PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK MI/SD
Dosen Pembimbing:
Dian jelita, M. Pd.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat serta
Observasi ini dilakukan untuk memenuhi tugas ujian akhir semester pada
mata kuliah Psikologi Perkembangan Peserta Didik yang dibimbing oleh Ibu Dian
Jelita, M. Pd. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui lebih lanjutnya tentang
Kami menyadari bahwa dalam observasi ini tidak akan berhasil dengan baik
dari semua pihak untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................………i
KATA PENGANTAR………………………….....................................……...ii
DAFTAR ISI............................................................................................……..iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................………1
B. Rumusan Masalah...............................................................................………2
C. Tujuan.................................................................................................………2
D. Manfaat………………………………………………………………………3
A. Aspek-Aspek Perkembangan………………………………………..….……4
Solusinya…………………………………………………………….……..16
iii
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................……..18
B. Saran...................................................................................................……..18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, bayi, kanak-
kanak, masa remaja, sampai dengan dewasa. Dalam kamus Psikologi, Chaplin
organism dari lahir sampai mati, adanya pertumbuhan dan perubahan integrasi
Ada beberapa alasan mengapa guru atau mahasiswa calon guru perlu
mempelajari dan memahami aspek perkembangan peserta didik adalah salah satu
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, melalui pemahaman tentang
1
perkembangan peserta didik, dapat diantisipasi tentang berbagai upaya
maupun masyarakat. Disamping itu, dapat diantisipasi juga tentang upaya untuk
perkembangan anak khususnya anak sekolah dasar. Semua orang memiliki aspek
dalam hal akademik tetapi rendah dalam hal nonakademik, ada yg unggul aspek
kognitifnya tetapi rendah dalam aspek sosial begitupun sebaliknya. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor gen dan faktor lingkungan.
B. Rumusan Masalah
2. Apa problematika yang dihadapi siswa MI/SD di Desa Muara Tetap dan apa
solusinya?
C. Tujuan
2
2. Untuk mengetahui problematika yang dihadapi siswa MI/SD di Desa Muara
D. Manfaat
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Aspek-Aspek Perkembangan
kualitatif individu dalam rentang kehidupnnya, mulai dari masa konsepsi, masa
bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, sampai masa dewasa. Perkembangan dapat
diartikan juga sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme,
baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau
(Syamsu, 2012).
biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Ketiga proses ini saling berhubungan dan
proses perubahan yang terjadi dalam diri individu meliputi beberapa aspek
dan motorik, berkaitan dengan perkembangan fisik dan motorik, Kuhlen dan
(Hurlock dalam Retno, 1995), yakni: pertama, struktur fisik, yang meliputi tinggi
badan, berat badan, dan proporsi tubuh. Kedua, sistem syaraf yang mempengaruhi
perkembangan aspek lainnya, yakni intelektual dan emosi. Ketiga, Kekuatan otot,
4
sangat mempengaruhi seluruh aspek perkembangan lainnya, sebagai contoh,
struktur fisik yang kurang normal (terlalu pendek/tinggi, terlalu kurus atau
sosial.
ke-dua belahan otak, yakni otak kiri dan otak kanan. Otak kiri berkaitan erat
dengan kemampuan berfikir rasional, ilmiah, logis, kritis, analitis, dan konvergen
(memusat). Dengan demikian kegiatan yang banyak melibatkan fungsi otak kiri
tangan.
sensori-motori, usia 0-2 tahun, ra-operational, usia 2-7 tahun, operational konkrit,
5
usia 7-12 tahun, dan operational formal, usia diatas 12 tahun. Selain berhubungan
erat dengan aspek perkembangan fisik dan motorik, perkembangan kognitif juga
memahami nilai dan aturan sosial,memiliki penalaran moral yang baik dan
sosial seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana ia berada, baik
menurut para ahli, bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan untuk
urutan membentuk kalimat yang bermakna, dan mengikuti aturan atau tata bahasa
6
Semiawan, 1998). Lenneeberg salah seorang ahli teori belajar bahasa yang sangat
menjadi beberapa tahapan, yaitu tahap meraban (pralinguistik) pertama dan tahap
dibuat. Pada tahap meramban kedua, tahap ini disebut juga tahap omong kosong
atau tahap kata tanpa makna. Awal tahap meraban kedua ini biasanya dimulai
kata yang dapat dikenal, tetapi mereka berbuat seolaholah mengatur ucapan
Retno (2013), emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau
suatu kejadian. Ragam emosi dapat terdiri dari perasaan senang mengenai
ahli yakin bahwa emosi lebih cepat beralu daripada suasana hati. Sebagai contoh,
bila seseorang bersikap kasar, manusia akan merasa marah. Berkaitan dengan
7
bergantung kepada faktor kematangan dan faktor belajar (Hurlock dalam Retno,
2002).
Reaksi emosional yang tidak muncul pada awal kehidupan tidak berarti
tidak ada, reaksi tersebut mungkin akan muncul dikemudian hari, dengan
berfungsinya system endokrin. Keatangan dan belajar terjalin erat satu sama
masalah pribadi dipengaruhi sebagian oleh rasa aman dalam hubungan sosial dan
sebagian oleh tingkat kesukaannya pada orang sasaran (Hurlock dalam Retno,
2002).
kepribadian dalam bahasa asing disebut dengan kata personality. Kata ini berasal
dari kata latin, yaitu persona yang berarti topeng atau seorang individu yang
kecenderungan ciri sifat kepribadian yang menetap dan relatif tidak berubah
8
Aspek perkembangan ketujuh yakni, aspek pekembangan moral dan
penghayatan agama. Istilah moral berasal dari bahasa latin mos/moris yang dapat
kehidupan (Retno, 2013). Sedangkan moralitas lebih mengarah pada sikap untuk
menerima dan melakukan peraturan, nilai dan prinsip moral (Yusuf, 2011).
Perkembangan moral berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang
dipelajari oleh anak, antara lain berupa hukuman dan pujian yang sering dialami
oleh anak.
adalah fitrah (perasaan dan kemampuan) untuk mengenal Allah dan melakukan
menerimanya tanpa keraguan, bahwa di luar dirinya ada suatu kekuatan yang
Maha Agung yang melebihi apapun termasuk dirinya, yang demikian itu disebut
9
B. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
dapat diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua.
Sejalan dengan itu, faktor genetik dapat diartikan sebagai segala potensi (baik
fisik maupun psikis) yang dimiliki individu sejak masa prakelahiran sebagai
pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen (Yusuf, 2011). Dari definisi
tersebut, yang perlu digaris bawahi adalah faktor ini bersifat potensial,
(Retno, 2013). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa faktor genetik
bersifat potensial dan lingkungan yang akan menjadikannya aktual. Ada beberapa
yang menjadi pusat identifikasi anak; (b) keluarga merupakan lingkungan pertama
yang mengenalkan nilai-nilai kehidupan kepada anak; (c) orang tua dan anggota
(manusiawi), baik yang bersifat fiktif biologis, maupun sosio-psikologis; dan (e)
10
BAB III
LAPORAN OBSERVASI
berikut:
1. Siswa/Subjek Pertama
Kelas : 3
100 cm dan berat badan 25 kg. Kulitnya berwarna cokelat sawo matang.
Untuk perkembangan norma dan agama menurut Ibu Juwita (Ibu dari
Kaysa), sudah cukup baik. Karena di sekolah terdapat pendidikan agama dan
budi pekerti yang mengajarkan siswa berbudi pekerti yang baik. Selain di
sekolah, Kaysa juga diajarkan tentang agama dan budi pekerti di rumah.
11
Mulai dari pembiasaan sholat, mengaji di Masjid di dekat rumah setian sore,
piring, dan merapikan tempat tidur. Menurut Ibu Juwita, jika ada uang yang
tergeletak begitu saja di rumah, Kaysa tidak akan mengambil uang tersebut.
Kaysa memiliki sifat yang sedikit egois, dan sering mencari perhatian.
Sifat tersebut masih termasuk sifat yang wajar bagi anak-anak seusianya.
2. Siswa/Subjek Pertama
Kelas : 3
luar ruangan. Kayla memiliki fisik yang sedikit lemah, Kayla gampang
dan berat badan kg. Kulitnya berwarna cokelat sawo matang namun sedikit
12
lebih cerah dibanding Kaysa. Kayla belum mengalami pergantian gigi susu
menjadi gigi tetap seperti yang banyak terjadi pada teman-teman seusianya.
Untuk perkembangan norma dan agama menurut Ibu Juwita (Ibu dari
Kayla), sudah cukup baik. Karena di sekolah terdapat pendidikan agama dan
budi pekerti yang mengajarkan siswa berbudi pekerti yang baik. Selain di
sekolah, Kayla juga diajarkan tentang agama dan budi pekerti di rumah. Mulai
dari pembiasaan sholat, mengaji di Masjid di dekat rumah setian sore, serta
ikut membantu pekerjaan rumah seperti menyapu rumah, mencuci piring, dan
merapikan tempat tidur. Menurut Ibu Juwita, jika ada uang yang tergeletak
begitu saja di rumah, Kayla tidak akan mengambil uang tersebut. Kayla akan
Kayla memiliki sifat yang lemah lembut, dan sering mengalah jika
dihadapkan pada suatu masalah. Namun juga masih sering mencari perhatian
karena sifat tersebut termasuk sifat yang wajar untuk anak seusianya.
Kelas : 2
13
Perkembangan fisik Ifa berkembang secara normal. Ia aktif bergerak
Menurut Ibu Diana, Ibu kandung sdari Ifa, perkembangan moral Ifa
sudah cukup baik. Karena di Sekolah diajarkan mengenai budi perkerti dan
berakhlak yang baik. Ifa memiliki sikap yang sopan dan santun, sering
membantu pekerjaan rumah bersama dengan kakaknya. Dalam hal agama juga
Kelas : 6
14
Dari hasil wawancara dengan Ibu Diana, Ibu dari Miftahul, dalam
dengan tidak melanggar nilai-nilai moral yag telah diajarkan di sekolah dan
dengan baik. Ia juga dapat memahami pendapat orang lain. Ia juga mampu
dan lingkungan baru Miftahul sangat sulit untuk beradaptasi dan bersosialisasi
Kelas : 3
15
Perkembangan fisik Sasa berkembang secara normal. Ia aktif bergerak
sudah cukup baik. Karena di Sekolah diajarkan mengenai budi perkerti dan
berakhlak yang baik. Ia memiliki sikap yang sopan dan santun, sering
membantu pekerjaan rumah seperti mencuci piring, menyapu rumah, dan juga
menjaga warung Ibunya. Dalam hal agama Sasa masih tergolong kurang. Ia
Dari hasil wawancara yang saya lakukan dengan beberapa siswa SD/MI
Apalagi pada masa pandemic ini, sekolah diliburkan, seluruh siswa diintruksikan
untuk belajar di rumah namun guru sama sekali tidak mengkoordinir proses
belajar mengajar siswanya selama siswa diliburkan. Pada saat jadwal Ulangan
Akhir Semester, siswa hanya diberi soal. Hal itu membuat siswa merasa dan
16
menganggap bahwa selama ini mereka memang sedang libur sekolah, bukan
dialihkan di rumah. Dengan situasi dan kondisi yang seperti itu, sudah jelas
bahwa siswa akan sangat bermalas-malasan dalam belajar. Mereka lebih banyak
Setidaknya siswa diberikan tugas yang bisa mereka kerjakan di rumah baik itu
tertulis, maupun praktik. Misalnya guru dapat memberikan siswa soal, lalu siswa
pembelajaran seni, guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk bernyanyi
dan direkam lalu hasil rekaman tersebut dikirim oleh orang tua siswa kepada
guru. Guru juga bisa memberi tugas kepada siswa untuk membuat suatu kerajinan
tangan dengan memanfaatkan barang bekas atau barang yang sudah tidak terpakai
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
dalam penulisan laporan observasi ini. Oleh kerena itu penulis berharap saran
yang membangun, guna menyempurnakan laporan ini baik dalam penulisan atau
pembaca.
18
DAFTAR PUSTAKA
Latifa, Umi. 2017. Jurnal: “Aspek Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar”.
Academica. Vol. 1 No. 2. Diakses pada 9 Juli 2020. Pukul 19.26 WIB.
L
N
Foto bersama Sasa Tiana Dewi