Anda di halaman 1dari 17

Dosen : Nur Syam S.Pd M.

Pd

MAKALAH
PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN

DI SEKOLAH DASAR

DI Susun Oleh :

Kelompok VII

1. Siti Aminah Ajar NIM : 15.052.017.002


2. Sri Wahyuni NIM : 15.052.017.010
3. Eka Putri Ayu NIM : 15.052.017.029

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang yang telah memberikan kemudahanknju dan petu dalam penyusunan
Makalah ini. Sholawat dan sala tetap tercurahkan kepada kekasih-Nya tercinta suri
tauladan kita semua Rasulullah SAW., keluarganya, para sahabat, dan seluruh kaum
muslimin yang mengikuti sunnahnya sampai akhir hayat.

Selain itu dalam penulisan Makalah ini penulis merasa berhutang budi kepada
berbagai pihak terutama kepada dosen pembimbing Nur Syam S.Pd M.Pd yang telah
memberikan bimbingan dengan penuh sabar dan iklas atas bimbingan tersebut penulis
tidak dapat membalas berupa apapun kecuali mengucapkan terimah kasih seraya
mengharapkan limpahan rahmat dari Allah SWT., sehingga segala kebaikan itu
mendapatkan pahala di sisi Allah SWT.

Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan Makalah ini tentunya disana-sini


masih terdapat kelemahan ataupun kekurangan maka penulis mengharapkan kritik dan
saran yang konstruktif dari pihak manapun demi kesempurnaan makalah ini, semoga
Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya angkatan 2015 PGSD kelas A1.

Makassar, 31 Oktober 2016

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR……………………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..… ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang…………………………………………..…………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………… 2
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….. 3

I. PENDEKATAN PEMBELAJARAN……….…………………………….. 3
A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran………………………………………. 3
B. Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran…………………………………… 3
C. Maca-macam Pendekatan dalam Pembelajaran……………………..……… 4
II. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN……………………………………. 8
A. Pengertian Model Pebelajaran……………………………..……………….. 8
B. Macam-macam Model Pembelajaran……………………………………….. 8

BAB III PENUTUP……………………………………….……………………….. 13

A. Kesimpulan………………………………….……………………………… 13
B. Saran……………………………….……………………………………….. 13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… iii


BAB I
PENDAHULUANA
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan
dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin global. Peningkatan
sumber daya manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan yang
merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa
berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan
pendidikan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik
dapat menerima pelajaran dengan baik. Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin
kerjasama diantara siswa, maka proses pembelajaran dengan paradigma lama harus
diubah dengan paradigma baru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam
berpikir, arah pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga
proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan guru
dan siswa dengan siswa, maka dengan demikian siswa yang kurang akan dibantu oleh
siswa yang lebih pintar sehingga proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya lebih
baik. Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang
saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta. Dimana semua
komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal tersebut pendidik
dituntut harus mampu menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar peserta
didik dapat melakukan kegiatan belajar dengan menyenangkan. Hal ini dilatar belakangi
bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam
pembelajaran. Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi
dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis pendekatan pembelajaran yang dapat
digunakan oleh pendidik. Berdasarkan pandangan diatas, maka permasalahan yang
muncul adalah bagaimana upaya guru untuk meningkatkan hasil balajar siswa dengan
pendekatan yang tepat. Salah satu solusinya yaitu dengan mengembangkan suatu
pendekatan dan model pembelajaran yang membuat siswa lebih senang dan lebih
termotivasi untuk belajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis mengambil rumusan masalah dalam
Makalah “Pendekatan dan Model Pembelajaran di SD” adalah :
Bagaimanakah Pendekatan Dan Model Pembelajaran di Sekolah Dasar ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan macam-macam
pendekatan dan model  pembelajaran untuk peserta didik di Sekolah Dasar.
BAB II
PEMBAHASAN

I. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang salah satu artinya
adalah “Pendekatan”. Dalam pengajaran, approach diartikan sebagai a way of beginning
something ‘cara memulai sesuatu’. Karena itu, pengertian pendekatan dapat diartikan
cara memulai pembelajaran. Dan lebih luas lagi, pendekatan berarti seperangkat asumsi
mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik awal dalam memandang
sesuatu, suatu filsafat, atau keyakinan yang kadang kala sulit membuktikannya.
Pendekatan ini bersifat aksiomatis. Aksiomatis artinya bahwa kebenaran teori yang
digunakan tidak dipersoalkan lagi.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses
pembelajaran, dan
2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama
dalam proses pembelajaran.
B. Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran
Fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :
1. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaran
yang akan digunakan.
2. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
3. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
4. Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul, dan
5. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.
C. Macam-Macam Pendekatan dalam Pembelajaran
1. Pendekatan Kontekstual / Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001).
Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam
status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari
bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan
membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal
yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapinya.
Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar
yang penting, yaitu :
a. Mengaitkan. adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti
konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketika ia mengkaitkan konsep
baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan
apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.
b. Mengalami. merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan
berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui
sebelumnya.
c. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan
kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam
latihan yang realistic dan relevan.
d. Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu
kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok
sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan.
e. Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar
dengan focus pada pemahaman bukan hapalan
Hal-hal yang diperlukan untuk mencapai sejumlah hasil yang diharapkan dalam
penerapan pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut : (1) Guru (2) Materi dalam
pembelajaran (3) Strategi metode dan teknik belajar dan mengajar (4) Media (5)
Fasilitas (6) Proses belajar mengajar (7) penilaian dan (8) suasana.
2. Pendekatan Kontruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang
lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru
yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada
pengetahuan.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembibimbing
dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Olek karena itu , guru lebih
mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan unutk
meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi.Jadi pendekatan konstruktivisme
merupakan pembelajaran yang lebih mengutamakan pengalaman langsung dan
keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3. Pendekatan Deduktif – Induktif
a. Pendekatan Deduktif
Pembelajaran dengan pendekatan deduktif terkadang sering disebut
pembelajaran tradisional yaitu guru memulai dengan teori-teori dan meningkat ke
penerapan teori. Dalam bidang ilmu sains dijumpai upaya mencoba pembelajaran
dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori
dan rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama siswa, dan kurang
atau tidak mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan
pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer informasi atau
pengetahuan.
Menurut Setyosari (2010:7) menyatakan bahwa “Berpikir deduktif
merupakan proses berfikir yang didasarkan pada pernyataan-pernyataan yang
bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus dengan menggunakan logika
tertentu.”
Hal serupa dijelaskan oleh Sagala (2010:76) yang menyatakan bahwa:
Pendekatan deduktif adalah proses penalaran yang bermula dari keadaaan umum
kekeadaan yang khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan
menyajikan aturan, prinsip umum diikuti dengan contoh-contoh khusus atau
penerapan aturan, prinsip umum itu kedalam keadaan khusus.
Sedangkan menurut Yamin (2008:89) menyatakan bahwa “Pendekatan
deduktif merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran,
kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau contoh-contohnya dalam
situasi tertentu.”
Dalam pendekatan deduktif menjelaskan hal yang berbentuk teoritis
kebentuk realitas atau menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat
khusus. Disini guru menjelaskan teori-teori yang telah ditemukan para ahli,
kemudian menjabarkan kenyataan yang terjadi atau mengambil contoh-contoh.
Dari penjelasan beberapa teori dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan
deduktif adalah cara berfikir dari hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat
khusus.
b. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik
kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai
sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum.
Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan
khusus menuju keadaan umum.
Sedangkan menurut Yamin (2008:89) menyatakan bahwa: Pendekatan
induktif dimulai dengan pemberian kasus, fakta, contoh, atau sebab yang
mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing untuk
berusaha keras mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar
dari pelajaran tersebut.
Mengajar dengan pendekatan induktif adalah cara mengajar dengan cara
penyajian kepada siswa dari suatu contoh yang spesifik untuk kemudian dapat
disimpulkan menjadi suatu aturan prinsip atau fakta yang pasti.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
induktif adalah pendekatan pengajaran yang berawal dengan menyajikan sejumlah
keadaan khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu kesimpulan, prinsip
atau aturan.
4. Pendekatan Konsep dan Proses
a. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik
meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep
(miskonsepsi).. Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari
pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara
langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk
menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.
b. Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan
suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan
hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai
proses. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan
kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan
proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan
bahkan melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses
yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan dalam
bekerja dan sebagainya.
II. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
A. Pengertian Model Pembelajaran
Model Pembelajaran adalah contoh pola atau struktur pembelajaran siswa yang
didesain, diterapkan, dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam pengertian lain Model Pembelajaran adalah suatu contoh bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa
dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai
tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem
pendukung (Joice&Wells).
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi,
metode atau prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus
yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran :
1. Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3. Langkah-langkah mengajar yang duperlukan agar model pembelajaran dapat
dilaksanakan secara optimal
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
B. Macam-macam Model Pembelajaran
a. Model Pembelajaran Langsung
1) Pengertian Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang lebih
berpusat pada guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna
memperluas informasi materi ajar.
2) Macam-Macam Pembelajaran Langsung
Adapun macam-macam pembelajaran langsung antara lain :
a. Ceramah, merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari
seorang kepada sejumlah    pendengar.
b. Praktek dan latihan, merupakan suatu teknik untuk membantu siswa agar
dapat menghitung dengan cepat yaitu dengan banyak latihan dan mengerjakan
soal.
c. Ekspositori, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan
ceramah, hanya saja frekuensi pembicara/guru lebih sedikit.
d. Demonstrasi, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip
dengan ceramah dan ekspositori, hanya saja frekuensi pembicara/guru lebih
sedikit dan siswa lebih banyak dilibatkan.
3) Ciri-Ciri pada Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung mempunyai ciri-ciri, antara lain :
a. Proses pembelajaran didominasi oleh keaktifan guru.
b. Suasana kelas ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi
c. Lebih mengutamakan keluasan materi ajar daripada proses terjadinya
pembelajaran.
d. Materi ajar bersumber dari guru.
4) Tujuan Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung dikembangkan untuk mengefisienkan
materi ajar agar sesuai dengan waktu yang diberikan dalam suatu periode tertentu.
Dengan model ini cakupan materi ajar yang disampaikan lebih luas dibandingkan
dengan model-model pembelajaran yang lain.
b. Model Pembelajaran Kooperatif
1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak -
tidaknya tiga tujuan penting    pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik,
penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial
(Ibrahim, dkk, 2000:7).
Menurut Slavin (1997), pembelajaran kooperatif, merupakan model
pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan
heterogen.
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada model
pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam
belajar (Nur dan Wikandari, 2000:25).
Eggen dan Kauchak (1993: 319) mendefinisikan pembelajaran kooperatif
sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling
membantu dalam mempelajari sesuatu.
2) Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperati
a. Student Teams Achievement Division (STAD). Metode STAD (Student
Achievement Division) untuk mengajarkan kepada siswa baik verbal maupun
tertulis.
b. Group Investigation (GI).
Dirancang Herbert Thelen,diperluas dan diperbaiki oleh Sharn dkk
Dibandingkan dg metode STAD & Jigsaw, metode GI dipandang sebagai
metode yg paling kompleks dan sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran
kooperatif karena melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam
menentukan topik maupun cara mempelajarinya melalui investigasi
c. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) digunakan pada
pembelajaran membaca dan menulis pada tingkatan 2-8 (setingkat TK sampai
SD)
3) Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak¬tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk
(2000:7-8) sebagai berikut:
a. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli
berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit.
b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya,
kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Mengajarkan untuk
saling menghargai satu sama lain.
c. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih
kurang dalam keterampilan sosial.
c. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
1) Pengertian Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif
untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa
untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini
cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Ratumanan,
2002 : 123).
2) Macam-Macam Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Macam-macam pembelajaran berdasarkan masalah Menurut Arends (1997),
antara lain :
a. Pembelajaran berdasarkan proyek (project-based instruction), pendekatan
pembelajaran yang memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam
mengkonstruk pembelajarannya.
b. pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based instruction),
pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa melakukan percobaan
guna mendapatkan kesimpulan yang benar dan nyata.
c. belajar otentik (authentic learning), pendekatan pengajaran yang
memperkenankan siswa mengembangkan ketrampilan berpikir dan
memecahkan masalah yang penting dalam konsteks kehidupan nyata.
d. Pembelajaran bermakna (anchored instruction), pendekatan pembelajaran
yang mengikuti metodologi sains dan memberi kesempatan untuk
pembelajaran bermakna.
3) Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru
memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran
berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar
berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata
atau simulasi; dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri (Ibrahim, 2000 :).
d. Model Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru
untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Tiga pilar yang menjadi
landasan filosofis model ini :
1) CTL mencerminkan konsep saling bergantungan
2) CTL mencerminkan prinsip deferensiasi
3) CTL mencerminkan prinsip pengorganisasian diri
e. Model Pembelajaran Quantum
Proses pembelajaran quantum teaching intinya pembelajaran yang
menyenangkan, kreatif tidak membosankan. Kalau semua itu tidak tercapai, guru
harus ganti strategi dengan menggunakan multi media, sehingga membuat
pembelajaran lebih efektif. Proses belajar saat ini boleh dikatakan aktif, partisipatif,
konstruktif, komunikatif dan berorientasi pada tujuan.
Pembelajaran Quantum merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai teori /
pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neorologi yang jauh sebelumnya
sudah ada dikaitkan dengan penemuan empiris sehingga terjadi keseimbangan otak
kiri dan otak kanan yang pada dasarnya anak itu mempunyai kecerdasan ganda.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
Untuk menentukan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi sikap serta kompetensi
pengetahuan dan keterampilan sesuai
2. Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik yang dapat mengembangkan
kompetensi sikap, dan kesesuaian materi pembelajaran dengan tuntutan untuk
memgembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
3. Penggunaan pendekatan yang mengembangkan pengalaman belajar peserta didik
melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan informasi,
mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu

B. Saran
Makalah ini tentunya disana-sini masih terdapat kelemahan ataupun kekurangan
maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pihak manapun demi
kesempurnaan makalah ini,
Dan semoga Materi yang tercantum di makalah ini dapat menambah wawasan
pengetahuan kita tentang pendekatan dan model pembelajaran di SD dan dapat
bermanfaat bagi kita semua khususnya angkatan 2015 PGSD kelas A1.
DAFTAR PUSTAKA

http://sakinahninaarz009.blogspot.co.id/2014/06/macam-macam-pendekatan-pembelajaran.html

https://www.scribd.com/doc/70377108/Makalah-Pendekatan-Dan-Model-Pembelajaran,html

http://nikmamuhammadjds.blogspot.co.id/2012/11/model-model-pembelajaran-sd.html

http://www.matematrick.com/2015/08/perbedaan-strategi-pendekatan-metode.html

Anda mungkin juga menyukai