Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

DI SUSUN OLEH :

Nama : Verori Yosefta

Npm : 17190016

Dosen pengampu: Ajes Sumantri, M.Pd

PROGRAM STUDI PENJASKESREK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelsaikan
makalah Perencanaan Pembelajaran Penjas.
Makalah ini sudah selesai penulis susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah
ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Semoga makalah ini dan bermanfaat serta dapat memberi inpirasi pada
pembaca. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

Bengkulu, 19 Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Perencanaan Pembelajaran......................................................3
2.2 Pendekatan system pembelajaraan penjas.................................................3
2.3 Hakikat perencanaan pembelajaran penjas................................................5
2.4 Perencanaan program pembelajaran penjas..............................................6
2.5 Model desain pembelajaraan.....................................................................8
1. Model Dick and Carey..............................................................................8
2. Model ASSURE........................................................................................9
3. Model Gerlach dan Ely..............................................................................9
4. Model ADDIE.........................................................................................10
5. Model Degeng.........................................................................................10
6. Model PPSI..............................................................................................11
7. Model J.E. Kemp.....................................................................................12
8. Model ISD (Instructional system design)................................................12
9. Model Pengembangan Instruksional (MPI)............................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Suatu kegiatan penyusunan rencana pembelajaran sangat diperlukan untuk


membantu tugas guru dalam proses pembelajaran siswa disekolah. Salah satu
komponen dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu
adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses dan hasil
belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar
(KD).

KD (kompetisi dasar) merupakan pengetahuan, keterampilan dan sikap


minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah
menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan, disekolah dalam kurun
waktu tertentu. Tujuan standar kompetisi dasar dituangkan dalam perspektif
kebijakan pendidikan nasional yang dituangkan dalam Permendiknas RI No. 41
Tahun 2007 tentang Standar Proses belajar.

Perencanaan pembelajaran dilakukan untuk mengkoordinasikan komponen-


komponen pembelajaran diantaranya kompetensi dasar, materi standar, indikator
sekaligus metode yang digunakan dalam proses mengajar. Perencanaan
pengajaran digunakan oleh guru sebagai petunjuk dan arah kegiatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Membuat perencanaan pembelajaran mensyaratkan seorang guru harus


mempelajari kurikulum sekolah dan memahami semua program 3 pendidikan
yang sedang dilaksanakan. Agar proses pembelajaran dapat terfokus dan terarah
dengan baik, maka seorang guru harus dituntut untuk merumuskan tujuan
pembelajaran dengan tepat, jelas dan tegas. Namun pada kenyataanya dilapangan
masih banyak permasalahan yang dihadapi para guru terkhusus calon guru dalam

1
menetukan secara pasti tujuan pembelajaran yang hendak dilakukannya. Hal ini
tentunya membuat pembelajaran menjadi tidak efektif dan efesien.

Penulis berharap melalui tulisan makalah ini setidaknya akan memeberikan


gambaran dan informasi yang dapat dipahami oleh pembaca terutama bagi para
guru dan calon guru tentang apa dan bagaimana merumuskan tujuan
pembelajaran, yang baik sesuai dalam kajian teori yang ada. Dengan harapan
dapat memberikan pemahaman kepada pembaca terkhusus guru dan calon guru
agar dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas, sehingga
dapat melaksanakan pembelajaran yang benar-benar  terfokus pada tujuan yang
telah dirumuskannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian perencanaan pembelajaran


2. Jelaskan pendekatan system pembelajaraan penjas?
3. Jelaskan hakikat perencanaan pembelajaran penjas?
4. Jelaskan perencanaan program pembelajaran penajas?
5. Jelaskan model desain pembelajaraan?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan pengertian perencanaan pembelajaran


2. Menjelaskan pendekatan system pembelajaraan penjas.
3. Menjelaskan hakikat perencanaan pembelajaran penjas.
4. Menjelaskan perencanaan program pembelajaran penajas.
5. Menjelaskan model desain pembelajaraan.
6.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Dalam sebuah proses pembelajaran perlu ditetapkan terlebih dahulu suatu


perencanaan yang matang agar tercipta suatu hasil belajar yang optimal terhadap
peserta didik. Perencanaan merupakan petetapan suatu tujuan, memilih kegiatan
untuk tercapainya tujuan tersebut dan mengalokasikan sumber-sumber pada setiap
kegiatan. Terutama tujuannya dalam bidang keolahragaan atau pendidikan
jasmani terhadap peserta didik dalam peningkatan kualitas fisik, mental, spiritual
dan pengetahuan mengenai bidang tersebut, sesuai dengan pengertian pendidikan
jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup aktif, dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani.

Mengingat begitu pentingnya suatu perencanaan sebelum proses


pembelajaran dilakukan, maka seorang guru disarankan membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah
perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan hal-hal
yang akan dilakukan dalam pembelajaran. RPP dijabarkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi
dasar (KD). Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkebangan fisik serta
fsikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap kompetensi dasar yang dapat
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih sesuai dengan penjadwalan
disatuan pendidikan yang telah ditentukan.

3
2.2 Pendekatan system pembelajaraan penjas

Materi utama dari kurikulum Penjas lebih banyak terdiri dari berbagai
macam permainan, baik yang bersifat beregu maupun perorangan. Untuk
permainan beregu yang kompleks, yang banyak menggunakan keterampilan
terbuka, seperti volley, basket, sepak bola, atau bola tangan, permainannya sendiri
memerlukan pertimbangan khusus. Persiapan permainan beregu tentunya tidak
cukup hanya mempersiapkan individu menguasai keterampilan-keterampilan yang
ada dalam permainan itu, tetapi mencakup persiapan bagaimana anak
mengkombinasikan keterampilan itu, menggunakannya dalam cara yang lebih
kompleks, dan menghubungkannya dengan anak lain baik dalam kaitannya
dengan konsep pertahanan atau penyerangan. Dalam pembelajaran Permainan,
dewasa ini dikenal dua pendekatan, yaitu yang disebut Pendekatan Teknis dan
Pendekatan Taktis. Pendekatan mana yang akan dipilih, semuanya diserahkan
kepada guru masing-masing, disesuaikan dengan pemahaman untuk mencapai
hasil yang dipandang optimal.
1. Pendekatan Teknis
Pendekatan teknis dalam pembelajaran permainan di dasarkan pada
pemahaman bahwa siswa akan dapat melakukan permainan jika mereka sudah
menguasai teknik dasarnya. Oleh karena itu, dalam pendekatan ini, guru akan
memulai pembelajaran permainan dengan memberikan pelajaran teknik dasar.
Perkembangan pemain dari permainan dapat dianggap terdiri dari empat
tahap. Tahapan-tahapan tersebut dideskripsikan dalam bagian-bagian berikut:
a) Tahap satu
Dalam tahap satu guru berkepentingan dengan kemampuan siswa untuk
mengontrol benda (obyek) atau tubuh.
b) Tahap dua.
Pada tahap dua ini fokus pembelajaran masih pada peningkatan
penguasaan dan pengontrolan terhadap objek, tetapi latihannya sudah lebih
kompleks. Dalam tahap dua ini, dua keterampilan digabungkan (misalnya
dribbling dan passing).

4
c) Tahap tiga.
Dalam tahap tiga, fokus pembelajaran adalah pelaksanaan taktik
penyerangan dan pertahanan secara sederhana dengan menggunakan
keterampilan yang sudah dikuasai.
d) Tahap empat.
Pengalaman tahap empat bersifat sangat kompleks. Tahap ini meliputi tidak
saja permainan penuh, tetapi juga termasuk kegiatan-kegiatan yang dimodifikasi
untuk membantu siswa mencapai targetnya.
2. Pendekatan Taktis
Jika Anda berusaha mengajarkan keterampilan teknik suatu cabang olahraga
dan sekaligus mengajarkan bagaimana penerapannya dalam situasi permainan,
maka pendekatan taktis merupakan satu pendekatan yang tepat untuk digunakan.
Tujuan utama pendekatan taktis dalam pengajaran cabang olahraga permainan
adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep bermain. Melalui
pendekatan taktis, siswa didorong untuk memecahkan masalah taktik dalam
permainan. Dengan menggunakan pendekatan taktik, siswa semakin memahami
kaitan antara teknik dan taktik dalam suatu permainan.

2.3 Hakikat perencanaan pembelajaran penjas

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang


memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Pendidikan
jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk sosial,
daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan
mentalnya. Definisi pendidikan jasmani tidak hanya menunjuk pada pengertian
tradisional dari aktivitas fisik. Kita harus melihat istilah pendidikan jasmani pada
bidang yang lebih luas dan lebih abstrak, sebagai satu proses pembentukan
kualitas pikiran dan juga tubuh.
Karenanya pendidikan jasmani ini harus menyebabkan perbaikan dalam
pikiran (psikis) dan tubuh (fisik) yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan

5
harian seseorang. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan
pada ketiga domain kependidikan: psikomotor, kognitif dan afektif. Pendidikan
jasmani diharapkan mampu menciptakan tubuh yang baik bagi pikiran atau jiwa.
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap
sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, yaitu jasmani,
psikomotor, kognitif dan afektif.
Materi mata pelajaran pendidikan jasmani yang meliputi pengalaman
mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga, aktivitas
pengembangan, uji diri, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan
luar kelas (outdoor education). Materi-materi semacam ini disajikan untuk
membantu peserta didik agar memahami mengapa manusia bergerak dan
bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. Adapun
implementasinya perlu dilakukan secara terencana, bertahap dan berkelanjutan
yang pada gilirannya peserta didik diharapkan dapat meningkatkan sikap positif
bagi diri sendiri dan menghargai manfaat aktivitas jasmani.

2.4 Perencanaan program pembelajaran penjas

Konsepsi teknologi program pembelajaran membawa dampak yang sangat


mendasar pada prinsip pembelajaran. Program pembelajaran adalah usaha
menciptakan lingkungan belajar supaya terjadi belajar, pengajar akan berfungsi
untuk memilih, memprakarsai, mengaktifkan, memonitoring dan menciptakan
pengalaman belajar dengan mengembangkan kemampuan awal pembelajar
dengan lingkungan yang berwujud sumber-sumber belajar. Tujuan program
perancangan pembelajaran adalah meningkatkan kwalitas pembelajaran yang
meliputi kegiatan ; merancang, melaksanakan, mendiagnosa, memperbaiki dan
menilai pembelajaran.

6
Pengajaran pendidikan jasmani sebagai seniman ( artist ) dan ilmuan
( scientist ) dalam merancang dan melaksanakan strategi pembelajaran harus
menjadikan kegiatan pembelajaran itu interaktif dengan sumber-sumber belajar
supaya menjadi proses belajar pada pebelajar. Dengan demikian tugas utama
seorang pengajar yaitu :
6.2 Merancang pembelajaran yang efektif
6.3 Melaksanakan pembelajaran
6.4 Mendiagnosis kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran
6.5 Menilai program pembelajaran
6.6 Memperbaiki pembelajaran
Merancang merupakan kegiatan pertama kali dalam serangkaian kegiatan
pembelajaran. Keberhasilan dan kegagalan proses pembelajaran berikutnya akan
tergantung pada hasil rancangan pembelajaran merupakan prasyarat bagi seorang
pengajar.
Usaha pengembangan model rancangan pembelajaran dalam pendidikan
jasmani belum banyak dilakukan, apalagi di Indonesia. Namun demikian,
ditemukan rancangan pembelajaran yang khusus dirancang untuk mpembelajaran
dalam pendidikan jasmani yang dibahas oleh annarino (1983).
Menurut annarino unsure-unsur utama dalam merancang pembelajaran
pendidikan jasmani terdiri dari kegiatan:
1. Mengklasifikasi tujuan, meliputi domain fisik, psikomotor, kognitif dan
afektif, tujuan harus dinyatakan dengan perilaku, perubahan perilaku harus
dapat di observasi dan diukur.
2. Isi pembelajaran meliputi bermacam-macam pengalaman aktivitas dan
konsep yang relevan dengan tujuan pembelajaran
3. Strategi pembelajaran adalah cara dalam menyajikan isi pembelajaran
yang dapat memberi sumbangan terhadap hasil yang diinginkan
4. Evaluasi berdasarkan kepada veliditas, reliabilitas, dan kelayaan teknik-
teknik pengukuran dan factor-faktor perilaku pebelajar. Pengukuran dapat
menggunakan criteria standar atau perbadingan dengan kelompok,

7
5. Intervensi guru, dapat langsung atau tidak langsung selama proses
pembelajaran berlangsung.
Tugas utama pengajar pendidikan jasmani adalah merancang,
melaksanakan, mendiaknosa, memperbaiki dan mengevaluasi proses
pembelajaran. Pembelajaran adalah usaha untuk membantu memudahkan dan
menciptakan prakarsa belajar pada pelajar.
Pendekatan dan rancangan pembelajaran yang sistematik dianjuyrkan untuk
para guru pendidikan jasnani supaya lebih mengevektifkan pembelajaran. Juga
perancangan pembelajaran dianjurkan merupakan bagian dari pendidikan
prajabatan guru. Dalam rancangan pembelajaran harus berisi komponen-
komponen :
1) tujuan khusus pembelajaran
2) isi pembelajaran
3) cara mengajar
4) pengorganisasian
5) komunikasi
6) bahan pembelajaran
7) media yang digunakan
8) pelaksanaan tugas
9) evaluasi
10) Prosedur pelaksanaan

2.5 Model desain pembelajaraan

Dalam usaha merancang pembelajaran harus berdasarkan pada asumsi-


asumsi dan model yang cocok dengan berbagai karakteristik pebelajar, bidang
studi dan pengajar. Model-model pembelajaran yang telah ada dapat
dikatagorikan kedalam 4 jenis, yaitu rancangan yang berorientasi pada: (1)
peningkatan kemampuan pengajar (2) pembuatan produk (3) peningkatan
organisasi, dan (4) peningkatan system.

8
Sedangkan desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang
kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk di
dalamnya adalah pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji coba dan
penilaian bahan, serta pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Untuk memahami
lebih jauh tentang teori dan aplikasi desain pembelajaran. Berikut beberapa model
desain pembelajaran:

1. Model Dick and Carey

Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick & Carey,


dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey. Menurut pendekatan ini terdapat
beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan
perancangan tersebut yang berupa urutan langkah-langkah. Urutan langkah-
langkah ini tidaklah kaku. Tetapi sebagaimana ditunjukkan Dick & Carey, bahwa
telah banyak pengembang perangkat yang mengikuti urutan secara ajek dan
berhasil mengembangkan perangkat yang efektif.. Dick and Carey memilah
sembilan tahap dalam merancang pembelajaran sebagai berikut:

Langkah-langkah desain pembelajaran menurut Dick and Cery adalah :

a) Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran


b) Melaksanakan analisis pembelajaran
c) Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
d) Merumuskan tujuan performansi
e) Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
f) Mengembangkan strategi pembelajaran
g) Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
h) Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
i) Merevisi bahan pembelajaran
j) Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif

9
2. Model ASSURE

Model ASSURE merupakan langkah merancanakan pelaksanaan


pembelajaran di ruang kelas secara sistematis dengan memadukan penggunaan
terknologi dan media. Model ASSURE menggunakan tahap demi tahap untuk
membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat dari nama model tersebut,
yaitu ASSURE.

Menurut Smaldino, A yang berarti Analyze learners, S berarti State standard


and Objectives, S yang kedua berarti Select strategy, technology, media, and
materials, U berarti Utilize technology, media and maerials, R berarti Require
learner participation dan E berarti Evaluated and revise (Tepen, 2012). Model
disain pembelajaran yang dikembangkan oleh Sharon E. Smaldino, James D.

3. Model Gerlach dan Ely

Model pembelajaran Gerlach dan Ely merupakan suatu metode perencanaan


pengajaran yang sistematis. Model ini menjadi suatu garis pedoman atau suatu
peta perjalanan pembelajaran karena dalam model ini diperlihatkan keseluruhan
proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci
setiap komponennya. Dalam model ini juga diperlihatkan hubungan antara elemen
yang satu dengan yang lainnya serta menyajikan suatu pola urutan yang dapat
dikembangkan dalam suatu rencana untuk mengajar. Model yang dikembangkan
oleh Gerlach dan Ely (1971) dimaksudkan sebagai pedoman perencanaan
mengajar. Pengembangan sistem instruksional menurut model ini melibatkan
sepuluh unsur seperti terlihat dalam flow chart di halaman berikut.

10
4. Model ADDIE

Model desain pembelajaran ADDIE adalah model desain pembelajaran yang


menggunakan 5 tahap/ langkah sederhana dalam pengaplikasinnya. Ini merupakan
desain pembelajaran yang mudah dipelajari. Sesuai dengan namanya model desain
pembelajaran ADDIE ada 5 tahap/ langkah dalam pembelajarannya yaitu
Analysis, Desain, Development, Implementation, dan Evaluation. Ada lima
langkah yang dikemukakan dalam model ini sesuai dengan akronimnya yaitu:

Analysis: menganalisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi yang


tepat dan menentukan kompetensi siswa.

Design: menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan pembelajaran.

Development: memproduksi program dan bahan ajar yang akan digunakan dalam
program pembelajaran.

Implementation: melaksanakan program pembelajaran dengan menerapkan desain


atau spesifikasi program pembelajaran.

Evaluation: melakukan evaluasi program pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.

5. Model Degeng

Degeng (1997:13) mengemukakakan delapan langkah disain pembelajaran yang


berkonteks model elaborasi yaitu:

 Analisis tujuan dan karakteristik Bidang Studi


 Analisis sumber belajar (kendala)
 Analisis karakteristik si-belajar

11
 Menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran
 Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran
 Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran
 Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan
 Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.

6. Model PPSI

Model PPSI ini adalah gabungan dari perencanaan pengajaran versi


Performance Based Teacher Education (PBET), perencanaan pengajaran
sistematika dan perencanaan pengajaran model Davis. Di Indonesia
dikembangkan menjadi PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional).

Istilah sistem instruksional dalam PPSI, mengandung pengertian bahwa PPSI


menggunakan pendekatan sistem, maka PPSI juga dapat disebut menggunakan
pendekatan yang berorientasikan pada tujuan. Model pengembangan instruksional
PPSI ini memiliki 5 langkah pokok, yaitu:

a) Perumusan tujuan,
b) Pengembangan alat evaluasi, meliputi:
 Menentukan jenis tes yang digunakan untuk menilai tercapai tidaknya
tujuan
 merencanakan pertanyaan (item) untuk menilai masing-masing tujuan
c) Kegiatan belajar, meliputi:
 Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
 Menetapkan kegiatan belajar yang tak perlu ditempuh
 Menetapkan kegiatan yang akan ditempuh
d) Pengembangan program kegiatan, meliputi:
 Merumuskan materi pelajaran
 Menerapkan metode yang dipakai
 Alat pelajaran atau buku yang dipakai

12
 Menyusun jadwal
e) Pelaksanaan, meliputi:
 Mengadakan pre tes
 Menyampaikan materi pelajaran
 Mengadakan pos tes
f) Perbaikan

7. Model J.E. Kemp

Menurut Kemp (1977) pengembangan intruksional atau desain intruksional itu


terdiri dari 8 langkah yaitu :

 Menentukan tujuan intruksional umum (TIU) atau Standar Kompetensi.


 Menganalisis karakteristik peserta didik
 Menentukan TIK atau Kompetensi Dasar.
 Menentukan materi pelajaran
 Menetapkan penjajagan awal (pre test)
 Menentukan strategi belajar mengajar
 Mengkoordinasi sarana penunjang, yang meliputi tenaga fasilitas, alat,
waktu dan tenaga.
 Mengadakan evaluasi

8. Model ISD (Instructional system design).

Rancangan sistem pembelajaran merupakan prosedur terorganisir yang mencakup


langkah-langkah menganalisis, merancang, mengembangkan, melaksanakan dan
menilai pembelajaran. Langkah-langkah ini, dalam setiap poses memiliki dasar

13
yang terpisah dalam teori maupun praktek seperti halnya pada proses ISD secara
keseluruhan. Dalam pengutaraannya yang lebih sederhana adalah sebagai berikut :

 Menganalisis adalah mengidentifikasi apa yang dipelajari.


 Merancang adalah menspesifikasi proses dan produk.
 Mengembangkan adalah memandu dan menghasilkan materi
pembelajaran.
 Melaksanakan adalah menggunakan materi dan strategi dalam konteks.
 Menilai adalah menentukan kesesuaian pembelajaran.

9. Model Pengembangan Instruksional (MPI)

Secara umum MPI menurut Atwi Suparman terdiri dari tiga tahap yaitu tahap
mengidentifikasi, tahap mengembangkan, dan tahap mengevaluasi dan merevisi.
Adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tahap Mengidentifikasi

 Mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis tujuan instruksional


umum
 Melakukan analisis instruksional
 Mengidentifikas perilaku dan karakteristik siswa

b. Tahap Mengembangkan

 Menulis tujuan instruksional khusus


 Menulis tes acuan patokan
 Menyusun strategi instruksional

14
 Mengembangkan bahan instruksional

c. Tahap Mengevaluasi dan Merevisi

Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif yang termasuk di


dalamnya kegiatan merevisi. Anda tentu akan mengeksplorasi lebih jauh lagi
mengenai model-model disain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran pada setting yang spesifik

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran merupakan petetapan suatu tujuan, memilih
kegiatan untuk tercapainya tujuan tersebut dan mengalokasikan sumber-sumber
pada setiap kegiatan yang berkaitan dengan proses pembelajaran dengan tujuan
agar tercipta suatu hasil belajar yang optimal terhadap peserta didik.

Dalam pembelajaran Permainan penjas, dewasa ini dikenal dua pendekatan,


yaitu yang disebut Pendekatan Teknis dan Pendekatan Taktis. Pendekatan mana
yang akan dipilih, semuanya diserahkan kepada guru masing-masing, disesuaikan
dengan pemahaman untuk mencapai hasil yang dipandang optimal.
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional.

Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang kebutuhan dan


tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Adapun model desain model
pembelajaran terdidiri dari: Model Dick and Carey, Model ASSURE, Model
ADDIE, Model Degeng, Model PPSI, Model J.E. Kemp, Model ISD
(Instructional system design) dan Model Pengembangan Instruksional (MPI).

3.2 Saran

Agar proses pembelajaran dapat terfokus dan terarah dengan baik, maka
seorang guru harus dituntut untuk merumuskan tujuan pembelajaran dengan tepat,
jelas dan tegas. Maka dari itu seorang guru maupun calon guru harus menentukan
secara pasti dan jelas tujuan pembelajaran yang hendak dilakukannya sehingga

16
nantinya proses pembelajaran menjadi efektif dan efesien. Oleh karena itu penulis
berharap seorang guru harus lebih banyak memahami dan mempelajari, serta
menggali informasi terhadap materi Perencanaan pembelajaran penjas.

17
DAFTAR PUSTAKA

Romadhan, mohammad saifur. 2012.Konsep Dan Prinsip Pembelajaran


Pendidikan Jasmani. https://saifurss07.wordpress.com/2012/ 07/24/konsep-
dan-prinsip-pembelajaran-pendidikan-jasmani/. Diakses tanggal 19 Maret
2018 pukul 21.00 WIB.

Maulana, Ilham. 2011. Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Sekolah


Pendekatan Pembelajaran Penjas Musyawarah guru penjasrek kabupaten
pandeglang. (http://ilhameducationsquare.blogspot.co.id/
2011/10/pendekatan-pembelajaran-pendidikan.html). Diakses tanggal 19
Maret 2018 pukul 22.00 WIB

http://wijayalabs.wordpress.com/2008/07/11/aplikasi-model-desain-pembelajaran/

D.Dwiyogo M. Pd, Dr. Wasis. 2010. Dimensi Teknologi Pembelajaran


Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Malang: Wineka Media.

18

Anda mungkin juga menyukai