Anda di halaman 1dari 9

AZAS DAN TUGAS KEPEMIMPINAN DALAM MEWUJUDKAN

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN LEMBAGA PENDIDIKAN

PENDAHULUAN

Kepemimpinan merupakan suatu alat yang sangat penting dalam semua


bidang kehidupan. Kepemimpinan muncul bersamaan setelah manusia ada di
Bumi. Karena sejak saat itu dapat diakui bahwa pentingnya hidup
berkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Mereka membutuhkan
seseorang yang memiliki kelebihan tertentu. Hal ini tidak dapat dipungkiri
karena manusia memiliki keterbatasan dan kelebihan tertentu.
Rumusan kepemimpinan menyatakan bahwa suatu organisasi atau
otoritas memiliki kemampuan untuk mempengaruhi, mengarahkan, mengajak,
atau memimpin orang lain, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu kepemimpinan dapat dipahami sebagai kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama dalam suatu kelompok untuk
mencapai tujuan organisasi. Pemimpin bertanggung jawab atas semua yang
mereka lihat, baik untuk organisasi maupun anggota kelompok yang
dipimpinnya, serta hasil yang mereka capai. Ketika seorang pengikut dapat
dipengaruhi oleh kepemimpinan pemimpin, dia secara sadar, rela, dan
sepenuh hati berkeinginan untuk mengikuti kehendak pemimpin.
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk mempengaruhi,
mengkoordinasikan dan menggerakkan orang lain yang terlibat dalam
pelaksanaan dan pengembangan pendidikan agar tujuan pendidikan atau
sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien. Kepemimpinan sangat
ditentukan oleh situasi dan lingkungan kerja Anggota/bawahan dan sumber
daya pendukung organisasi lainnya. Kepemimpinan dalam Pendidikan lebih
menekankan pada pemberdayaan semua Potensi organisasi dan penempatan
bawahan sebagai penentu Keberhasilan kinerja suatu organisasi.
Untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan peran sekolah dalam
masyarakat, peran kepemimpinan pendidikan harus berfungsi secara optimal.
Pada tataran operasional, kepemimpinan pendidikan harus efektif untuk
kemajuan organisasi lembaga pendidikan. Maka sebagai perwujudan
keberhasilan suatu organisasi atau lembaga terlihat dari pengaruh seorang
pemimpin dan kepemimpinannya khususnya dalam menerapkan asas serta
tugas kepemimpinannya dalam mewujudkan efektivitas kepemimpinan dalam
lembaga pendidikan.

PEMBAHASA

A. Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam Bahasa Indonesia berasal dari kata pemimpin
yang berimbuhan ke-an. Pemimpin menurut Bahasa adalah leader, head, atau
manager artinya manajer, kepala, ketua, direktur, atau presiden.
Kepemimpinan atau leadership merupakan seni keterampilan orang dalam
memanfaatkan kekuasaannya untuk memengaruhi orang lain agar
melaksanakan aktivitas tertentu yang diarahkan pada tujuan yang telah
ditetapkan.1Kepemimpinan juga merupakan pelaksanaan dari keterampilan
memengaruhi orang lain, mengelola sumber daya manusia dan sumber daya
organisasi secara umum.
George R Terry mendefinisikan kepemimpinan merupakan kegiatan
mempengaruhi orang lain untuk bersedia bekerjasama demi mencapai tujuan
bersama atau kelompok. Gary Yukl berpendapat bahwa kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi orang untuk memahami dan setuju dengan apa yang
perlu dilakukan secara efektif serta proses untuk memfasilitasi individu dan
kolektif untuk mencapai tujuan Bersama.2 Sedangkan Jacobs dan Jacques
mengartikan bahwa kepemimpinan adalah proses memberi makna pada upaya
kolektif, yang menghasilkan motivasi untuk melakukan upaya yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kepemimpinan merupakan suatu kegiatan yang dapat mempengaruhi orang
lain agar bersedia melakukan pekerjaan atau bekerjasama dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
B. Asas Kepemimpinan
Handayaningrat mengemukakan beberapa asas dalam kepemimpinan,
antara lain sebagai berikut:
1. Taqwa, percaya dan taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Ing Ngarsa Sung Tulada, menjadi contoh teladan bagi para anggota
kelompoknya
3. Ing Madya Mangun Karsa, harus aktif dan menginspirasi bagi anggota
kelompoknya
4. Tut Wuri Handayani, adalah memberi pengaruh dan memberi dorongan
dari belakang.
5. Waspada Purba Wasesa, artinya selalu waspada dan siap siaga serta
Berani mengevaluasi anggota kelompoknya.
6. Ambreg Parama Arta, dapat mengambil keputusan yang tepat dalam
memprioritaskan sesuatu.
7. Prasaja, adalah tindakan sederhana dan tidak berlebihan.
8. Satya, adalah kesetiaan timbal balik dari atasan ke bawahan dan bawahan
ke atasan atau teman sejawatnya.
9. Gemi Nastiti, kesadaran dan kemampuan dalam membatasi pengeluaran
sesuai kebutuhan.
10. Belaka, adalah kemauan, kesediaan dan keberanian untuk bertanggung
jawab.
11. Legawa, artinya kemauan, kesediaan, dan keikhlasan untuk menyerahkan
kedudukan dan tanggung jawabnya kepada generasi selanjutnya.3

Secara umum prinsip-prinsip kepemimpinan yang berlaku, yaitu:

1. Kapasitas Integratif

Integritas adalah salah satu kualitas terpenting/paling penting yang harus


dimiliki seorang pemimpin. Integritas adalah konsep yang berkaitan
dengan konsistensi perilaku, nilai, metode, standar, prinsip, harapan, dan
hasil. Seseorang yang berintegritas berarti memiliki karakter yang jujur
dan karakter yang kuat. Dengan demikian, para pemimpin harus
mendapatkan kepercayaan dari pengikut mereka dan menunjukkan
integritas. Transaksi yang jujur, reaksi yang dapat diprediksi, emosi yang
terkendali dengan baik, dan tidak mudah terombang-ambing. Selain itu,
pemimpin dengan integritas tinggi mudah didekati oleh pengikutnya.
Dengan prinsip ini, pemimpin pendidikan harus mampu
mengintegrasikan visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai di seluruh
komunitas pendidikan, dan dalam menjalankan fungsinya masing-masing
dilakukan sesuai dengan gerakan dan langkah program yang digagas.
2. Kooperatif
Prinsip kooperatif kepemimpinan harusnya memprioritaskan
kerjasama dengan anggota kelompok yang dipimpinnya. Hal ini
dikarenakan prinsip kerjasama menuntut peningkatan partisipasi yang
dinamis. Dalam proses manajemen, pemimpin harus memprioritaskan
bekerja dengan orang-orang yang dipimpinnya. Hal ini dikarenakan
prinsip kerjasama ini menuntut peningkatan partisipasi dalam kerjasama
yang dinamis. Selain bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing,
setiap anggota juga harus peduli dengan masalah yang berkaitan dengan
keberhasilan pekerjaan anggota lainnya. Sebagai pemimpin pendidikan,
kepala sekolah harus meningkatkan kesadaran setiap anggota,
menginspirasi mereka untuk bertanggung jawab, dan berpartisipasi aktif
dalam refleksi dan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan program
perencanaan, pengajaran, dan pembelajaran. Maka pemimpin perlu
bekerja keras dengan melibatkan anggotanya.
3. Rasionalitas dan Obyektivitas
Seorang pemimpin tidak bisa menjadi sukses jika membiarkan emosi
mengendalikan organisasi kepemimpinannya. Artinya ketika emosi
mendominasi cara berpikir seorang pemimpin, rasionalitas dan
objektivitas berkurang dan keputusan yang diambil tidak tepat.Semakin
tinggi posisi kepemimpinan seseorang, semakin besar tuntutan untuk
membuktikan kemampuan berpikirnya. Hal ini juga mempengaruhi
hubungan organisasi dengan Seorang pemimpin harus berpikiran terbuka
ketika mempertimbangkan atau memutuskan suatu masalah.
Keterbukaan berarti dapat mendengarkan ide-ide baru, bahkan jika itu
tidak sesuai dengan cara berpikir yang biasa. Keterbukaan
kepemimpinan membangun rasa saling menghormati antara pemimpin
dan pengikut, membentuk tim yang lebih baik dengan ide-ide baru untuk
mencapai visi.
4. Adaptabilitas dan Fleksibilitas
Fleksibilitas dalam suatu organisasi memastikan hubungan kerja dan
proses kerja yang merespons realitas dan masalah baru yang terus
berubah. Perubahan tersebut tidak terlepas dari berbagai hubungan
kemanusiaan antar anggota. Oleh karena itu, prinsip fleksibilitas
merupakan faktor yang sangat penting bagi organisasi. Adaptabilitas
berarti menyesuaikan diri secara bijaksana terhadap perubahan.
Kepemimpinan adaptif berarti kepemimpinan yang dapat dengan mudah
beradaptasi dengan perubahan dan situasi baru. Jika para pemimpin tidak
menyiapkan diri mereka sendiri untuk perspektif baru ini, mereka akan
kesulitan beradaptasi dengan perubahan.
5. Delegasi
Pemimpin lembaga pendidikan perlu menyadari bahwa ada batas
kemampuan manusia, sehingga perlunya mendelegasikan wewenang,
wewenang, dan tanggung jawab kepada guru dan staf sesuai dengan
kemampuannya, serta memfasilitasi keseluruhan pekerjaan yang ada
agar prosesnya berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Pemimpin
harus mampu mengatur tugas-tugas utama organisasinya dan menilai
apa yang dapat dan tidak dapat didelegasikan kepada orang-orang yang
dipercaya. Pemimpin harus mau memercayai mereka yang tepat untuk
posisinya. Penerima delegasi harus dapat menjaga kepercayaan tersebut
dengan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab.
6. Pragmatisme
Pemimpin lembaga pendidikan harus mampu membuat keputusan
yang tepat sesuai dengan keterampilan dan sumber daya yang tersedia.
Ini adalah salah satu kualitas pemimpin yang baik. Kepemimpinan
pragmatis adalah konsep kepemimpinan yang diperlukan untuk
membuat keputusan yang tepat waktu, cepat dan efektif, tetapi tanpa
melanggar prinsip. Pragmatisme berarti berfokus pada fakta daripada
perasaan dan cita-cita. Ini berarti bahwa para pemimpin perlu
merencanakan secara realistis dan mengambil langkah-langkah untuk
mengambil tindakan produktif dari situasi dunia nyata. Pemimpin praktis
selalu bertindak sangat praktis untuk mencapai tujuan dan
mengesampingkan semua hierarki, diagnosis, analisis, metode, sistem,
dan keyakinan.
7. Keteladanan
Pemimpin lembaga pendidikan harus mampu memberikan
keteladanan. Pemimpin selain harus memimpin dan menilai kinerja
anggotanya ia juga harus mampu memberi contoh yang baik. Seorang
pemimpin harus memimpin dengan memberi contoh dan mendorong
keterlibatan dengan melakukan apa pun yang diperlukan untuk
memenuhi peran dan tanggung jawab yang terkait dengan visi. Di sisi
lain, pemimpin tidak hanya harus mampu mengambil keputusan dan
mengarahkan implementasi, tetapi juga harus mampu berpartisipasi
dalam proses implementasi. Pemimpin harus menjadi panutan bagi
anggota kelompoknya.4
C. Tugas Kepemimpinan
Tugas utama seorang pemimpin adalah menjalankan fungsi-fungsi
manajemen yaitu yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan (actuating) dan pengawasan atau pemantauan
(Controlling).5

4
Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Dra. H.M. martini Hadari, Kepemimpinan yang Efektif,
Yogyakarta, GadjahMada University Press, Cet. V, 2012, hal. 75.
5
Dede Murtado, dkk, Manajemen dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits, (Bandung:
Penerbitan Yrama Widya, 2019), h.83.
KESIMPULAN
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk mempengaruhi,
mengkoordinasikan dan menggerakkan orang lain yang terlibat dalam
penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan agar tujuan pendidikan atau
sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien. Manajemen sekolah yang
efektif diperlukan untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.
Pemimpin yang efektif selalu berkaca terhadap asas-asas kepemimpinan dan
bertanggungjawab atas semua tugas yang diembannya. Selai itu, pemimpin
yang efektif cenderung mengembangkan hubungan kolaboratif dengan
anggota mereka dan menanamkan kepercayaan dalam menggunakan
kelompok untuk membuat keputusan.
.

Anda mungkin juga menyukai