Anda di halaman 1dari 11

MINI RISET

‘’ PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK ‘‘


Dosen Pengampu :

Dra.Sorta Simanjuntak, MS

DISUSUN OLEH :

1. Iman Boy Uli Sihite ( 2203142030 )


2. Fitri Yanti Silalahi ( 2201142005 )
3. Harold Yosua G. Siagian ( 6201402292 )
4. Harazaki Assidig Gea ( 2203142031 )
5. Zulfikar Hajar ( 2203142024 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MUSIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan mini riset
untuk memenuhi tugas mata kuliah perkembangan peserta didik ini dengan
baik.

Saya berharap mini riset ini dapat berguna dalam rangka menambah
informasi maupun ilmu pengetahuan mengenai sejauh mana perkembangan
seorang peserta didik terlebih dengan perkembangan jaman sekarang.

Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyajian laporan


mini riset yang saya buat ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan mini riset yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Medan, 2 Desember 2020

Kelompok 5
Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………………………….
Daftar Isi………………………………………………...............................................

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….
1.1 Latar Belakang………………………………................................
1.2 Rumusan masalah……………………….…................................
1.3 Tujuan Mini Riset………………………………………………….

BAB II KAJIAN PUSTAHA……………………………..…………………………..


2.1 Kerangka Teoritis……………………………………………………..
2.2 Pengertian Moral……………………………………………………….
2.3 Perkembangan Moral………………………………………………….
2.4 Tahapan Perkembangan Moral……………………………………
2.5 Faktor yang mempengaruhi Moral……………………………...
2.6 Peran Keluarga Dalam Perkembangan Moral………………

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………….…………………………….


3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………………
3.2 Populasi……………………………………………………………………….
3.3 Defenisi Operasional dan Indikator……………………………….
3.4 Instrumen Penelitian……………………………………………………
3.5 Analisis Data………………………………………………………………..

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………….
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………
4.2 Saran …………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa yang penting dalam perkembangan individu. Pada
masa tersebut, terjadi perubahan-perubahan pada fisik, interaksi sosial, kognitif, emosi,
dan moral. Menurut pandangan Piaget (Hurlock, 2006):
“Secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang
yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya
dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai aspek efektif,
kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual
yang mecolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini
memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa,
yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini”.
Menurut Konopka (Pikunas, 1976) remaja SMA termasuk kedalam masa remaja
madya dengan rentang 15-18 tahun. Fase-fase demikian menurut Salzman merupakan
masa perkembangan sikap tergantung menuju kearah kemandirian. Pada masa ini
remaja bisa merasakan kebebasan melakukan sesuatu nyaris tanpa adanya rasa
kekhawatiran dan resiko yang mungkin dihadapi.
Siswa sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau
menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian
mereka selalu melakukan interaksi sosial. Untuk mencapai kematangan tersebut, siswa
memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau
wawasan tentang dirinya dan lingkungan sosialnya, juga pengalaman dalam
menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu masalah bahwa proses
perkembangan siswa tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah.
Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus,
atau searah dengan potensi, yang diinginkan. Perkembangan siswa tidak lepas dari
pengaruh lingkungan baik dari lingkungan internal (keluarga) maupun eksternal
(lingkungan). Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang
terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) bahkan
perkembangan moral siswa itu sendiri.
Perkembangan moral adalah salah satu perkembangan yang akan yang akan dialami
oleh seorang remaja. Perkembangan moral remaja berkaitan dengan bagaimana proses
perkembangan remaja dalam memahami nilai-nilai, aturan, norma yang berlaku di
masyarakat Perkembangan moral remaja dipengaruhi oleh dua hal, yaitu, kemampuan
berpikir dan interaksi sosial.

1.2Rumusan Masalah
1. Apa masalah perkembangan moral yang dialami siswa ?
2. Bagaimana pengaruh keluarga terhadap perkembangan moral remaja ?
3. Apa upaya orang tua dalam menjaga perkembangan moral remaja ?

1.3Tujuan Penelitian
1. Mengetahui masalah perkembangan moral yang dialami remaja.
2. Mengetahui pengaruh orang tua terhadap perkembangan moral remaja.
3. Mengetahui upaya orang tua dalam menjaga perkembangan moral remaja.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

Dalam penelitian ini, semua hal dijelaskan dengan baik dimana antara sumber ke
sumber lainnya saling berkaitan. Istilah jug digunakan untuk memberikan sebuah konsep
khusus yang dimaksudkan dalam konteks tertentu. Dalam penelitian ini, penulis akan
menguraikan syarat yang bertujuan untuk menambah manfaat dari penelitian ini

2.2 Pengertian Moral

Moral pada dasarnya memiliki banyak arti sesuai dengan sudut pandang yang
berbeda-beda. Dalam kamus psikologi (Chaplin,2006) disebutkan bahwa moral mengacu
pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut hokum atau adat
kebiasaan yang mengatur tingkah laku. Sementara dalam psikologi perkembangan, Hurlock
(edisi ke-6, 1990) disebutkan bahwa perilaku moral adalah: perilaku yang sesuai dengan
kode moral kelompok sosial.
Moral sendiri berarti: tata cara, kebiasaan dan adat. Perilaku moral dikendalikan
oleh konsep – konsep moral atau peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi
anggota suatu budaya. Sementara dalam webster’s new world dictionary (Wantah,2005)
Moral adalah sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya dengan kemampuan
menentukan benar salkah dan baik buruknya tingkah laku.

2.3 Perkembangan Moral

Ada beberapa teori yang membahas tentang perkembangan moral, antara lain :

 Perkembangan moral menurut Teori Belajar Sosial

Menurut teori belajar sosial, perkembangan sosial merupakan proses yang dipelajari
selama proses interaksi sosial seseorang dengan orang lain. Perkembangan sosial
berlangsung melalui proses peniruan, latihan dan penguatan.

Menurut Bandura perkembangan moral berlangsung melalui interaksi seseorang


dengan lingkungan yang menyediakan konten moral. Moral seseorang akan
berkembang dengan baik, apabila berinteraksi dengan orang dewasa yang
menunjukkan tingkah laku moral dalam melakukan tindakan sehari-hari.

 Perkembangan moral menurut Teori Kognitif

Pelopor teori Kognitif adalah Jean Piaget yang menekankan bahwa perkembangan
kognitif erat kaitannya dengan perkembangan moral remaja. Oleh karena itu,
perkembangan moral remaja tergantung pada perkembangan kognitifnya. Piaget
berpendapat bahwa terdapat hubungan yang sejajar antara perkembangan kognitif
dengan perkembangan moral remaja.

2.4 Tahapan Perkembangan Moral

 Tahapan Perkembangan Moral Piaget


Menurut Piaget perkembangan moral terjadi dalam dua tahapan, yaitu tahap pertama
adalah ”tahap realisme moral” atau ”moralitas oleh pembatasan” dan tahap kedua ”tahap
moralitas otonomi’ atau”moralitas kerjasama atau hubungan timbal balik”.

Dalam tahap pertama, perilaku anak ditentukan oleh ketaatan otomatis terhadap
peraturan tanpa penalaran atau penilaian. Mereka menganggap orang tua dan semua orang
dewasa yang berwenang sebagai maha kuasa dan mengikuti peraturan yang diberikan
pada mereka tanpa mempertanyakan kebenarannya.

Dalam tahap kedua, anak menilai perilaku atas dasar tujuan yang mendasarinya. Tahap
ini biasanya dimulai antara usia 7 atau 8 tahun dan berlanjut hingga usia 12 tahun atau
lebih. Gagasan yang kaku dan tidak luwes tentang benar salah perilaku mulai dimodifikasi.

2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Moral

1. Perkembangan Kognitif Umum.

Penalaran moral yang tinggi (advanced) penalaran yang dalam mengenai


hokum moral dan nilai-nilai luhur seperti kesetaraan, keadilan, hak-hak asasi
manusia memerlukan refleksi yang mendalam mengenai ide-ide abstrak.

Sebagai contoh, anak-anak yang secara intelektual (gifted) berbakat umumnya lebih
sering berpikir tentang isu moral dan bekerja keras mengatasi ketidakadilan di
masyarakat local ataupun dunia secara umum ketimbang teman-teman sebayanya .
Meski demikian, perkembangan kognitif tidak menjamin perkembangan moral. 

2. Penggunaan Ratio dan Rationale

Anak-anak lebih cenderung memperoleh manfaat dalam perkembangan


moral ketika mereka memikirkan kerugian fisik dan emosional yang ditimbulkan
perilaku-perilaku tertentu terhadap orang lain. Menjelaskan kepada anak-anak
alasan perilaku-perilaku tertentu tidak dapat diterima, dengan focus pada
perspektif orang lain, dikenal sebagai induksi(induction).

3. Perasaan Diri

Anak-anak lebih cenderung terlibat dalam perilaku moral ketika mereka


berpikir bahwa sesungguhnya mampu menolong orang lain dengan kata lain ketika
mereka memiliki pemahaman diri yang tinggi mengenai kemampuan mereka
membuat suatu perbedaan. Lebih jauh, pada masa remaja, beberapa anak muda
mulai mengintegrasikan komitmen terhadap nilai-nilai moral terhadap identitas
mereka secara keseluruhan
2.5 Peran Keluarga dalam Perkembangan Moral

Keluarga merupakan lingkungan terdekat bagi anak sejak anak dilahirkan. Di dalam
keluarga anak memperoleh banyak pengalaman dan stimulus untuk tumbuh dan
berkembang. Pengaruh keluarga terhadap perkembangan moral anak sangatlah besar.
Dengan melihat perilaku orang dewasa di dalam lingkungan keluarga dimana anak tinggal,
anak akan memperhatikan perilaku tersebut, kemudian menirunya dalam jangka waktu
tertentu. Dengan demikian keluarga merupakan tempat yang sangat efektif untuk
menginternalisasikan nilai moral kepada anak.

Keluarga merupakan satuan terkecil dari sistem social yang ada di masyarakat.
Peran keluarga sangat penting bagi perkembangan remaja. Menurut penelitian Mandara
dan Murray (2000) keluarga yang berperan baik dapat meningkatkan harga diri (self-
esteem) pada remaja. Tidak hanya hanya itu, keluarga juga berperan dalam hal pendidikan,
khusus pendidikan pra sekolah. Pada saat masih kanak-kanak keluarga yang mengajarkan
nilai-nilai moral, agama, dan bagaimana seharusnya berperilaku. Menurut Clatworthy
(1980) peran keluarga sangat banyak, yaitu sosialisasi pendidikan, reproduksi,
perlindungan dan keselamatan, control sosial, kebutuhan psikologis, agama dan rekreasi.
White (2000) dalam penelitiannya membuktikan bahwa keluarga mempnyai peran penting
dalam pembentukan moral remaja.

Ada tiga elemen yang berperan dalam proses perkembangan berpikir moral.
Pertama, remaja yang mempunyai hubungan baik atau kedekatan dengan keluarga, akan
mempunyai berpikir moral yang baik daripada remaja yang kurang mampu berhubungan
baik dengan keluarga. Kedua, adalah adaptasi. Remaja yang mengalami proses adapatasi
yang baik dalam keluarga akan mempunyai pengaruh signifikan pada perkembangan moral
daripada remaja yang tidak mampu berdaptasi di keluarga. Terakhir adalah komunikasi.
Remaja yang mempunyai komunikasi positif dengan keluarga terutama orangtua, akan
mempunyai peran yang besar dalam pembentukan berpikir moral (moral
thaought) daripada remaja yang menpunyai komunikasi negatif.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa SMAN 1 Doloksanggul. Penelitian ini dilakukan
pada semester 1. Dimana penelitian ini dilakukan secara daring dengan meminta
bantuan kepada adik-adik kelas saya yang masih menempuh pendidikan di SMAN 1
Doloksanggul.

3.2 Populasi

Populasi adalah kelompok yang menjadi perhatian penelitian. Gall menyatakan


bahwa populasi adalah kelompok yang lebih besar yang akan dipelajari peneliti.
Populasi pada penelitian saya ini saya ambil secara acak dimana hanya sebagian siswa
yang menjadi objek penelitian dikarnakan banyaknya halangan siswa akibat berbagai
kendala.

Populasi XII IPS

Kelas Jumlah Siswa

XII IPS 1 34 Orang

XII IPS 2 32 Orang

XII IPS 3 32 Orang

Jumlah 98 Orang
3.3 Defenisi Operasional dan Indikator

Dalam penelitian ini defenisi operasional variable :

1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terdekat bagi seorang remaja. Didalam
keluarga juga seorang anak memperoleh banyak pengalaman yang digunakan untuk
perkembangan dan pertumbuhan seoarang anak (remaja) terlebih perkembangan
moral.

2. Moral
Moral adalah kelakuan seorang anak menganai suatu keyakinan tentang
benar, salah, baik, buruk, sesuai keadaan social yang akan mendasari tindakan dan
pemikiran anak (remaja)

3. Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi
dalam kehidupan anak berkenaan dengan tatacara, kebiasaan, adat, atau standar
nilai yang berlaku dalam kelompok sosial.

3.4Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tanya jawab melalui
media sosial, dimana akibat protokol kesehatan yang kian ketat di daerah saya maka
untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan moral di SMAN 1
Doloksanggul maka saya langsung melakukan Tanya jawab melalui aplikasi
(whatsapp, facebook)

3.5 Analisis Data

Data yang didapatkan dari hasil Tanya jawab melalui media social dianalisis
dan mendapatkan hasil sebagai berikut :

 Bahwa siswa SMAN 1 Doloksanggul terkhusus untuk siswa XII IPS memiliki moral
yang cukup baik dan setiap kesalahan yang dibuat masih dapat ditelerir dan
terbilang pelanggaran yang dilakukan tidak begitu berat.
 Perkembangan teknologi yang berkembang membuat siswa SMAN 1 Doloksanggul
berkembang lebih baik namun dalam moral siswa SMAN 1 Doloksanggul mengalami
penurunan dimana, akibat setiap siswa terkhusus untuk siswa XII IPS sudah
memiliki gadget masing-masing membuat kepedulian terhadap orang lain menurun.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bahwa orang tua sangat beperan penting dalam perkembangan moral anak ( siswa),
dengan keikut sertaan orang tua untuk mendidik anak terlebih dalm perkembangan moral
seorang anak ( siswa ), maka seorang anak tersebut akan mempunyai moral yang baik
sesuai dengn hal-hal positif yang diajarkan oleh orang tua terhadap anak ( siswa )
kemudian sebaliknya bila orang tua mengajarakan/memberi contoh yang kurang baik
terhadap anak maka seorang anak tersebut akan mempunyai moral yang tidak baik.

4.2 Saran

Semoga dengan mini riset yang saya buat ini dapat berguna untuk memberi
informasi maupun pengetahuan bagi orang lain mengenai perkembangan moral oleh
seorang anak/siswa dan bagaimana hal yang harus dilakukan oleh seorang guru/orang tua
dalam mengembangakan moral oleh seorang anak/siswa.

Anda mungkin juga menyukai