Saya juga sadar bahwa makalah saya ini masih banyak kekurangan, jika ada saran dan kritik
saya akan menerimanya dengan senang hati.
Rehani Gulo
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................................
Bab I : Pendahuluan.....................................................................................................................
1.2 Tujuan.........................................................................................................................
1.3 Manfaat.......................................................................................................................
2.1 Identifikasi..................................................................................................................
2.6 Ungkapan-Ungkapan..................................................................................................
Bab IV : Penutup..........................................................................................................................
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................
4.2 Saran...........................................................................................................................
Daftar Pustaka..............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Critical Book Review ini mahasiswa dituntut untuk mengkritisi sebuah buku,
dan meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat dipahami mahasiswa yang
melakukan Critical Book Report ini, termasuk didalamnya mengartikan akan kelemahan dan
keunggulan dari buku yang dikritisi.
Penugasan CBR ini juga merupakan bentuk pembiasaan agar mahasiswa terampil
dalam menciptakan ide-ide kreatif dan berfikir secara analitis sehingga pada saat pembuatan
tugas-tugas yang sama mahasiswapun menjadi terbiasa serta semakin mahir dalam
penyempurnaan tugas tersebut. Pembuatan CBR ini juga melatih, menambah, serta
menguatkan pemahaman mahasiswa betapa pentingnya mengkritikalisasi suatu karya
berdasarkan fakta yang aktual sehingga dengan begitu terciptalah mahasiswa yang
berkarakter, logis, serta analisis sehingga dengan bertambahnya era yang semakin maju,
seperti yang tahu sekarang dijaman MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) dituntut menciptakan
masyarakat yang berpikir maju kedepan dalam hal ini generasi bangsa yang saat ini sedang
mengikuti jenjang endidikan baik yang rendah sampai yang tinggi menjadi ujung tombak
perubahan yang akan menciptakan bangsa yang maju dan sejahtera.
1.2 Tujuan
Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Psikologi perkembangan `anak
Untuk melatih diri sebagai mahasiswa untuk dapat berfikir secara kritis dalam
mencari informasi dari buku yang dikritik,
Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari buku yang di kritik
1.3 Manfaat
Manfaat dari critical book report adalah dapat memehami bagaimana cara mengkritik buku
dengan baik dan benar,mahasiswa juga semakin rajin dalam membaca buku yang sering
dikritik.
BAB II
ISI BUKU
2.1 Identifikasi
A. Berburu
Lokasi. Lokasi perburuan ialah hutan yang dikelilingi oleh padang rumput atau alang-
alang, dan semak-belukar.
Jenis binatang buruan. Rusa, babi, anoa, dan babi rusa.
Waktu pelaksanaan. Pada musim kemarau di siang hari, khusus untuk berburu rusa.
Tetapi berburu babi, babi rusa, dan anoa selain di musim kemarau juga pada waktu
lainnya, baik siang maupun malam hari.
B. Meramu
Lokasi. Lokasi tempat tumbuh ramuan ialah di daerah sepanjang sungai dan rawa-
rawa, di hutan belukar tumbuh umb-umbian hutan.
Jenis ramuan. Ialah keladi (suli), enau (kanau), sagu (tabaro), umbi-umbian hutan
(endo) dan umbi-umbian lainnya.
Hasil dan kegunaan. Kalau peramuan dikerjakan secara gotong-royong khususnya
pembuatan sagu, hasilnya di bagi rata. Hasil ramuan digunakan sebagai bahan
makanan utama sebelum dikenal padi dan jagung.
C. Perikanan
Lokasi perikanan darat, yaitu di danau, di sungai, di rawa-rawa atau di tebat. Jenis
ikan ialah ikan gabus, sugili, udang sungai, ikan sepat, belut, dan bermacam-macam
ikan kecil lainnya.
D. Pertanian
Pertanian di daerah ini ialah di ladang dan di sawah. Bentuk pertanian di ladang, yaitu
bercocok tanam tidak menetap.
A. Alat-alat reproduksi
Alat-alat pertanian. Kapak terbuat dari besi tebal, Parang terbuat dari besi tipis, Pacul
terbuat dari sekeping besi tipis, Lingggis terbuat dari besi bulat, Subek terbuat dari
sekeping besi tipis, Sisiro terbuat dari kayu, Esa terbuat dari kayu yang berbentuk
papan.
Alat-alat perburuan. Tombak terbuat dari besi runcing, Jerat, Bambu runcig, Lubang
yang di buat di tempat-tempat tertentu.
Alat-alat perikanan. Jala dan pukat, Pancing, Tamba, Wuwu, Tuwa, Tombak.
B. Alat-alat Distribusi dan transpor
Alat-alat perhubungan darat. Yaitu kuda patake, dan gerobak.
Alat-alat perhubungan di sungai dan laut. Yaitu rakit dan perahu.
C. Tempat perlindungan dan perumahan
Sou, pondok yang didirikan di sekitar ladang dan sawah
Lolu, tempat yang di buat khusus berteduh
Kandepe, tempat tinggal sementara
Bente, lokasi perlindungan yang terdiri dari parit dan timbunan tanah dan di
sekelilingnya ditanami pohon banbu yang rapat.
A. Sistem Kepercayaan
Jauh sebelum masuknya agama Islam dan kristen di Sulawesi Tengah, telah dikenal
keperayaan animisme, Super natural, Syamanisme, dan sebangsanya.
B. Keperayaan terhadap dewa-dewa
Dewa matahari. Khusus di daerah Poso dikenal “Lamora” sebagai bentuk keperayaan
kuno yang memperayai addanya kekuatan dan kekuasaan yang maha hebat yang
terdapat di alam semesta terutama dalam kaitannya dengan peristiwa terbit dan
tenggelamnya matahari.
Dewa alam. Mereka memperayai bahwa alam sekitarnya ada penjaga, pemilik dan
penguasanya yang kalau tidak di dekati dengan baik atau tidak disembah dapat
membawa bencana kepada diri manusia.
C. Kepercayaan kepada makhluk-makhluk halus
Makhluk halus yang asalnya kejadiaanya sudah gaib
Makhluk halus dari manusia yang lenyap tanpa melalui proses kematian
Makhluk halus dari roh manusia yang meninggal secara tidak wajar.
D. Keperayaan kepada kekuatan gaib
Sihir perintaan
Sihir melindungi milik
Sihir untuk menyakiti orang lain
E. Sistem pengetahuan
Pengetahuan tentang alam fauna dan flora
Pengetahuan tentang segala alam
Pengetahuan tentang alam waktu.
A. Sistem Kekerabatan
Keluarga batih. Pada umumnya di daerah ini hanya mengenal keluarga batih (nuclear
family) yang monogami, walaupun pada zaman masih dikenalnya kerajaan-kerajaan
seorang raja atau turunannya dapat secara bebas beristri lebih dari satu.
Keluarga luas. Jika dalam satu keluarga batih mempunyai banyak anak perempuan
yang sudah kawin, maka keluarga batih yang bersangkutan akan menjadi keluarga
luas.
Klen kecil. Merupakan gabungan dari beberapa keluarga luas yang anggotanya diikat
atau berasal dari satu nenek moyang, Klen ini terikat melalui garis keturunan ayah.
B. Prinsip-prinsip keturunan
Adanya prinsip keturunan yang menentukan hubungan kekerabatan di daerah ini
melalui laki-laki. Semua orang yang termasuk dalam kerabat ayahnya masuk dalam
lingkungan kekerabatannya dan semua kerabat ibuna tidak diperhitungkan.
Khusus di daerah Kaili yaitu pada suku bangsa Kaili, prinsip keturunan ini
memperhitungkan sejumlah hak dan kewajiban tertentu menurut garis kerabat
perempuan.
C. Daur Hidup atau Lingkungan Hidup Individu
Adat dan upacara kelahiran.
Menyongsong kelahiran, dukun telah mempersiapkan bahan-bahan dari
dedaunan.
Begitu anak lahir, oleh dukkun tali pusat dipotong dengan sembilu di atas
kuku atau di atas buah pinang.
Bayi yang baru lahir di bungkus dengan kain dari kulit kayu.
Perawatan ibu setelah melahirkan adalah mandi uap (nopatanaha).
Setelah bayi tujuh hari diadakanlah upacara menginjak tanah
Upacara menaikkan bayi dalam ayunan.
Upacara selamatan.
Stratifikasi Sosial
Wati yang tertinggi yaitu untuk raja-raja dan atau bangsawan disebut Wati Nu
Maradika
Wati besar disebut Wati Oge
Wati tinggi dan besar datangnya dari luar yaitu yang terjadi karena
perkawinan putra/putri raja dengan raja dari luar
Wati umum disebut Wati Ntodea bagi orang kebanyakan
Wati Tono Hontoga yaitu untuk para budak/batua.
2.6 Ungkapan-Ungkapan
PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan Buku
Pembahasan yang ada di dalam buku di paparkan dengan baik dan sederhana sehingga
mudah dimengerti
Adanya pedoman penulisan sehingga pembaca bisa belajar banyak dan dapat
mengetahui bagaimana cara penulisannya
Dengan membaca buku ini kita dapat mengetahui latar belakang historis daerah
Sulawesi Tengah yaitu bermula pada periode kekuasaan pada kekuatan fisik sampai
pada periode pengaruh Eropa.
Di dalam buku ini terdapat sistem mata pencaharian masyarakat Sulawesi Tengah,
seperti berburu, meramu, perikanan, peternakan, dan kerajinan
Di dalam buku tidak adanya variasi warna yang sehingga membuat pembaca mudah
merasa bosan
Cover kurang menarik
Adanya kesalahan penulisan
Tidak ada sisipan gambar di dalam buku
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Sebagai calon pendidik kita harus mampu mengetahui adat istiadat di suatu daerah,
supaya kita mampu mengetahui perbedaan-perbedaan adat istiadat sehingga kita bisa saling
menghargai satu sama lain.
DAFTAR PUSTAKA
Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah . 1978. Adat istiadat daerah
Sulawesi Tengah. Sulawesi : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan