Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DESAIN PEMBELAJARAN PAI I

Nama Kelompok :
Radiyah
Rossa Aprianti

DOSEN PEMBIMBING
Nurhayati, S.Ag, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH LINGGA


TAHUN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat
manusia.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah DESAIN PEMBELAJARAN PAI 1
dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi
yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun,
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan.
Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua
yang membaca makalah ini terutama dosen mata kuliah DESAIN PEMBELAJARAN PAI I
yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

DABO SINGKEP , 04 April 2022

KELOMPOK 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                                        i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN  
A.    Latar belakang...............................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN                                                                                                 
A. Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran....................................................................... 2
B. Tujuan Pembelajaran........................................................................................................ 3

BAB III PENUTUP..............................................................................................................4


A.    Kesimpulan ....................................................................................................................4
B. SARAN ..........................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan suatu tugas. Apabila penyusun cermati
secara keseluruhan maka perencanaan pengajaran berarti pemikiran tentang perencanaan
prinsip-prinsip umum mengajar tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu
situasi interaksi guru-murid. Baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Karena dengan
perencanaan itu, maka seseorang guru akan bisa memberikan pelajaran dengan baik, karena
ia dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara tegas, mantap dan fleksibel. Karena
membuat perencanaan yang baik, maka seorang akan tumbuh menjadi seorang guru yang
baik. Seorang bisa menjadi guru yang baik adalah berkat pertumbuhan, berkat pengalaman
dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus, walaupun faktor bakat ikut pula
berpengaruh.
Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan dan dialami manusia, sejak
manusia di dalam kandungan, buaian, tumbuh berkembang dari anak-anak, remaja, sehingga
menjadi dewasa sampai keliang lahat, sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat.
Oleh sebab itu, tidaklah heran jika konsep belajar dan pembelajaran perencanaanlah yang
dahulu lebih di tekankan kepada istilah mengajar atau pengajaran,yang berfokus kepada
aktivitas guru (teacher-centered) menuju pembelajaran yang berfokus kepada siswa ( student-
centered ) karena aktivitas mengajar tidak dapat di pisahkan dari aktivitas belajar karena
sambil mengajar pada hakikatnya guru juga belajar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa maksud dari Konsep Perencanaan Pembelajaran ?


2. Apa Tujuan pembelajaran?

C. Tujuan

1. Mengetahui Konsep Perencanaan Pembelajaran


2. Mengetahui Tujuan Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran

1. Persiapan Pembelajaran
Pembelajaran bukan hanya sekedar menekankan kepada pengertian konsep-konsep
belaka, tetapi bagaimana melaksanakan proses pembelajarannya, dan meningkatkan kualitas
proses pembelajaran tersebut, sehingga pembelajaran tersebut menjadi benar-benar
bermakna. Dengan pembelajaran kooperatif, tentu bahan sejarah yang didiskusikannya tidak
hanya sekedar menjadi sesuatu yang dihafal dan diingat, melainkan ada sesuatu yang dapat
dipraktikkan dan dilatih dalam situasi nyata dan terlibat dalam pemecahan masalah.
Pembelajaran kooperatif akan dapat mengusir rasa jemu dan bosan, karena itu pembelajaran
sejarah dimata siswa lebih banyak menggunakan pendekatan ekpositori.
Berkembangnya berbagai jenis model pembelajaran pada prinsipnya didasari
pemikiran  tentang keberagaman siswa, baik dilihat dari perbedaan kemampuan, modalitas
belajar, motivasi, minat dan beberapa dimensi psikologi lainnya. Selain dasar pemikiran
tersebut, keragaman model pembelajaran juga dikembangkan untuk menyesuaikan
karakteristik mata pelajaran atau materi pelajaran tertentu yang tidak memungkinkan guru
hanya terpaku pada model pembelajaran tertentu. Pemilihan dan penentuan salah satu atau
beberapa model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan menciptakan kondisi
pembelajaran yang memungkinkan terjadinya peran aktif siswa dalam mengeksplorasi hal-hal
baru yang terkait dengan apa yang sedang dipelajari. Ketepatan model pembelajaran juga
dapat mendorong tumbuhnya motivasi siswa, terjadinya iklim belajar menyenangkan
sehingga siswa mampu memusatkan aktivitas serta perhatian terhadap kegiatan belajar yang
sedang berlangsung.
1.      Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku
dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2.      Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat.
3.      Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap
paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan
kegiatan mengajarnya.
4.      Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar
keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil
kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan
sistem instrulsional yang bersangkutan secara keseluruhan.
2. Model Pembelajaran
Sebelum melakukan pembelajaran seorang pendidik harus mempelajari terlebih
dahulu tentang model apa yang akan digunakan dalam kelas agar proses pembelajaran
menjadi lancar dan sukses.
Model-model pembelajaran dikembangkan utamanya beranjak dari adanya perbedaan
berkaitan dengan berbagai karakteristik siswa. Karena siswa memiliki berbagai karakteristik
kepribadian, kebiasaan-kebiasaan, modalitas belajar yang bervariasi antara individu satu
dengan yang lain, maka model pembelajaran guru juga harus selayaknya tidak tepaku pada
model tertentu, akan tetapi harus bervariasi.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru sebagai pendidik dalam memilih model
pembelajaran:
1.      Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
2.      Hal-hal yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.
3.      Karakteristik umum peserta didik.
4.      Hal-hal lain yang bersifat nonteknis.
Adapun macam-macam model pembelajaran yang berdasarkan teori, sebagai berikut:
a.       Model interaksi sosial.
Model ini didasari atas teori belajar gestalt (field teory). Model interaksi sosial
menitikberatkan hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat (learning to life
together).
b.      Model pemrosesan informasi
Pemrosesan informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima masalah, menemukan
konsep dan menggunakan simbol verbal dan visual.
c.       Model personal.
Perhatian utamanya pada emosional peserta didik untuk mengembangkan hubungan yang
produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi peserta didik yang mampu
membentuk hubungan yang harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif.
d.      Model modifikasi tingkah laku.
Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku yang tidak dapat diamati.
Karakteristik model ini adalah dalam hal penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari peserta
didik lebih sistematis dan efisien.
Lima kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar sehingga memerlukan
berbagai model dan strategi pembelajaran untuk mencapainya, yaitu:
1.      Keterampilan intelektual, yakni sejumlah pengetahuan mulai dari kemampuan baca,
tulis, hitung sampai pada pemikiran yang rumit. Kemampuan ini sangat tergantung pada
kapasitas intelektual, kecerdasan sosial seseorang dan kesempatan belajar yang tersedia.
2.      Strategi kognitif, yaitu kemampuan mengatur cara belajar dan berpikir seseorang dalam
arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.
3.      Informasi verbal, yakni pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
4.      Ketrampilan motorik, yakni kemampuan dalam bentuk keterampilan menggunakan
sesuatu, keterampilan gerak.
5.      Sikap dan nilai, yakni hasil belajar yang berhubungan dengan sikap, intensitas
emosional.
Pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar berhasil sesuai dengan
yang diharapkan:
a.       Spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana diinginkan sebagai
hasil belajar mengajar yang dilakukan. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah.
b.      Memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk
mencapai sasaran. Bagaimana cara guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan
teori apa yang guru gunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan memengaruhi hasilnya.
c.       Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap
paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi anak didik agar
mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda
dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan mampu berpikir bebas dan cukup
keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.
d.      Menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai
pegangan yang dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas
yang telah dilakukannya.
Implementasi model pembelajaran tanpa arahan lebih banyak dilakukan dalam bentuk
interviu tidak langsung yang dilakukan melalui beberapa urutan yang terbagi dalam lima fase:
1.      Membantu siswa mendefinisikan situasi. Pada fase ini guru berupaya mendorong
tumbuhnya kebebasan untuk mengekspresikan perasaan siswa.
2.      Menemukan masalah. Guru berupaya menerima dan memahami perasaan-perasaan
siswa.
3.      Mengembangkan pemahaman/pengertian siswa. Siswa difokuskan kegiatannya untuk
mendiskusikan masalah, dan guru berperan memberikan dorongan sehingga tumbuhnya
motivasi dan keterlibatan siswa.
4.      Merencanakan dan merumuskan keterlibatan siswa. Siswa didorong untuk
merencanakan bentuk-bentuk keputusan yang akan diambil dari masalah yang dibahas, guru
berperan memberikan klarifikasi tentang bentuk keputusan yang mungkin dapat dirumuskan.
5.      Integrasi dimana para siswa mendapatkan pemahaman lebih mendalam dan
mengembangkan tindakan-tindakan positif. Guru berperan memberikan dorongan agar siswa
memiliki motivasi didalam kegiatan tersebut.
6.      Siswa melakukan bentuk tindakan-tindakan positif.
3. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita yang kemudian
dijadikan landasan dalam pengelolaan dalam proses pembelajaran.
Mengembangkan pendidikan juga dapat ditingkatkan melalui aplikasi pendekatan
sistematis dalam pembelajaran. Langkah-langkah dasar dalam pendekatan pembelajaran tiga
tahap ini adalah: perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian. Tiga tahap ini
berurutan dan saling berhubungan. Dengan kata lain, seorang guru dalam mengembangkan
aktivitas pembelajaran adapun yang pertama kali dilakukan adalah merencanakan, kemudian
melaksanakan proses pembelajaran yang telah direncanakan, dan yang terakhir setelah proses
dilaksanakan adalah melakukan penilaian atau evaluasi terhadap materi pelajaran yang telah
disampaikan.
1. Perencanaan
Semua aktivitas pembelajaran diawali dengan perencanaan, dimana seorang guru bertanya.
Hal apa yang anda inginkan agar siswa mengetahui, memahami, menghargai, dan mau serta
mampu dilakukan oleh siswa dari materi pelajaran yang anda sampaikan. Tujuan
pembelajaran adalah mengajarkan fakta-fakta sejarah, atau matematika, atau nilai-nilai luhur
moral dan spiritual. Langkah berikutnya dalam tahap pembelajaran adalah memilih strategi
instruksional, mengatur aktivitas pembelajaran, dan mengumpulkan materi-materi
pendukung.
2. Pelaksanaan proses pembelajaran
Tahap kedua dari pembelajaran tiga tahap adalah melaksanakan apa yang telah dipersiapkan.
Setelah memiliki tujuan yang telah ditentukan dan strategi yang relevan untuk mencapai
tujuan itu sendiri, guru kemudian dapat mengimplementasikan strategi tersebut.
3. Penilaian atau evaluasi
Tahap ketiga dalam pembelajaran adalah penilaian. Pada tahap ini, guru berusaha
mengumpulkan informasi untuk menentukan jenis pembelajaran apa yang muncul. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan banyak cara, misalnya memberikan tes-tes, kuis-kuis,
mengevaluasi pekerjaan rumah (PR), memperhatikan tanggapan-tanggapan siswa atas
pertanyaan atau komentar. 

B. Tujuan Pembelajaran PAI


Tujuan pendidikan merupakan seperangkat hasil yang harus di capai oleh peserta
didik setelah mengikuti pembelajaran. Rangkaian kegiatan pendidikan yang diikuti melalui
bimbingan, pengajaran, dan latihan, ke semuanya diarahkan untuk tercapainya tujuan
pendidikan. Pendidikan diselenggarakan tentu saja memiliki tujuan yang ingin dicapai
terhadap peserta didik, demikian pula pembelajaran PAI memiliki tujuan spesifik.
Secara umum, tujuan pendidikan nasional yang hendak dicapai, sebagaimana tersebut
dalam Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistim pendidikan Nasional, dirumuskan
sebagai berikut: 
 Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Adapun secara khusus tujuan pendidikan Islam menurut Imam Al-Ghazali
menjelaskan bahwa ada dua tujuan pokok pendidikan Islam yaitu; (1) untuk mencapai
kesempurnaan manusia dalam mendekatkan diri kepada Tuhan; dan (2) untuk mencapai
kesempurnaan hidup manusia dalam menjalin hidup dan penghidupan guna mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.

Ibnu Khaldun mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Islam mempunyai dua tujuan
pokok, pertama; tujuan keagamaan yaitu beramal sesuai dengan tuntutan agama, kedua;
tujuan ilmiyah sebagai bekal hidup untuk mengarungi penghidupannya di dunia ini. 
Dapat disimpulkan bahwa tujuan utama pendidikan Islam adalah untuk membentuk
insan kamil atau manusia sempurna yakni dapat berperan sebagai hamba Allah yang benar
dan juga sebagai khalifah Allah di bumi yang mampu memakmurkan bumi bagi kehidupan
manusia dan rahmat bagi alam sekitarnya.
Dalam Undang-undang pendidikan Nasional secara jelas telah dinyatakan bahwa
pendidikan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa. Demikian pula dengan tujuan
yang hendak di capai dalam pendidikan Islam yaitu menciptakan insan kamil. Dengan
mengacu pada yuridis di atas, maka tugas guru adalah bagaimana dapat mewujudkan cita-cita
Nasional dan juga yang lebih utama cita-cita Islam, sesuai dengan standar kompetensi (SK)
dan kompetensi dasar (KD) yang telah diatur oleh pemerintah.
Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pembelajarannya berhasil
dengan optimal. Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu ialah guru tersebut
senantiasa membuat perencanaan mengajar sebelumnya. Pada garis besarnya, perencanaan
pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa
dalam proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Sagala (2003) bahwa: “Tujuan
perencanaan bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental, tetapi juga
mengembangkan sikap yang positif terhadap program pembelajaran, meneliti dan
menemukan pemecahan masalah pembelajaran. Secara ideal tujuan perencanaan
pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan
alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan
mengelola alokasi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa tujuan perencanaan itu
memungkinkan guru memilih metode mana yang sesuai sehingga proses pembelajaran itu
mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Bagi guru, setiap pemilihan
metode berarti menentukan jenis proses belajar mengajar mana yang dianggap efektif untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Hal ini juga sekaligus mengarahkan bagaimana guru
mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang telah
dipilihnya.
Dengan demikian betapa pentingnya tujuan itu diperhatikan dan dirumuskan dalam
setiap pembelajaran, agar pembelajaran itu benar-benar dapat mencapai tujuan sebagaimana
yang tertuang dalam kurikulum. Di samping pendapat tentang tujuan perencanaan di atas,
terdapat juga beberapa fungsi perencanaan seperti yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik
(2001) bahwa pada garis besarnya perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai berikut:
1) Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah
dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilakssiswaan untuk mencapai
tujuan itu.
2) Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya
terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3) Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan
prosedur yang dipergunakan.
4) Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat--
minat siswa, dan mendorong motivasi belajar.
5) Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan eror dalam mengajar dengan
adanya organisasi yang baik dan menoda yang tepat.
6) Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan
bahan-bahan yang up to date kepada siswa.
Berdasarkan seluruh uraian di atas, maka secara hakiki tujuan yang paling mendasar
dari sebuah perencanaan pembelajaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru, serta
mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran,
sedangkan fungsi dari perencanaan adalah:
1) Mengorganisasikan dan mengakomodasikan kebutuhan siswa secara spesifik.
2) Membantu guru dalam memetakan tujuan yang hendak dicapai
3) Membantu guru, dalam mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan eror dalam
Mengajar.
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Persiapan pembelajaran dilakukan seorang guru sebelum masuk dalam pembelajaran
agar lebih mudah mengatur kondisi jalannya pembelajaran.   Seorang guru juga memerlukan
model-model pembelajaran dan pendekatannya untuk dapat membuat siswa lebih berperan
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat empat macam model pembelajaran yaitu, model
interaksi sosial, model pemrosesan informasi, model personal, dan model modifikasi tingkah
laku. Langkah-langkah dasar dalam pendekatan pembelajaran tiga tahap ini adalah:
perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian.
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pembelajarannya berhasil
dengan optimal. Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu ialah guru tersebut
senantiasa membuat perencanaan mengajar sebelumnya. Pada garis besarnya, perencanaan
pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa
dalam proses pembelajaran.
Bagi guru, setiap pemilihan metode berarti menentukan jenis proses belajar mengajar
mana yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Hal ini juga
sekaligus mengarahkan bagaimana guru mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam
proses pembelajaran yang telah dipilihnya.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat. Penulis banyak berharap para pembaca bisa
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah
ini dan penulisan makalah-makalah berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2010. belajar dan pembelajaran (Bandung: ALFABETA).


Daryanto. 2010. media pembelajaran (Yogyakarta: GAVA MEDIA).
Mustakim, Zaenal. 2017. strategi dan metode pembelajaran (pekalongan: IAIN PRESS).
Suryani, Nunuk dan Leo Agung. 2012. STRATEGI BELAJAR MENGAJAR (Yogyakarta:
OMBAK)
Syaifurrahman dan Tri Ujiati. 2013. manajemen dalam pembelajaran (Jakarta: INDEKS)

Anda mungkin juga menyukai