Anda di halaman 1dari 17

PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

Disusun Guna Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu :
H. Ahmad Munadirin, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Nama : 1. Khusni Mubarok (21111519)

2. Sinta Aulia (21111541)

Semester : V (Ganjil)

Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq,
hidayah, dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tanpa
halangan suatu apapun.
Tak lupa penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad
SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak. Penulisan makalah berjudul
“Perencanaan Kurikulum”bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Jiwa Belajar.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan dan bimbingan serta
dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr.H.Ahmad Tantowi,M.Si.,M.Pd. selaku Ketua Sekolah Tinggi Islam Kendal
(STIK) yang telah memberikan kesempatan serta arahan untuk membuat makalah ini.
2. Bapak H. Ahmad Munadirin, M.Pd.I selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama
Islam Dan selaku dosen pengampu mata kuliah “Strategi Belajar Mengajar” yang telah
memberikan kontribusi Dan sarannya dalam rangka penyusunan makalah ini.
3. Semua pihak yang berperan dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan penulis agar pembaca
berkenan memberikan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini
bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kendal, 1 Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………..………..…………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………..……..…………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………….………..………………………………….

BAB I PENDAHULUAN……………………………..…………………………………………...
A. Latar Belakang………………………………..………………………………………….…
B. Rumusan Masalah……………………………..……………………………………………
C. Tujuan Penulisan………………………………..……………………………………..……
D. Manfaat Penulisan……………………………..……………………………………..……..

BAB II PEMBAHASAN…………………………………...……………………………………...
A. Pengertian Pengembangan variasi mengajar………………...……………………………..
B. Tujuan Pengembangan Variasi Mengajar ………………………………………………….
C. Prinsip-Prinsip Variasi Mengajar…………………………………………………………...
D. komponen variasi mengajar………………………………………………………………...

BAB III PENUTUP……………………………………………………...………………………...


A. Simpulan………………………………………………..…………………..………………
B. Saran……………..…………………………………....……………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………..…………….…………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebosanan pada dasarnya keadaan yang tidak ingin dialami setiap orang dalam kehidupan
ini. Perasaan bosan tidaklah menyenangkan bagi siapa saja. Kalau setiap hari kita memakan
makanan yang sama terus menerus yang akhirnya nanti akan berujung pada kebosanan.

Demikian juga pada dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Guru
diharapkan dalam proses pembelajaran menggunakan variasi mengajar dan tidak monoton dalam
proses pembelajaran. Hal ini diharapkan agar siswa tidak menjadi bosan, lebih perhatian, tidak
mengantuk dalam proses pembelajaran sehingga nantinya tujuan pembelaran dapat tercapai
dengan efektif.

Dalam proses pembelajaran terjadinya variasi mengajar guru dapat ditunjukkan dengan
adanya perubahan gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan
dalam pola interaksi antara guru-siswa, siswa-guru, dan siswa-siswa. Penggunaan variasi dalam
mengajar ditujukan kepada perhatian siswa, motivasi dan belajar siswa.

Ada beberapa vitur yang bisa digunakan dalam variasi belajar mengajar, salah satunya yaitu
dengan mengunakan media PPT. media ini sering digunakan karena konsepnya yang simpel serta
menarik untuk dilihat Dan mengandung point-point penting yang disampaikan. Selain ppt ada
juga media yang bisa digunakan yaitu menampilkan video animasi pembalajaran yang dimana
animasi tersebut bertemakan animasi pembelajaran serta sesuai dengan konteks dalam mengajar.

Dari pemaparan diatas bisa dikatakan bahwasannya menginovasi pembelajaran sangatlah


penting, karena dengan menginovasi proses belajar mengajar, peserta didik tidak gampang
merasa jenuh serta lebih mudah menerima pembelajaran, karena media yang digunakan sesuai
dengan zamannya, sehingga peserta didik merasa tertarik dengan apa yang disampaikan oleh
pendidik.
B. Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian Pengembangan variasi mengajar?

2. Apakah tujuan diadakannya pengembangan variasi mengajar?

3. Apa sajakah prinsip-prinsip variasi mengajar?

4. Apa sajakah komponen variasi mengajar?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian dari pengembangan variasi mengajar

2. Untuk mengetahui tujuan diadakannya pengembangan variasi mengajar

3. Untuk mengetahui apasajakah prinsip-prinsip dari pengembangan variasi mengajar

4. Untuk mengetahui komponen-komponen dari pengembangan variasi mengajar


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Variasi Mengajar

Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,


konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan latihan. Pengembangan
adalah suatu proses mendesain pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam rangka untuk
menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan
memperhatikan potensi dan kompetensi peserta didik.1

Maka pengembangan pembelajaran lebih realistik, bukan sekedar idealisme pendidikan yang
sulit diterapkan dalam kehidupan. Pengembangan pembelajaran adalah usaha meningkatkan
kualitas proses pembelajaran, baik secara materi maupun metode dan subtitusinya. Secara materi,
artinya dari aspek bahan ajar yang disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan, sedangkan
secara metodologis dan subtansinya berkaitan dengan pengembangan strategi pembelajaran, baik
secara teoritis maupun praktis. 2

Variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar
yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar-mengajar,
siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.

Mengajar adalah kemampuan essensial yang harus dimiliki oleh guru, tidak lain karena tugas
guru yang paling utama adalah mengajar. Yang dihadapi oleh guru adalah para siswa yang
dinamis, baik sebagai akibat dari dinamika internal yang berasal dari diri siswa maupun sebagai
akibat dari dinamika lingkungan yang sedikit banyak berpengaruh terhadap siswa. Oleh karena
itu, kemampuan mengajar guru haruslah dinamis juga, sebagai akibat dari tuntutan-tuntutan
dinamika siswa yang tak terelakkan.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwasannya Pengembangan variasi mengajar


adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan interaksi belajar mengajar /seorang
pendidik yang dimana supaya tercipta pembelajaran yang dinamis.

1
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 24
2
Hamdani Hamid, Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia, (Bandung : Pustaka Setia,2013), h. 125.
B. Tujuan Pengembangan Variasi Mengajar

Penggunaan variasi terutama ditujukan terhadap perhatian siswa, motivasi, dan belajar siswa.
Tujuan mengadakan variasi mengajar adalah:

1. Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar


mengajar

Dalam proses pembelajaran perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang


diajarkan sangat dituntut. Tidak diharapkan sedikitpun terdapat siswa yang tidak atau
kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan guru, karena hal tersebut akan
membuat siswa tidak memahami akan bahan yang diajarkan oleh guru.

Dalam jumlah siswa yang besar sering ditemukan kesulitan untuk


mempertahankan agar perhatian siswa tetap pada materi pelajaran yang diberikan.
Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Misalnya faktor penjelasan guru yang
kurang mengenai sasaran, situasi di luar kelas yang lebih menarik 4 dibandingkan dengan
materi pelajaran yang diberikan guru, siswa yang kurang menyenangi materi pelajaran
yang diberikan guru.

Fokus permasalahan pentingnya perhatian ini dalam proses belajar mengajar,


karena dengan perhatian yang diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang guru
jelaskan, akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran tersebut bila setiap siswa
mencapai penguasaan terhadap materi yang diberikan dalam suatu pertemuan kelas.
Indiktor penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah terjadinya perubahan dalam
diri siswa. Jadi, perhatian adalah masalah yang tidak bisa dikesampingkan dalam konteks
percapaian tujuan pembelajaran.

Karena itu, guru selalu memperhatikan variasi mengajarnya apakah sudah dapat
meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang dijelaskan atau
belum.
2. Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi

Motivasi memegang peran penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan dapat
belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi di dalam dirinya. Bahkan tanpa
motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar maka dari itu, guru siswa
tidak adak melalakukan kegiatan belajar. Maka dari itu, guru selalu memperhatikan
masalah motivasi ini dan berusaha agar tetap tergejolak dalam diri setiap siswa selama
pengajaran berlangsung.

Dalam proses belajar mengajar di kelas, tidak setiap siswa mempunyai motivasi
yang sama terhadap suatu bahan pelajaran. Untuk bahan tertentu mungkin seorang siswa
menyenanginya, tetapi untuk bahan yang lain boleh jadi siswa tersebut tidak
menyenanginya. Ini merupakan masalah bagi guru dalam setiap kali mengadakan
pertemuan. Guru selalu dihadapkan pada masalah motivasi. Guru 5 selalu ingin
memberikan motivasi terhadap siswanya yang kurang memperhatikan materi pelajaran
yang diberikan.

Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah
masalah bagi guru. Dalam diri siswa yang seperti ini sudah tertanam motivasi untuk
belajar yang disebut motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan sendirinya
memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih tinggi terhadap materi
pelajaran yang diberikan.

Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya. Untuk siswa
yang seperti ini motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak
dibutuhkan. Disini peran guru lebih diinginkan untuk memerankan fungsi guru sebagai
motivator, yaitu memotivasi sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat,
motivasi sebagai alat yang menentukan arah perbuatan, dan motivasi sebagai alat untuk
menyeleksi perbuatan.

3. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah

Masih sering dijumpai disetiap sekolah terdapat siswa tertentu yang kurang
senang terhadap seorang guru. Konsekuensinya bidang studi yang dipegang oleh guru
tersebut juga menjadi tidak disenangi. Kecuekan selalu ditunjukkan lewat sikap dan
perbuatan ketika guru tersebut sedang memberikan materi pelajaran di kelas.

Kurang senangnya seorang siswa terhadap guru bisa jadi disebabkan gaya
mengajar guru yang monoton tidak bervariasi atau guru kurang datap menguasai kelas.
Kegaduhan biasanya sering terjadi pada sudut-sudut kelas. Akibatnya jalannya proses
pembelajaran tidak efektif. Guru gagal menciptakan suasana belajar yang menbangkitkan
kreativitas dan kegairahan belajar siswa.

4. Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual

Sebagai seorang guru yang profesional dituntut mempunyai


keterampilanketerampilan yang mendukung tugasnya dalam proses pembelajaran.
Penguasaan metode mengajar yang dituntut kepada guru tidak hanya satu atau dua
metode, tetapi lebih banyak dari itu. Penguasaan terhadap berbagai penggunaan media
merupakan keterampilan lain yang harus dimiliki bagi guru.

Fasilitas merupakan kelengkapan balajar yanag harus ada di sekolah yang berguna
sebagai alat bantu pengajaran. Lengkap tidaknya fasilitas belajar mempengaruhi
pemilihan yang harus guru lakukan. Sangat terbatasnya fasilitas belajar cenderung lebih
sedikit alternatif yang tersedia untuk melakukan pemilihan.

5. Mendorong siswa untuk belajar

Membuat suasana belajar yang nyaman adalah tugas guru. Kewajiban belajar
adalah tugas siswa. Kedua kegiatan ini menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran yang
disebut interaksi edukatif. Lingkungan pembelajaran yang kondusif adalah lingkungan
yang mampu mendorong siswa untuk selalu belajar.

Gejala adanya siswa yang kurang senang menerima pelajaran dari guru tidak
semestinya terjadi, karena hal ini akan menghambat proses pembelajaran. Disinilah
diperlukan peranan guru, bagaimana upaya menciptakan lingkungan belajar yang mampu
mendorong siswa untuk senang dan bergairah belajar.
Untuk hal ini cara yang tepat yang mesti dilakukan oleh guru adalah
mengembangkan varisai mengajar, baik dalam gaya mengajar, dalam menggunakan
media dan bahan pengajaran maupun dalam interaksi guru dengan siswa.

C. Prinsip Variasi Mengajar

Dalam proses belajar mengajar kegiatan siswa adalah yang menjadi fokus perhatian. Apapun
kegiatan yang guru lakukan tidak lain adalah suatu upaya bagaimana lingkungan ang tercipta itu
menyenangkan hati semua siswa dan dapat menggairahkan belajar siswa. Itu berarti tidak ada
seorang guru pun yang ingin agar siswanya tidak senang dan tidak bergairah dalam belajar, maka
akan mengganggu kelancaran kegiatan pengajaran. Apalagi jika sebagian besar siswanya tidak
mau memperhatikan penjelasan ang diberikan guru, atau tidak mau mengerjakan tugas yang
diberikan guru untuk materi tertentu.

Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar, tentu saja
diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya ke arah itu adalah dengan cara
memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Beberapa prinsip
penggunaan ini sangat penting untuk diperhatikan dan betulbetul harus dihayati guna mendukung
pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar itu adalah
seagai berikut:

1. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan,


selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi. Semua itu
untuk mencapai tujuan belajar.

2. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga momen proses


belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian siswa dan proses tidak terganggu.

3. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktrur dan direncanakan oleh


guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes sesuai dengan umpan balik yang
diterima dari siswa.
D. Komponen Variasi Mengajar

1. Variasi Gaya Mengajar

Variasi gaya mengajar pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi anggota
badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Bagi siswa variasi tersebut
dilihat sebagai sesuatu yang energik, antusias, bersemangat, dan semuanya memiliki
relevensi dengan hasil belajar. Perilaku guru seperti itu dalam proses belajar mengajar
akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan siswa, menarik
perhatian siswa, menolong penerimaan bahan pelajaran, dan memberi stimulasi.
Variasi gaya mengajar ini adalah sebagai berikut:

a) Variasi suara

Suara guru dapat bervariasi dalam intonasi, nada, volume, dan


kecepatan. Guru dapat mendramatisasi suatu perstiwa, menunjukkan hal-
hal yang dianggap penting, berbicara secara pelan dengan seorang siswa,
atau berbicara secara tajam dengan siswa yang kurang perhatian, dan
seterusnya.

b) Penekanan (ocusing)

Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang


penting atau aspek kunci, guru dapat menggunakan ”penekanan secara
verbal”; misalnya, ”Perhatikan baik-baik. Nah, ini yang penting. Ini adalah
bagian yang sukar, dengarkan baik-baik!” penekanan seperti itu biasanya
dikombinasikan dengan gerakan anggota badan yang dapat menunjukkan
dengan jari atau memberi tanda pada papan tulis.

c) Pemberian waktu (pausing)

Untuk menarik perhatian siswa, dapat dilakukan dengan mengubah


yang bersuara mejadi sepi, dari akhir bagian pelajaran ke bagian
berikutnya. 9 Dalam keterampilan bertanya, pemberian waktu dapat
diberikan setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan, untuk
mengubahnya menjadi pertanyaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah
keadaan memungkinkan. Bagi siswa, pemberian waktu dipakai untuk
mengorganisasi jawaban agar menjadi lengkap.

d) Kontak pandang

Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan siswa, sebaiknya


mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas, menatap mata setiap siswa
untuk dapat membentuk hubungan yang positif dan menghindari
hilangnya kepribadian. Guru dapat membantu siswa dengan menggunakan
matanya menyampaikan informasi, dan dengan pandangannya dapat
menarik perhatian siswa.

e) Gerakan anggota badan (gesturing)

Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan


bagian yang penting dalam komunikasi. Tidak hanya untuk menarik
perhatian saja, tetapi juga menolong dalam menyampaikman arti
pembicaraan.

f) Perpindahan posisi guru (teachers movement)

Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu


menarik perhatian siswa, dapat meningkatkan kepribadian guru. Perhatian
posisi dapat dilakukan dari muka ke bagian belakang, dari sisi kiri kesisi
kanan, atau diantara siswa dari belakang ke samping siswa. Dapat juga
dilakukan dengan posisi berdiri kemudian berubah menjadi posisi duduk.
Yang penting dalam perubahan posisi ialah harus ada tujuannya, dan tidak
sekedar mondarmandir. Guru yang kaku adalah tidak menarik dan
mejemukan, dan bila bervariasi dilakukan secara berlebikan akan
mengganggu.
2. Variasi Media Bahan Ajar

Setiap siswa mempunyai kemampuan indra yang tidak sama, baik pendengaran
maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang lebih enak
atau senang membaca, ada yang lebih suka mendengarkan dulu baru membaca, dan
sebaliknya. Dengan variasi menggunaan media, kelemahan indra yang dimiliki tiap
siswa misalnya, guru dapat memulai dengan berbiara terlebih dahulu kemudian
menulis di papan tulis, dilanjutkan dengan melihat contoh konkret. Dengan variasi
seperti itu dapat memberi stimulasi terhadapa indra siswa.

Ada tiga komponen dalam variasi penggunaan media, yaitu media pandang,
media dengar, dan media taktil. Bila guru dalam menggunakan media bervariasi dari
satu ke yang lain, atau variasi bahan ajaran dalam satu komponen media akan banyak
sekali memerlukan penyesuaian indra siswa, membuat perhatian siswa menjadi lebih
meningkatkan kemampuan belajar.

a) Variasi media pandang

Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggubaan alat dan


bahan ajaran khusus untuk komunikasi seperti buku, majalah, globe, peta,
majalah dinding, film, film strip. televisi, radio, recorder, gambar grafik,
model, demonstrasi, dan lain-lain. Penggunaan yang lebih luas dari alat-alat
tersebut memiliki keuntungan:

1) Membantu secara konkret konsep berpikir, dan mengurangi respon yang


kurang bermanfaat.

2) Memiliki secara potensial perhatian siswa pada tingkat yang tinggi.

3) Dapat membuat hasil belajar yang riil yang akan mendorong kegiatan
mandiri anak ddik.

4) Mengembangkan cara berpikir dan berkesinambungan, seperti halnya


dalam film.

5) Mememberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh alat lain.


6) Menambah frekuensi kerja, lebih dalam, dan variasi belajar.

b) Variasi media dengar

Pada umumnya dalam proses belajar mengajar di kelas suara guru adalah
alat utama dalam komunikasi. Variasi dalam penggunaaan media dengan
memerlukan sekali saling bergantian atau berkombinasi dengan media
pandang dengan media taktil. Sudah barang tentu ada sejumlah media dengar
yang dapat dipakai untuk itu diantaranya ialah pembicaraan siswa, rekaman
bunyi dan suara, rekaman musik, rekaman drama, wawancara, bahkan
rekaman suara ikan lumba-lumba, yang semuanya itu dapat memiliki relevansi
dengan pelajaran.

c) Variasi Media Taktil

Komponen terakhir dari keterampilan variasi media dan bahan ajar adalah
penggunaan media yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran. Dalam hal ini akan
melibatkan siswa dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model, yang
hasilnya dapat disebutkan sebagai media taktil. Kegiatan tersebut dapat
dilakukan secara individu ataupun kelompok kecil. Contohnya dalam bidang
studi sejarah dapat membuat maket desa zaman Majapahit, dalam bidang studi
geografi dapat membuat model lapisan tanah; megumpulkan berbagai jenis
mata uang logam contoh untuk bidang studi ekonomi.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pengembangan variasi mengajar adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan


interaksi belajar mengajar /seorang pendidik yang dimana supaya tercipta pembelajaran yang
dinamis.

Adapun tujuan dari diadakannya pengembangan variasi mengajarr yaitu:

1. Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar


mengajar

2. Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi

3. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah

4. Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual

5. Mendorong siswa untuk belajar

Adapun prinsip-prinsip pengembangan variasi mengajar

1. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan,


selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi. Semua itu
untuk mencapai tujuan belajar.

2. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga momen proses


belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian siswa dan proses tidak terganggu.

3. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktrur dan direncanakan oleh


guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes sesuai dengan umpan balik yang
diterima dari siswa.
B. Saran

Penulis berharap kepada pembaca makalah ini untuk bisa mengembangkan lagi terkait
pengembangan dalam mengajar. Karena dalam sistem pembelajaran, memiliki banyak variasi
yang bisa digunakan, serta belum penulis cantumkan dalam makalah ini. Bisa dengan pemberian
ice breaking sebelum memulai pembelajaran ataupun hal semacamnya.
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Relajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

Imron, Ali. 1995. Pembinaan Guru Indonesia. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Moh. Uzer Usman, 2004. Menjadi Guru Profesional, Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka
Cipta. Usman,

Moh. Uzer. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 24

Hamdani Hamid, Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia, (Bandung : Pustaka


Setia,2013), h. 125.

Anda mungkin juga menyukai