Anda di halaman 1dari 20

Critical Book Report

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


“ PERGAULAN YANG BAIK MENURUT IMAN KRISTEN”

Dosen Pengampu : Drs. Boimin Sirait, M.Th.

OLEH:

KELOMPOK 8:

CINDY CLARA WENDA SARI TAMBUNAN 4213520033

MIEKY GRASIELLA MARPAUNG 4213220034

YUTRINA BUTAR BUTAR 4213220013

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Critical Book Review (CBR) untuk mata kuliah Pendidikan
Agama Kristen. Terwujudnya Critical Book Review ini tidak terlepas dari bimbingan dan
dorongan serta arahan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Maka dengan kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak
Dosen selaku dosen pembimbing.

Penulisan Critical Book Review ini bertujuan agar pembaca dapat memenuhi tugas
mata kuliah Pendidikan Agama Kristen dan lebih memahami materi Pergaulan yang baik
menurut iman Kristen pada Mata kuliah tersebut yang telah penulis sajikan.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan Critical Journal Riview ini banyak sekali
kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan Saran dan kritik dari pembaca agar
penulisan CBR ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas perhatian pembaca dan saya mohon maaf
Jika ada kata-kata yang kurang dimengerti. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para
pembaca.

Medan, 4 April 2023

KELOMPOK 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar belakang................................................................................................................1

B. Tujuan.............................................................................................................................1

C. Manfaat...........................................................................................................................1

D. Identitas Buku.................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Ringkasan Buku Utama..................................................................................................3

B. Ringkasan Buku Pembanding.........................................................................................11

C. Kelebihan dan Kekurangan Buku...................................................................................14

BAB III PENUTUP...........................................................................................................16

A. Kesimpulan.....................................................................................................................16

B. Saran...............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap orang ingin dikasihi dan diterima oleh orang-orang lain. Seseorang senang
bilaia mempunyai teman-teman yang dapat bergaul dengannya. Ia senang bila terikat
pada orang lain dalam hubungan tolong-menolong. Manusia diciptakan sebagai hewan
sosial atau social animal. Artinya, kita diciptakan sebagai makhluk yang paling bergaul.
Kita ingin berhubungan dan berteman. Kita diciptakan untuk mengasihi orang lain
seperti Tuhan mengasihi kita. Kita bisa bersyukur atas hubungan-hubungan sosial kita.
Kita bisa bersyukur atas sahabat-sahabat kita yang memperkaya kehidupan kita dengan
perkataan-perkataan mereka, permainan mereka, keseriusan mereka dan pertolongan
mereka. Kehidupan kita sungguh lebih kering bila kita tidak ikut serta dalam suka dan
duka teman-teman kita dan bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan
yang mulia.

B. Tujuan
1. Mengetahui konsep pergaulan yang baik menurut iman kristen
2. Mengetahui bagaimana memilih teman yg baik
3. Mengetahui sumber alkitab mengenai pergaulan

C. Manfaat Penulisan
1. Untuk memahami konsep isi buku mengenai pergaulan yang baik
2. Untuk Mengetahui memilih teman yg baik
3. Untuk mengetahui sumber alkitab mengenai pergaulan

D. Identitas Buku
 Buku Utama

Judul Buku : Pendidikan Agama Kristen

Pengaran : Tim MPK Pendidikan Agama Kristen Universitas


Negeri Medan

1. Pdt. Dr. Sampitmo Habeahan,M.Th,M.Pd.K,D.Th.

1
2. Mangido Nainggolan,S.PAK,M.Si

3. Dra. Chandra Manik,M.Th

4. Pdt. Selfy Sihombing,S.Th,M.Si

5. Pdt. Boimin Sirait,M.Mis

6. Maniur Banjarnahor,S.PAK,M.PdK

7. Pdt. Luhut Simarmata,M.Th.

Penerbit : CV. Partama Mitra Sari

Kota terbit : Medan

Tahun terbit : 2020

No ISBN : 978-602-1516-14-0

Jumlah halaman : 144

 Buku Pendamping

Judul Buku : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Pengarang : Paristiyanti Nurwardani ,Dr. Daniel Nuhamara , Dr. Daniel


Stefanus, Drs. Swarsono MM, Edi Mulyono, Evawany,
Fajar Priyautama , Ary Festanto

Penerbit : Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Kota terbit : Jakarta

Tahun terbit : 2016

Jumlah halaman : 227

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ringkasan Isi Buku Utama

A. Pendahuluan

Konsep bergaul dalam iman Kristen menekankan pada persekutuan anak- anak
Tuhan. Sedangkan pergaulan dengan yang tidak sekeyakinan harus dipelihara dengan baik
akan tetapi harus membuat lebih dekat dengan Tuhan. Prinsip dari mencari pasangan hidup
diawali dengan doa atau keyakinan pimpinan Tuhan. Sedangkan kriteria berpacaran harus
sesama orang yang sudah lahir baru dan akan lebih mantap lagi sudah terjun dalam
pelayanan. Pernikahan Kristen tujuan utama adalah agar Tuhan dimuliakan melalui hidup
keluarga yang baru terbangun.

Sahabat merupakan kata yang tidak asing dalam kehidupan manusia. Sudah barang
tentu setiap orang akan membutuhkan dan senantiasa berusaha mendapatkan sahabat bahkan
jika seseorang mendapatkan sahabat yang baru pastilah akan dipelihara persahabatan itu.
Tuhan sudah membuat aturan bagi manusia untuk mendapatkan persahabatan. Bagi orang
Inggris, arti seorang sahabat diungkapkan dalam sebuah pepatah: afriend in needs a friend
indeed, artinya sahabat yang sejati ialah sahabat yang selalu siap menolong ketika seseorang
memerlukannya (Robby Chandra 2006).

B. Pergaulan sebagai kebutuhan

Dalam pergaulan sehari-hari manusia bagi seseorang ada yang disukai dan ada yang
tidak disukai. Kira-kira apa yang menyebabkan seseorang tidak disukai atau disukai? Apa
yang harus dilakukan agar seseorang disukai oleh orang lain dan apa juga yang tidak
dilakukan agar seseorang disukai? Ada orang yang jika tidak datang ke kampus dicari. Dan
ada orang jika tidak datang ke kampus kawannya senang karena selalu membuat keributan
atau keonaran. Bagaimana pergaulan anda di kampus dan di tengah-tengah masyarakat atau
di tengah-tengah keluarga anda.

Dalam perkembangan manusia pola bergaul beranekaragam karena perubahan-


perubahan pola pergaulan anak-anak berbeda setelah memasuki remaja. Pola pergaulan
remaja akan berubah apabila sudah menjadi pemuda. Dan pola pergaulan seorang anak
berubah pula setelah menginjak pada masa dewasa. Pola pergaulan seseorang ada lima jenis.

3
Pertama, dimensi persamaan. Artinya kita memilih teman yang mempunyai persamaan. Kita
memilih teman yang mempunyai persamaan dalam kepribadian, nilai-nilai hidup, perilaku
minat dan latar belakang. Kedua, dimensi timbal-balik. kita mencari teman yang bisa saling
mengerti, saling percaya, saling tolong-menolong, saling mengakui keunggulan dan saling
memaklumi kelemahan masing-masing. Ketiga, dimensi kecocokan.

C. Tahap Perkembangan Manusia

Manusia tidak akan pernah bisa hidup tanpa menjalin hubungan dengan orang lain.
Oleh karena itu setiap individu harus berkomunikasi dengan manusia di luar dirinya sendiri.
Tentu hal ini tidaklah mudah karena manusia harus berhadapan dengan bernbagai macam
sifat-sifat, budaya, lingkungan sosial, status sosial bahkan jenjang umur.

Dalam perkembangan usia hubungan seseorang dengan yang lain juga berkembang
dari bayi sampai umur lanjut. Ada tiga kelompok usia atau periode utama dalam hidup: masa
kanak-kanak (mulai lahir 11 tahun), masa remaja (12-17 tahun), masa dewasa (18-ke atas).
Masa remaja sering ditetapkan dari 12-24 tahun. Tentulah tiap-tiap masa manusia mempunyai
ciri-cri yang berbeda-beda.

Masa kanak-kanak. Pada masa ini seorang anak masih hidup dalam ketergantungan
dan kesiapan, karena baru meletakkan dasar untuk tahun- tahun yang berikutnya sebelum ia
bersekolah. Masa anak-anak itu sangat penting karena pada masa inilah anak mulai
mengembangkan kepribadiannya dan membentuk tingkah laku yang mempengaruhi
pribadinya sepanjang hidupnya.

Masa remaja. Masa remaja berarti bertumbuh menjadi besar dan sudah berumur
belasan tahun. Kadang-kadang yang sudah masuk dunia kerjapun ada yang masih termasuk
kelompok golongan ini. Selama masa inilah ia mencari jati dirinya sendiri supaya menjadi
pribadi yang utuh. Perubahan-perubahanpun terlihat dari tubuh, pola pikir, emosi dan sering
kali melawan nasehat guru juga orang tua, serta ingin mengambil keputusan sendiri.

D. Sahabat Yang Sejati

Mengerti dan dapat menerima keberadaan seseorang itulah yang disebut dengan
sahabat yang sejati. Sahabat sejati juga rela berkorban tanpa pamrih. Seperti apa yang telah
dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada manusia. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini
sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya
kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.

4
Jika seseorang dapat membangun persahabatan dengan orang lain itu adalah anugrah.
Alkitab mengajarkan orang-orang Kristen harus mengasihi semua manusia terutama saudara
seiman. Persahabatan orang Kristen dibangun di atas kasih. Itulah sebabnya persahabatan
antara orang-orang dunia berbeda dengan persahabatan anak-anak-anak Tuhan. Setiap orang
Kristen harus mencari kesenangan sesamanya dengan tujuan demi kebaikan dan saling
membangun. Itulah sebabnya sahabat yang baik berarti mendahulukan.

E. Siapa Sahabat Yang Sejati

Biarlah aku hidup di tepi jalan dan menjadi sahabat yang sejati bagi orang lain (The
boost by the side of the rood). Ini adalah ungkapan dari seorang penyair terkenal. Samuel
Foss. Penyanyi ini berpendapat bahwa dia ingin mengembara, mencari orang yang berbeban
berat dan hatinya sedang hancur dan menyegarkan dan menolong orang untuk melanjutkan
perjalanannya. Ini adalah kata-kata berkat bagi orang lain.

Ada empat ciri-ciri persahabatan yang baik: Persahabatan yang baik tidak
mementingkan diri sendiri. Amsal 17:17 mengatakan bahwa seorang sahabat menaruh kasih
setiap waktu. Seorang sahabat yang berkata,aku mengasihimu jika..atau aku mengasimu bila
bukan sahabat yang dilukiskan oleh Alkitab. Sahabat sejati akan berkata, aku mengasihimu
setiap waktu. Kasihku tidak bersyarat dan tidak mementingkan diri sendiri (Andar Ismail
1995)

F. Sumber Alkitab Tentang Pergaulan

a. 1 Korintus 5:9-11

Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan
orang-orang cabul. Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada
umumnya dari dunia ini atau dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua
penyembah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia ini. Tetapi yang
kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun
menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah,
pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan
bersama-sama. (1 Korintus 5:9-11)

Bergaul dengan orang yang tepat itulah yang dikehendaki Rasul Paulus kepada jemaat
diKorintus. Rasul Paulus menasihatkan: janganlah kamu sesat: pergaulan yang buruk

5
merusakkan kebiasaan yang baik. (1 Kor 15:33). Alasannya adalah pergaulan yang buruk
akan merusak pribadi kita.

b. Amsal 18:24

Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib
dari pada seorang saudara. (Amsal 18:24) Inilah yang terjadi di tengah-tengah pergaulan
manusia. Tidak semuanya persahabatan membuahkan hal-hal yang positif bahkan sering
menjerumuskan.Seorang sahabat sejati akan terlihat jelas di saat kesukaran. Maka dari pada
itu seorang Kristen harus bijak dalam memilih sahabat untuk bergaul.

c. 1 Korintus 10:23

Segala sesuatu diperbolehkan benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. segala
sesuatu diperbolehkan. Benar tetapi bukan segala sesuatu membangun. (1 Korintus 10:23).
Rasul Paulus menuliskan surat ini kepada Jemaat di Korintus untuk mengingatkan mereka
supaya mereka tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang telah dilakukkan bangsa
Israel. Kebebasan yang mereka miliki dalam memilih dan bagaimana mereka bisa mengambil
pilihan yang bertanggung jawab, makanya mereka perlu berhikmat dalam memilih.

d. Kolose 3:23

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk
Tuhan dan bukan untuk manusia (Kolose 3:23) Rasul Paulus menasihatkan orang Kristen
untuk menganggap semua pekerjaan sebagai suatu pelayanan kepada Tuhan dan harus
bekerja seakan-akan Kristuslah majikannya,dengan mengetahui bahwa semua pekerjaa yang
diperbuat untuk Tuhan dan pasti akan mendapatkan upahnya.

e. 1 Korintus 10:31

Aku menjawab: jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau
melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semua itu untuk kemuliaan Allah (1 Korintus
10:31). Sasaran utama dari kehidupan orang Kristen adalah menyenangkan hati Allah dan
menjunjung tinggi kemuliaan Allah. Makanya dalam bergaulpun seseorang harus melihat dan
menilai apakah orang yang dipilih untuk bergaul orang yang takut akan Tuhan atau tidak.

f. Mazmur 1:1-6

6
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut jalan orang fasik, yang tidak berdiri
di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang
kesukaannya ialah tauarat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia
seperti pohon, yang di tanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya,
dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Bukan demikian orang
fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam
penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar, sebab Tuhan
mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan (Mazmur 1:1-6)

Pilihlah yang tepat itulah yang mau disampaikan Mazmur ini. Jalan orang benar dan
jalan orang fasik tidak dapat disatukan, keduanya memiliki perbedaan (Mazmur 1:5). Karena
itu, setiap orang harus bisa membuat pilihan, jalan mana yang akan diikutinya.

g. Amsal 17:17

Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam
kesukaran (Amsal 17:17). Hubungan persahabatan begitu berarti dan mempunyai pengaruh
yang sangat besar dalam hidup seseorang. Orang Kristen memang harus terbuka untuk
menjalin hubungan dengan sebanyak-banyaknya orang, tetapi untuk menjadi sahabat yang
dekat dengan kita harus memilih yang tepat, yang bisa membangun hidup kita. Sebab kalau
tidak maka kita akan terpengaruhi dengan kebiasaan-kebiasaan buruknya.

G. Pergaulan Muda-Mudi

1. Menjadi Pribadi Yang Menarik Dan Menyenangkan

Setiap manusia tentulah menginginkan untuk diterima dan dihargai oleh orang lain.
Juga tidak menginginkan dipandang oleh orang lain dengan sebelah mata. Akan tetapi harus
diketahui bahwa pandangan orang lain terhadap seseorang akan dipengaruhi oleh dirinya
sendiri. Jika pribadi seseorang menyenangkan maka orang lain akan menggangapnya baik.

2. Meningkatkan seni bergaul

Untuk meningkatkan seni bergaul tentu seseorang harus bisa menyelesaikan konflik.
Tidak ada manusia yang tidak mengalami konflik Mungkin gereja berusaha menyimpan
rapat-rapat semua konflik yang terjadi dalam lemari gereja, saya mengemukan gambaran
tersebut sebagai bagian dari uasaha saya untuk menolong gereja masa kini berkaitan dengan

7
penanganan konflik. Belum lama ini para penulis telah mengemukakan kenyataan bahwa
bahwa gereja berjuang dengan konflik yang dikeluarkan dari lemari gereja.

Seni bergaul adalah bagaimana cara seseorang agar disenangi oleh orang lain (berlaku
untuk pasangan muda-mudi Kristen). Hakekat manusia ingin untuk disenangi oleh orang lain
hubungan antara pribadi yang baik akan meningkatkan nilai dan arti dari seorang. Hubungan
tersebut akan menghasilkan kepuasan bagi mereka yang tau seni bergaul. Untuk
meningkatkan seni bergaul beberapa hal harus diperhatikan: keterbukaan diri melihat
seseorang sebagaimana Tuhan memandangnya, mengenal individu, individu yang lain
memiliki cirri-ciri khas, membangun persahabatan, memahami mengapa seseorang bertindak
demikian, menghindari sikap yang kurang menyenangkan seseorang, memperbuat apa yang
diinginkan oleh orang lain kepada anda, setiap orang mendambakan pujian, hindari
perbantahan, jangan merusak kesenangan orang lain bersahabat dengan peuda-pemudi yang
akan membawa anda kehidup yang baik pupuklah rasa humor (Robert W Kirkland 1990).

3. Mendapat Sahabat Dengan Mudah

Memiliki sahabat yang banyak apalagi yang baik adalah keinginan setiap insan di
dunia ini. Bagi banyak orang untuk mendapatkan sahabat yang baik sangat gampang akan
tetapi bagi banyak orang untuk mendapatkan sahabat sangat susah. Bagaimana seharusnya
untuk mendapatkan sahabat yang mudah. Pertama. memusatkan perhatian anda pada orang,
Pikirkanlah tentang bagaimanakah anda dapat menolong mereka. Jika berbicara dengan orang
lain, janganlah berbicara diri anda. Tunjukanlah bahwa anda menikmati kehadiran
mereka.Kedua. Menghargai orang lain. Belajarlah untuk membuat orang lain berharga.
Perlakukanlah mereka sebagai gambar dan rupa Allah yang sama dengan anda. Penampilan,
kedudukan sosial dan keadaan ekonomi bukanlah dasar penghargaan kita. Hargailah mereka
sebagai ciptaan Allah.Ketiga. Mengubah cara berpikir tentang orang lain. Kecurigaan adalah
senjata yang ampuh untuk melumpuhkan atau memutuskan tali persahabatan. Berpikiran
negatip tentang orang lain akan mendorong tindakan yang negatip pula.Keempat. Mencari
orang yang terlantar dan sedih. Dunia penuh dengan orang yang tidak mempunyai teman,
orang yang menderita kesakitan dan yang menjadi korban kekejian orang lain sehingga
mereka penuh dengan dendam (Ristekdikti 2016)

4. Bersahabat Dengan Seteru

Firman Tuhan mengatakan dalam Kitab Injil: tetapi aku berkata kepadamu: kasihilah
musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu (Matius 5:44) Dalam ayat ini

8
dua hal yang harus diperhatikan yaitu mengasihi musuh dan mendoakan para lawan-lawan
kita. Tuhan Yesus sudah memberikan contoh sebagai teladan dalam hal mengampuni,
mengasihi seteru seteruNya. Dalam Perjanjian Lama ada seorang tokoh yang menjadi teladan
tentang pengampunan yaitu Yusuf. Berikut ini beberapa hal praktis yang dapat menolong
agar dapat bersahabat dengan seteru:

5. Membangun Persahabatan Dengan non Kristen

Membangun perhabatan dengan semua orang merupakan salah satu cirri- ciri orang
Kristen yang sejati. Bukan saja yang sebudaya dan satu keyakinan dengan kita yang kita
gauli. Lintas budaya dan lintas agama harus dibangun persahabatan.Kalau kita mempunyai
seseorang sahabat yang tidak sekeyakinan dengan kita apakah itu pergaulan itu membuat kita
semakin dekat dengan Tuhan atau semakin kita menjauh dari Tuhan? Di bawah ini yang
harus dilakukan jika anda semakin jauh dari Tuhan jika bersahabat dengan yang tidak
sekeyakinan dengan kita:Pertama. Sahabat sejati adalah sahabat yang bersdia mendengarkan
segala macam cerita dan keluh kesah sahabatnya. Kedua. Belajarlah menghargai segala
macam perbedaan sifat sahabat anada. Ketiga. Jagalah baik-baik kepercayaan yang telah
diberikan oleh sahabat anda jadilah sahabat yang selalu siap memberikan dukungan kelima.
Jangan jadikan sahabat anda sebagai saingan terberat anda. Keenam. Jangan pernah ragu
untuk minta maaf pada sahabat saat anda melakukan sebuah kesalahan padanya (Ristekdikti
2016)

H. Mencari Pasangan Hidup

Mencari pasangan hidup (isteri atau suami) diperbincangkan. Banyak orang anggap remeh
dalam mencari pasangan hidup. menarik Padahal keputusan mengambil pasangan atau siapa
yang dinikahi sangat untuk berpengaruh selama masih hidup.Pengalaman bagi setiap orang
untuk mendapatkan jodoh masing-masing berbeda oleh karena itu pengalaman kita jangan
dipaksakan menjadi pengalaman orang lain. Akan tetapi setidak-tidaknya ada tahapan-
tahapan yang harus dilalui.Pertama. Apa karunia anda? Karunia adalah pemberian atau
penetapan Allah yang harus dialami oleh seseorang. Berbicara mengenai karunia maka bagi
tiap-tiap orang karunianya berbeda-beda. Apakah karunia anda untuk menikah? Sejauh mana
anda yakin bahwa anda dikaruniakan Tuhan untuk menikah.

Kedua. Dengan siapa? Kalau sudah yakin diri kita karunianya menikah maka kita
akan bertanya kepada Tuhan: siapakah pasanganku? Siapakah yang akan menjadi isteriku
atau siapakah yang menjadi suamiku. Perlu keterbukaan kepada Tuhan dan membuka hati di

9
hadapan Tuhan. Tidak didasari dari keinginan daging akan tetapi berdasarkan siapa yang
diberikan Tuhan. Batasan siapa yang diberikan Tuhan sudah sangat jelas dalam Alkitab.

Ketiga. Minta pimpinan Tuhan. Setelah Tuhan mulai mengarahkan hati dan pikiran
kita kepada seseorang maka kita harus bertanya kepada Tuhan, apakah ini atau dia Di sinilah
dibutuhkan kedewasaan dan menggumuli.

Keempat. Pendekatan. Sudah barang tentu pacar seorang anak Tuhan harusanak
Tuhan juga. Dalam hal ini pergaulan dimulai dari perkanalan yang biasa dan wajar. Di
lingkungan dimana keduanya bergaul adalah sebagai sarana yang sehat misalnya di
persekutuan gereja ataupun dalam pelayanan. Sampai tahap ini ada juga kemungkinan bahwa
bukan dia oleh karena itu tidak perh tergesa-gesa berpacaran apalagi mengobral janji-janji
palsu.

Kelima. Berpacaran. Masa berpacaran adalah melatih ataupun mempersiapkan


kehidupan selanjutnya yaitu bertunangan (jika ada) dan jenjang pernikahan diharapkan
melalui berpacaran semakin mengenal lagi. Apakah boleh putus dalam berpacaran? Jelasnya
tidak! Mengapa? Bukankah sebelum menyatakan berpacaran atau memiliki hubungan
istimewa sudah dilalui melalui doa-doa dan mencari pimpinan Tuhan. Kalau putus berarti
salah berdoa atau emosi ataupun cinta yang tidak terkendalikan. Kalau putus dalam
berpacaran memalukan. Dengan demikian apakah bedanya pola berpacaran anak Tuhan
dengan orang-orang dunia? Berpacaran bukan seperti membeli sepatu. Kalau cocok teruskan
kalau tidak cocok sampai di sini.

Keenam. Pernikahan. orang berpacaran harus bermuara keperkawinan dengan


demikian tujuan akhir dari berpacaran adalah untuk membangun rumah tangga yang baru
yang memuliakan Tuhan. Apakah yang dikatakan Alkitab tentang pernikahan Kristen (Kej.
2:20-25). Prnsip prinsip pernikahan Kristen yang harus diyakini pasangan masing-masing
harus yakin bahwa itu diberikan Tuhan. Pernikahan Kristen adalah pernikahan yang
monogami. Itulah sebabnya Tuhan tidak mengijinkan perceraian. Apakah tujuan dari
pernikahan Kristen? Pertama. Untuk memuliakan Tuhan (melalui keluarga itu terpancar
kemuliaan Tuhan). Kedua. Kedekatan dua pribabadi (tidak ada hubungan antara dua insan di
dunia ini kecuali antara hubungan suami isteri). Ketiga. Seks. Manusia memiliki keinginan
seks dan seks itu bukan dosa akan tetapi sakral sepanjang dilakukan dalam ikatan nikah.

10
B. Ringkasan Buku Pembanding

Pendahuluan

Setiap orang ingin dikasihi dan diterima oleh orang-orang lain. Seseorang senang
bilaia mempunyai teman-teman yang dapat bergaul dengannya. Ia senang bila terikat pada
orang lain dalam hubungan tolong-menolong. Manusia diciptakan sebagai hewan sosial atau
social animal. Artinya, kita diciptakan sebagai makhluk yang paling bergaul. Kita ingin
berhubungan dan berteman. Kita diciptakan untuk mengasihi orang lain seperti Tuhan
mengasihi kita. Kita bisa bersyukur atas hubungan-hubungan sosial kita. Kita bisa bersyukur
atas sahabat-sahabat kita yang memperkaya kehidupan kita dengan perkataan-perkataan
mereka, permainan mereka, keseriusan mereka dan pertolongan mereka. Kehidupan kita
sungguh lebih kering bila kita tidak ikut serta dalam suka dan duka teman-teman kita dan
bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan yang mulia. Melalui bab ini,
Anda diharapkan mencapai beberapa tujuan pembelajaran. Adapun tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai adalah:(i) memuliakan Allah dalam pergaulan mudamudi; (ii) menunjukkan
sikap hormat terhadap orang lain dalam kepelbagaian agama,suku,dan budaya; (iii) bersikap
peduli terhadap sesama manusia; (iv) bersikap terbuka untuk bekerja sama dengan semua
pihak dalam rangka mendatangkan kebaikan bersama; (v) menerapkan tanggung jawab etis
kristiani dalam pergaulan muda-mudi; dan (vi) menggunakan prinsipprinsip etis kristiani
dalam pergaulan muda-mudi

A.Menelusuri Konsep Seni Bergaul

Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa hubungan dengan orang lain. Oleh sebab itu,
adanya individu-individu lain merupakan suatu keharusan. Manusia diciptakan sebagai
makhluk sosial yang selalu akan hidup dalam suatu hubungan keterikatan dengan individu
lainnya. Seorang manusia selalu membutuhkan pergaulan dengan manusia lainnya agar dapat
mencapai taraf tingkah laku manusia. Dalam perkembangan usia, pola hubungan seseorang
juga berkembang. Pola itu jelas pada usia remaja dan terus bertahan sampai usia lanjut. Pola
itu terdiri atas lima dimensi (Ismail 2007, 109). Pertama, dimensi persamaan. Kita memilih
teman yang mempunyai persamaan dalam kepribadian, nilai-nilai hidup, perilaku, minat dan
latar belakang. Kedua, dimensi timbal balik. Kita mencari teman yang bisa saling mengerti,
saling percaya, saling tolong, saling mengakui keunggulan dan saling memaklumi kelemahan
masing-masing. Ketiga, dimensi kecocokan. Kita berteman karena merasa cocok dan senang

11
berada bersama dia. Keempat, dimensi struktur. Kita mencari teman yang berjarak dekat,
mudah dihubungi dan bisa langgeng. Kelima, dimensi model. Kita berteman karena kita
respek dan mengagumi kualitas kepribadiannya.

Manusia selalu akan terlibat dalam pergaulan. Pergaulan bila disorot secara khusus
akan memberikan gambaran yang berbeda-beda dari segi kualitas waktu, misalnya, pergaulan
yang hanya bersifat sementara, meliputi jangka waktu yang pendek dan yang meliputi jangka
panjang. Demikian pula, sifat pergaulan tidak selalu sama. Ada pergaulan yang
menggambarkan hubungan reaktif saja, seolah-olah antara dua individu atau lebih hanya
terjalin hubungan bagaikan tanya jawab saja. Ada pula pergaulan yang individu-individunya
aktif dan kreatif menciptakan hubungan, masing-masing individu saling memajukan taraf
kehidupannya, dan saling menyempurnakan martabatnya. Pergaulan merupakan suatu
hubungan yang meliputi tingkah lebih dari seorang individu (Gunarsa dan Gunarsa 1997, 36).
Pergaulan merupakan suatu hubungan antarmanusia yang tidak dapat dihindarkan. Pergaulan
ini acap kali menimbulkan persoalan sehingga justru menimbulkan kesulitan bagi orang yang
bersangkutan. Pergaulan yang mengakibatkan timbulnya kesulitan, kurang membantu
kelancaran hidup bahkan menimbulkan keguncangan jiwa yang menghambat dan merugikan
perkembangan individu yang bersangkutan

B.Menjadi Sahabat Sejati

Sahabat adalah sebuah kata yang tidak asing dalam hidup manusia. Kata ini
mempunyai makna yang sangat mendalam. Setiap orang pasti membutuhkannya dan
senantiasa berusaha mendapatkan sahabat, bahkan bila orang tersebut telah memilikinya, ia
akan senantiasa memeliharanya. Menjadi sahabat bagi orang lain dan mempunyai seorang
sahabat adalah sesuatu yang sangat berarti dan berharga dalam hidup seseorang, karena
memang Sang Pencipta menata manusia untuk hidup bersama dengan orang lain. Bagi orang
Inggris, arti seorang sahabat diungkapkan dalam sebuah pepatah: afriend in need is a friend
indeed, artinya sahabat yang sejati ialah sahabat yang selalu siap menolong ketika seseorang
memerlukannya (Chandra 2006, 97).

Persahabatan yang baik berawal dari perkenalan dengan orang yang memiliki suatu
persamaan dengan kita. Ada daya tarik timbal balik. Anda senang berada bersama-sama
dengannya. Anda merasa orang yang lain itu menyegarkan, memberi dorongan dan
menyenangkan. Anda melihat dia mau mendengarkan Anda, memberi dorongan yang tepat
kepada Anda. Persahabatan pun tumbuh. Persahabatan itu memerlukan waktu. Anda mungkin

12
bertemu seseorang dan segera berhubungan. Sebelum hubungan itu bisa tumbuh menjadi
persahabatan yang sungguh, Anda harus saling mengenal selama suatu jangka waktu.
Persahabatan jangan seluruhnya bergantung pada perasaan. Perasaan memang penting, tetapi
jengkel atau kecewa terhadap seseorang jangan sampai merusak hubungan itu. Kita
hendaknya tidak membuang atau mematikan persahabatan hanya karena ternyata tidak
semuanya menyenangkan.

Kita harus membangun persahabatan denganorang-orang non-Kristen juga. Ini


hendaknya tidak merupakan hubungan dengan maksud penginjilan (persahabatan demi satu
jiwa), melainkan persahabatan karena kita benarbenar mengasihi orang-orang tersebut. Bila
Anda mempunyai sahabat orangorang non- Kristen, Anda perlu bertanya kepada diri Anda
sendiri, apakah persahabatan ini memungkinkan Anda tetap dekat dengan Tuhan atau dapat
memisahkan Anda dari Tuhan. Jikalau Anda mulai melihat bahwa persahabatan Anda dengan
seorang non-Kristen tertentu menjauhkan Anda dari Tuhan, Anda harus melakukan sesuatu.

C. Menggali Sumber Alkitab tentang Pergaulan

Dalam 1 Korintus 5:9-11 tersebut, Paulus melarang jemaat di Korintus untuk bergaul
dengan orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu. Menurut
Anda, mengapa Paulus melarang jemaat di Korintus untuk bergaul dengan orang cabul, kikir,
penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu. Apa maksud dan makna perkataan
Paulus yang terdapat dalam 1 Korintus 5:9-11

“Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan
orang-orang cabul. Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada
umumnya dari dunia ini atau dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua
penyembah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia ini. Tetapi yang
kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun
menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah,
pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan
bersama-sama.”

Allah bekerja untuk mempersatukan orang-orang. Ia mengasihi semua orang. Kasih


kita perlu mencerminkan kasih Allah yang sangat inklusif itu. Orang Kristen perlu menerima
dan mengasihi sebanyak mungkin orang, bukan menolak mereka. Terutama orang Kristen
perlu mengasihi orang-orang yang dianggap hina oleh masyarakat. Yesus bergaul dengan
orang-orang yang dibenci oleh kebanyakan orang dalam masyarakat-Nya. Kalau kita yakin

13
bahwa kita diterima dan dikasihi oleh Allah, kita tidak usah mengangkat harga diri kita
dengan menganggap rendah orang lain. Bila kita ditolak oleh orangorang lain, kita bisa
merasa yakin bahwa kita masih diterima dan dianggap penting oleh Tuhan

Bahaya kedua yang menyangkut hubungan kita dengan teman-teman ialah tekanan
untuk menyesuaikan diri dengan pendapat dan perbuatan yang tidak baik. Sering orang-orang
membenarkan suatu perbuatan yang diragukan benar salahnya dengan berkata, “Semua orang
berbuat demikian.” Kalau kebanyakan orang dalam kalangan kita sudah berbuat demikian,
seseorang akan dianggap kolot bila ia berkata, “Aku tidak boleh berbuat demikian.” Kalau
kebanyakan orang dalam suatu kelas menyontek, orang yang tidak menyontek dianggap aneh.
Kalau semua orang di kantor menerima suap, orang yang tidak menerima suap dihindari.

Sering orang-orang menyerah kepada dorongan-dorongan dari temantemannya,


walaupun dorongan-dorongan itu bertentangan dengan suara hati mereka. Kalau demikian,
kebutuhan untuk diterima oleh teman-teman menjadi lebih penting daripada iman dan
pendirian diri sendiri. Pemudapemuda yang memiliki kebebasan untuk mengambil
keputusannya sendiri tanpa tekanan dari orang tua atau lembaga-lembaga sering dengan rela
membuang kebebasan itu untuk mengikuti keinginan teman-temannya. Penyesuaian dengan
orang lain dapat menjadi ganti bagi pikiran. Orang yang 221 ikut-ikutan tidak lagi berpikir
bagi diri sendiri. Ia mengikuti arus tanpa mengembangkan cara hidup berdasarkan pandangan
sendiri.Sangat sukar untuk berdiri sendirian berlawanan dengan tekanan-tekanan dari orang-
orang lain. Karena itu, kita memerlukan teman-teman yang juga berusaha untuk hidup sesuai
dengan kehendak Tuhan. Mereka dapat menolong kita menggumuli masalah-masalah dan
menentang godaangodaan yang kita hadapi.

Manusia adalah makhluk sosial, tidak terkecuali orang Kristen. Sebab itu, sudah seharusnya
manusia itu memiliki teman atau sahabat dalam kehidupan ini. Orang yang membenci
pergaulan adalah orang yang tidak normal. Orang yang seperti itu biasanya disebut antisosial.
Mereka tidak membutuhkan pergaulan, bahkan membenci pergaulan.

14
C. Kelebihan dan kekurangan Buku
A. Buku Utama
Kelebihan:
 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga pembaca dapat
membacanya dengan baik
 Pembahasan yang diberikan mengenai pergaulan yang baik cukup rinci dan jelas

Kekurangan:
 Tidak dijelaskannya fungsi pembahasan materi yang diberikan pada pembaca

B. Buku Pembanding
Kelebihan:
 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga pembaca dapat
membacanya dengan baik

Kekurangan:
 Pembahasan yang diberikan kurang rinci dan jelas,terlalu singkat
 Tidak adanya warna pada buku, sehingga pembaca mudah bosan

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pergaulan yang baik menurut agama kristen dimana konsepnya menekankan pada
persekutuan anak-anak Tuhan. Kriterianya yaitu  hubungannya memberikan nilai positif bagi
kedua belah pihak,Saling menyadari bahwa semua orang saling membutuhkan,Saling
menghormati dan menghargai,Saling memahami perbedaan.

2. Cara kita memilih teman yang baik yaitu harus memiliki empat prinsip yaitu menunjukkan
kepedulian yang tulus kepada sesama teman,tidak ada istilah balas jasa atau pamrih,tidak
menuntut kesempurnaan dari teman,dan harus memperluas jaringan atau pergaulan. Intinya
kita harus memilih teman yang betul-betul dapat menuntun kita ke hal-hal positif karna
lingkungan kita juga mempengaruhi bagaimana sikap kita.

3. Ada beberapa sumber alkitab sebagai referensi kita dalam memahami makna pergaulan
dalam agama kristen seperti pada 1 korintus 5:9-11, Kolose 3: 23, Amsal 18:24,Mazmur 1: 1-
6,dan lain lain.

B. Saran

Penulis mengharapkan semoga makalah CBR ini dapat bermanfaat bagI para pembaca dan
penulis menyarankan jika ingin menggunakan salah satu buku sebagai referensi, maka lebih
baik digunakan buku 1, karena materi da juga penjelasannya lebih mudah dipahami
dibanding dengan buku 2.

16
DAFTAR PUSTAKA

Habeahan,S.dkk.2020. Pendidikan Agama Kristen. Cv.Partama Mitra Sari.Medan

Nurwardani,P.dkk.2016. Pendidikan Agama Kristen. Direktorat Jenderal Pembelajaran

dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi

17

Anda mungkin juga menyukai