Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JOURNAL RIVIEW

“PENDIDIKAN KEWARGANEGAAN”
Disusun untuk memenuhi tugas Dosen Pengampu Dra. Yusna Melianti, M.H.

Disusun Oleh:

Nama : Ismi Nidya Salmi


NIM : 5193311002
Kelas/prodi : Reguler B`19/ Pendidikan Teknik
Bangunan

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK


BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED)
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa. Karena dengan
Rahmat-Nya, Saya dapat menyelesaikan tugas CRITICAL JOURNAL RIVIEW ini dari
mata kuliah “PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN” Tepat pada waktunya.
Maksud dari penyusunan tugas ini yaitu sebagai pelengkap Mata kuliah
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN, yang menjadi salah satu komponen penilaian
dan dapat dijadikan pegangan didalam proses belajar mengajar, serta dengan harapan
untuk memotivasi Saya Pribadi dan Para pembaca lainnya, sehingga mampu memahami
segala pembahasan dan manfaatnya yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut.
Saya Juga menyadari bahwa, tanpa bantuan dari berbagai pihak, tugas yang Saya
buat ini tidak akan selesai dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, Saya mengucapkan
banyak Terimakasih kepada:
(1) Ibuk Dra. Yusna Melianti, M.H. selaku dosen pengampu Matakuliah PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN yang telah membimbing.
(2) Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan material dan moral dalam
penyelesaian tugas ini.
Saya menyadari bahwa dalam tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Karena itu
Saya mengharapkan adanya saran dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan
tugas Saya ini yang akan datang. Harapan Saya semoga tugas ini bermanfaat dan dapat
memenuhi harapan dari berbagai pihak.

Medan, 24 Maret 2021

Penyusun :
ISMI NIDYA SALMI BUGIS
5193311002

ii | P a g e
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Identitas Jurnal ............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................3
A. Ringkasan Journal 1.....................................................................................3
B. Ringkasan Journal 2.....................................................................................5
C. Perbandingan Ringkasan Journal 1 dan Journal 2........................................8

BAB III PENUTUP.............................................................................9


A. Kesimpulan.....................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................

iii | P a g e
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan atau sering disebut dengan PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang wajib di Sekolah Dasar (SD). Berdasarkan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi tertulis bahwa pendidikan
kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang fokus pada pembentukan warga
negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak- hak serta kewajibannya
sebagai warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter
sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Oleh sebab itu PKn di SD merupakan
salah satu mata pelajaran yang penting untuk diajarkan kepada siswa. Melalui
mata pelajaran PKn siswa akan memahami mengenai hak dan kewajibannya
sebagai warga negara sehingga dapat membekali siswa sikap yang sesuai dengan
norma yang berlaku. Selain itu, mata pelajaran PKn juga bertujuan untuk
menanamkan nilai dalam proses pembentukan warga negara yang cinta terhadap
NKRI.
Agar tujuan dalam pembelajaran PKn di atas dapat terwujud, maka
pembelajaran PKn hendaknya disampaikan agar dapat bermakna bagi kehidupan
siswa. Pembelajaran dapat bermakna bagi siswa apabila tujuan dari pembelajaran
PKn dapat terwujud. Pembelajaran PKn dibuat sedemikian rupa sehingga peserta
didik mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang berharga. Pembelajaran
PKn hendaknya dilakukan dengan melibatkan siswa secara aktif. Siswa
dilatih agar dapat menggali pengetahuannya sendiri sehingga akan lebih
bermakna bagi siswa. Selain itu, siswa dilatih agar dapat aktif dalam proses
pebelajaran melalui diskusi, permainan dan sebagainya. Pembelajaran PKn harus
dapat menjadi wahana untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta
didik agar dapat menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas, terampil dan
 berkarakter sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Oleh sebab itu,
pembelajaran PKn haruslah berpusat pada siswa.

B. Rumusan Masalah
1. untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal
2. untuk mengetahui isi penelitian tentnag jurnal

C. Identitas Jurnal
1. Identitas jurnal 1

 Judul Jurnal : Peran Guru Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

Dalam Upaya Pembentukan Karakter Peserta Didik

1|Page
 Halaman : 15 Halaman
 Volume :1
 Tahun Terbit : 22 November 2017
 Pengarang : Fadil Yudia Fauzi1, Ismail Arianto2, Etin Sholihatin3
 ISSN : 2337-5205

2. Identitas Jurnal 2

 Judul Jurnal : Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Pada Mata Pelajaran


PKn melalui Model Cooperative LearningTipe TGT (Teams Games
Tournament)
 Halaman : 12 Halaman
 Volume :7
 Tahun Terbit : 22 Oktober 2017
 Pengarang : Ita Punamasari1
 ISSN :-

2|Page
BAB II PEMBAHASAN

A. Ringkasan Journal 1
1. Tujuan Penelitian
PPKn merupakan mata pelajaran yang sarat isi dengan nilainilai pancasila
untuk membentuk kepribadian. PPKn tidak cukup hanya sampai pada penghafalan,
melainkan PPKn diterapkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik dalam bentuk
perbuatan, nilai- nilai yang terkandung dalam pancasila bukan untuk dihafal
melainkan untuk dipraktekan dalam kehidupan nyata. Tujuan penelitian ini yaitu
untuk membentuk kepribadian. Akan tetapi di era globalisasi saat ini seiring
kemajuan teknologi, nilai-nilai kesopanan, budi pekerti seakan telah diabaikan.
Yang mengakibatkan prilaku yang peserta didik menyimpang. Hal ini dikarenakan
krisis karakter bangsa.
Jadi pendidikan karakter sangat terpengaruhi oleh pendidikan
kewarganegaraan, dimana pendidikan kewarganegaraan memiliki peranan penting
dalam pembentukan karakter. Karena pendidikan kewarganegaraan mencakup
semua poin-poin karakter. Yang termasuk poin karakter didalam pendidikan
kewarganegaraan adalah budi pekerti, moral, norma.

2. Subjek Penelitian
Warga negara Indonesia seperti pendidik, siswa/siswi, anak-anak bangsa dan
masyarakat Indonesia.

3. Assesment Data
Informasi tentang fakta- fakta yang ada dilapangan dengan metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

4. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk
memperoleh informasi tentang fakta- fakta yang ada dilapangan, yakni mengenai
“PPKn dalam mewujudkan pembentukan karakter peserta didik SMAN 1
Sukatani”. Peneliti mengguna kan metode deskriptif dikarenakan datadata yang
dikumpulkan berupa kata kata, gambar, dan bukan angka-angka. Sehingga laporan
penelitian akan berisi data- data untuk memberi gambaran pada penyajian
laporan tersebut.

5. Langkah Penelitian
Tentang fakta – fakta yang ada dilapangan, yakni mengenai “PKN dalam
mewujudkan pembentukan karakter peserta didik SMAN 1 Sukatani”. Peneliti
3|Page
mengguna kan metode deskriptif dikarenakan datadata yang dikumpulkan berupa
kata kata, gambar, dan bukan angka-angka. Sehingga laporan penelitian akan
berisi data- data untuk memberi gambaran pada penyajian laporan tersebut.

6. Hasil Penelitian
Karakter sering disamakan dengan budi pekerti, ada pula yang
mendefinisikan karakter sebagai sistem keyakinan dan kebiasaan. Jika kita
simpulkan karakter adalah akhlak atau moralyang sudah tertanam dalam pikiran,
dengan kata lain karakter itu sebuah kebiasaan yang sudah ditanamkan oleh
lingkungan keluarga.
Pembentukan karakter anak memang semestinya dilakukan oleh orang tua.
Namun, ketika anak berada di sekolah, maka yang menjadi orang tua anak adalah
guru. Sehubungan dengan perannya sebagai pembentuk karakter anak di sekolah,
maka guru dituntut untuk sungguh-sungguh menjalankan peran tersebut, karena
salah membentuk karakter anak akan berakibat fatal bagi kehidupan anak. Oleh
karena itu guru memiliki peran penting dan strategis bagi setiap pembaharuan
pendidikan, hal ini yang menuntut guru untuk memiliki cara bertindak untuk
menanmkan pendidikan karakter.
Maka dari itu anak memiliki karakter yang berbeda-beda, karena setiap
keluarga memiliki karakter yang berbeda yang ditanamkan kepada anak dan
menjadi kebiasaan, pihak sekolah hanya bersifat mengasah dan memperdalam lagi
karakter mereka. Oleh karena itu apabila si anak tidak mendapatkan pendidikan
karakter dari keluarganya dari pihak sekolah agak kesulitan dalam membentuk
karakter peserta didik.
Seorang guru harus menjadi seorang pengasuh bagi peserta didik, menjadi
panutan dan teladan untuk dicontoh oleh peserta didik, guru pula harus menjadi
pembimbing untuk membimbing anak didiknya yang memiliki integritas dan
kedisiplanan dalam kehidupan sehari-hari. Namun upaya pembentukan karakter anak
merupakan hal yang tidak mudah dijalankan oleh seorang guru. Guru akan kesulitan
dalam membentuk karakter anak, jika tidak ada dukungan dari keluarga dan
masyarakat yang ada di lingkungan peserta didik. Pembentukan karakter merupakan
tanggung jawab bersama antara guru, keluarga dan masyarakat. Peranan guru dalam
pembentukan karakter di sekolah sebagai contoh atau teladan bagi anak khususnya
dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu seorang guru haruslah memberi
contoh yang baik, segala tingkah lakunya tidak bertentangan dengan norma dan
nilai yang berlaku dimasyarakat.

7. Kekuatan Penelitian
Penelitian mudah dilaksanakan karena peneliti mengadakan penelitian secara
langsung ke lapangan untuk mensurvei tentang informasi serta fakta-fakta yang akan
diteliti. Pendeskripsian hasil penelitian secara jelas di paparkan dan membuat para
4|Page
pembaca mudah memahaminya. Penelitian ini juga memiliki menghasilkan banyak
pengetahuan khususnya mengenai betapa pentingnya pelajaran PKN yang dimana
peserta didik diharapkan memiliki kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai
pancasila sehingga terciptalah generasi bangsa yang cerdas dan bermoral.

8. Kelemahan Penelitian

Yang membuat penelitian ini memiliki kelemahan yaitu karena peneliti tidak
menampilkan gambar permasalahan yang sedang Ia teliti membuat penilitian ini
kurang akurat. Penjelasan mengenai proses dari penelitian tidak jelas dicantumkan
dalam artikel tersebut. Hasil dari penelitian yang dilakukan tidak merinci
dicantumkan dalam artikel tersebut.

9. Kesimpulan
Guru PKn dalam membentuk karakter peserta didik memiliki peranan
yang sangat penting. Karena PKn merupaka pelajaran yang bertujuan untuk
membentuk warganegara yang baik dalam kehidupan sehari-hari atau dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Serta memiliki karakter yang berbudi luhur.
Dengan demikian, dengah adanya guru yang memiliki mutu tinggi dalam pembinaan
karakter peserta didik serta pendidikan pancasila dan kewarganegaraan diharapkan
dapat membentuk peserta didik yang memiliki kepribadian yang sesuai dengan
nilai-nilai pancasila sehingga terciptalah generasi bangsa yang cerdas dan bermoral.

B. Ringkasan Journal 2
1. Tujuan Penelitian
PKn hendaknya disampaikan agar dapat bermakna bagi kehidupan
siswa. Pembelajaran dapat bermakna bagi siswa apabila tujuan dari pembelajaran
PKn dapat terwujud. Pembelajaran PKn dibuat sedemikian rupa sehingga peserta
didik mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang berharga. Pembelajaran
PKn hendaknya dilakukan dengan melibatkan siswa secara aktif. Siswa dilatih
agar dapat menggali pengetahuannya sendiri sehingga akan lebih bermakna bagi
siswa. Selain itu, siswa dilatih agar dapat aktif dalam proses pebelajaran melalui
diskusi, permainan dan sebagainya. Pembelajaran PKN harus dapat menjadi
wahana untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik agar
dapat menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas, terampil dan berkarakter
sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Oleh sebab itu, pembelajaran PKN
haruslah berpusat pada siswa.

2. Subjek Penelitian
Siswa kelas IV B diSDN Sendangsari

5|Page
3. Assesment Data
Peneliti menggunakan data yang akurat seperti presentase para siswa kelas IV B di
SD N Sendangsari.
4. Metode Penelitian
Jenis Penelitian, Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1)merencanakan, (2)melaksanakan,
dan (3)merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (WijayaKusumah
& Dedi Dwitagama, 2011:7). Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas
IV diSDN Sendangsari. Model penelitian yang digunakan yaitu model penelitian menurut
Kemmis dan Mc Taggart. Pada model penelitian tersebut peneliti menggunakan dua
siklus.Waktu dan Tempat Penelitian, Penelitian ini dilaksanakan pada Semester II Tahun
Ajaran 2015/2016 yaitu tepatnya pada bulan Maret sampai April tahun 2016. Adapun
tempat penelitian dilakukan di SD Negeri Sendangsari Pajangan Bantul. Subjek dan Objek
Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Sendangsari dengan
jumlah 27 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Objek
penelitian ini yaitu peningkatan hasil belajar kognitif pada mata pelajaran PKn melalui
model cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournament).Data, Instrumen, dan
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes,
wawancara dan dokumentasi. observasi dilakukan untuk mengamati jalannya proses
pembelajaran menggunakan modelcooperative learning tipe TGT yang sesuai dengan RPP
yang telah dibuat dan mencatatnya dalam lembar observasi checklist. Tes digunakan
untuk mengetahui hasil  belajar kognitif siswa pada mata pelajaran PKn. Tes dalam
penelitian ini diberikan pada setiap pertemuan di akhir pembelajaran yang berupa LKS
dan soal evaluasi. Wawancara dilakukan dengan guru kelas untuk mengetahui hasil belajar
siswa kelas IV B SD N Sendangsari sedangkan dokumentasi digunakan untuk
mendokumentasikan proses pembelajaran yang dilakukan pada saat pembelajaran berupa
gambar.

5. Langkah Penelitian
Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Observasi pra tindakan, yaitu melalui wawancara dengan guru untuk
mencari data
2. hasil belajar kognitif PKn siswa kelas IV SD N Sendangsari.

3. Perencanaan yang meliputi pembuatan RPP,mempersiapkan peralatan


serta media yang digunakan, lembar observasi dan kamera untuk
mendokumentasikan pembelajaran.

6. Hasil Penelitian

6|Page
Dari hasil penelitian terbukti bahwa penggunaan model cooperative
learning tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Cara yang
dapat dilakukan dengan menciptakan suatu pembelajaran yang aktif serta
menyenangkan bagi siswa yaitu salah satunya dengan pemilihan model
pembalajaran yang tepat. Salah satu model pembalajaran yang menyenangkan dan
menjadikan siswa aktif adalah model cooperative learningtipe TGT (Teams
Games Tournament) karena dalam pembelajaran terdapat game akademik,
turnamen dan penghargaan terhadap tim. Dengan pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan maka siswa akan dengan mudah memahami materi yangdipelajari
sehingga akanmeningkatkan hasil belajar siswa.
Hal tersebut didukung oleh pendapat Slavin (2008: 163) yang menyatakan
bahwa TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis,
sistem skor kemajuan individu dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim
mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara
seperti mereka. Melalui turnamen akademik, kuis serta penghargaan terhadap
tim yang memperoleh skor tertinggi menjadikan pembelajaran dengan model
cooperative learning tipe TGT sebagai model pembelajaran yang menyenangkan
dan mengaktifkan siswa sehingga hasil belajar siswa akan meningkat yang
nilainya memenuhi KKM ( ≥75) yaitu pada pra tindakan hanya 9 siswa atau
33,333% meningkat di siklus I menjadi 17 siswa atau 62,963% dan
meningkat kembali di siklus II menjadi 24 siswa atau 88,889%. Peningkatan
hasil belajar kognitif dikarenakan guru menggunakan model cooperative learning
tipe TGT sehingga dapat menjadikan pembelajaran menyenangkan dan
menarik bagi siswa serta menjadikan siswa aktif selama proses pembelajaran
yang mengakibatan hasil belajar kognitif dapat meningkat.

7. Kekuatan Penelitian
1. Peneliti membuat jurnal ini menjadi komples dan sangat jelas
karenapeneliti menyajikan data secara akurat
2. Peneliti sangat baik dalam tinjauan lapangan yang Ia teliti sehingga
jurnal ini mudah di pahami
3. Peneliti benar-benar melakukan penelitian dengan baik sehingga mampu
menyajikan data secara akurat

8. Kelemahan Penelitian
Saya rasa jurnal ini tidak memiliki kelemahan karena peneliti memaparkan
informasi dengan sangat jelas dan mudah dipahami oleh pembacanya.

7|Page
C. Perbandingan Antara Journal 1 dan Journal 2

Adapun perbadingan antara kedua jurnal tersebut ialah jurnal I dan II,
keduanya membahas topik yang sama, yaitu pendidikan kewarganegaraan.
Pendidikan kewarganegaraan adalah topic utama dalam kedua jurnal tersebut. Di
dalam jurnal I dibahas mengenai bagamana peran guru pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan dalam upaya pembentukan karakter peserta didik. Di jurnal II
membahas bagaimana hasil belajar kognitif Mata Pelajaran PKnpadasiswa.
Dalam hal ini jurnal I dan II dapat disatukan menjadi jurnal yang sangat
bagus dan efektif karena isinya saling mengisi dan keterkaitan antar jurnal tersebut
sangat erat. Karena kedua jurnal ini saling berkesinambungan satu dengan yang
lain. Jika jurnal I mengacu kepada mengacu pada pendalaman kewarganegaraan
si guru yang akan mengajari peserta didiknyamaka jurnal II mengacu pada
cara si guru yang akan meningkatkannilaikognitifsiswanya. Dan dikarenakan hal
itu, menurut saya kedua jurnal ini daapat dikategorikan sebagai jurnal yang bagus.
Dari segi peningkatan kemampuan, jurnal I memberikan beberapa hal yang
spesifik mengenai peran guru jaman sekarang, sedangkan pada jurnal II berisi hal
yang harus diperhatikan seorang guru pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
untuk meningkatkan kemampuannya. Dalam hal ini menurut sayakedua jurnal ini
juga sama bagusnya, karena dalam kedua jurnal ini terdapat hal-hal yang harus
diperhatikan oleh subjek penelitian (peserta didik dan guru) untuk peningkatan
kemampuan mereka dalam pendidikan kewarganegaraan.
Dari segi penyajian penelitian, jurnal Itidak terdapat detail penelitian yang
telah dilakukan pada guru pendidikan pancasila dan kewarganegraan. Sedangkan
jurnal II memberikan hasil dan proses yang merinci serta mendetail mengenai
proses penelitian yang dibahas. Meskipun telah dijelaskan bahwa metode
penelitian adalah deskripsi tetapi menurut saya ini adalah kekurangan. Karena
menurut saya, jurnal yang baik itu adalah jurnal yang memiliki data yang merinci
mengenai penelitian yang telah dilakukan. Dalam hal ini menurut saya, jurnal II
lebih baik dibanding dengan jurnal I.

8|Page
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa


hasil belajar kognitif PKn pokok bahasan globalisasi siswa kelas IV B SD Negeri
Sendangsari dapat meningkat karena pembelajaran menggunakan model cooperative
learning tipe TGT (Teams Games Tournament). Langkah-langkah yang dilakukan
dalam pembelajaran PKn menggunakan model cooperative learning tipe TGT yaitu
dengan adanya game akademik, tournament tim, penghitungan skor dan penghargaan
terhadap tim yang memperoleh skor tertinggi. Pembelajaran dengan model tersebut
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran PKn
kelas IV B SD Negeri Sendangsari. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan
nilai rata-rata kelas yaitu pada saat pra tindakan sebesar 67 meningkat di siklus I
menjadi 75,73 serta meningkat menjadi 83,15 pada siklus II.

A. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk siswa, hasil belajar kognitif yang sudahbaik karena pembelajaran dengan
modelcooperative learning tipe TGT (Teams GamesTournament) sehingga siswa
aktif dalamkegiatan pembelajaran PKn harus tetapditingkatkan lagi.

2. Untuk guru, peningkatan hasil belajar kognitifsiswa dengan menggunakan


model cooperativelearning tipe TGT (Teams Games Tournament)dapat
digunakan sebagai dasar pertimbanganuntuk merancang kegiatan pembelajatan
selanjutnya.

3. Untuk sekolah, pembelajaran dengan menggunakan model


pembelajaran cooperativelearning tipe TGT (Teams Games Tournament) perlu
didukung dengan penyediaan berbagaisarana dan prasana yang dibutuhkan.

9|Page
DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Erna Iswanti. (2008). Mendidik Anak dengan Bermain. Yogyakarta : Arti Bumi


Intaran.

Isjoni. (2007). Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia- Malaysia.


Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

 Nana Sudjana. (2006).  Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya Offset.

 Ngalim Purwanto. (2006). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


Bandung: Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai