PERENCANAAN PEMBELAJARAN
DI SUSUN OLEH :
Npm : 17190016
2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelsaikan
makalah Perencanaan Pembelajaran Penjas.
Makalah ini sudah selesai penulis susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah
ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Semoga makalah ini dan bermanfaat serta dapat memberi inpirasi pada
pembaca. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Perencanaan Pembelajaran......................................................3
2.2 Pendekatan system pembelajaraan penjas.................................................3
2.3 Hakikat perencanaan pembelajaran penjas................................................5
2.4 Perencanaan program pembelajaran penjas..............................................6
2.5 Model desain pembelajaraan.....................................................................8
1. Model Dick and Carey..............................................................................8
2. Model ASSURE........................................................................................9
3. Model Gerlach dan Ely..............................................................................9
4. Model ADDIE.........................................................................................10
5. Model Degeng.........................................................................................10
6. Model PPSI..............................................................................................11
7. Model J.E. Kemp.....................................................................................12
8. Model ISD (Instructional system design)................................................12
9. Model Pengembangan Instruksional (MPI)............................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
menetukan secara pasti tujuan pembelajaran yang hendak dilakukannya. Hal ini
tentunya membuat pembelajaran menjadi tidak efektif dan efesien.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Pendekatan system pembelajaraan penjas
Materi utama dari kurikulum Penjas lebih banyak terdiri dari berbagai
macam permainan, baik yang bersifat beregu maupun perorangan. Untuk
permainan beregu yang kompleks, yang banyak menggunakan keterampilan
terbuka, seperti volley, basket, sepak bola, atau bola tangan, permainannya sendiri
memerlukan pertimbangan khusus. Persiapan permainan beregu tentunya tidak
cukup hanya mempersiapkan individu menguasai keterampilan-keterampilan yang
ada dalam permainan itu, tetapi mencakup persiapan bagaimana anak
mengkombinasikan keterampilan itu, menggunakannya dalam cara yang lebih
kompleks, dan menghubungkannya dengan anak lain baik dalam kaitannya
dengan konsep pertahanan atau penyerangan. Dalam pembelajaran Permainan,
dewasa ini dikenal dua pendekatan, yaitu yang disebut Pendekatan Teknis dan
Pendekatan Taktis. Pendekatan mana yang akan dipilih, semuanya diserahkan
kepada guru masing-masing, disesuaikan dengan pemahaman untuk mencapai
hasil yang dipandang optimal.
1. Pendekatan Teknis
Pendekatan teknis dalam pembelajaran permainan di dasarkan pada
pemahaman bahwa siswa akan dapat melakukan permainan jika mereka sudah
menguasai teknik dasarnya. Oleh karena itu, dalam pendekatan ini, guru akan
memulai pembelajaran permainan dengan memberikan pelajaran teknik dasar.
Perkembangan pemain dari permainan dapat dianggap terdiri dari empat
tahap. Tahapan-tahapan tersebut dideskripsikan dalam bagian-bagian berikut:
a) Tahap satu
Dalam tahap satu guru berkepentingan dengan kemampuan siswa untuk
mengontrol benda (obyek) atau tubuh.
b) Tahap dua.
Pada tahap dua ini fokus pembelajaran masih pada peningkatan
penguasaan dan pengontrolan terhadap objek, tetapi latihannya sudah lebih
kompleks. Dalam tahap dua ini, dua keterampilan digabungkan (misalnya
dribbling dan passing).
4
c) Tahap tiga.
Dalam tahap tiga, fokus pembelajaran adalah pelaksanaan taktik
penyerangan dan pertahanan secara sederhana dengan menggunakan
keterampilan yang sudah dikuasai.
d) Tahap empat.
Pengalaman tahap empat bersifat sangat kompleks. Tahap ini meliputi tidak
saja permainan penuh, tetapi juga termasuk kegiatan-kegiatan yang dimodifikasi
untuk membantu siswa mencapai targetnya.
2. Pendekatan Taktis
Jika Anda berusaha mengajarkan keterampilan teknik suatu cabang olahraga
dan sekaligus mengajarkan bagaimana penerapannya dalam situasi permainan,
maka pendekatan taktis merupakan satu pendekatan yang tepat untuk digunakan.
Tujuan utama pendekatan taktis dalam pengajaran cabang olahraga permainan
adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep bermain. Melalui
pendekatan taktis, siswa didorong untuk memecahkan masalah taktik dalam
permainan. Dengan menggunakan pendekatan taktik, siswa semakin memahami
kaitan antara teknik dan taktik dalam suatu permainan.
5
harian seseorang. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan
pada ketiga domain kependidikan: psikomotor, kognitif dan afektif. Pendidikan
jasmani diharapkan mampu menciptakan tubuh yang baik bagi pikiran atau jiwa.
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap
sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, yaitu jasmani,
psikomotor, kognitif dan afektif.
Materi mata pelajaran pendidikan jasmani yang meliputi pengalaman
mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga, aktivitas
pengembangan, uji diri, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan
luar kelas (outdoor education). Materi-materi semacam ini disajikan untuk
membantu peserta didik agar memahami mengapa manusia bergerak dan
bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. Adapun
implementasinya perlu dilakukan secara terencana, bertahap dan berkelanjutan
yang pada gilirannya peserta didik diharapkan dapat meningkatkan sikap positif
bagi diri sendiri dan menghargai manfaat aktivitas jasmani.
6
Pengajaran pendidikan jasmani sebagai seniman ( artist ) dan ilmuan
( scientist ) dalam merancang dan melaksanakan strategi pembelajaran harus
menjadikan kegiatan pembelajaran itu interaktif dengan sumber-sumber belajar
supaya menjadi proses belajar pada pebelajar. Dengan demikian tugas utama
seorang pengajar yaitu :
6.2 Merancang pembelajaran yang efektif
6.3 Melaksanakan pembelajaran
6.4 Mendiagnosis kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran
6.5 Menilai program pembelajaran
6.6 Memperbaiki pembelajaran
Merancang merupakan kegiatan pertama kali dalam serangkaian kegiatan
pembelajaran. Keberhasilan dan kegagalan proses pembelajaran berikutnya akan
tergantung pada hasil rancangan pembelajaran merupakan prasyarat bagi seorang
pengajar.
Usaha pengembangan model rancangan pembelajaran dalam pendidikan
jasmani belum banyak dilakukan, apalagi di Indonesia. Namun demikian,
ditemukan rancangan pembelajaran yang khusus dirancang untuk mpembelajaran
dalam pendidikan jasmani yang dibahas oleh annarino (1983).
Menurut annarino unsure-unsur utama dalam merancang pembelajaran
pendidikan jasmani terdiri dari kegiatan:
1. Mengklasifikasi tujuan, meliputi domain fisik, psikomotor, kognitif dan
afektif, tujuan harus dinyatakan dengan perilaku, perubahan perilaku harus
dapat di observasi dan diukur.
2. Isi pembelajaran meliputi bermacam-macam pengalaman aktivitas dan
konsep yang relevan dengan tujuan pembelajaran
3. Strategi pembelajaran adalah cara dalam menyajikan isi pembelajaran
yang dapat memberi sumbangan terhadap hasil yang diinginkan
4. Evaluasi berdasarkan kepada veliditas, reliabilitas, dan kelayaan teknik-
teknik pengukuran dan factor-faktor perilaku pebelajar. Pengukuran dapat
menggunakan criteria standar atau perbadingan dengan kelompok,
7
5. Intervensi guru, dapat langsung atau tidak langsung selama proses
pembelajaran berlangsung.
Tugas utama pengajar pendidikan jasmani adalah merancang,
melaksanakan, mendiaknosa, memperbaiki dan mengevaluasi proses
pembelajaran. Pembelajaran adalah usaha untuk membantu memudahkan dan
menciptakan prakarsa belajar pada pelajar.
Pendekatan dan rancangan pembelajaran yang sistematik dianjuyrkan untuk
para guru pendidikan jasnani supaya lebih mengevektifkan pembelajaran. Juga
perancangan pembelajaran dianjurkan merupakan bagian dari pendidikan
prajabatan guru. Dalam rancangan pembelajaran harus berisi komponen-
komponen :
1) tujuan khusus pembelajaran
2) isi pembelajaran
3) cara mengajar
4) pengorganisasian
5) komunikasi
6) bahan pembelajaran
7) media yang digunakan
8) pelaksanaan tugas
9) evaluasi
10) Prosedur pelaksanaan
8
Sedangkan desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang
kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk di
dalamnya adalah pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji coba dan
penilaian bahan, serta pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Untuk memahami
lebih jauh tentang teori dan aplikasi desain pembelajaran. Berikut beberapa model
desain pembelajaran:
9
2. Model ASSURE
10
4. Model ADDIE
Development: memproduksi program dan bahan ajar yang akan digunakan dalam
program pembelajaran.
5. Model Degeng
11
Menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran
Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran
Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran
Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan
Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.
6. Model PPSI
a) Perumusan tujuan,
b) Pengembangan alat evaluasi, meliputi:
Menentukan jenis tes yang digunakan untuk menilai tercapai tidaknya
tujuan
merencanakan pertanyaan (item) untuk menilai masing-masing tujuan
c) Kegiatan belajar, meliputi:
Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
Menetapkan kegiatan belajar yang tak perlu ditempuh
Menetapkan kegiatan yang akan ditempuh
d) Pengembangan program kegiatan, meliputi:
Merumuskan materi pelajaran
Menerapkan metode yang dipakai
Alat pelajaran atau buku yang dipakai
12
Menyusun jadwal
e) Pelaksanaan, meliputi:
Mengadakan pre tes
Menyampaikan materi pelajaran
Mengadakan pos tes
f) Perbaikan
13
yang terpisah dalam teori maupun praktek seperti halnya pada proses ISD secara
keseluruhan. Dalam pengutaraannya yang lebih sederhana adalah sebagai berikut :
Secara umum MPI menurut Atwi Suparman terdiri dari tiga tahap yaitu tahap
mengidentifikasi, tahap mengembangkan, dan tahap mengevaluasi dan merevisi.
Adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tahap Mengidentifikasi
b. Tahap Mengembangkan
14
Mengembangkan bahan instruksional
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran merupakan petetapan suatu tujuan, memilih
kegiatan untuk tercapainya tujuan tersebut dan mengalokasikan sumber-sumber
pada setiap kegiatan yang berkaitan dengan proses pembelajaran dengan tujuan
agar tercipta suatu hasil belajar yang optimal terhadap peserta didik.
3.2 Saran
Agar proses pembelajaran dapat terfokus dan terarah dengan baik, maka
seorang guru harus dituntut untuk merumuskan tujuan pembelajaran dengan tepat,
jelas dan tegas. Maka dari itu seorang guru maupun calon guru harus menentukan
secara pasti dan jelas tujuan pembelajaran yang hendak dilakukannya sehingga
16
nantinya proses pembelajaran menjadi efektif dan efesien. Oleh karena itu penulis
berharap seorang guru harus lebih banyak memahami dan mempelajari, serta
menggali informasi terhadap materi Perencanaan pembelajaran penjas.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://wijayalabs.wordpress.com/2008/07/11/aplikasi-model-desain-pembelajaran/
18