIATAN INTI
1. Orang tua bertanya kepada anak, bagaimana ya kak keadaan/rasanya pada
musim kemarau seperti ini?
2. Tanya jawab antara orang tua dan anak tentang apa saja yang bisa
dilakukan pada musim kemarau seperti ini?
3. Orang tua menjelaskan bahwa manfaat ketika musim kemarau, matahari
akan selalu muncul di pagi hari karena tidak ada hujan, jadi kita bisa
memanfaatkan untuk menjemur pakaian agar bisa cepat kering
4. Orang tua bersama anak mencuci dan menjemur pakaian
5. Orang tua meminta anak untuk menghitung pakaian yang di jemur
6. Orang tua dan anak melipat pakaian bersama-sama
25
7. Dialog antara orang tua dan anak tentang perasaan belajar hari ni.
 PENUTUP
- Setelah kegiatan selesai dilakukan, mohon orang tua bisa memberikan upan
balik atau refleksi selama menjalankan kegiatan ini, sehingga rancangan
kegiatan selanjutnya akan lebih bermakna.

- Salam kangen dan bahagia untuk ananda.

ALAT DAN MEDIA BELAJAR

- WAG guru dan orang tua murid

- Baju

PENILAIAN

- Keaktifan partisipasi murid bersama orangtua

- Refleksi/ umpan balik dari murid dan orangtua atas pengetahuan dan proses
belajar

- Tugas berupa video atau foto kegiatan

26
27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Asesmen mata pelajaran adalah suatu proses untuk mendapatkan informasi
dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan
tentang siswa baik yang menyangkut keputusannya, program pembelajarannya,
iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Didalam asesmen terdapat
tujuan, prinsip-prinsip, dan langkah-langkah untuk membuat asesmen. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur,
dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan. Menurut Kunandar (2011: 263), rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar
Isi dan dijabarkan dalam silabus. Didalam rencana pelaksanaan pembelajaran
terdapat tujuan, fungsi, prinsip, dan langkah-langkah dalam membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran.
B. Saran
Sebelum kita melakukan pembelajaran kepada siswa atau anak murid
disekolah kita harus memperhatikan asesmen dan rencana pelaksanaan
pembelajaran agar saat Menyusun materi kita mengetahu apa saja yang harus
diberikan sehingga pembelajaran yang akan diberikan akan lebih terarah dan
teraktur.

28
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, M. Ngalim. 1984: Prinsip-Prinsip dan Teknik


Evaluasi  Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Zainul, Asmawi dan Noehl Nasoetion. 1995. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Pusat


antar Universitas.

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran. Jakarta : Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi.

Majid, A. (2007) Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Habibbulloh Muhammad. 2017. Rencana pelaksanaan pembelajaran. Jurnal


penelitian fisika dan aplikasi. 7: 1-14. (diakses 12 Oktober 2020 pukul 20.00
WITA).

29

Anda mungkin juga menyukai