Anda di halaman 1dari 30

CRITICAL BOOK REPORT

Implementasi Pancasila Melalui Pendidikan Kewarganegaraan


(Syahrial Syarbaini)

DISUSUN OLEH : AINA FAUZIAH


NIM : 1172111027
KELAS : F1 REGULER
MATA KULIAH : KONSEP DASAR PKN
DOSEN PENGAMPU : APIEK GANDAMANA, S.PD., M.PD

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
EXCECUTIVE SUMMARY

CBR ini ditulis karena dapat berguna untuk melatih kemampuan


dalam mengkritisi buku dan membuat semua kalangan menjadi lebih kritis
dengan adanya CBR ini. CBR ini juga ditulis agar kalangan pembaca dapat
lebih ringkas dan cepat menanggapi buku buku yang telah di review dan
kritik dalam CBR ini. Dan juga dapat menjadi sumber bacaan agar lebih
ringkas dalam membaca buku. Dan bermanfaat dapat menambah wawasan
dan pengetahuan tentang pendidikan kewarganegaraan, khususnya
implementasi pancasila melalui Pendidikan Kewarganegaraan.
Buku yang saya review dan kritik ini adalah buku hasil karya dari
Syahrial Syarbaini. Buku ini memberikan penjelasan-penjelasan mencakup
pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dalam aspek yang
sangat luas dan mendalam yang dapat beguna untuk memperdalam ilmu
pengetahuan mahasiswa mengenai Pendidikan Kewarganegaraan dan dapat
menjadi warga negara yang baik.
Buku ini membahas tentang pembelajaran mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan, yang didalamnya membahas tengtang filsafat dan etika
pancasila, pancasila ideology dan identitas nasional, pancasila dalam konteks
sejarah perjuangan bangsa, pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI,
politik dan strategi pancasila, demokrasi pancasila, ham, rule of law dan
masyarakat madani, hak dan kewajiban warga negara serta pemberantasan
korupsi, geopolitik Indonesia, geostrategic Indonesia, masyarakat madani,
good governance dan globalisasi.

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
peulisan ini tentang “Critical Book Report”.
Harapan saya semoga penulisan ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi penulisan ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.
Penulisan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan penulisan ini.

Medan, April 2018

Aina Fauziah

2
DAFTAR ISI

Excecutive Summary................................................................................................................. 1
Kata Pengantar............................................................................................................................ 2
Daftar Isi......................................................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan..................................................................................................................... 4
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR........................................................................................ 4
1.2 Tujuan Penulisan CBR....................................................................................................... 4
1.3 Manfaat CBR.......................................................................................................................... 5
1.4 Identitas Buku Yang Di Review..................................................................................... 5
Bab II Ringkasan Buku............................................................................................................. 6
Bab III Pembahasan................................................................................................................ 24
Bab IV Penutup......................................................................................................................... 27
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................... 27
4.2 Rekomendasi...................................................................................................................... 27
Daftar Pustaka........................................................................................................................... 28
Lampiran..................................................................................................................................... 29

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 RASIONALISASI PENTINGNYA CBR


CBR ini ditulis karena dapat berguna untuk melatih kemampuan
daalam mengkritisi buku dan membuat semua kalangan menjadi lebih kritis
dengan adanya CBR ini. Terkhusus untuk para mahasiswa/i CBR ini
sangatlah penting, selain untuk menyelesaikan tugas yang wajib dilakukan
disetiap semesteernya, CBR ini dapat melatih para mahasiswa agar bersifat
lebih kritis terhadap sesuatu, khususnya dalam membaca buku dan
menyaring informasi yang baru. Juga dapat melatih para mahasiswa/i dalam
sistematika pembuatan karya-karya tulis.
CBR ini juga ditulis agar kalangan pembaca dapat lebih ringkas dan
cepat menanggapi buku buku yang telah di review dan critic dalam makalah
ini. Dan juga dapat menjadi sumber bacaan agar lebih ringkas dalam
membaca buku.

1.2 TUJUAN PENULISAN CBR


CBR ini dikerjakan dengan alasan untuk pemenuhan dan penyelesaian
tugas dari mata kuliah konsep dasar pkn dengan dosen pengampu mata
kuliah ini. Menambah wawasan pengetahuan dengan membaca isi buku dan
meringkasnya serta memahami isi buku yang di kritisi. Meningkatkan pola
pikir dan wawasan serta sikap kritis dalam menanggapi hal yang baru dan
membaca sebuah bacaan-bacaan. Menguatkan ilmu yang sudah didapat
dengan penjelasan dari buku yang di kritisi.

4
1.3 MANFAAT CBR
Manfaat untuk penulis:
- Penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang Pendidikan
Kewarganegaraan, terkhusus pembelajaran di perguruan tinggi.
- Penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang buku yang
dibaca dan di kritisi.
- Penulis dapat melatih kemampuan untuk menulis dalam pembuatan
makalah dan membuat karya-karya tulis.
- Penulis dapat bersikap lebih kritis dalam menanggapi buku bacaan dan hal-
hal yang baru /pengetahuan yang baru.
Manfaat untuk pembaca:
-Dapat dijadikan sebagai sumber bacaan dalam memperdalam ilmu
pengetahuan mengenai matematika.
- Dapat dijadikan referensi dalam pembuatan tugas tugas atau makalah.
- Dapat membaca buku menjadi lebih ringkas sehingga dapat meningkatkan
pemahaman yang cepat, dan lebih menghemat waktu.

1.4 IDENTITAS BUKU YANG DI REVIEW


Adapun identitas dari buku yang saya review, yaitu:
1. Judul : Implementasi Pancasila Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan
2. Edisi : pertama
3. Pengarang/Editor : Syahrial Syarbaini/ Rusdiyanta
4. Penerbit : Graha Ilmu
5. Kota terbit : Yogyakarta
6. Tahun terbit : 2010
7. ISBN : 978-979-756-573-2

5
BAB II
RINGKASAN BUKU
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan di PTU

Nilai-nilai yang menjadi panutan hidup telaah kehilangan otoritasnya,


sehingga manusia menjadi bingung. Kebingungan itu menimbulkan berbagai
krisis, terutama ketika terjadi krisis moneter yang dampaknya terasa sekali
di bidang politik sekaligus juga berpengaruh dibidang moral serta sikap
perilaku manusia di berbagai belahan dunia, khususnya Negara berkembang
termasuk Indonesia.
Salah satu solusi yang dilakukan pemerintah dalam menjaga nilai-nilai
panutan hidup dalam berbangsa dan bernegara secara lebih efektif yaitu
melalui bidang pendidikan.
Pendidikan kewarganegaraan adalah suatu bidang kajian yang
mempunyai objek telaah kebajikan dan budaya kewarganegaraan,
menggunakan disiplin ilmu pendidikan dan ilmu politik sebagai kerangka
kerja keilmuan pokok serta disiplin ilmu lain yang relevan yang secara
koheren diorganisasikan dalam bentuk program kurikuler kewarganegaraan,
aktivitas social-kultural, dan kajian ilmiah kewarganegaraan.
Pendidikan kewarganegaraan memperoleh dasar legalitasnya dalam
Pasal 3 Undang-Undang No.21 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang mengatakan: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.
B. Visi Dan Misi Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
(MPK)

Visi kelompok MPK di perguruan tinggi merupakan sumber nilai dan


pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi guna
mengantar mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia
Indonesia seutuhnya.

6
Misi kelompok MPK di perguruan tinggi membantu mahasiswa
memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan
nilai-nilai dasar keagamaan dan kebudayaan, rasa kebangsaan dan cinta
tanah air seoanjang hayat dalam menguasai, menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dimilikinya
dengan rasa tanggung jawab.
C. Kompetensi Dasar Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Di
Perguruan Tinggi (18)

Kompetensi dasar mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dirumuskan


sebagai berikut: Agar mahasiswa menjadi ilmuan dan professional yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air demokratis yang berkeadaban,
menjadi warga Negara yang memiliki daya saing, berdisiplin dan berdedikasi
aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan system nilai-
nilai Pancasila.
D. Pendidikan Kewarganegraan Di Peguruan Tinggi Umum: Sebagai Dsar
Nilai Dan Pedoman Berkarya Bagi Lulusan

Pendidikan abad 21 yang disepakati oleh 9 menteri pendidikan dari


negara-negara berpenduduk terbesar di dunia, termasuk Indonesia di New
Delhi 1996, pendidikan harus berperan efektif dalam hal:
1. Mempersiapkan pribadi, sebagai warga Negara dan anggota
masyarakat yang bertanggung jawab.
2. Menanamkan dasar pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) bagi keejahteraan manusia dan kelestarian lingkungan
hidup.
3. Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada penugasan
pengembangan, dan penyebaran ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
demi kepentingan kemanusiaan.

UU No.20 Tahun 2003 memberikan rumusan tentang Visi Indonesia 2020


berupa masyarakat warga yang berkeadaban ( Civil Society, masyarakat

7
madani) yang hendak diwujudkan melalui pendidikan nasional sebagai
berikut:
“Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab”.
Secara ideal Pendidikan Kewarganegaraan memgang peran untuk
mengembangkan potensi mahasiswa sebagai Warga Negara Indonesia yang
berkepribadian mantap serta mempunyai rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Aktualisasi dari Pendidikan
Kewarganegaraan tersebut adalah melahirkan mahasiswa sebagai ilmuan
professional sekaligus Warga Negara Indonesia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air (nasionalisme) yang tinggi. Hal ini sesuai
dengan paradigm Pendidikan Tinggi Nasional yang telah dicanangkan 2003-
2010.
Proses pembelajaran sebagai pemupukan nasionalisme, kesadaran
berbangsa dan bernegara bagi mahasiswa sebagai calon cendikiawan.
Ilmuan, ataupun tenaga professional yang berkemampuan kompetitif secara
internasional mendasarkan pada prinsip-prinsip dan pola Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK).
Diharapkan pelaksanaan pembelajaran Penidikan Kewarganegaraan
dapat dipertanggung jawabkan dengan alasan bahwa melalui Pendidikan
Kewarganegaraan, paradigma pendidikan demokrasi secara sistemik dengan
pengembangan civic intelligence, civic participation, and civic responcibility
dari “civic education” merupakan wahana pendidikan demokrasi yang
diharapkan dapat menghasilkan manusia berkualitas dengan keahlian
professional serta berkeadaban khas Pancasila.
BAB II FILSAFAT DAN ETIKA PANCASILA
A. Pendahuluan

Pembaca mampu memahami nilai-nilai jati diri bangsa melalui pengkajian


aspek ontologi, epistimologi, dan aksiologi filsafat Pancasila sehingga dengan

8
pemahaman tersebut diharapkan dapat tumbuh personal wisdom yang
integrative dalam dimensi kompetensi kewarganegaraan (civic knowledge,
civic skills, civic commitment, civic convidence, dan civic competence).
B. Filsafat Pancasila

Filsafat berasal dari bahasa Yunani “philein” yang berarti cinta dan
“shopia” yang berarti kebijaksanaan. Jadi filsafat menurut asal katanya
berarti cinta akan kebijaksanaan, atau mencintai kebenaran/pengetahuan.
Filsafat merupakan Indul Ilmu Pengetahuan.
Menurut Ruslan Abdulgani, bahwa Pancasila merupakan filsafat Negara
yang lahir sebagai collectieve ideology (cita-cita bersama) dri seluruh bangsa
Indonesia. Menurut Notonagoro, Filsafat Pancasila member pengetahuan dan
pengertian ilmiah yaitu tentang hakekat dari Pancasila.
Sebagai filsafat, Pancasila memiliki karakteristik sistem filsafat yang
tersendiri yang berbeda dengan filsafat lainnya, yaitu Sila-sila Pancasila
merupakan satu kesatuan system yang bulat dan utuh (sebagai suat
totalitas).
Secara ontologis hakekat dasar keberadaan dari sila-sila Pancasila adalah
manusia. Pancasila secara ontologi memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri
atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani. Kemudian seluruh
nilai-nilai Pancasila tersebut menjadi dasar rangka dan jiwa bagi bangsa
Indonesia.
Epistimologi Pancasila sebagai suatu objek kajian pengetahuan pada
hakekatnya meliputi masalah sumber pengetahuan pada hakekatnya
meliputi sumber pengetahuan Pancasila dan susunan pengetahuan Pancasila.
Pancasila secara epistimologi harus menjadi dasar moralitas bangsa dalam
membangun perkembangan sains dan teknologi dewasa ini.
Kajian aksiologi filsafat pancasila pada hakekatnya membahas tentang
nilai praktis atau manfaat suatu pengetahuan tentang Pancasila. Secara
aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila
(subscriber of values Pancasila).

9
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara serta sebagai filsafat hidup bangsa
Indonesia pada hakekatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat
sistematis, fundamental dan menyeluruh. Untuk itu sila-sila pancasila
merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat bulat dan utuh, hierarkis dan
sistematis.
C. Etika Pancasila

Etika berkaitan dengan norma dan moral, yaitu norma untuk mengukur
benar salahnya tindakan manusia sebagai manusia. Fungsi etika politik dlam
masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis untuk
mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung
jawab.
Legitimasi kekuasaan meliputi legitimasi etis dan legalitas. Legitimasi etis
mempersoalkan keabsahan kekuasaan politikdari segi norma-norma moral.
Moralitas kekuasaan lebih banyak ditentukan oleh nilai-nilai yang diyakini
kebenarannya oleh masyarakat.
Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong, mengarahkan
sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu system (system nilai)
merupakan salah satu wujud kebudayaan, disamping system social dan
karya. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk yang
menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Norma sesungguhnya
perwujudan martabat manusia sebagai makhluk budaya, social, moral dan
religi.
Niali dasar adalah nilai yang bersifat universal karena menyangkut
kenyataan obyektif dari segala sesuatu. Nilai dasar yang menjadi sumber
etika bagi bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Nilai instrumental adalah nilai yang menjadi pedoman
pelaksanaan dari nilai dasar. Dalam kehidupan ketatanegaraan kita nilai
instrumental itu dapat kita temukan dalam pasal-pasal UUD 1945, yang
merupakan penjabaran dari nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila. Nilai praktis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai
instrumental dalam kehidupan yang lebih nyata. Nilai praktis dalam

10
kehidupan ketatanegaraan kita dapat kita temukan dalam undang-undang
organic, yaitu semua perundang-undangan yang berada dibawah UUD 1945
sampai kepada peraturan yang dibuat oleh pemerintah.
BAB III PANCASILA IDEOLOGI DAN IDENTITAS NASIONAL
A. Pendahuluan

Pembaca diharapkan mampu membaca ideology pancasila dan karakteristik


identitas nasional, sehingga dapat memiliki daya tangkal terhadap berbagai
hal yang akan menghilangkan identitas nasional Indonesia.
B. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara

Dasar Negara adalah suatu fondasi yang terdiri dari unsur yang kuat dan
kokoh untuk mendirikan suatu Negara sehingga Negara nantinya tidak
runtuh dan bubar. Ideology adalah gabungan dari dua kata majemuk idea dan
logos, yang berasal dari bahasa Yunani eidos dan logos. Secara sederhana
artinya suatu gagasan yang berdasarkan pemikiran yang sedalam-dalamnya
dan merupakan pemikiran filsafat.
Pancasila sebagai ideology negara Indonesia dapat diartikan sebagai
suatu pemikiran yang memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai
sejarah, manusia, masyarakat, hukum dan negara Indonesia yang bersumber
dari kebudayaan Indonesia.
Ideology terbuka adalah ideology yang dapat berinteraksi dengan
perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal. Cirri khas
ideology terbuka adalah nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari
luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya
masyarakatnya sendiri. Pancasila berakar pada pandangan hidup bangsa dan
falsafah bangsa, sehingga memenuhi prasyarat suatu ideology terbuka.
C. Pancasila Identitas Nasional

Identitas nasional pada hakikatnya merupakan “manifestasi nilai-nilai


budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu nation
(bangsa) dengan cirri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri khas tadi suatu bangsa

11
berbeda dengan bangsa yang lain dalam hidup dan kehidupannya”. (Wibisino
Koento:2005) .
Hakikat identitas nasional kita sebgai bangsa didalam hidup dan
kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya
tercermin dalam penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya dalam
aturan perundang-undangan atau hukum , system pemerintahan yang
diharapkan, nilai-nilai etik dan moral yang secara normatif diterapkan
didalam pergaulan, baik dalam tatanan nasional maupun internasional.
Identitas nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk.
Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsure-unsur pembentuk
identitas, yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa. Dari unsure-
unsur identitas nasional tersebut dapat dirumuskan pembegiannya menjadi
3 bagian, yaitu identitas fundamental, identitas instrumental, identitas
alamiah.
Melalui revitalisasi Pancasila sebagai wujud pemberdayaan identitas
nasional inilah, maka identitas nasional dalam alur rasional akademik tidak
saja segi tekstual melainkan juga segi kontekstualnya dieksplorasikan
sebagai referensi kritik sosial.
BAB IV DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN
A. Pendahuluan

Perjuangan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia,


meliputi priode (masa) revolusi fisik, demokrasi liberal, orde lama, orde baru
dan era globalisasi.
B. Nilai-Nilai Pancasila Dalam Sejarah Perjuangan Bangsa

Menurut Mr. Muhammad Yamin berdirinya Negara kebangsaan Indonesia


tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan
warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Negara kebangsaan Indonesia
terbentuk melalui tiga tahap yaitu: pertama, zaman sriwijaya dibawah
Wangsa Syailendra(600-1400). Kedua, Negara kebangsaan majapahit (1293-
1525). Kedua t6ahap Negara kebangsaan tersebut adalah Negara kebangsaan

12
lama. Ketiga, Negara kebangsaan modern yaitu Negara Indonesia merdeka 17
Agustus 1945 (Sekretariat Negara RI. 1995:11).
Pada hakekatnya nilai-nilai budaya bangsa semasa kejayaan kerajaan-
kerajaan menunjukkan nilai-nilai Pancasila. Salah satunya adalah nilai-nilai
budaya bangsa semasa kejayaan kerajaan Sriwijaya yang menunjukkan nilai-
nilai Pancasila, yaitu:
1. Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan
Hindu hidup berdampingan secara damai. Pada kerajaan Sriwijaya
terdapat pusat kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Budha.
2. Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India
(Dinasti Harsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar di India.
Telah tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas dan aktif.
3. Dsb.
C. Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Sistem Penjajahani

Kesuburan Indonesia dengan hasil buminya yang melimpah, terutama


rempah-rempah yang sangat dibutuhkan oleh Negara-negara di luar
Indonesia, menyebabkan bangsa asing masuk ke Indonesia.
D. Nilai-Nilai Pancasila Dalam mengisi Kemerdekaan

Perjuangan-perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia ,


meliputi priode (masa) revolusi fisik, demokrasi liberal, orde lama, orde baru
dan era global. Atas nama stabilitas dan pembagunan ekonomi, pemerintah
orde baru menafsirkan sila-sila kemanusiaan, kerakyatan dan keadilan yang
mengarah kepada ancaman terhadap sila ketiga.
BAB V PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RI
Pancasila sebagai paradigma kehidupan bermasyarakat berbangsa
dan bernegara, serta aktualisasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Pancasila dasar negara sebagai asas bagi hokum
tata negara Indonesia dapat dilihat keterkaitannya pasal-pasal UUD 1945
sebagai berikut:
a. Asas Ketuhanan Yang Maha Esa

13
Dalam pasal 29 UUD 1945, dirumuskan “negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa” dan “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya”.
b. Asas Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Dalam konstitusi (UUD 1945) terdapat pasal 34. Dalam kehidupan sehari-
hari terlihat pada lembaga-lembaga yang didirikan untuk menampung segala
ketidak seimbangan dalam kehidupan sosial.
c. Asas Persatuan Indonesia

Asas kebangsaan ini dapat dilihat makna pasal 33, bahwa “Bumi dan air
dikuasai oleh negara dan diusahakan sebesar-besarnya untuk kepentingan
rakyat.
d. Asas Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan

Realisasi dari asas ini terlihat dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945, yang
menyatakan “Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut
undang-undang dasar”.
e. Asas Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dalam UUD 1945 Bab XIV tentang Perekonomian Nasional dan


Kesejahteraan Sosial pasal 33 dan 34 sebagai realisasi dari dasar negara sila
ke-lima, yang menjadi landasan konstitusional bai negara untuk menciptakan
masyarakat yang adil dan makmur.
Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untk mencapai tujuan
nasionalnya sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945. Pada
hakikatnya Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional
mengandung arti bahwa segala aspek pembangunan harus mencerminkan
nilai-nilai Pancasila. Pembangunan Nasional adalah untuk manusia
Indonesia, dimana manusia secara kodratnya memiliki kedudukan sebagai
makhluk individudan makhluk sosial.

14
Kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional harus
memperhatikan konsep berikut ini:
1. Pancasila harus menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai
bangsa.
2. Pancasila sebagai landasan pembangunan nasional.
3. Pancasila merupakan arah pembangunan nasional.
4. Pancasila merupakan etos pembangunan nasional.
5. Pancasila sebagai moral pembangunan.

BAB VI POLITIK DAN STRATEGI BERDASARKAN PANCASILA


Istilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis (constituer) yang berarti
membentuk. Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksud ialah pembentukan
suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara. Di negara-
negara yang menggunakan bahasa Inggris dipakai istilah Constitution yang
bahasa Indonesianya konstitusi. Pengertian konstitusi dalam praktek dapat
diartikan lebih luas daripada pengertian Undang-undang dasar.
Dalam ilmu politik Constitution merupakan suatu yang lebih luas, yaitu
keseluruhan dari perturan-peraturan baik yang tertulis maupun tidak
tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagimana sesuatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Adapun tujuan adanya konstitusi adalah:
1. Memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan
politik.
2. Melepas control kekuasaan dari penguasa sendiri.
3. Memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya.

Prinsip-prinsip konstitusi demokratis merupakan refleksi dari nilai-nilai


dasar yang terkandung dalam hak asasi manusia, yaitu hak-hak dasar, hak
kebebasan mengeluarkan pendapat, hak-hak individu, hak keadilan, hak
persamaan, hak keterbukaan, dll.
Kata “politik” secara etimologis berasal dari bahsa Yunani Politeia yang
akar katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri,

15
yaitu negara dan teia, berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam
arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu
bangsa. Politik merupakan rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara dan
alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki.
Politik secara umum menyangkut proses penentuan tujuan negara dan
cara melaksanakannya. Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang
berkaitan dengan Negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan
(policy), dan distribusi atau alokasi sumber daya.
Strategi berasal dari bahasa yunani strategia yang diartikan sebagai “the
art of general” atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam
peperangan. Karl von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi
adalah penggunaan pertemburan untuk memenangkan peperangan.
Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik.
Proses politik dan strategi nasional pada infrastruktur politik merupakan
sasaran yang akan dicapai oleh rakyat Indonesia. Sesuai dengan kebijakan
politik nasional, penyelenggara negara harus mengambil langkah-langkah
pembinaan terhadap semua lapisan masyarakat dengan mencantumkan
sasaran sektoralnya.
BAB VII DEMOKRASI INDONESIA
Demokrasi berasal dari kata yunani demos dan kratos. Demos artinya
rakyat, kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi artinya pemerintahan
rakyat, yaitu pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan sangat
menentukan. Istilah demokrasi pertama kali dipakai di yunani kuno,
khususnya di kota Athena, untuk menunjukan system pemerintahan yang
berlaku disana.
Adapun pembagian-pembagian demokrasi, antara lain:
a. Demokrasi berdasarkan cara menyampaikan pendapat terbagi kedalam:
1) Demokrasi langsung, dalam demokrasi langsung rakyat diikutsertakan
dalam proses pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan
pemerintahan.
2) Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan. Dalam
demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang

16
dipilihnya melalui Pemilu. Rakyat wakilnya untuk membuat
keputusan politik Aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakil
rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.
3) Demokrasi perwakilan dengan system pengawasan langsung dari
rakyat.
b. Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritasnya terdiri dari:
1) Demokrasi formal. Demokrasi ini secara hokum menempatkan semua
orang dalam kedudukan yang sama dalam bidang politik, tanpa
mengurangi kesenjangan ekonomi. Individu diberi kebebasan yang
luas, sehingga demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal.
2) Demokrasi material. Demokrasi ini memandang manusia mempunyai
kesamaan dalam bidang sosial-ekonomi, sehingga persamaan bidang
politik tidak menjadi prioritas.
3) Demokrasi campuran. Demokrasi ini berupaya menciptakan
kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan
derajat dan hak setiap orang.
c. Berdasarkan prinsip ideology, demokrasi dibagi dalam:
1) Demokrasi liberal. Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas
pada individu. Campur tangan pemerintah diminimalkan bahkan
ditolak.
2) Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar. Demokrasi ini bertujuan
menyejahterakan rakyat.
d. Berdasarkan wewenang dan hubungan antar alat kelengkapan negara:
1) Demokrasi system parlementer
2) Demokrasi system pemisahan/pembagian kekuasaan (presidensial)

Pendidikan demokrasi merupakan suatu proses untuk melaksanakan


demokrasi yang benar, sehingga sasaran yang akan dicapai adalah mengajak
warga negara, terutama mahasiswa pada umumnya untuk melaksanakan
pendidikan ini secara baik dan benar.

17
Proses semacam ini mempunyai implikasi yang sangat signifikan
terhadap cara berdemokrasi yang baik dan benar dengan memperhatikan
kaidah-kaidah maupun asas dalam berdemokrasi masyarakat.
BAB VIII HAK ASASI MANUSIA DAN RULE OF LAW
HAM adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia, dan tanpa hak-hak
itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tersebut diperoleh
bersama dengan kelahirannya atau kehadirannya di dalam kehidupan
masyarakat (Tilaar,2001). HAM bersifat umum (universal) karena diyakini
bahwa beberapa hak dimiliki tanpa perbedaan atas bangsa, ras, atau jenis
kelamin.
HAM di Indonesia didasarkan pada konstitusi NKRI, yaitu: Pembukaan
UUD 1945 (alinea I), Pancasila sila ke-4, Batang tubuh UUD 1945 (pasal 27,
29 dan 30), UU No. 39/1999 tentang HAM dan UU No. 26/2000 tentang
Pengadilan HAM. HAM di Indonesia menjamin hak untuk hidup, hak
berkeluarga dan melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak
memperoleh keadilan, hak atas kebebasan, dll.
Rule of Law adalah suatu doktrin hokum yang mulai muncul pada abad
ke-19, bersamaan dengan kelahiran negara konstuti dan demokrasi. Rule of
Law merupakan konsep tentang common law dimana segenap lapisan
masyarakat dan negara beserta seluruh kelembagaannya menjunjung tinggi
supremasi hukum yang dibangun di atas prinsip keadilan dan egalitarian.
Rule of Law merupakan suatu legalisme sehingga mengandung gagasan
bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan system peraturan dan
prosedur yang bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal dan otonom.
BAB IX HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA SERTA PEMBERANTASAN
KORUPSI
Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat,
bahasa dan sejarah serta berpemerintahan sendiri. Bangsa adalah kumpulan
manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu
dimuka bumi (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Depdikbud, hal.
89).

18
Negara merupakan wadah yang memungkinkan seseorang dapat
mengembangakan bakat dan potensi. Negara dapat memungkinkan
rakyatnya maju berkembang serta menyelenggarakan daya cipta atau
kreatifitasnya sebebasnya, bahkn negara member pembinaan. Secara umum,
setiap negara mempunyai 4 fungsi utama bagi bangsanya, yaitu:
- Fungsi pertahanan dan keamanan
- Fungsi pengaturan dan ketertiban
- Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran
- Fungsi keadilan menuru hak dan kewajiban

Penduduk menurut pasal 26 ayat (2) UUD 1945 ialah warga negara
Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Sedangkan
warga negara menurut pasal 26 ayat (1) ialah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang
sebagai warga negara.
Sedangkan menurut Undang-undang No. 62/1958 tentang
Kewarganegaraan Indonesia menyatakan bahwa Warga Negara Republik
Indonesia adalah orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan yang
berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara
Republik Indonesia.
Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk
menentukan asas kewarganegaraan. Dalam asas kewarganegaraan dikenal 4
pedoman, yaitu: asas kelahiran (Ius soli), asas keturunan (Ius Sanguinis),
asas perkawinan, unsure pewarganegaraan (naturalisasi).
BAB X GEOPOLITIK INDONESIA
Geopolitik Indonesia adalah wawasan nusantara merupakan cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang
serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta menghormati kebhinekaan
dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional.
Sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia, Wawasan nusantara
harus dijadikan arahan, pedoman, acuan dan tuntutan bagi setiap individu

19
bangsa Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan
negara kesatuan Republik Indonesia.
Penyelenggaraan negara secara garis besar diselenggarakan dengan dua
system yakni system sentralisasi dan system desentralisasi. Sistem
sentralisasi jika urusan yang bersangkutan dengan aspek kehidupan dikelola
ditingkat pusat. Pada hakekatnya sifat sentralistik itu merupakan
konsekuensi dari sifat negara kesatuan. Sistem desentralisasi adalah sistem
dimana sebagaian urusan pemerintahan diserahkan kepada daerah untuk
menjadi urusan rumah tangganya. Dengan demikian daerah bertanggung
jawab sepenuhnya pengelolaan baik dari aspek perencanaan, peralatan dan
pembiayaan maupun personil dan lain-lainnya.
Prinsip hubungan antara geo politik dengan otonomi daerah adalah:
● Sentralisasi memiliki urusan pemerintah yang diatur dari pusat.
● Desentralisasi merupakan pelayanan langsung kepada rakyat.
● Dengan filosofi adalah ada pemerintah daerah, ada rakyat yang dilayani
serta rakyat memberikan legitimasi.
● Output dari pelaksanakan otonomi daerah adalah Public goods & Public
regulation
● Dekonsentrasi menyertai pelaksanaan otonomi daerah yang mana tidak
semua tugas-tugas teknis dapat dilaksanakan pemerintah daerah.
Pelaksaan otonomi daerah harus disertai dengan perimbangan keuangan
natara pemerintah pusat dan derah, agar otonomi tersebut dapat membawa
kemandirian dan kemajuan untuk kemakmuran rakyat sesuai dengan UU
No.25 tahun 1999.
BAB XI GEOSTRATEGI INDONESIA
Geostrategi merupakan masalah penting bagi setiap bangsa baik pada
masa lampau, kini, maupun mendatang. Geostrategi menjadi sangat penting
karena setiap bangsa yang telah menegara membutuhkan strategi dalam
memanfaatkan wilayah negara sebagai ruang hidup nasional untuk
menentukan kebijakan, sarana dan sasaran perwujudan kepentingan dan
tujuan nasional melalui pembangunan sehingga bangsa itu tetap eksis dalam
arti ideologis, politis, ekonomis, sosial budaya dan Hankam.

20
Geostrategi Indonesia pada dasarnya adalah strategi nasional bangsa
Indonesia dalam memanfaatkan wilayah negara republik Indonesia sebagai
ruang hidup nasional guna merancang arahan tentang kebijakan, sarana dan
sasaran pembangunan untuk mencapai kepentingan dan tujuan nasional
tersebut.
Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud konsepsi “Ketahanan
Nasional”. Geostrategi merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi
geografi negara untuk menentukan kebijakan, tujuan, sarana- sarana untuk
mencapai tujuan nasional, geostrategi dapat pula dikatakan sebagai
pemanfaatan kondisi lingkungan dalam upaya mewujudkan tujuan politik.
Geostrategi Indonesia member arahan tentang bagaimana merancang
strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman
dan sejahtera.
Pengembangan konsep geostrategic Indonesia bahkan juga
dikembangkan oleh negara-negara lain, bertujuan untuk:
● Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan Nasional baik yang
berbasis pada aspek ideology, politik, sosial budaya dan hankam maupun
aspek-aspek alamiah, bagi upaya kelestarian dan eksistensi hidup negara dan
bangsa untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional.
● Menunjang tugas pokok pemerintahan Indonesia.
Geostrategi Indonesia sebagai pelaksanaan geopolitik Indonesia memiliki
dua sifat pokok, yaitu bersifat daya tangkal, dan bersifat bevelopmental/
pengembangan.
BAB XII MASYARAKAT MADANI, GOOD GOVERNANCE DAN GLOBALISASI
System politik madani adalah system politik berperadaban (civilized)
dalam pelaksanaannya adalah system politik demokratis berdasarkan saling
mengawasi dan mengimbangi kekuasaan (check and balance) antara negara
(state) dan masyarakat (society), berkeadilan dan bersandar pada kepatuhan
dan tunduk kepada hukum (law and order). Konsep masyarakat madani
dapat dipahami sebagai masyarakat beradab dan berbudaya.
Pembentukan masyarakat madani dapat dilihat dengan cirri-cirinya
(indikasi), yaitu: kian bertambahnya kelas menengah sosial ekonomi yang

21
berpendidikan tinggi dan mempunyai kekuatan ekonomi, dan semakin
terbukanya akses kepada informasi.
Masyarakat madani di Indonesia sangat dipengaruhi oleh proses
modernisasi, semenjak tumbuhnya kaum terpelajar dan golongan
profesionak maka dimungkinkan munculnya kesadaran politik untuk
melepaskan diri dari cengkraman penjajahan dan membentuk sebuah
masyarakat.
Keberhasilan pembangunan ekonomi adalah daya saing melalui efisiensi
pelayanan, mutu dan kepastian kebijakan public. Dalam menghadapi
tantangan tersebut salah satu prasyarat yang harus dikembangkan adalah
good governance, yaitu tata kepemimpinan atau tata kepemerintahan yang
baik. Good governance dapat bermakna sebagai kinerja suatu lembaga yang
mengarahkan, mengendalikan atau mempengaruhi masalah public.
Pengaruh good governance di Indonesia dipengaruhi oleh faktor tuntutan
eksternal dan internal, yaitu:
a. Faktor ekst6ernal, adalah pengaruh globalisasi yang mendorong negara-
negara menghormati prinsip pasar dan demokrasi, negara luar menyoroti
kondisi objektif situasi perkembangan ekonomi dan politik dalam negeri
Indonesia yang menjadi prasyarat terjadinya pergaulan internasional
yang salng menguntungkan.
b. Tuntutan internal, yaitu krisis multidimensional yang terwujudnya
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), keadaan ini telah merusak tatanan
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Globalisasi merupakan suatu proses untuk meletakkan dunia dibawah


satu unit yang sama tanpa dibatasi oleh kedudukan geogafi suatu negara.
Definisi globalisasi dapat dirumuskan sebagai fenpmena yang menjadikan
dunia mengecil dari aspek hubungan antara manusia karena perkembangan
teknologi dan informasi. Secara ekonomi, globalisasi merupakan proses
pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa kedalam sebuah system
ekonomi global. Globalisasi melibatkan penciptaan satu ekonomi dunia tidak
hanya merupakan totalitas dari perekonomian nasionalnya, melainkan

22
sebuah realitas independen yang kokoh. Ada 3 penyebab perkembangan
pesat globalisasi, yaitu:
- kemajuan teknologi atau revolusi reformasi
- permintaan pasar dunia
- logika kapasitas

23
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PEMBAHASAN ISI BUKU
Pembahasan dalam buku ini mencakup aspek yang sangat luas, sehingga
dapat menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembacanya, dan juga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan yang sangat luas mengenai
pendidikan kewarganegaraan.
Pada bab I buku ini membahas tentang pendahuluan, yang mencakup
latar belakang dan landasan kewarganegaraan di perguruan tinggi umum,
landasan pendidikan kewarganegaraan, visi dan misi kelompok mata kuliah
pengembangan kepribadian, kompetensi dasar mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan di perguruan tinggi (18), pendidikan kewarganegaraan di
perguruan tinggi umum : sebagai dasar nilai dan pedoman berkarya bagi
lulusan.
Pada bab II buku ini membahas tentang filsafat dan etika pancasila, yang
mencakup pengertian filsafat dan filsafat pancasila, ontology pancasila,
epistemology pancasila, aksiologi pancasila, nailai filsafati pancasila, etika
pancasila, etika politik pancasila, nilai-nilai pancasila, makna setiap sila
pancasila, etika politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pada bab III buku ini membahas tentang pancasila ideology dan identitas
nasional, yang mencakup pancasila sebagai ideology bangsa dan negara,
pancasila dan perbandingan ideology negara-negara, pancasila sebaai
ideology terbuka, pancasila identitas nasional, karakteristik identitas
nasional, proses berbangsa dan bernegara.
Pada bab IV buku ini membahas tentang pancasila dalam konteks sejarah
perjuangan bangsa, yang mencakup nilai-nilai pancasila pada masa kejayaan
nasional, perjuangan bangsa Indonesia melawan system penjajah, dan
proklamasi kemerdekaan 17 Aguatus 1945.
Pada bab V pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI, yang mencakup
pancasila dan UUD 1945, dinamika pelaksanaan UUD 1945, pancasila sebagai
paradigma kehidupan.

24
Pada bab VI politik dan strategi pancasila, yang mencakup system
konstitusi, substansi konstitusi, tahap-tahap amandemen UUD 1945, perilaku
konstitusional dan dinamika pelaksaan UUD 1945, sistem politik dan
kenegaraan Indonesia, pengetahuan poliitik dan system poliyik,
ketatanegaraan Indonesia.
Pada bab VII demokrasi pancasila, yang mencakup konsep dan prinsip
demokrasi dan demokrasi dan pendidikan demokrasi
Pada bab VIII ham, rule of law dan masyarakat madani, yang mencakup
arti dan makna HAM,Rule of Law
Pada bab IX hak dan kewajiban warga negara serta pemberantasan
korupsi, yang mencakup negara dan kedaulatan, warga negara Indonesia, hak
dan kewajiban warga negara, pembrantasan korupsi.
Pada bab X geopolitik Indonesia, yang mencakup wilayah sebagai ruang
hidup, geopilitik di Indonesia (133) prospek implementasi geopolitik
Indonesia, otonomi daerah (136), art6i dan makna otonomi daerah, otonomi
daerah dan implementasinya.
Pada bab XI geostrategic Indonesia, yang mencakup konsep dan astra
garta, Indonesia dan perdamaian dunia.
Pada bab XII masyarakat madani, good governance dan globalisasi, yang
mencakup tentang pembahasan masyarakat madani, good governance, dan
globalisasi

3.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU


Dilihat dari aspek tampilan buku, buku yang direview adalah sangat
bagus, warna yang disajikan menarik, gambar yang ditampilkan juga bagus,
cocok dengan judul dari buku ini, perpaduan warnanya pun sangat pas dan
indah dipandang, sehingga dapat menarik daya tarik pembaca untuk
membacanya. Di sampul belakang buku ini terdapat ringkasan singkat
tentang pendidikan kewarganegaraan dan judul-judul dari isi buku ini.
Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan
font adalah dalam buku ini sudah bagus, layout dan tata letaknya sesuai,

25
sehingga dapat mengingkatkan pemahaman pembaca dalam membaca buku
ini. Penggunaan font dalam buku ini juga sudah baik, hanya saja masih
terdapat sedikit kekeliruan dalam penggunaan tanda baca yang terdapat
dalam buku ini. Tetapi hal ini bisa mendapatkan toleransi karena yang
mengerjakan buku ini juga manusia yang dapat salah, karena kesempurnaan
hanyalah milik-Nya.
Dari aspek isi buku adalah buku ini menyajikan penjelasan-penjelasan
disetiap bab nya dengan cakupan aspek yang sangat luas, sehingga ketika
para pembaca membaca buku ini, maka pembaca akan mendapat wawasan
dan pengetahuan yang luas dan bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara.
Dari aspek tata bahasa, buku tersebut adalah bahasan yang digunakan
dalam buku ini sudah bagus, dilengkapi dengan arti disetiap kalimat-kalimat
ilmiah dan kata-kata asingnya, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami
maksud yang tertuang dalam buku ini.

26
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
CBR ini ditulis karena dapat berguna untuk melatih kemampuan
dalam mengkritisi buku dan membuat semua kalangan menjadi lebih kritis
dengan adanya CBR ini. CBR ini juga ditulis agar kalangan pembaca dapat
lebih ringkas dan cepat menanggapi buku buku yang telah di review dan
kritik dalam CBR ini. Dan juga dapat menjadi sumber bacaan agar lebih
ringkas dalam membaca buku. Dan bermanfaat dapat menambah wawasan
dan pengetahuan tentang pendidikan kewarganegaraan, khususnya
implementasi pancasila melalui Pendidikan Kewarganegaraan.
Buku yang saya review dan kritik ini adalah buku hasil karya dari
Syahrial Syarbaini. Buku ini memberikan penjelasan-penjelasan mencakup
pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dalam aspek yang
sangat luas dan mendalam yang dapat beguna untuk memperdalam ilmu
pengetahuan mahasiswa mengenai Pendidikan Kewarganegaraan dan dapat
menjadi warga negara yang baik.
Buku ini membahas tentang pembelajaran mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan, yang didalamnya membahas tengtang filsafat dan etika
pancasila, pancasila ideology dan identitas nasional, pancasila dalam konteks
sejarah perjuangan bangsa, pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI,
politik dan strategi pancasila, demokrasi pancasila, ham, rule of law dan
masyarakat madani, hak dan kewajiban warga negara serta pemberantasan
korupsi, geopolitik Indonesia, geostrategic Indonesia, masyarakat madani,
good governance dan globalisasi.

4.2 REKOMENDASI
Buku yang saya review dan kritisi ini adalah sebuah buku yang sangat
bagus untuk dibaca mahasiswa, guru dan dosen. Karena isi buku ini sangat
bagus, cakupan pembahasannya sangat luas. Sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan bagi para pembacanya.

27
DAFTAR PUSTAKA

Syarbaini, Syahrial., 2010., Implementasi Pancasila Melalui Pendidikan


Kewarganegaraan. Yogyakarta: Graha Ilmu

28
LAMPIRAN

29

Anda mungkin juga menyukai