Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran Ekonomi

Disusun oleh :

1. M. ALAN ABDI
2. USWATUN HASANAH
3. YULI HUSMAWATI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDDIN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan khadirat Allah SWT atas limpahan anugrah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran
Ekonomi tentang Pengembangan Model Pembelajaran yang Efektif beserta tugas-tugas
lainnya.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pnulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang.

Akhir kata, semoga makalah ini brkah dan brmanfaat bagi kita dan kami selaku
penyusun meminta maaf jika terjadi kesalahan. Sekian kami ucapkan terima kasih.

Bagu Pringgarata, 27 April 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER…………………………………………….………………………

KATA PENGANTAR………………………………………….………………………..

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………….………………….
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..
C. Tujuan …………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. Guru dan Proses Pembelajaran…………………………………………….


B. Pendekatan, Model, Metode, Strategi, dan Tekhnik Pembelajaran……..
C. Memilih Model Pembelajaran………………………………………………
D. Menciptakan Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas……….…….

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan……………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembelajaran akan terjadi manakala terdapat interaksi atau hubungan timbal
balik antara siswa dengan lingkungannya dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Hubungan timbal balik ini merupakan syarat terjadinya proses
pembelajaran yang di dalamnya tidak hanya menitikberatkan pada transfer of knowledge,
akan juga transfer of value. Transfer of knowledge dapat diperoleh siswa dari media-
media belajar, seperti buku, majalah, museum, internet, guru, dan sumber-sumber lain
yang dapat menambah pengetahuan siswa. Akan tetapi Ttransfer of value hanya akan
diperoleh siswa melalui guru yang menanamkan sikap dan nilai suatu materi dengan
melibatkan segi-segi psikologis dari guru dan siswa. Penanaman sikap dan nilai yang
melibatkan aspek-aspek psikologis inilah yang tidak dapat digantikan oleh media
manapun. Dengan demikian guru adalah media yang mutlak adanya dalam proses
pembelajaran siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran guru dalam proses pembelajaran?
2. Apa saja Pendekatan, Model, Metode, Strategi, dan Tekhnik dalam
Pembelajaran?
3. Bagaimana cara memilih Model Pembelajaran yang baik?
4. Bagaimana cara menciptakan pembelajaran yang efektif dan berkualitas?

C. Tujuan
1. Mengetahui peran guru dalam proses pembelajaran
2. Mengetahui dan bisa mengiplementasikan Pendekatan, Model, Metode, Strategi
dan Tekhnik dalam Pembelajaran
3. Supaya bisa memilih Model Pembelajaran yang baik dan tepat
4. Supaya memahami dan cerdas dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan
berkualitas
BAB II
PEMBAHASAN

A. GURU DAN PROSES PEMBELAJARAN

Guru adalah faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran yang berkualitas. Sehingga
berhasil tidaknya pendidikan mencapai tujuan selalu dihubungkan dengan kiprah para guru.
Oleh karena itu, usaha-usaha yang dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan
hendaknya dimulai dari peningkatan kualitas guru. Guru yang berkualitas diantaranya adalah
mengetahui dan mengerti peran dan fungsinya dalam proses pembelajaran.

Menurut Sardiman (1992), peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai
Informator, Organisator, Motivator, Pengarah/Direktor, Inisiator, Transmiter, Fasilitator,
Mediator, dan Evaluator. Sedangkan Pullias dan Young, Manan, Yelon dan Weinstein seperti
yang dikutip oleh E. Mulyasa (2007), mengatakan bahwa peran guru dalam proses
pembelajaran adalah sebagai Pendidik, Pengajar, Pembimbing, Pelatih, Penasehat,
Pembaharu (Inovator), Model dan Teladan, Pribadi, Peneliti, Pendorong Kretivitas,
Pembangkit Pandangan, Pekerja Rutin, Pemindah Kemah, Pembawa Cerita, Aktor,
Emansipator, Emansipator, Pengawet, dan sebagai Kulminaor. Berikut akan dibahas peran-
peran guru tersebut.

Peran Guru dalam Proses Pembelajaran

a. Guru sebagai Pendidik

Guru sebagai seorang pendidik tidak hanya tahu tentang materi yang akan diajarkan.
Akan tetapi, ia pun harus memiliki kepribadian yang kuat yang menjadikannya sebagai
panutan bagi para siswanya. Hal ini penting karena sebagai seorang pendidik, guru tidak
hanya mengajarkan siswanya untuk mengetahui beberapa hal. Guru juga harus melatih
keterampilan, sikap dan mental anak didik. Penanaman keterampilan, sikap dan mental ini
tidak bisa sekedar asal tahu saja, tetapi harus dikuasai dan dipraktikkan siswa dalam
kehidupan sehari-harinya.

Mendidik adalah menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap materi yang
disampaikan kepada anak. Penanaman nilai-nilai ini akan lebih efektif apabila dibarengi
dengan teladan yang baik dari gurunya yang akan dijadikan contoh bagi anak. Dengan
demikian diharapkan siswa dapat menghayati nilai-nilai tersebut dan menjadikannya bagian
dari kehidupan siswa itu sendiri. Jadi peran dan tugas guru bukan hanya menjejali anak
dengan semua ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) dan menjadikan siswa tahu segala
hal. Akan tetapi guru juga harus dapat berperan sebagai pentransfer nilai-nilai (transfer of
values).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru sebagai pendidik, yaitu:

1. Guru harus dapat menempatkan dirinya sebagai teladan bagi siswanya. Teladan di sini
bukan berarti bahwa guru harus menjadi manusia sempurna yang tidak pernah salah.
Guru adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Tetapi guru harus
berusaha menghindari perbuatan tercela yang akan menjatuhkan harga dirinya.
2. Guru harus mengenal siswanya. Bukan saja mengenai kebutuhan, cara belajar dan
gaya belajarnya saja. Akan tetapi, guru harus mengetahui sifat, bakat, dan minat
masing-masing siswanya sebagai seorang pribadi yang berbeda satu sama lainnya.
3. Guru harus mengatahui metode-metode penanaman nilai dan bagaimana
menggunakan metode-metode tersebut sehingga berlangsung dengan efektif dan
efisien.
4. Guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan Indonesia pada
umumnya, sehingga memberikan arah dalam memberikan bimbingan kepada siswa.
5. Guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang materi yang akan diajarkan.
Selain itu guru harus selalu belajar untuk menambah pengetahuannya, baik
pengetahuan tentang materi-materi ajar ataupun peningkatan keterampilan
mengajarnya agar lebih profesional.

b. Guru sebagai Pengajar


Peran guru sebagai pengajar, kadang diartikan sebagai menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa. Dalam posisi ini, guru aktif menempatkan dirinya sebagai pelaku imposisi
yaitu menuangkan materi ajar kepada siswa. Sedangkan di lain pihak, siswa secara pasif
menerima materi pelajaran yang diberikan tersebut sehingga proses pengajaran bersifat
monoton. Padahal, peran guru sebagai pengajar bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi
masih banyak kegiatan lain yang harus dilakukan guru agar proses pengajaran mencapai
tujuan dengan efektif dan efisien.

Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sengaja dalam upaya memberikan
kemungkinan bagi siswa melakukan proses belajar sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan untuk mencapai tujuan pengajaran. Jadi tugas guru sebagai pengajar adalah
bagaimana caranya agar siswa belajar. Untuk itu, beberapa hal yang harus dilakukan guru
agar siswa belajar sebagaimana disebutkan oleh E Mulyasa (2007), adalah sebagai berikut.

1. Membuat ilustrasi: pada dasarnya ilustrasi menghubungkan sesuatu yang sedang


dipelajari peserta didik dengan sesuatu yang telah diketahuinya, dan pada waktu yang
sama memberikan tambahan pengalaman kepada mereka.
2. Mendefinisikan: meletakkan sesuatu yang dipelajari secara jelas dan sederhana
dengan menggunakan latihan dan pengalaman serta pengertian yang dimiliki oleh
peserta didik.
3. Menganalisis: membahas masalah yang telah dipelajari bagian demi bagian,
sebagaimana orang mengatakan: ?Cuts the learning into chewable bites? .
4. Mensintesis: mengembalikan bagian-bagian yang telah dibahas ke dalam suatu
konsep yang utuh sehingga memiliki arti, hubungan antara bagian yang satu dengan
yang lain nampak jelas dan setiap masalah itu tetap berhubungan dengan keseluruhan
yang lebih besar.
5. Bertanya: mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan tajam agar apa yang
telah dipelajari menjadi lebih jelas.
6. Merespon: mereaksi atau menanggapi pertanyaan peserta didik. Pembelajaran akan
lebih efektif jika guru dapat merespon setiap pertanyaan peserta didik.
7. Mendengarkan: memahami peserta didik dan berusaha menyederhanakan setiap
masalah, serta membuat kesulitan nampak jelas baik bagi guru maupun bagi siswa.
8. Menciptakan kepercayaan: peserta didik akan memberikan kepercayaan terhadap
keberhasilan guru dalam pembelajaran dan pembentukkan kompetensi dasar.
9. Memberikan pandangan yang bervariasi: melihat bahan yang dipelajari dari berbagai
sudut pandang dan melihat masalah dalam kombinasi yang bervariasi.
10. Menyediakan media untuk mengkaji materi standar: memberikan pengalaman yang

bervariasi melalui media pembelajaran dan sumber belajar yang berhubungan dengan
materi standar.
11. Menyesuaikan metode pembelajaran dengan kemampuan dan tingkat perkembangan

peserta didik serta menghubungkan materi baru dengan sesuatu yang telah dipelajari.
12. Memberikan nada perasaan: membuat pembelajaran lebih bermakna dan hidup

melalui antusias dan semangat


.Dari zaman ke zaman peran guru dalam proses pembelajaran sangat penting. Begitu pula
dalam Era Globalisasi, dimana teknologi komputer yang berkembang dengan pesat
menggantikan sebagian pekerjaan manusia. Namun kedudukan guru tidak dapat digantikan
dengan media lain. Hal ini menunjukkan bahwa peran guru tetap diperlukan dalam keadaan
apapun.

B. PENDEKATAN, MODEL, METODE, STRATEGI, DAN TEKHNIK


PEMBELAJARAN

1. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran adalah ide atau prinsip cara memandang dalam menentukan
kegiatan pembelajaran. Pernyataan tersebut senada dengan Rusman (2018) yang berpendapat
bahwa pendekatan pembelajaran adalah tahap pertama pembentukan suatu ide dalam
memandang dan menentukan objek kajian. Ada beberapa unsur penting yang membedakan
pendekatan dari konsepsi pembelajaran yang lain, yakni:

1. Merupakan sebuah filosofi/landasan.


2. Merupakan sudut pandang.
3. Serangkaian gagasan untuk mencapai tujuan tertentu.
4. Jalan yang ditempuh untuk menyampaikan pembelajaran

Pendekatan dalam pembelajaran secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu: teacher centered (berpusat pada guru) dan student centered (berpusat pada siswa).
1. Pendekatan Teacher Centered

Pada pendekatan ini, pembelajaran berpusat pada Guru sebagai seorang ahli yang
memegang kontrol selama proses pembelajaran dalam aspek organisasi, materi, dan waktu.
Guru bertindak sebagai pakar yang mengutarakan pengalamannya sehingga dapat
menstimulus perkembangan siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan
beberapa strategi seperti: pembelajaran langsung (direct instruction), dan pembelajaran
deduktif atau pembelajaran ekspositori.

2. Pendekatan Student Centered

Sementara itu, pendekatan student centered mendorong siswa untuk mengerjakan sesuatu
sebagai pengalaman praktik dan membangun makna atas pengalaman yang diperolehnya.
Pusat pembelajaran diserahkan langsung ke peserta didik dengan supervisi dari guru.

2. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang
menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice&Wells).
Sedangkan menurut Arends dalam Trianto, mengatakan “model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas.

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,


termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Tujuan penggunaan model pembelajaran
sebagai strategi bagaimana pembelajaran yang dilaksanakan dapat membantu peserta didik
mengembangkan dirinya baik berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara
berpikir dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara jernih, bijaksana dan membangun
keterampilan sosial serta komitmen (Joice& Wells). Model pembelajaran mempunyai empat
ciri khusus yaitu:

1. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. Model
pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal. Maksudnya para pencipta
atau pengembang membuat teori dengan mempertimbangkan teorinya dengan
kenyataan sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam menciptakan dan
mengembangankannya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas tentang apa
yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan bagaimana siswa belajar dengan
baik serta cara memecahkan suatu masalah pembelajaran.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah laku mengajar yang
diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar selama ini dapat berhasil
dalam pelaksanaannya.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif serta nyaman,
sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek penunjang apa yang selama
ini menjadi tujuan pembelajaran. (Trianto, 2010).

3. Metode Pembelajaran

Metodologi pembelajaran merupakan cara cara dalam melakukan aktivitas antara


pendidik dan peserta didik ketika berinteraksi dalam proses belajar. Pendidik perlu
mengetahui dan mempelajari metode pengajaran agar dapat menyampaikan materi dan
dimengerti dengan baik oleh peserta didik. Sebelum seorang guru menggunakan suatu
metode dalam proses pembelajaran, maka seorang guru harus mengetahui dahulu beberapa
faktor yang harus dijadikan dasar pertimbangan dalam pemilihan sebuah metode
pembelajaran, yaitu:

1. Berpedoman Pada Tujuan


2. Perbedaan Individual Anak Didik
3. Kemampuan Guru
4. Sifat Bahan Pelajaran
5. Situasi Kelas
6. Kelebihan dan Kelemahan Metode
7. Kelengkapan Fasilitas

a. Macam-macam Metode Pembelajaran yang Sering Digunakan oleh


Pengajar

Metode pengajaran dipraktekkan pada saat mengajar dan dibuat semenarik


mungkin agar peserta didik mendapat pengetahuan dengan efektif dan efisien. Berikut ini
metode-metode pengajaran dalam proses belajar:

1. Metode Pembelajaran Konvensional / Metode Ceramah

Salah satu macam metode pembelajaran yang kerap digunakan adalah metode
ceramah. Maksudnya, metode ini diterapkan dengan cara berceramah atau menyampaikan
informasi secara lisan kepada siswa. Metode ini merupakan metode yang paling praktis
dan ekonomis, tidak membutuhkan banyak alat bantu. Metode ini mampu digunakan untuk
mengatasi kelangkaan literatur atau sumber rujukan informasi karena daya beli siswa yang
diluar jangkauan. Namun metode ini juga memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan.

2. Metode Pembelajaran Diskusi

Metode Diskusi adalah metode pembelajaran berbentuk tukar menukar informasi,


pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat
pengertian yang sama, lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk
mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.

3. Metode Pembelajaran Tanya Jawab

Metode Tanya Jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya


komunikasi langsung yang bersifat two way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi
dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru
menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung
antara guru dengan siswa.
5. Metode Pembelajaran Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang cukup efektif


sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu
proses atau peristiwa tertentu.

6. Metode Pembelajaran Eksperimen

Metode pembelajaran eksperimen, metode ini bukan sekedar metode mengajar


tetapi juga merupakan satu metode berfikir, sebab dalam eksperimen dapat menggunakan
metode lainnya dimulai dari menarik data sampai menarik kesimpulan.
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari.

7. Metode Pembelajaran Resitasi

Macam metode pembelajaran selanjutnya adalah resitasi. Metode pembelajaran


resitasi merupakan metode mengajar dengan siswa diharuskan membuat resume tentang
materi yang sudah disampaikan guru, dengan menuliskannya pada kertas dan
menggunakan bahasa sendiri.

8. Metode Pembelajaran Karyawisata

Macam metode pembelajaran yang juga kerap digunakan adalah metode


pembelajaran karyawisata. Metode karyawisata (Field-trip), karyawisata di sini berarti
kunjungan di luar kelas. Jadi karyawisata di atas tidak mengambil tempat yang jauh dari
sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan
tempat yang jauh disebut study tour.

4. Strategi Pembelajaran

Secara umum pengertian atau definisi strategi pembelajaran adalah suatu usaha
menggunakan strategi yang sistematis yang dilakukan secara efektif untuk mendapatkan
suatu prestasi dan juga keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Di bawah ini akan
diuraikan secara singkat dari masing-masing strategi pembelajaran tersebut.
1. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning)
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) atau biasa disingkat CTL
merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi
pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu
menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar
kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang
memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hapalan, tetapi
mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar.
2. Bermain Peran (Role Playing)
Bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada
upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia
(interpersonal relationship), terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik.
Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan kerjasama,
komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadian. Melalui bermain peran, peserta didik
mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara memperagakan dan
mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi
parasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah.

3. Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning)


Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning) merupakan model
pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Dengan meminjam pemikiran Knowles,
(E.Mulyasa,2003) menyebutkan indikator pembelajaran partsipatif, yaitu : (1) adanya
keterlibatan emosional dan mental peserta didik; (2) adanya kesediaan peserta didik untuk
memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan; (3) dalam kegiatan belajar terdapat hal
yang menguntungkan peserta didik.

Pengembangan pembelajaran partisipatif dilakukan dengan prosedur berikut:

1. Menciptakan suasana yang mendorong peserta didik siap belajar.


2. Membantu peserta didik menyusun kelompok, agar siap belajar dan membelajarkan
3. Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan kebutuhan belajarnya.
4. Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar.
5. Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar.
6. Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.
7. Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil belajar.

4. Belajar Tuntas (Mastery Learning)


Belajar tuntas berasumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik
mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi
yang dipelajari. Agar semua peserta didik memperoleh hasil belajar secara maksimal,
pembelajaran harus dilaksanakan dengan sistematis. Kesistematisan akan tercermin dari
strategi pembelajaran yang dilaksanakan, terutama dalam mengorganisir tujuan dan bahan
belajar, melaksanakan evaluasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik yang gagal
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran harus diorganisir secara spesifik
untuk memudahkan pengecekan hasil belajar, bahan perlu dijabarkan menjadi satuan-satuan
belajar tertentu,dan penguasaan bahan yang lengkap untuk semua tujuan setiap satuan belajar
dituntut dari para peserta didik sebelum proses belajar melangkah pada tahap berikutnya.
Evaluasi yang dilaksanakan setelah para peserta didik menyelesaikan suatu kegiatan belajar
tertentu merupakan dasar untuk memperoleh balikan (feedback). Tujuan utama evaluasi
adalah memperoleh informasi tentang pencapaian tujuan dan penguasaan bahan oleh peserta
didik. Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan dimana dan dalam hal apa para peserta
didik perlu memperoleh bimbingan dalam mencapai tujuan, sehinga seluruh peserta didik
dapat mencapai tujuan ,dan menguasai bahan belajar secara maksimal (belajar tuntas).

5. Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction)


Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu
yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik,
disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru.
Pembelajaran dengan sistem modul memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Setiap modul harus memberikan informasi dan petunjuk pelaksanaan yang jelas
tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, bagaimana melakukan, dan
sumber belajar apa yang harus digunakan.
2. Modul meripakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan untuk
melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta didik. Dalam setiap modul harus
: (1) memungkinkan peserta didik mengalami kemajuan belajar sesuai dengan
kemampuannya; (2) memungkinkan peserta didik mengukur kemajuan belajar yang
telah diperoleh; dan (3) memfokuskan peserta didik pada tujuan pembelajaran yang
spesifik dan dapat diukur.
3. Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk membantu peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, serta memungkinkan
peserta didik untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak sekedar membaca
dan mendengar tapi lebih dari itu, modul memberikan kesempatan untuk bermain
peran (role playing), simulasi dan berdiskusi.
4. Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga peserta didik
dapat menngetahui kapan dia memulai dan mengakhiri suatu modul, serta tidak
menimbulkan pertanyaaan mengenai apa yang harus dilakukan atau dipelajari.
5. Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar
peserta didik, terutama untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik dalam
mencapai ketuntasan belajar. Pada umumnya pembelajaran dengan sistem modul
akan melibatkan beberapa komponen, diantaranya : (1) lembar kegiatan peserta
didik; (2) lembar kerja; (3) kunci lembar kerja; (4) lembar soal; (5) lembar jawaban
dan (6) kunci jawaban.
6. Pembelajaran Inkuiri

Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan kondisi- kondisi umum yang merupakan syarat
bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa, yaitu: (1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana
bebas-terbuka dan permisif yang mengundang siswa berdiskusi; (2) berfokus pada hipotesis
yang perlu diuji kebenarannya; dan (3) penggunaan fakta sebagai evidensi dan di dalam
proses pembelajaran dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta, sebagaimana
lazimnya dalam pengujian hipotesis.

5. Tekhnik Pembelajaran
Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan
suatu metode secara spesifik, misalnya penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik
yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Macam-maccam teknik pembelajaran meliputi teknik syarahan, Teknik
perbincangan, Teknik projek, Teknik penyelesaian masalah, Teknik dapatan, Teknik
permainan, Teknik kooperatif .

C. MEMILIH MODEL PEMBELAJARAN


Memilih atau menentukan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kondisi
Kompetensi Dasar (KD), tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran, sifat dari materi yang
akan diajarkan, dantingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu, setiap model
pembelajaran mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat dilakukan siswa dengan
bimbingan guru. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagaimana yang
diterapkan pada kurikulum 2013, sebaiknya dipadukan secara sinkron dengan
langkah/tahapan kerja (syntax) model pembelajaran. Memilih atau menentukan model
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kondisi Kompetensi Dasar (KD), tujuan yang akan
dicapai dalam pengajaran, sifat dari materi yang akan diajarkan, dantingkat kemampuan
peserta didik. Di samping itu, setiap model pembelajaran mempunyai tahap-tahap (sintaks)
yang dapat dilakukan siswa dengan bimbingan guru. Pelaksanaan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik sebagaimana yang diterapkan pada kurikulum 2013, sebaiknya
dipadukan secara sinkron dengan langkah/tahapan kerja (syntax) model pembelajaran. Ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih suatu metode pembelajaran, yaitu:

1.Karakter materi pelajaran


Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri sehingga perlu disampaikan
kepada siswa dengan menggunakan metode tertentu. Termasuk di dalamnya tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai dari materi pelajaran tersebut. Misalnya mata pelajaran
bersifat eksakta lebih tepat menggunakan metode eksperimen atau demonstrasi.

2.Ketersediaan sarana belajar


Alat, sarana dan media yang tersedia di sekolah sangat mempengaruhi penggunaan
metode pembelajaran. Metode eksperimen atau demonstrasi tidak mungkin digunakan jika
penunjang metode tersebut tidak tersedia.

3.Kemampuan dasar siswa


Kemampuan dasar siswa di sekolah pedesaan berbeda dengan di perkotaan. Ini
menjadi pertimbangan guru dalam memilih metode pembelajaran. Menggunakan metode
resitasi dan tugas, misalnya, bisa berjalan baik bila kemampuan dasar siswa berdiskusi cukup
memadai. Selain itu perlu keterampilan siswa berbicara dalam sebuah diskusi
4.Alokasi waktu pembelajaran
Alokasi waktu yang tersedia dan tercantum dalam kurikulum perlu dipertimbangkan
oleh guru. Jika waktu tersedia terbatas maka guru akan memilih metode sederhana seperti
ceramah, tanya jawab dan diskusi.

D. MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DAN


BERKUALITAS

Model pembelajaran efektif, mencakup empat hal pokok, yaitu: 1) kualitas


pembelajaran, 2) tingkat pembelajaran yang memadai, 3) ganjaran dan 4) waktu.
Sedangkan, kualitas pembelajaran merujuk pada aktivitas-aktivitas yang dirancang dan
tindakan-tindakan yang dilakukan pembelajar dan peserta didik, termasuk di dalamnya
bahan-bahan atau pengalaman belajar (kurikulum) serta media yang kita gunakan.

1. Membuat suasana nyaman

Yang perlu Anda lakukan pertama adalah bagaimana cara membangun suasana
belajar yang nyaman. Ada banyak cara untuk membuat mood belajar itu muncul,
diantara: Anda bisa belajar sambil mendengarkan musik, belajar di tempat -tempat
yang nyaman misalnya di taman atau dipinggir danau, atau diruangan ber-AC.

2. Merangkum Pokok Pembelajaran

Mencatat pokok-pokok pembelajaran. Kenapa? Karena jika Anda membaca 1 buku


maka akan butuh waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan. Ambilah intisari dari
pelajar tersebut. Hal ini akan membuat kemudahan mengingat dan juga mudah untuk
memahami inti dari pembelajaran tersebut

3. Belajar Bersama

Metode ini seringkali di katakan metode yg paling efektif karena dalam suasana
belajar berkelompok yang cukup santai otak menjadi lebih rileks menerima
pelajaran/materi yang akan di serap. Selain itu hal-hal yang belum di ketahui akan lebih
mudah di selesaikan dengan bekerja sama. Maka sangat dianjurkan untuk belajar bersama
untuk menghadapi ujian.
4.Metode mempersingkat atau memodifikasi menyerupai nama sesuatu

Metode ini digunakan bagi beberapa orang yang kesulitan dalam menghafal
dengan cara menggunakan nama-nama yang hampir mirip untuk mengingat materi. Ini
sangat efektif digunakan dan otak sangat mudah mengingatnya.

5.Belajar dengan Praktik

Belajar sambil praktek adalah hal yang sangat efektif. Yah, Cara belajar ini juga
akan membuat Anda tak merasa bosan. Misalnya pelajaran IPA seperti Botani atau
Avertebrata, kita bisa belajar sambil mengamati tumbuh-tumbuhan, hewan atau apapun,
dengan itu kita bisa membuat sebuah acara belajar menjadi lebih asyik.

6. Belajar rutin tapi jangan lama

Dengan rutin belajar Anda akan semakin mudah untuk mengingat hal yang sudah
Anda pelajari. yang perlu Anda lakukan adalah "belajar rutin" bukan "Terlalu lama
belajar". Seperti belajar saat pagi 45 menit, siang 25 menit, sore 50 menit, malam 1 jam.
Cara ini sangat efetif dan pikiran juga akan tetap dalam keadaan rileks dari pada harus
belajar terlalu lama.

7. Mengerti Bukan Menghafal

Hal yg paling sering dilakukan oleh siswa atapun mahasiswa ketika ingin
menghadapi ujian adalah menghafal. Sebenarnya tidak salah cuman kurang efektif. Untuk
lebih efektifnya adalah mengerti teorinya maka dengan sendiri akan kita ingat ketika
ujian. Kalau Anda masih dalam metode belajar dengan menghafal, sangat disarankan
untuk pindah ke metode mengerti materi.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Guru adalah faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran yang berkualitas.


Sehingga berhasil tidaknya pendidikan mencapai tujuan selalu dihubungkan dengan kiprah
para guru. Oleh karena itu, usaha-usaha yang dilakukan dalam meningkatkan mutu
pendidikan hendaknya dimulai dari peningkatan kualitas guru. Guru yang berkualitas
diantaranya adalah mengetahui dan mengerti peran dan fungsinya dalam proses
pembelajaran.

a. Guru sebagai Pendidik

Guru sebagai seorang pendidik tidak hanya tahu tentang materi yang akan diajarkan.
Akan tetapi, ia pun harus memiliki kepribadian yang kuat yang menjadikannya sebagai
panutan bagi para siswanya. Hal ini penting karena sebagai seorang pendidik, guru tidak
hanya mengajarkan siswanya untuk mengetahui beberapa hal. Guru juga harus melatih
keterampilan, sikap dan mental anak didik. Penanaman keterampilan, sikap dan mental ini
tidak bisa sekedar asal tahu saja, tetapi harus dikuasai dan dipraktikkan siswa dalam
kehidupan sehari-harinya

b. Guru sebagai Pengajar

Peran guru sebagai pengajar, kadang diartikan sebagai menyampaikan materi


pelajaran kepada siswa. Dalam posisi ini, guru aktif menempatkan dirinya sebagai pelaku
imposisi yaitu menuangkan materi ajar kepada siswa.

Pendekatan, Model, Metode, Strategi, dan Tekhnik dalam pembelajaran harus


dimengerti guru dengan baik sebelum memulai belajar di kelas atau memberikan materi
kepada peserta didik. Tentu dengan mengiplementasikan panduan-panduan yang sudah ada
sebagai profesi dan pekerjaan untuk bertanggung jawab dan membimbing secara langsung.
Memilih metode dan model belajar supaya peserta didik merasa senang dan tentu materi yang
disampaikan akan mudah dimengerti. Selain pendekatan kepada pesrta didik dengan
membuat situasi nyaman, juga memang perlu ada kalanya seorang guru pun bersikap seperti
teman yang dihormati.
DAFTAR PUSTSAKA

akucepatmembaca.com/peran-guru-dalam-proses-pembelajaran-guru-sebagai-pendidik-dan-
pengajar

Artikel, Guru, Kursus, Paud, Pelatihan, Pendidikan, pendidikan usia dini, Uncategorized

1. Rahmawati, Fitriana. (2011). Pengaruh pembelajaran Geometri dengan


Pendekatan Induktif. Edumatica. Vol. 01. No. 02, hal. 74-75.
2. Rusman. (2018). Model – Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
3. Rusyan, A. Tabrani Rusyan, dkk. (1992). Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Remaja Karya.

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2016, Kemdikbud

Info-pintar/-/blogs/8-metode-pembelajaran-menarik-yang-wajib-guru-tahu

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia
E. Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi.
Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.
_________. 2004. Implementasi Kurikulum 2004; Panduan Pembelajaran KBK. Bandung :
P.T. Remaja Rosdakarya.
Udin S. Winataputra, dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka
W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar Jakarta :. Grasindo.

Dary, T., Prueter, B., Grinde, J., Grobschmidt, R., Evers, T. (2010).

https://summareconbekasi.com/whatson/detail/7-cara-belajar-yang-efektif-dan-efisien

Anda mungkin juga menyukai