PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
LAPORAN PENELITIAN
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS TEKNIK
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya, sehingga saya
dapat menyelesaikan Makalah MR mengenai Perbandingan antar buku Pendidikan
Kewarganegaraan. Kami mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada Ibu Dra. Yusna
Melianti. MH. . Selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang selama ini
memberikan arahan kepada saya mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, dalam
memahami mata kuliah “ Pendidikan Kewarganegaraan”.
Penyusunan makalah ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai tugas
MR mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan . Dan harapan saya semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Kami menyadari, karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, saya yakin
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat saya harapkan.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
MR adalah merupakan sebuah bentuk dari karya tulis ilmiah yang dimana akan
digunakan untuk menjadi sebuah syarat masuk ke dalam sebuah kelompok organisasi
tertentu. Mini riset adalah karya tulis ilmiah hasil karya mahasiswa UNIMED. Tema yang
diangkat dalam karya tulis ini adalah Pendidikan Kewarganegaraan. Karya tulis yang
dibuat dapat berupa ide penelitian, ide bisnis, dan sejenisnya.
Kegiatan ini bermanfaat untuk menambah wawasan serta menumbuhkan sikap kritis
dalam membaca laporan penelitian serta dapat menjadi resensi bagi para pembaca laporan
ini agar mendapatkan gambaran tentang isi laporan tersebut. Untuk menambah wawasan
tentang materi Pendidikan Kewarganegaraan.
1
BAB II
RINGKASAN MATERI
A. IDENTITAS PENELITIAN
1. a. Judul Penelitian :Analisis Kecenderungan Global dalam pendidikan
kewarganegaraan dan Implikasinya terhadap Proses
Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah
b. Bidang Penelitian : Keilmuan
c. Jenis Penelitian : Mula
2. Ketua Peneliti
3. Anggota Peneliti
a. Jumlah anggota :-
b. Nama Anggota/Unit Kerja :-
2
B. RENCANA PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam Penelitian ini adalah kecenderungan global dalam pendidikan kewarganegaraan
di tingkat persekolahan di Indonesia, dan implikasi kecenderungan global pendidikan
kewarganegaraan itu dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah
yang diadaptasi dari pendapat John J. Patric (1997)
2. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini kami menempatkan di sekolah yang diadaptasi dari pendapat John J.
Patric(1997)
C. METODE PENELITIAN
Sebagai Penelitian ini menggunkana metode Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif,
Penelitian kualitatif adalah proses penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi
penelitian tertentu dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia.
Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji secara interpretative terhadap data-data dari berbagai
sumber tentang kecenderungan global dalam pendidikan kewarganegaraan,
menggambarkannya secara menyeluruh, menganalisis setiap data yang muncul, melaporkan
pandangan-pandangan para informan yang muncul sebagai data secara rinci, dan
melakukannya dalam situasi alamiah.
Penelitian ini merupakan analisis isi (content analysis) sebagai salah satu tradisi penelitian
kualitatif. Peneliti tidak menggunakan upaya kuantifikasi atau perhitungan-perhitungan
statistik, melainkan lebih menekankan kepada kajian interpretatif. Teknik pengumpulan data
melalui studi literatur dan studi dokumentasi.
3
2.2 RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN
Bila dianalisis dengan cermat, ternyata baik istilah yang dipakai, maupun rumusan
missi dan organisasi isi mata pelajaran Civics/Pengetahuan Kewargaan Negara, Pendidikan
Kewargaan Negara, Pendidikan Moral Pancasila, dan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, di dalam dunia persekolahan yang berkembang selama hampir empat
dasawarsa (1960-an s/d awal 2000-an) menunjukkan telah terjadinya inkonsistensi pemikiran
yang secara mendasar yang mencerminkan telah terjadinya krisis konseptual, dan ternyata hal
itu berdampak pada terjadinya krisis konseptual dan operasional pedagogis.
Sekali lagi di situ ditemukan bahwa dalam Kurikulum PPKn 1994, nuansa
paradigmatik civic education- nya belum terasa. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa PPKn
1994, secara paradigmatik sesungguhnya masih sama dengan PMP sebe1umnya. Atau dengan
kata lain, Pendidikan Pancasila masih tetap berperan sebagai core atau concerto-nya, dengan
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu accompanyment-nya. Dari situ dapat
dipahami, mengapa prilaku demokratis yang cerdas dan religius, yang menjadi karakteristik
civic education dalam masyarakat madani, belum sepenuhnya berkembang dalam
masyarakatbangsa Indonesia.
Hal itu tampak dalam berbagai gejala lawlessness atau ketakpatuhan hukum yang
me1anda semua lapisan masyarakat-bangsa Indonesia saat ini. Demokrasi temyata kini lebih
banyak diucapkan sebagai retorika politik, dari pada diwujudkan dalam prilaku
bermasyarakat-bangsa dan bernegara Indonesia. Sepertinya pendidikan moral Pancasila yang
4
disampaikan melalui PPKn di sekolah dan Penataran P-4 di berbagai lapisan masyarakat
nyaris tanpa bekas dan tanpa makna (meaningless).
1) Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu, sebagai akibat dan
penekanan pada kebenaran yang bersifat monovision dan samasekali mengabaikan
kemungkinan multivision atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu;
2) Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya reformasi di berbagai
bidang kehidupan baik sosial dan budaya, politik itu sendiri, ekonomi dan hukum yang
meliputi sistem pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya;
5
3) Perubahan pada atribut warganegara
memiliki kemampuan:
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-
karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
(Permendiknas No. 22 Tahun 2006)
Sedangkan ruang lingkup materi Pendidikan Kewarganegaraan sesuai dengan kurikulum tahun
2006 adalah:
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta
lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap
positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Keterbukaan dan jaminan
keadilan;
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib
di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturanperaturan daerah, Norma-
norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan Sistem hukum dan peradilan
nasional;
6
3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota
masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, dan Pemajuan, penghormatan
dan perlindungan HAM;
4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga dirisebagai warga
masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat,
Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, dan Persamaan kedudukan warga
negara;
5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama,
Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, dan Hubungan dasar negara
dengan konstitusi;
6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan
daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik,
Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, dan Pers dalam
masyarakat demokrasi;
7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara,
Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, dan Pancasila sebagai ideologi terbuka;
8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era
globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional,
dan Mengevaluasi globalisasi. (Permendiknas No. 22 Tahun 2006)
Delapan ruang lingkup materi Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kurikulum 2006
ini selanjutnya diperinci ke dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, seperti yang dikemukakan oleh Creswell
(1998) yang mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai berikut. Qualitative research is an
inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that
explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analyses
words, reports detailed views of informants, and conducts the study in a natural setting.
7
Pendapat Creswell di atas menyatakan bahwa Penelitian kualitatif adalah proses
penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi penelitian tertentu dengan cara
menyelidiki masalah sosial atau manusia. Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji secara
interpretative terhadap data-data dari berbagai sumber tentang kecenderungan global dalam
pendidikan kewarganegaraan, menggambarkannya secara menyeluruh, menganalisis setiap
data yang muncul, melaporkan pandangan-pandangan para informan yang muncul sebagai
data secara rinci, dan melakukannya dalam situasi alamiah.
Penelitian ini merupakan analisis isi (content analysis) sebagai salah satu tradisi
penelitian kualitatif. Peneliti tidak menggunakan upaya kuantifikasi atau perhitungan-
perhitungan statistik, melainkan lebih menekankan kepada kajian interpretatif. Teknik
pengumpulan data melalui studi literatur dan studi
dokumentasi.
1. Kecenderungan Global dalam Pendidikan Kewarganegaraan di Tingkat Persekolahan di
Indonesia
a. Kecenderungan 1 Konseptualisasi pendididikan kewarganegaraan dalam istilah komponen-
komponen yang saling berinterelasi.
b. Kecenderungan 2 Pengajaran konsep-konsep inti secara sistematik
c. Kecenderungan 3 Melakukan analisis terhadap studi kasus.
d. Kecenderungan 4 Pengembangan keterampilan-keterampilan pembuatan keputusan.
e. Kecenderungan 5 Perbandingan dan analisis internasional tentangpemerintahan dan
kewarganegaraan.
f. Kecenderungan 6 Pengembangan keterampilan partisipatoris dan kebajikan
kewarganegaraan melalui kegiatan-kegiatan belajar.
g. Kecenderungan 7 Penggunaan buku sumber di dalam mengajarkan kebajikan warga negara
(civic virtues).
h. Kecenderungan 8 Mempelajari secara aktif pengetahuan, keterampilan dan kebajikan-
kebajikan warga negara.
i. Kecenderungan 9 Menghubungkan antara isi dan proses dalam belajar mengajar,
pengetahuan, keterampilan dan kebajikan-kebajikan warga negara
8
2. Implikasi Kecenderungan Global Pendidikan Kewarganegaraan dalam Proses Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah
Pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, karena didalamnya terdapat beberapa
komponen pembelajaran yang saling terkait antara komponen yang satu dengan komponen
yang lain dan saling ketergantungan. Menurut Banathy “A system is integrated set of element
that interact wich each other”. Komponen-kompenen pembelajaran adalah sebagai berikut: (1)
tujuan, (2) bahan, (3) metoda, (4) media, (5) evaluasi.
3.1 PENILIAIAN
Penilaian laporan penelitian ini menurut kelompok kami laporan ini penelitian ini
Sebenarnya perkembangan misi dan rumusan yang dialami oleh ilmu Pendidikan
Kewarganegaraan selama empat dasawarsa yang mana ini trlah menunjukkan inkonsistensi
pemikiran yang sangat mendasar, yang berdampak terjadinya krisis konsep tua dan
operasional pedagogis, yang mana bagi Indonesia konsesus ini sangatlah penting. Tapi
sayangnya konsesus ini sampai dengan saat ini belum tercapai, inilah yang menjadi
masalah utama, dan pusat pemikiran yang utama, kenapa sampai saat ini konsesus yang
sangat penting belum juga tercapai, ini menjadi tanya tanda besar bagi kita semua, siapa
yang salah dan siapa yang lalai dalam hala ini.
Ini menjadi dasar yang harus diperbaiki karena kelemahan dasar parigmatik yang
sangat mendasar sangat lah kurang baik, karena jika hal mendasar saja sudah lemah,
maka untuk majupun tidak akan bisa.
10
Oleh karena itu yang wajib diperbaiki adalah hal-hal yang mendasar, karena hal yang
mendasar adalah awal dari semuanya, jika di ibaratkan swbuah pohon, hal yang mendasar
adalah akarnya, jika akarnya tidak kuat, maka pertumbuhan pohonnya juga tidak akan
baik dan akan mudah terguncang dan jatuh jika diterjang oleh angin.
Seperti yang kita ketahui, abstrak merupakan tulisan singkat yang mencakup secara
menyeluruh kegiatan dan aktivitas untuk mengatasi permasalahan dan memberikan solusi
yang sesuai dengan permasalahan yang di teliti. Abstrak biasanya dibuat dalam dua bahasa
yaitu bahasa Inggris (bahasa general) dan bahasa ibu tempat laporan penelitian tersebut
dibuat.
11
Penggunaan dua bahasa ini dimaksudkan agar karya ilmiah atau pun laporan penelitian
dapat digunakan baik oleh orang-orang yang berasal dari negara tempat laporan penelitian
tersebut dibuat. Maupun oleh orang-orang yang berasal dari negara di luar tempat laporan
penelitian tersebut dibuat.
Abstrak pada laporan penelitian ini sudah mencakup seluruh laporan penelitian, tetapi
pada laporan penelitian ini abstrak dituliskan hanya dalam satu bahasa saja yaitu bahasa
indonesia yang merupakan bahasa ibu tempat laporan penelitian ini dibuat. Sehingga
menyulitkan orang - orang yang berasal dari negara asing untuk memahami isi laporan
penelitian tersebut.Dalam laporan penelitian ini, peneliti tidak menjelaskan secara rinci
tahapan atau prosedur pengumpulan data yang digunakan. Peneliti hanya mendefenisikan
pengertian dari pengumpulan data apa saja yang digunakannya dalam penelitian ini.
Pada hasil penelitian, ada beberapa unsur yang belum dikaji dalam penelitian ini
seperti kajian tentang guru, kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan, dan
proses pembelajaran sedangkan kajian ini berkaitan dengan tujuan untuk mengetahui
implikasi kecendrungan global pendidikan kewarganegaraan pada proses pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan pada tingkat persekolahan. Kemudian tidak adanya
rekomendasi pada laporan ini, padahal rekomendasi sangat dibutuhkan studi lanjutan atau
penelitian berikutnya.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
13
LAMPIRAN
14