MAKALAH
Oleh :
Eryanto wardana
NIM 180141419
Dosen Pengampu :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang,
Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis bisa menyusun dan menyajikan
Makalah Perencanaan Pembelajaran. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi :
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan ................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.......................................................................................13
B. Saran ................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi seluruh rakyat
Indonesia. Di dalam dunia pendidikan terdapat kompetensi yang harus dimiliki
suatu objek dan subjek pendidikan yaitu pendidik dan peserta didik. Dengan
demikian didalam makalah yang akan kami buat disini akan membahas salah satu
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik yaitu evaluasi
pembelajaran khususnya mengenai konsp dasar evaluasi pembelajaran.
Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab pendidik dalam
pembelajaran termasuk di dalamnya melaksanakan penilaian proses dan hasil
belajar peserta didik. Kompetensi tersebut juga sejalan dengan instrumen
penelitian kemampuan guru yaitu melakukan evaluasi pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan dalam penulisan makalah perencanaan
pembelajaran ini adalah sebagai berikut, yaitu :
Sementara itu juga ada yang menjabarkan kegunaan atau fungsi perencanaan
pembelajaran sebagai berikut:
a. Fungsi kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan dapat
memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan
yang ada sehingga akan dapat meningkatkan dan memperbaiki program.
b. Fungsi Inovatif
Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya
kelemahan dan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan
tersebut akan dapat dipahami jika kita memahami proses yang dilaksanakan
secara sistematis dan direncanakan dan diprogram secara utuh.
C. Fungsi selektif
Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang
dianggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini juga
berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
d. Fungsi Komunikatif
Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap
orang yang terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak eksternal
seperti orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat
mengkomunikasikan kepada setiap orang baik mengenai tujuan dan hasil yang
hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.
e. Fungsi prediktif
Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan
apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu tindakan sesuai dengan program
yang telah disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat
menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi, dan menggambarkan
hasil yang akan diperoleh.
f. Fungsi akurasi
Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap
waktu yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat
menghitung jam pelajaran efektif.
g. Fungsi pencapaian tujuan
Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga membentuk
manusia yang utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek intelektualnya
saja, tetapi juga dalam sikap dan ketrampilan. Melalui perencanaan yang baik,
maka proses dan hasil belajar dapat dilakukan secara seimbang.
h. Fungsi kontrol dan evaluative
Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Melalui
perencanaan akan dapat ditentukan sejauh mana materi pelajaran telah dapat
diserap oleh siswa dan dipahami, sehingga akan dapat memberikan balikan
kepada guru dalam mengembangkan program pembelajaran selanjutnya.
C. Ruang Lingkup Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran atau disebut juga desain instruksional merupakan
kegiatan organisasi instruksional. Yang dimaksud dengan organisasi instruksional
adalah perencanaan pembelajaran mengkoordinasikan komponen-komponen
pembelajaran atau disebut juga dengan desain instruksional. Komponen organisasi
instruksional yang dimaksud adalah:
1. tujuan pembelajaran,
2. materi pembelajaran,
3. metode pembelajaran,
4. langkah-langkah interaksi pembelajaran,
5. sumber belajar yang digunakan, dan
6. evaluasi pembelajaran
Secara sistematik perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan
tujuan pembelajaran, merumuskan isi/materi pembelajaran yang harus dipelajari,
merumuskan kegiatan belajar, dan merumuskan sumber belajar/media
pembelajaran yang digunakan serta merumuskan evaluasi pembelajaran. Untuk itu
dalam bahan kuliah ini akan diarahkan bagaimana mahasiswa dapat membuat
perencanaan pembelajaran tersebut.
D. Manfaat Perencanaan Pengajaran
Perencanaan pengajaran memainkan peran penting dalam memandu guru
untruk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar
siswanya. Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal
sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar
mengajar, yaitu:
a. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur
yang terlibat dalam kegiatan.
c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur
murid.
d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
e. Untuk bahan penyususan data agar terjadi keseimbangan kerja.
BAB III
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN
A. Pengembangan Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran
dengan tema tertentu, yang mencangkup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Dalam KTSP, silabus merupakan
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian hasil belajar.
Dengan memperhatikan hakekat silabus diatas, suatu silabus minimal memuat
enam komponen utama, yakni: (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3)
indikator, (4) materi standar, (5) standar proses (kegiatan belajar-mengajar), dan
(6) standar penilaian. Pengembangan terhadap komponen-komponen tersebut
merupakan kewenangan mutlak guru, termasuk pengembangan format silabus,
dan penambahan komponen-komponen lain dalam silabus di luar komponen
minimal.
B. Prinsip pengembangan silabus
Dalam KTSP, pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya kepada setiap
satuan pendidikan, khususnya bagi yang sudah mampu melakukannya. Oleh
karena itu setiap satuan pendidikan diberi kebebasan dan keleluasaan dalam
mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi kebutuhan masing-masing. Agar
pengembangan silabus yang dilakukan oleh setiap satuan pendidikan tetap berada
dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional (standar nasional), maka perlu
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus. Prinsip- prinsip tersebut
adalah:
1. Ilmiah
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan dengan prinsip
ilmiah, yang mengandung arti bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang
menjadi muatan dalam silabus harus benar, logis, dan dapat dipertanggung
jawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Relevan dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup, kedalaman,
tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik yakni tingkat perkembangan intelektual,
sosial, emosional dan spiritual peserta didik.
3. Fleksibel
Fleksibel sebagai suatu pemikiran pendidikan berkaitan dengan dimensi
peserta didik dan lulusan, sedangkan fleksibel sebagai suatu kaidah dalam
penerapan kurikulum berkaitan dengan pelaksanaan silabus.
4. Kontinuitas
Kontinuitas atau kesinambungan mengandung arti bahwa setiap program
pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama lain
dalam kompetensi dan pribadi peserta didik.
5. Konsisten
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara konsisten,
artinya bahwa antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memiliki
hubungan yang konsisten dalam membentuk kompetensi peserta didik.
6. Memadai
Memadai dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup indikator,
materi standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang
dilaksanakan dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
7. Aktual dan Kontekstual
Aktual dan kontekstual mengandung arti bahwa ruang lingkup kompetensi
dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian yang dikembangkan memperhatikan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan
peristiwa yang sedang terjadi dan berlangsung di masyarakat.
8. Efektif
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara efektif, yakni
memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran,
dan tingkat pembentukan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang
telah ditetapkan.
C. Manfaat Silabus
Dengan memperhatikan beberapa pengertian di atas, pada dasarnya silabus
merupakan acuan utama dalam suatu kegiatan pembelajaran. Beberapa manfaat
dari silabus ini, di antaranya:
1. Sebagai pedoman/acuan bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut,
yaitu dalam penyusunan RPP, pengelolaan kegiatan pembelajaran, penye-
diaan sumber belajar, dan pengembangan sistem penilaian.
2. Memberikan gambaran mengenai pokok-pokok program yang akan dicapai
dalam suatu mata pelajaran.
3. Sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu program
pembelajaran.
4. Dokumentasi tertulis (witten document) sebagai akuntabilitas suatu program
pembelajaran.
D. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
1. Mengisi Identitas
Identitas terdiri dari nama sekolah, kelas/semester, mata pelajaran, dan
standar kompetensi. Identitas silabus ditulis di atas matriks silabus.
2. Menuliskan Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi diambil
dari Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) Mata Pelajaran.
Sebelum menuliskan Standar Kompetensi, penyusun terlebih dahulu
mengkaji Standar Isi mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD;
2. Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran;
3. Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
a) Menuliskan kompetensi dasar
Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus
dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu.
Kompetensi dasar dipilih dari yang tercantum dalam standar isi.
b) Merumuskan indikator
Indikator merupakan tanda-tanda atau ciri-ciri yang mengambarkan
pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur, observasi (diamati)
yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
4. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan subtansi isi yang harus dipelajarai dan
dikuasai peserta didik dalam proses pembelajaran. Artinya penyusunan
silabus tidak hanya mengidentifikasi materi pokok tetapi sampai pada materi
pembelajaran. Dalam mengidentifikasi materi pokok harus
dipertimbangkan:
a. Relevansi materi pokok dengan SK dan KD
b. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual
peserta didik
c. Kebermanfaatan bagi peserta didik
d. Struktur keilmuan
e. Kedalaman dan keluasan materi
f. Relevansi dengan kebutuhan peseta didik dan tuntutan lingkungan
g. Alokasi waktu
5. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
a. kegiatan pembelajaran bertujuan untuk memberikan bantuan kepada para
pendiidk agar mereka dapat bekerja dan melaksanakan proses
pembelajaran secar professional sesuai dengan tuntunan kurikulum.
b. Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntunan
kompetensi dasar secara utuh.
c. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan
oleh siswa secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar
d. Kegiatan pembelajran berpusat pada siswa
e. Penentuan langkah-langkah pembelajaran.
6. Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakuakn
berdasarkan indicator. Di dalam penilaian ini terdapat tiga kompetensi
terpenting, yang meliputi teknik penilaian, bentuk instrument, contoh
instrument.
7. Menetukan Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian
suatu kompetensi dasar tertentu, dengan memperhatikan:
a. Minggu efektif per semester
b. Alokasi waktu mata pembelajaran
c. Jumlah standar kompetensi-kompetensi dasar per semester
d. Membagi alokasi waktu perjumlah SK-KD dengan memerhatikan
tingkah kerumitan dan keluasan materi.
8. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam
kegiatan pembelajaran, yang daoat berupa: buku teks, media cetak, media
elektronik, narasumber, lingkungan, dan sebagainya.
BAB IV
Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah
menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang
peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat
menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan
peserta didik lainnya. Dengan demikian maka modul harus menggambarkan
kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan
menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.
4. Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan
biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu
tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas
kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan
untuk mata pelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak
akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi
dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya.
Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teoritis dan
atau tugas-tugas praktis. Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah
artikel tertentu, kemudian membuat resume untuk dipresentasikan.
Sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja
lapangan, misalnya survey tentang harga cabe dalam kurun waktu tertentu di
suatu tempat. Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah bagi guru,
memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan
belajar secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas
tertulis.
5. Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang
disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa
halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi
keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi
(Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996).
Dengan demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar,
selama sajian brosur diturunkan dari kompetensi dasar yang harus dikuasai
oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik,
karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak
terlalu banyak, maka brosur didesain hanya memuat satu kompetensi dasar
saja. Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta
didik untuk menggunakannya.
6. Leaflet
A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched (Webster’s
New World, 1996) Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang
dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet
didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa
yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar
juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk
menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.
7. Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau
grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat
lebih menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchartdidesain dengan
menggunakan tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart
biasanya masuk dalam kategori alat bantu mengajar, namun dalam hal ini
wallchart didesain sebagai bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar,
maka wallchart harus memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain
bahwa memiliki kejelasan tentang kompetensi dasar dan materi pokok yang
harus dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untuk berapa lama, dan
bagaimana cara menggunakannya. Sebagai contohwallchart tentang siklus
makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.
8. Foto/Gambar
Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan.
Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang
baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa
dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih
kompetensi dasar. Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit
Bildmedien menggambarkan bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi
maknanya dari pada membaca atau mendengar. Melalui membaca yang
dapat diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%, dan dari
melihat yang diingat 30%. Foto/gambar yang didesain secara baik dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam
menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat
berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes. Sebuah gambar
yang bermakna paling tidak memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan
informasi/data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar yang tidak
mengandung arti atau tidak ada yang dapat dipelajari.
2. Gambar bermakna dan dapat dimengerti. Sehingga, si pembaca gambar
benar-benar mengerti, tidak salah pengertian. Lengkap, rasional untuk
digunakan dalam proses pembelajaran, bahannya diambil dari sumber
yang benar. Sehingga jangan sampai gambar miskin informasi yang
berakibat penggunanya tidak belajar apa-apa.
BAB VIII
PENUTUP
A. Kesimpulanan
Perencanaan pembelajaran sebagai suatu proses kerjasama tidak hanya
menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan
siswa secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Tujuan akhir dari proses ini adalah perubahan perilaku siswa.
perencanaan pembelajaran juga merupakan proses pengambilan keputusan
hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu,
yaitu perubahan tingkah laku serta rangkaian kegiatan yang hatus dilakukan
sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi
dan sumber belajar yang ada. Hasil dari proses pengambilan keputusan tersebut
adalah tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
Dalam melakukan perencanaan pembelajaran, harus juga memperhatian
prinsip-prinsip yang bisa menghantarkan pada sebuah tujuan. Dengan demikian,
hasil akhir dari proses pembelajaran akan menciptakan kualitas sumberdaya
manusia yang mumpuni. Guru juga berperan langsung terhadap keberhasilan dari
perencanaan pembelajaran ini di karenakan guru sebagai orang yang memimpin
suatu pembelajaran.
B. Saran
Pembuatan makalah ini di buat untuk memenuhi tugas perencanaan
pembelajaran yang membahas tentang . Bagi guru sendiri hal ini sangat
bermanfaat untuk menjadi bahan evaluasi dalam pembelajaran selanjutnya. dan
penulis berharap makalah yang kami buat bermanfaat untuk generasi selanjutnya
dan berharap untuk generasi berikutnya dapat membuat makalah ini dengan lebih
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA