Anda di halaman 1dari 49

CRITICAL BOOK REVIEW (CBR)

TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS


Dosen Pengampu : RevitaYuni S.Pd,M.Pd

DISUSUN OLEH :

NAMA : SANTI APRIANI BR SIHOTANG


NIM : 7192441007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review (CBR)
sebagai salah satu tugas wajib dalam mata kuliah Telaah Kurikulum dan Buku Teks yang
diampuh oleh Ibu RevitaYuni S.Pd,M.Pd.
.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saya menerima setiap kritikan maupun saran dengan tangan
terbuka demi penyempurnaan tugas ini. Dan harapan saya, semoga makalah ini dapat
menambah wawasan para pembaca.
Berastagi, November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Manfaat Critical Book Review 1
B. Tujuan penulisan Critical Book Review 1
C. Identitas Buku yang di Review 1
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
Ringkasan Isi Buku I
A. Bab I Hakikat Kurikulum 3
B. Bab II Landasan Pengembangan Kurikulum 4
C. Bab III Desain Kurikulum 7
D. Bab IV Pendekatan dan Model Pengembangan Kurikulum _ 9
E. Bab V Pengembangan Tujuan dan Isi Kurikulum 11
F. Bab VI Hakikat KTSP 11
G. Bab VII Pengembangan Dokumen KTSP 14
H. Bab VIII Sistem Pembelajaran 14
I. Bab IX Mengajar dan Belajar Implementasi Kurikulum 15
J. Bab X Faktor Psikologis Dalam Pembelajaran 18
K. Bab XI Guru dalam Proses Pembelajaran 19
L. Bab XII Strategi Pembelajaran 22
M. Bab XIII Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran 23
N. Bab XIV Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran 25
Ringkasan Isi Buku II
A. Bab I Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia 27
B. Bab II Kurikulum dan Pembelajaran 29
C. Bab III Azas-Azas Pengembangan 30
D. Bab IV Komponen Pengembangan Kurikulum 31
E. Bab V Prinsip dan Model Pengembangan Kurikulum 33
F. Bab VI Pengembangan KTSP 33
G. Bab VII Pengembangan Kurikulum 2013 35
BAB III PEMBAHASAN
A. Pembahasan Isi Buku 36
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku 40

iii
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 41
B. Rekomendasi Untuk Perbaikan Buku 41
Daftar Pustaka 42

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Manfaat Critical Book Review


Manfaat penulisan critical book review ini yaitu :
1. Untuk memenuhi dan tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.
2. Untuk menambah pengetahuan tentang mata kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran.
3. Untuk membantu dan melatih mahasiswa berfikir kritis dan menalar
dalam menganalisis buku.

B. Tujuan Penulisan Critical Book Review


1. Mengulas isi dalam buku.
2. Mengetahui informasi yang diberikan dalam buku.
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dan teliti dalam mencari informasi
yang diberikan dari setiap bab dalam buku.
4. Memahami tentang kurikulum lebih dalam.

C. Identitas Buku Yang Di Review

Identitas buku 1
1. Judul : KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
Teori dan Praktik Pengembangan KTSP
2. Edisi : Edisi Pertama
3. Pengarang : Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd
4. Penerbit : Prenamedia Group
5. Kota Terbit : Jakarta
6. TahunTerbit 2008
7. ISBN : 978-979-1486-19-4 378. 199

1
Identitas Buku 2
1. Judul Buku : PENGEMBANGAN KURIKULUM BARU
2. Edisi/ Cetakan : Cetakan ke 1-3
3. Pengarang : Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd
4. Penerbit : PT. REMAJA ROSDAKARYA
5. Kota Terbit : Bandung
6. Tahun terbit : 2015
7. ISBN : 978-979-692-157-7

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
 Buku 1

3
A. BAB I HAKIKAT KURIKULUM
Pengertian Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan yang
berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar
yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan,
evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang
pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang
dalam bentuk nyata.
Peran dan Fungsi Kurikulum
Sebagai salah satu komponen dalam system pendidikan, paling tidak
kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peranan kreatif,
serta peran kritis dan evaluatif.
1. Peranan konservatif
Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya
sebagai warisan masa lalu. Melalui peran konservatifnya, kurikulum
berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak
nilai-nilai luhur masyarakat, sehingga keajekan dan identitas
masyarakat akan tetap terpelihara dengan baik.
2. Peran kreatif
Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru
sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap
potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan
social masyarakat yang senantiasa bergerak maju secara dinamis.
3. Peran kritis dan evaluative
Kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang
perlu dipertahankan, dan nilai atau budaya baru yang mana yang harus
dimiliki anak didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluative
kurikulum diperlukan.
Kurikulum dan Pengajaran
Kurikulum dan pengajaran merupakan dua hal yang tidak
terpisahkan walaupun keduanya memiliki posisi yang berbeda. Kurikulum
berfungsi sebagai pedoman yang memberikan arah dan tujuan pendidikan,

4
serta isi yang harus dipelajari. Pengajaran adalah proses yang terjadi dalam
interaksi belajar dan mengajar antara guru dan siswa. Penggambaran
hubungan kurikulum dan pengajaran dalam beberapa model menurut Peter
F. Oliva (1992), yaitu model dualistis (the dualistic model), model
berkaitan (the interlocking model), model konsentris (the concentric
model), dan model siklus (the ciclical model).
Kurikulum Ideal dan Kurikulum Aktual
Kurikulum ideal merupakan pedoman bagi setiap guru khususnya
tentang tujuan dan kompetensi yang harus dicapai. Kurikulum aktual
adalah kurikulum nyata yang dapat dilaksanakan oleh guru sesuai dengan
kondisi yang ada.
Kurikulum Tersembunyi (Hidden Curriculum)
Kurikulum tersembunyi adalah segala sesuatu yang terjadi tanpa
direncanakan terlebih dahulu yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum
Dalam proses pengembangan kurikulum peran guru lebih banyak
dalam tataran kelas. Murray Printr (!993) mencatat peran guru dalam level
ini adalah implementers, adapters, developers, dan researches.

B. BAB II LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


Hakikat Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum itu pada hakikatnya adalah
pengembangan komponen-komponen yang membentuk sistem kurikulum
itu sendiri serta pengembangan komponen pembelajaran sebagai
implementasi kurikulum. Dengan demikian, maka pengembangan
kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi kurikulum
sebagai pedoman yang kemudian membentuk kurikulum tertulis dan sisi
kurikulum sebagai implementasi yang tidak lain adalah sistem
pembelajaran.
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
1. Prinsip Relevansi
Ada dua macam relevansi, yaitu relevansi internal dan relevansi
eksternal. Relevansi internal adalah bahwa setiap kurikulum harus
memiliki keserasian antara komponen-komponennya, yaitu keserasian
5
antara tujuan yang harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar
yang harus dimiliki siswa, strategi atau metode yang digunakan serta
alat penelitian untuk melihat ketercapaian tujuan. Relevansi eksternal
adalah yang berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi dan proses
belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan
tuntutan masyarakat. Ada tiga macam relevansi eksternal dalam
pengembangan kurikulum : pertama , relevan dengan lingkungan
hidup peserta didik. Kedua , relevan dengan perkembangan zaman.
Ketiga , relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan.
2. Prinsip Fleksibilitas
Fleksibel artinya kurikulum harus bisa dilaksanakan sesuai dengan
kondisi yang ada. Fleksibel bagi guru, kurikulum harus memberikan
ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya
sesuai dengan kondisi yang ada. Fleksibel bagi siswa, kurikulum harus
menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan sesuai dengan
bakat dan minat siswa.
3. Prinsip Kontinuitas
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa perlu dijaga saling
keterkaitan dan berkesinambungan antara materi pelajaran pada
berbagai jenjang dan jenis program pendidikan.
4. Prinsip Efektivitas
Prinsip efektivitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum
dapat dilaksanakandan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
5. Prinsip Efisiensi
Prinsip efisiensi berhubungan dengan perbandingan antara tenaga,
waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh.
Kurikulum harus dirancang untuk dapat digunakan dalam segala
keterbatasan.
Landasan Pengembangan Kurikulum
1. Landasan Filosofis Dalam Pengembangan Kurikulum
Kurikulum yang bersifat idealis akan berbeda dengan kurikulum
yang berorientasi kepada aliran realis, pragmatis dan ekstensialis.
Setiap individu atau setiap kelompok masyarakat secara filosofis akan
memiliki pandangan hidup yang mungkin berbeda sesuai dengan nilai-
nilai yang dianggap baik.
6
2. Landasan Psikologis dalam Pengembangan Kurikulum
Kurikulum harus memerhatikan kondisi psikologi perkembangan
dan psikologi belajar anak karena secara psikologis anak didik
memiliki keunikan dan perbedaan baik perbedaan minat, bakat,
maupun potensi yang dimilikinya sesuai dengan tahapan
perkembangannya. Tahapan-tahapan perkembangan kognitif itu,
menurut Piaget terdiri dari 4 fase, yaitu :
 Sensorimotor yang berkembang dari mulai lahir sampai 2 tahun
 Praoperasional, mulai dari 2 sampai 7 tahun
 Operasional konkret, berkembang dari 7 sampai 11 tahun
 Operasional formal yang dimulai dari 11 sampai dengan 14 tahun
keatas
3. Landasan Sosiologis-Teknologis dalam Pengembangan Kurikulum
Dalam landasan ini sekolah bukan hanya berfungsi untuk
mewariskan kebudayaan dan nilai-nilai suatu masyarakat, akan tetapi
juga sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik dalam
kehidupan masyarakat. Oleh karenanya, kurikulum bukan hanya berisi
berbagai nilai suatu masyarakat akan tetapi bermuatan segala sesuatu
yang dibutuhkan masyarakatnya.
 Kekuatan sosial yang dapat mempengaruhi kurikulum
Masyarakat tidak bersikap statis. Seiring dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat selalu mengalami
perubahan, bergerak menuju perkembangan yang kompleks. Oleh
sebab itu, menyerap berbagai informasi yang dibutuhkan
masyarakat merupakan salah satu langkah penting dalam proses
penyusunan suatu kurikulum. Dalam konteks inilah pengembang
kurikulum perlu menjalankan peran evaluatif dan peran kritisnya
dalam menentukan muatan kurikulum.
 Kemajuan IPTEK sebagai bahan pertimbangan penyusunan
kurikulum
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil
kemampuan berfikir manusia telah membawa umat manusia pada
masa yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Terciptanya
hasil teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan lunturnya

7
dan terjadinya gesekan budaya yang pengaruhnya terhadap
eksistensi kelompok masyarakat bukan main besarnya. Hal
penting yang perlu diperhatikan dan diantisipasi oleh para
pengembang kurikulum sehubungan dengan perubahan yang
terjadi di masyarakat adalah mengenai perubahan pola hidup dan
perubahan sosial politik.

C. BAB III DESAIN KURIKULUM


Yang dimaksud desain adalah rancangan, pola, atau model.
Mendesain kurikulum berarti menyusun rancangan atau menyusun model
kurikulum sesuai dengan misi dan visi sekolah. Beberapa model desain
adalah sebagai berikut :
Desain Kurikulum Disiplin Ilmu
Desain kurikulum disiplin ilmu merupakan desain kurikulum yang
berpusat kepada pengetahuan. Kurikulum ini berorientasi pada
pengembangan intelektual siswa, dikembangkan oleh ahli mata pelajaran
sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing. Siswa dalam kurikulum ini
bukan hanya diharapkan menguasai mata pelajaran melainkan terlatih
proses berfikirnya melalui proses penelitian ilmiah yang sistematis.
Strategi dalam kurikulum ini menggunakan strategi ekspositoris, guru
menyampaikan gagasan atau informasi secara langsung. Evalusi yang
digunakan bervariasi disesuaikan dengan tujuan mata pelajaran. Pelajaran
humaniora diukur dengan esai, kesenian diukur dengan unsur subjectivitas.
Matematika diukur berdasarkan pemahaman aksioma.
Ada tiga bentuk kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu.
 Subject centered curriculum
Isi atau bahan disusun dalam bentuk mata pelajaran yang dipisah-
pisah tidak berhubungan satu sama lain.
 Correlated curriculum
Mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah-pisah akan tetapi
diantara mata pelajaran sejenis dikelompokkan sehingga menjadi
suatu bidang studi. Korelasi atau isi materi pelajaran dapat
dilakukan melalui pendekatan : 1) struktural, kajian suatu pokok
bahasan ditinjau dari berbagai mata pelajaran. 2) fungsional,
didasarkan pada pengkajian suatu yang berarti dalam kehidupan
8
sehari-hari. Selanjutnya topik tersebut dikaji berdasarkan berbagai
mata pelajaran.
 Integrated curriculum
Belajar berangkat dari suatu pokok masalah yang harus
dipecahkan. Belajar bukan hanya menghafal fakta tetapi mencari
dan menganalisis fakta sebagai bahan untuk memecahkan
masalah. Dengan demikian, perkembangan siswa tidak hanya pada
intelektual saja tetapi sikap dan emosi ataupun keterampilan.
Desain Kurikulum Berorientasi pada Masyarakat.
Dalam desain kurikulum ini kebutuhan masyarakat harus dijadikan
dasar dalam menentukan isi kurikulum. Ada tiga persepektif dalam
kurikulum ini. 1) Persepektif status quo, Rancangan kurikulum ini
diarahkan untuk melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat. Yang
dijadikan dasar oleh para perancang kurikulum ini adalah aspek-aspek
penting dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, perlu dikaji
berbagai aktivitas yang dilakukan oleh orang dewasa untuk menjadi isi
kurikulum yang harus diajarkan kepada siswa. 2) Persepektif
pembaharuan, menekankan pada proses mengembangkan hubungan antar
kurikulum dan kehidupan sosial, politik, dan ekonomi masyarakat.
Desain kurikulum Berorientasi pada Siswa
Yang mendasari desain ini adalah bahwa pendidikan diselenggakan
untuk membantu anak didik. Kurikulum harus disesuikan dengan
perkembangan anak. Isi kurikulum harus mencakup keterampilan,
pengetahuan dan sikap. Anak ditempatkan sebagai subjek belajar.
Diupayakan apa yang dipelajari siswa sesuai dengan minat, bakat, dan
tingkat perkembangan siswa. Kurikulum perspektif ini menekankan pada
adanya hubungan emosional antara siswa dengan guru.
Desain Kurikulum Teknologis
Teknologi mempengaruhi kurikulum dapat dilihat dari dua sisi. 1)
Sisi penerapan hasil-hasil teknologi, adalah perencanaan yang sistematis
dengan menggunakan media atau alat dalam kegiatan pembelajaran.
Penerapan dan pemanfaatan hasil teknologi untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pembelajaran. 2) Teknologi sebagai suatu sistem,
menekankan kepada penyusunan program dengan menggunakan
pendekatan sistem yang ditandai dengan perumusan tujuan khusus sebagai
9
tujuan yang harus dicapai. Karakteristik kurikulum ini adalah: 1) belajar
dipandang sebagai proses respon terhadap rangsangan. 2) Belajar diatur
berdasarkan langkah-langkah tertentu dengan sejumlah tugas yang
dipelajari. 3) Secara khusus siswa belajar individual, meskipun dalam hal-
hal tertentu bisa saja belajar kelompok.

D. BAB IV PENDEKATAN DAN MODEL PENGEMBANGAN


KURIKULUM
Pendekatan Pengembangan Kurikulum
Pendekatan Top Down
Pengembangan kurikulum muncul atas inisiatif pra pejabat
pendidikan atau para adminintrator pemegang kebijakan. Prosedur
kerjanya adalah. Langkah pertama, pembentukan tim pengarah oleh
pejabat pendidikan. Tugas tim ini menentukan konsep dasar, rumusah
falsafah, dan tujuan umum pendidikan. Langkah kedua, menyusun
kelompok kerja yang bertugas untuk menjabarkan kebijakan-kebijakan
yang telah rumuskan tim pengarah. Langkah ketiga Pembentukan tim
perumus mengkaji dan membeir catatan-catatan atau revisi hasil
penjabaran kelompok kerja. Administrator memerintahkan ke setiap
sekolah untuk mengimplementasikan kurikulum.
Pendekatan Grass Roots
Inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari lapangan atau dari
guru-guru sebagai implementator. Pendekatan ini hanya mungkin
dilakukan jika: 1) kurikulum itu bersifat lentur. 2) guru memiliki sikap
profesional yang tinggi. Ada beberapa langkah penyempurnaan kurikulum
dengan menggunakan pendekatan grass roots. 1) menyadari adanya
masalah. 2) mengadakan refleksi. 3) mengajukan hipotesis atau jawaban
sementara. 4) Menentukan hipotesis yang mungkin dekat dan dapat
dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi. 5) Mengimplementasi
perencanaan dan mengevaluasinya secara terus menerus shingga
terpecahkan masalah yang dihadapi. 6) Membuat dan menyusun laporan
hasil pelaksanaan pengembangan melalui grass roots.
Model-model pengembangan kurikulum
Model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi peristiwa
kompleks. Model dapat diartikan rancangan yang dapat digunakan untuk
10
menerjemahkan sesuatu ke dalam realita yang sifatnya lebih praktis.
Manfaat model adalah sebagai berikut:
 Menjelaskan beberapa aspek prilaku dan interaksi manusia.
 Mengintegrasikan seluruh pengetahuan hasil observasi dan penelitian.
 Menyederhanakan suatu proses yang bersifat kompleks
 Sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan.
Macam-macam model pengembangan kurikulum antara lain.
1) Model Tyler, model ini dianggap fundamentalis karena
berhubungan dengan tujuan pendidikan, pengalaman belajar,
pengorganisasia pengalaman belajar, dan evaluasi.
2) Model Taba, model ini menitikberatkan pada bagaimana
mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses perbaikan dan
penyempurnaan.
3) Model olive, model kurikulum harus bersifat simple,
komprehensif, dan sistematik.
4) Model Beauchamd, ada lima langkah dalam proses
pengembangan kuriklum. a) menetapkan area atau wilayah yang akan
melakukan perubahan kurikulum.b) menetapkan orang-orang yang
akan terlibat dalam pengembangan kurikulum. c) menetapkan
prosedur yang akan ditempuh d) implementasi Kurikulum e)
melaksanakan evaluasi kurikulum.
5) Model Wheeler Proses pengembangan kurikulum terjadi terus-
menerus dari tujuan umum dan khusus, menentukan pengalaman
belajar, menetukan isi materi, mengorganisasi pengalaman dan bahan
belajar. Evalusi dan kembali lagi ke tujuam umum dan khusus.
6) Model Nicholis, model ini menggunakan pendekatan siklus
seperti Wheeler. Ada lima langkah langkah pengembangan kurikulum
menurut Nicholis. a) analisis situasi, b) menentukan tujuan khusus c)
menentukan dan mengorganisasi isi pelajar. d) menentukan dan
mengorganisasi metode. e) evaluasi.
7) Model Dynamic Skilbeck, model ini model ini digunakan untuk
pengembangan kurikulum pada level sekolah.

11
E. BAB V PENGEMBANGAN TUJUAN DAN ISI KURIKULUM
Pengembangan Tujuan Kurikulum
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam
kurikulum. Pertama, tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang
harus dicapai oleh setiap upaya pendidikan. Kedua, dapat membantu
dalam mendesain model kurikulum dan sistem pembelajaran. Ketiga,
dapat digunakan sebagai control kualitas pembelajaran.
Bloom mengklasifikasikan tiga domain tujuan:
 Domain kognitif tujuan pendidikan yang berhubungan dengan
kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir.
 Domain afektif, berkenaan dengan sikap. Domainn ini merupakan
kelanjutan dari domain kognitif. Seseorang memiliki sikap tertentu
terhadap sesuatu objek manakala telah memiliki kemampuan yang
kognitif tingkat tinggi.
 Domain Psikomotor, tujuan yang berhubungan dengan kemampuan
keterampilan seseorang.
Pengembangan Materi Kurikulum
Bahan atau materi kurikulum adalah isi atau muatan kurikulum
yang harus dipahami siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perumusan isi kuriulum
dikaitkan dengan siswa yakni. 1) Kurikulum sebaiknya disesuaikan
dengan perkembangan anak. 2) Isi kurikulum sebaiknya mencakup
keterampilan, pengetahuan dan sikap. 3) siswa hendaknya didorong untuk
belajar secara aktif. 4) materi kurikulum hendaknya sesuai dengan minat
dan keinginan siswa.

F. BAB VI HAKIKAT KURIKULUM TINGKAT SATUAN


PENDIDIKAN (KTSP)
Pendahuluan
KTSP lahir dari semangat otonomi daerah, dalam hal ini urusan
pendidikan tidak semuanya tanggung jawab pusat, akan tetapi sebagian
tanggung jawab daerah. Oleh sebab itu, dilihat dari model pengembangan
KTSP merupakan salah satu model kurikulum yang bersifat desentralisasi.

12
Pengertian dan Karakteristik KTSP
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Ada beberapa hal
yang berhubungan dengan makna kurikulum operasional.
Pertama, Sebagai kurikulum operasional KTSP dalam
pengembangnnya tidak terlepas dari ketetapan yang disusun pemerintah
secara nasional. Hal ini sesuai dengan UU No 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1 yang menjelaskan bahwa
pengembangan kurikulum mengacu padal Standar Nasional Pendidikan.
Kedua , sebagai kurikulum operasional KTSP harus
memperhatikan ciri khas kedaerahan sesuai dengan bunyi undang-undang
No 20 tahun 2003 ayat 2 yakni kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diverifikasi sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Ketiga, sebagai kurikulum operasional para pengembang
kurikulum di daerah memiliki keleluasaan dalam mengembangkan
kurikulum menjadi unit-unit pelajaran, mengembangkan strategi, metode,
media dan evaluasi.
KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut :
Berorientasi pada disiplin ilmu.
Hal ini terlihat dari pertama, terdapatnya struktur program yang memuat
sejumlah mata pelajaran. Kedua, keberhasilan KTSP diukur dari
kemampuan siswa menguasai materi pelajaran.
Berorientasi pada pengembangan individu.
Hal ini terlihat dari prinsip pembelajaran ditekankan pada aktivitas siswa,
dan dalam struktur kurikulum terdapat komponen pengembangan diri yang
menekankan pada minat dan bakat siwa.
Mengakses kepentingan daerah.
Hal ini terlihat dari salah satu prinsip KTSP yaitu berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Tujuan KTSP
Secara umum tujuan KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenngan
(otonomi) dalam lembaga pendidikan. Secara khusus diterapkannya KTSP
13
adalah 1) meningkatkan kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya
yang tersedia. 2) meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat
dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3) meningkatkan kompetisi yang sehat antara satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Dasar Penyusunan KTSP


Pengembangan KTSP didasarkan dua landasan pokok yakni landasan
empiris dan landasan formal. Landasan empiris di antaranya. 1) adanya
kenyataan rendahnya kualitas pendidikan baik proses maupun hasil. 2)
Indonesia memiliki keragaman sosial budaya dengan potensi dan
kebutuhan yang berbeda. Keanekaragaman daerah perlu dijadikan
pertimbangan dalam proses penyusunanan dan pengembangan kurikulum.
Yang menjadi landasan formal KTSP adalah UU RI no 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Permen RI No 19 Tahun 2005
tentang Standar Naional Pendidikan.
Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP
 Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik, dan lingkungan
 Beragam dan terpadu, kurilum meliputi subtansi komponen muatan
wajib kurikulum, muatan lokal, dan pegembangan diri secara terpadu,
serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna.
 Tanggap terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
 Relevan dengan kebutuhan kehidupan
 Menyeluruh dan berkesinambungan
 Belajar sepanjang hayat, diarahkan pada proses penegembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat.
 Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

14
G. BAB VII PENGEMBANGAN DAN DOKUMEN KTSP
Struktur KTSP terdiri dari dua dokumen. Dokumen pertama berisi
tentang acuan pengembangan KTSP memuat latar belakang, tujuan dan
prinsip pengembangan, tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum,
kalender pendidikan. Dokumen dua, berisi tentang silabus dan rencana
pelaksaan pembelajaran

H. BAB VIII SISTEM PEMBELAJARAN


Pengertian dan Kegunaan Sistem
Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain berkaitan
dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara
optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Ada tiga hal penting
dalam sIstem yakni : 1) Setiap sistem pasti memiliki tujuan. 2) Sistem
selalu mengandung satu proses. 3) Proses kegiatan dalam suatu sistem
selalu melibatkan dan memanfaatkan berbagai komponen atau unsur-unsur
tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap sistem
 Faktor guru, guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam
implentasi suatu strategi pembelajaran
 Faktor siswa , siswa adalah organisme yang unik yang berkembang
sesuai dengan tahap perkembangannya. Sikap dan penampilan siswa
di kelas juga merupakan aspek lain yang mempengaruhi proses
pembelajaran.
 Faktor sarana dan prasarana, sarana adalah segala sesuatau yang
mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran.
 Faktor lingkungan, ada dua faktor yang mempengaruhi proses
pembelajaran yaitu faktor organisasi kelas dan iklim sosial-psikologi.
Komponen-komponen Sistem Pembelajaran
Belajar adalah perubahan tingkah laku. Proses belajar akan tampak
dengan cara membandingkan kondisi sebelum dan sesudah proses belajar.

15
I. BAB IX MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM IMPLEMENTASI
KURIKULUM
Konsep Dasar Mengajar
Mengajar sebagai proses menyampaikan materi pelajaran. Secara
deskripsi mengajar dapat diartikan sebagai proses penyampaian informsi
atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Sebagai proses pengajaran
berorientasi pada guru memiliki beberapa karakteristik :
1) Proses pengajaran berorientasi pada guru (teacher centered), dalam
kegiatan belajar mengajar, guru memegang peran sangat penting. Guru
menentukan segalanya. Sehubungan dengan pengajaran tersebut guru
memilki tiga peran utama yang harus dilakukan guru yaitu guru sebagai
perencana, penyampai informasi, dan evaluator.
2) Siswa sebagai objek belajar, konsep mengajar sebagai proses
menyampaikan materi menempatkan siswa sebagai objek yang harus
menguasai pelajaran. Sebagai objek kesempatan siswa untuk
mengembangkan kemampuan sesuai dengan dengan minat dan bakatnya,
bahkan untuk belajar sesuai dengan gayanya sangat terbatas.
3) Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Proses
pengajaran berlangsung pada tempat tertentu misalnya terjadi di dalam
kelas dengan penjadwalan yang ketat sehingga siswa hanya belajar
manakala ada kelas yang telah didesai sedemikan rupa sebagai tempat
belajar.
4) Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi, keberhasilan suatu
proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi
pelajaran yang disampaikan.
Mengajar sebagai Proses Mengatur Lingkungan
Perubahan paradigma mengajar dari hanya sebatas menyampaikan
materi pelajaran kepada mengajar sebagai proses mengatur lingkungan
didasarkan pada: 1) Siswa bukan orang dewasa dalam bentuk mini akan
tetapi mereka adalah organism yang sedang berkembang. Oleh karena itu,
tugas guru mengarahkan dan membimbing mereka agar tumbuh dan
berkembang secara optimal. Guru harus dapat mengatur lingkungan untuk
membantu perkembangan siswa dengan baik. 2) Ledakan ilmu
pengetahuan mengakibatkan kecenderungan setiap orang tidak meungkin
dapat menguasai setiap cabang ilmu. 3) Perkembangan teknologi
16
khususnya teknologi, memungkinkan setiap orang bisa mendapatkan ilmu
pengetahuan di mana dan kapan pun. 4) Penemuan-penemuan baru
khususnya dalam bidang psikologi, mengakibatkan pemahaman baru
terhadap konsep perubahan tingkah laku. Terdapat beberapa karakteristik
dari konsep mengajar sebagai proses mengatur lingkungan.
a) Mengajar berpusat pada siswa (student centered)
b) Siswa sebagai subjek belajar
c) Proses pembelajaran berlangsung di mana saja
d) Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan
Mengajar dan Pembelajaran
Pembelajaran dimaknai bukan hanya sekedar menyampaikan materi
pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan.
Dalam pembelajaran tampak jelas bahwa istilah pembelajaran itu
menunjukkan pada usaha siswa mempelajari bahan pelajaran sebagai
akibat perlakuan guru. Bruce Weil (1980) mengemukakan tiga prinsip
penting dalam proses pembelajaran semacam ini. Pertama, proses
pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat
membentuk atau mengubah struktur kognitif. Kedua, berhubungan dengan
tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari. Ada tipe pengetahuan fisik,
sosial, dan logika. Ketiga, dalam proses pembelajaran harus melibatkan
peran lingkungan sosial.
Prinsip mengajar
Berorientasi pada tujuan, segala aktivitas guru dan siswa mesti
diupayakan untuk mencapai tujuan yang akan dicapai. Keberhasilan
strategi pembelajaran ditentukan keberhasilan siswa mencapai tujuan
pembelajaran. Aktivitas, strategi pembelajaran harus dapat mendorong
aktivitas siswa , baik aktivitas fisik maupun psikis. Individualistas,
mengajar adalah usaha untuk mengembangkan setiap individu siswa
walaupun kita mengajar pada sekolompok siswa. Integritas, mengajar
harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa.
Jadi, tidak saja mengembangkan aspek kognitif saja, melainkan aspek
afektif dan psikomotor. Interaktif, mengajar bukan hanya menyampaikan
pengetahuan melainkan dianggap sebagai mengatur lingkungan yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Inspiratif, proses pembelajaran harus
dapat memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Oleh
17
karena itu, guru mesti membuka berbagi kemungkinan yang dapat
dikerjakan siswa. Menyenangkan, proses pembelajaran adalah proses yang
dapat mengembangkan seluruh potensi siswa. Menantang, proses yang
menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir , yakni
merangsang kerja otak secara maksimal.
Motivasi, dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau
melakukan sesuatu. Motivasi bisa tumbuh karena merasa membutuhkan.
Guru harus dapat membangkitkan motivasi belajar sehingga belajar
menjadi kebutuhan bagi siswa.
Makna Belajar
1. Belajar sebagai Proses Perubahan Tingkah Laku
2. Bentuk dan Hasil Perbuatan Belajar
Teori-teori Belajar
Banyak teori belajar yang membahas tentang terjadinya tingkah laku.
Setiap teori berpangkal dari pandangan tentang hakikat manusia, yaitu
pandangan hakikat manusia menurut John locke da Leibnitz. Menurut
John Locke, manusia merupakan orgnisme pasif. Manusia bagaikan kertas
putih. John locke terkenal dengan teori tabularasanya. Dari pandangan ini
aliran belajar behavioristik-elemtaristik. Sedangkan Leibnitz, menganggap
manusia adalah organime aktif. Manusia merupakan sumber dari semua
kegiatan belajar. Pandangan ini melahirkan aliran belajar kognitif-holistik.
1) Teori Belajar Behavioritik
a) Belajar Koneksionisme (Thorndike)
b) Belajar adalah upaya untuk membentuk hubungan stimulus-respon
sebanyak-banyaknya.
c) Teori Belajar Classical conditioning (Palvov dan Watson), belajar atau
pembentukan prilaku perlu dibantu dengan kondisi tertentu.
d) Operant Conditioning (Skinner), respon yang timbul dan berkembang
diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu.
2) Teori-teori Kognitif
a) Teori Gestalt (Koffka Kohler dan Wertheimer)
Belajar adalah proses mengembangkan insight, Insight adalah
pemahaman terhadap hubungan antarbagian di dalam situasi
permasalahan.

18
b) Teori Medan
Belajar adalah pemecahan masalah.
c) Teori Konstruktivistik
Belajar bukanlah sekedar menghafal tetapi proses mengkonstruksi
pengetahuan melalui pengalaman.

J. BAB X FAKTOR PSIKOLOGIS DALAM PEMBELAJARAN


Motivasi
Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi belajar
yang belajar yang dimilikinya. Siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi cenderung prestasinya tinggi begitu sebaliknya. Sering terjadi siswa
yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang
kurang tetapi karena kurang mempunyai motivasi belajar. Oleh karena itu,
pendidikan modern memandang motivasi sebagi sesuatu yang sangat
penting.
Pengertian dan Fungsi Motivasi
Pengertian Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu
yang terarah kepada pencapain suatu tujuan tertentu. Hilgard mengatakan
bahwa motivasi adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang
yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk
mencapai tujuan. Jadi, dengan demikian motivasi muncul dari dalam diri
seseorang karena dorongan untuk mencapai tujuan dari uraian tersebut
telihat bahwa motivasi erat hubungannya dengan kebutuhan sebab
memang motivasi muncul karena kebutuhan.
Fungsi Motivasi
1. Mendorong siswa untuk beraktivitas, besar kecilnya semangat
seseorang untuk beraktivitas ditentuk oleh besar kecilnya motivasi
orang yang bersangkutan.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, tingkah laku yang ditunjukkan
setiap individu pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi
kebutuhannya atau pun untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Jenis-jenis Motivasi
Pembagian motivasi dapat dilihat dari perspektif kebutuhan dan
perspektif fungsional, serta dari sifatnya.
19
Perspektif Kebutuhan
Menurut Maslow terdapat tingkatan-tingkatan kebutuhan manusia
1. Kebutuhan fisiologis, yakni kebutuhan dasar yang harus terpenuhi
sebelum kebutuhan-kebutuhan yang lain terpenuhi.
2. Kebutuhan akan keamanan, kebutuhan rasa terlindungi, bebas dari
rasa takut
3. Kebutuhan sosial, kebutuhan akan cinta kasih seperti diterima oleh
kelompok
4. Kebutuhan menjadi dirinya sendiri, yaitu kebutuhan beprestise yang
erat hubungannya denagn pengembangan bakat dan minat.
Perspektif fungsional
Motivasi yang didasarkan kepada insentif adalah motivasi yang
muncul karena adanya tujuan nyata. Misalnya karena mendapat hadiah.
Sifat Motivasi
Pertama, motivasi intrinsik, motivasi yang muncu dari dalam
individu. Kedua, motivasi ekstrinsik, motivasi yang muncul dari luar
individu. Dalam proses pembelajarn motivasi intrinsik sulit untuk
diciptakan. Yang mungkin dapat dilakukan adalah mengembangkan
motivasi ekstrinsik. Menurut umar Hamalik (1995) muncul faktor yaitu :
tingkat kecerdasan siswa, sikap guru terhadap kelas, pengaruh kelompok
siswa, dan suasana kelas.

K. BAB XI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN


Meningkatkan Profesional Guru
Guru sebagai Jabatan Profesional
Untuk meningkatkan profesional guru upaya pertama yang harus
dilakukan adalah menyakinkan kepada setiap orang khusunya pada setiap
guru bahwa guru adalah pekerjaan profesional dalam rangka pencapaian
standar proses pendidikan. Untuk menyakinkan bahwa guru sebagai
pekerjaan profesional mari kita tinjau syarat-syarat atau ciri pokok dari
pekerjaan profesional.

20
Mengajar sebagai pekerjaan Profesional
Ciri dan karakteristik dari proses mengajar sebagai tugas utama
mengajar adalah:
Mengajar bukanlah hanya menyampaikan materi pelajaran saja, akan
tetapi merupakan pekerjaan yang bertujuan dan bersifat kompleks. Oleh
karena itu, untuk menjadi guru profesional diperlukan latar belakang yang
sesuai yaitu latar belakang pendidikan keguruan.
Tugas seorang guru yang memiliki keahlian yang jelas adalah
mengantarkan siswa kearah tujuan yang diinginkan. Hasil pekerjaan guru
tidak langsung dapat dilihat dalam waktu yang singkat. Hasilnya baru
dapat dilihat setelah beberapa lama. Mungkin satu generasi. Oleh karena
itu, kegagalan guru dalam membelajarkan siswa, berarti kegagalan
membentuk generasi manusia. Seorang guru bukan hanya tahu tentang
what to teach, akan tetapi juga paham tentang how to teach.
Kompetensi Profesional Guru
Sebagai suatu profesi, terdapat sejumlah kompentensi yang dimiliki
seorang guru yakni:
a) Kompetensi Pribadi
b) Kompentensi Profesional
c) Kompetensi Sosial Kemasyarakatan
Optimalisai Peran Guru dalam Proses Pembelajaran
Ketika ilmu pengetahuna masih terbatas, penemuan teknologi belum
berkembang seperti sekarang guru berperan sebagi sumber belajar. Setelah
kemajuan teknologi guru tetap berperan walaupun sepesat apapu teknologi
tetap saja tidak bisa menggantikan peran guru. Berikut adalah beberapa
peran guru :
a) Guru sebagi Sumber Belajar
Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaknya guru
melakukan hal-hal sebagai berikut: a) Guru selalu mengembangkan
wawasan ilmu nya melalui berbagai car agar tidak ketynggalan. b) Guru
menunjukan sumber belajar yang dapat dipelajari siswa yang memilki
kecapatan belajr di atas rata-rat. c) Guru melakukan pemetaan materi
pelajaran.

21
b) Guru sebagi Fasilitator
Ada beberapa hal yang harus dipahami oleh guru sebagai fasilitator
yang berhubungan dengan pemanfaatan budaya. a) Guru perlu memahami
berbagi jenis media dan sumber belajar. b) guru perlu memiliki
keterampilan dalam merancang sustu media. c) Guru harus
mampumengorganisasikan bergbagai media serta dapat memanfaatkan
berbagai sumber belajar. d) Guru dituntut agar memilki kemampuan dalam
berkomunikasi.
c) Guru sebagai Pengelola
Dalam hubungannya dengan pengelolaan pembelajaran Alvin C.
Eurich menjelaskan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut.a) Segala
sesuatu yang dipelajari siswa maka siswa harus mempelajarinya sendiri. b)
setiap siswa yang belajar memiliki kecepatan masing-masing.. c) siswa
akan belajar lebih banyak jika dia diberi reinforcemet. d) Penguasaan
secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara
keseluruhan lebih berarti. e) Apabila siswa diberi tanggung jawab maka ia
akan lebih termotivasi untuk belajar.
d) Guru sebagai demonstrator
Sebagai demtrator artinya peran untuk mempertunjukkan kepada siswa
segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami
setiap pesan yang disampaikan.
e) Guru sebagai pembimbing
Ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh guru dalam membimbing:
Pertama, guru harus memahami siswa yang dibimbingnya. Kedua, guru
harus terampil merencanakan tujuan kompetensi dan merencanakan proses
pembelajaran.

f) Guru sebagai Motivator


Beberapa petunjuk untuk mebangkitkan motivasi guru. a. memperjelas
tujuan yang ingin dicapai. b. Membangkitkan minat siswa caranya
hubungan bahan pelajaran dengan kebutuhan siswa, sesuaikan materi
dengan tingkat pengalaman siswa, guanakan berbagai metode dan strategi
pembelajaran c. ciptakan susana yang menyenangkan.d. Berilah pujian
yang wajar. e, berikan penilaian. f. berikan komentar terhadap hasil
pekerjaan siswa. g. Ciptakan persaingan dan kerja sama
22
g) Guru sebagai Evaluator
Terdapat dua fungsi guru dalam memerankan perannya sebagai
evaluator. Pertama, menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan. Untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh
kegiatan yang diprogramkan.

L. BAB XII STRATEGI PEMBELAJARAN


Konsep Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dari pengertian di atas ada hal yang perlu
diperhatikan yaitu strategi merupakan rencana tindakan dan strategi
disusun untuk mencapai tujuan.
Pertimbangan dalam Mengambangkan Strategi Pembelajaran
1. Pertimbangan yang berhubungan dengan Tujuan yang ingin
dicapai.
Semakin kompleks tujuan yang ingin dicapai maka semakin rumit
maka semakin rumit juga strategi yang harus dirancang.
2. Pertimbangan yang Berhubungan dengan Bahan atau Materi
Pembelajaran
Materi pelajaran yang berupa fakta, konsep, hukum atau teori
tertentu memerlukan rancangan strategi yang berbeda.
3. Pertimbangan dari Sudut Siswa
Beberapa pertanyaan rancangan strategi pembelajaran dilihat dari
sudut siswa diantaranya: Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan
kematangan siswa? Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan minat,
bakat, dan kondisi siswa? Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan
gaya belajar siswa?
4. Pertimbangan- pertimbangan lainnya
Yang dimaksud dengan pertimbangan lainnya adalah pertimbangan
ditinjau dari strategi itu sendiri sebab begitu banyak strategi yang kita pilih
untuk membelajarkan siswa.

23
Jenis Strategi Pilihan
Strategi Pembelajaran Ekspositoris (SPE)
 Konsep Strategi Pembelajaran Ekspositoris
 Prinsip penggunaan SPE
 Prinsip komunikasi
 Prinsip kesiapan
 Prinsip berkelanjutan

M. BAB XIII INOVASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN


Pengertian Inovasi
Inovasi dapat diartikan sebagai sebagai sesuatu yang baru dalam
situasi sosial tertentu yang digunakan untuk menjawab atau memecahkan
suatu permasalahan. Inovasi kurikulum dan pembelajaran dapat diartikan
segai suatu ide, gagasan atau tindakan-tindakan tertentu dalam bidang
kurikulum dan pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan
masalah pendidikan.
Masalah Pendidikan sebagai sumber Inovasi
Masalah Relevansi Pendidkan
Relevansi adalah kesesuaian antar kenyataan atau pelaksanaan
dengan tuntutan dan harapan. Dalam konteks pendidikan relevansi adalah
kesesuaian antara pelaksanaan dan hasil pendidikan dengan kebutuhan
masyarakat. Masalah relevansi adat tiga sisi. Pertama, relevansi
pendidikan dengan lingkungan hidup siswa, artinya apa yag diberikan
kepada siswa harus sesuai dengan tuntutan masyarakat tempat tinggal
siswa. Kedua, relevansi pendidikan dengan tuntutan kehidupan siswa
baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Ketiga,
relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja. Relevansi ini memiliki
arti bahwa sekolah memilki tanggung jawab untuk mempersiapkan siswa
keterampilan yang sesuai dengan dunia kerja.
Masalah kualitas Pendidikan
Rendahnya kualitas pendidikan juga dianggap sebagai masalah yang
dihadapi dunia pendidikan kita. Rendahnya kualitas pendidikan dapat
dilihat dari dua sisi. Pertama, dari sisi proses pendidikan, adanya
anggapan bahwa selama ini proses pendidikan yang dibangun oleh guru
dianggap cenderung terbatas pada penguasaan materi pelajaran atau
24
bertumpu pada aspek pegembangan kognitif yang rendah yang tidak
mampu mengembangkan kreativitas berpikir. Kedua, dari segi hasil
rendahnya kualitas pendidikan dilihat dari meratanya hasil Ujian
Nasional.
Masalah efektititas dan efesiensi
Efektivitas berhubungan dengan tingkat keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran yang didesain oleh guru untuk mencapai tujuan. Dalam
skala yang sempit adalah tujuan pembelajaran khusus, dalam skala yang
luas adalah tujuan kurikuler, tujuan institusional, dan bahkan tujuan
nasional.
Masalah daya Tampung yang terbatas
Masalah pendidikan kita adalah masalah daya tampung SLTP yang
terbatas. Hal ini disebabkan karena keberhasilan SD yang mengkibatkan
meledaknya lulusan SD yang menuntut pemeritah untuk menyediakan
fasilitas agar dapat menamlung lulu SD melanjutkan ke SLTP
Difusi dan Keputusan Inovasi
Difusi adalah proses komunikasi atau saling tukar informasi tentang
suatu bentuk inovasi antar warga masyarakat sasaran sebagai penerima
inovasi dengan menggunakan saluran tertentu dalam waktu yang tertentu
pula. Ada dua bentuk sistem difusi yaitu difusi sentralisasi dan difusi
disentralisasi.
Hambatan Hambatan Inovasi
Ada 6 hambatan yang dapat menghambat suatu inovasi yaitu :
1. Estimasi (perencanaan) yang Tidak Tepat
Kurang tepatnya estimasi disebabkan karena kurang adanya hubungan
antara tim dan pelaksana, kurang adanya kesamaan pendapat tentang
tujuan, tidak adanya koordinasi antara petugas yang terlibat, dan
adanya tekanan dari pihak tertentu.
2. Konflik dan motivasi
Konflik sering terjadi saat proses pelaksanaan inovasi. Motivasi lemah
dari orang-orang yang terlibat.
3. Inovasi tidak berkembang
Beberapa faktor yang menyebabkan tidak berkembangnya inovasi
yaitu, faktor geografi, , komunikasi, transfortasi, ikilm dan cuaca dll.
4. Masalah Finansial
25
Keberhasilan inovasi sangat ditentukan oleh dana yang tidak
memadai.
5. Penolakan dari kelompk tertentu.
Penolakan sering terjadi dari kelompok tradisional dan konsevatif.
6. Kurang adanya hubungan sosial
Kurang adanya hubungan sosial yang baik antara berbagai pihak
khusunya antar anggota tim, sehingga terjadi ketidakharmonisan
dalam bekerja.
Beberapa Jenis Inovasi dalam Kurikulum dan Pembelajaran
1. Pemberlakuan Kurikulum tingkat satuan pelajaran (KTSP)
2. Penyelenggaraan Sekolah Lanjutan Pertama terbuka (SLPT)
3. Pengajaran melalu modul
4. Pembelajaran melalui komputer.

N. BAB XIV EVALUASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN


Evaluasi dan Pengukuran
Makna Evaluasi dan Pengukuran
Guba dan Lincoln mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses
memberikan petimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang
dipertimbangkan. Sesuatu itu bisa berupa benda, orang, keadaan.
Fungsi Evaluasi
1. Alat yang penting sebagai unpan balik siswa
2. Untuk mengetahui ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan
3. Memberikan informasi untuk mengembangkan kurikulum
4. Digunakan oleh siswa secara individual dalam mengambil keputusan
khusunya untuk menentukan masa depan
5. Bagi pengembang kurikulum berguna untuk menentukan kejelasan tujuan
khusus yang ingin dicapai.
6. Sebagai umpan balik semua pihak yang berkepentingan dengan
pendidkan di sekolah.
Evaluasi Kurikulum
Makna Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum adalah suatu proses mempertimbangkan untuk
member nilai dan arti terhadap suatu kurikulum tertentu. Pertimbangann
nilai adalah pertimbangan yang ada dalam kurikulum itu sendiri.
26
Misalnya evaluator menilai apakah kurikulum yang dinilai itu dapat
dimengerti olah guru. Misalnya, apakah kurikulum tersebut memberikan
arti untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa.
Ruang Lingkup Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum mencakup dua sisi, yaitu :
 Evaluasi Kurikulum sebagai Suatu Program atau Dokumen
 Evaluasi Pembelajaran sebagai Implementasi Kurikulum
Evaluasi Berbasis Kelas
Pengertian Penilaian berbasis kelas merupakan bagian integral dalam
proses pembelajaran yang dilakukan sebagai proses pengumpulan dan
pemanfaatan informasi yang menyeluruh yang tentang hasil belajar yang
diperoleh siswa untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan
kompetensi seperti yang ditetapkan kurikulum dan sebagai umpan balik
untuk perbaikan proses pembelajaran. Ada karakteristik penilaian
berbasis kelas. Pertama, merupakan bagian integral dalam proses
pembelajara. Kedua, merupakan proses pengumpulan informasi yang
menyeluruh. Ketiga, hasil pengumpulandata digunakan untuk menetukan
tingkat penguasaan kompetensi. Keempat, pengumpulaninformasi
digunakan untuk meningkatkanhasil belajar.
Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas
a. Motivasi
b. Validitas
c. Adil
d. Terbuka
e. Berkesinambungan
f. Bermakna
g. Menyeluruh
h. Edukatif
Jenis-Jenis Tes
1. Tes
1) Tes berdasarkan jumlah peserta, tes individu dan tes kelompok
2) Tes standard dan tes buatan guru
3) Tes berdasarkan pelaksanaan, terdiri dari tes tulisan, lisan, dan
perbuatan
2. Nontes
27
Nontes adalah alat evaluasi yang biasa digunakan untuk menilai
aspek tingkah laku termasuk sikap, minat dan motivasi. Tes ini
dinamakan obsevasi, wawancara, studi kasus, skala sikap.

 Buku 2
A. BAB I SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN KURIKULUM DI
INDONESIA
Perubahan kurikulum dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1) Tujuan filsafat penidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar
untuk merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi
landasan merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan;
2) Sosial budaya yang berlaku dalam kehidupan masyarakat;
3) Keadaan lingkungan (interpersonal, kultur, biokologi, geokologi);
4) Kebutuhan pembangunan Poleksosbudhankam,
5) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai
dengan sistem nilai dan kemanusiaan serta budaya bangsa.
Rencana pelajaran 1947 ialah kurikulum pertama yang lahir pada
setelah Indonesia merdeka disebut rencana pelajaran atau dalam bahasa
belanda leer plan. Perubahan orientasi pendidikan lebih bersifat politis:
dari orientasi pendidikan belanda kepada kepentingan nasional. Bentuk
kurikulum ini memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam
pelajarannya, disertai dengan garis-garis besar pengajaran;
Kurikulum 1952 ialah kurikulum di Indonesia mengalami
penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini, pemerintah Indonesia melalui
kementerian pendidikan pengajaran dan kebudayaan menerbitkan buku
pedoman kurikulum SD yang lebih merinci setiap mata pengajaran
kemudin diberi nama rencana pelajaran terurai 1952 yang berfungsi
membimbing para guru dalamkegiatan mengajar di sekolah dasar.
Kurikulum 1964 ialah di penghujung era pemerintahan presiden
soekarna menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan
sistem kurikulum di Indonesia. Kurikulum ini diberi nama rencana
pendidikan 1964 atau kurikulum 1964, fokus kurikulum 1964 ini pada
pengembangan pancawardhana, yaitu, a) Daya cipta; b) Rasa; c) karsa; d)
karya, dan e) moral.

28
Kurikulum 1968 ialah sebagai perubahan dari kurikulum 1964
dipengaruhi oleh perubahan sistem politik dari pemerintahan rezim orde
lama ke rezim pemerintahan orde baru. Kurikulum 1968 menggantikan
rencana pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk orde lama.
Kurikulum 1968 melakukan melakukan perubahan struktur kurikulum
dari pancawardhana dan menekankan pendekatan organisasi materi
pelajaran menjadi kelompok pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan
dasar, dan kecakapan halus;
Kurikulum 1975/1976 ialah pembaruan kelima terjadi dengan
ditebitkannya kurikulum ini. Kurikulum 1975 untuk SD/SMP dan SMA
sedangkan kurikulum 1976 untuk sekolah keguruan yaitu SPG dan
Sekolah Menengah Kejuruan.
Kurikulum 1984 secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke
kurikulum 1984 diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Terdapat
beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung ke dalam
kurikulum pendidikan dasar dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah. 2) Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai
bidang studi dan kemampuan anak didik. 3) Terdapat kesengajaan antara
program kurikulum dan pelaksanaanya di sekolah. 4) Terlalu padanya isi
kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang. 5) Pelaksaan
Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa sebagai bidang pendidikan yang
berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak kanak sampai sekolah menengah
tingkat atas termasuk pendidikan luar sekolah 6) Pengadaan program
studi baru untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja.
Kurikulum 1994 hal ini terjadi karena sesuai dengan suasana
pendidikan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kerja Kependidikan)
yang lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar.
Akibatnya pada saat itu dibentuklah Tim Basic serience yang salah satu
tugasnya ikut mengembangkan kurikulum sekolah. Tim ini memandang
bahwa materi pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa,
sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan
mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak.
Kurikulum berbasis kompetensi tahun 2002 dan 2004 ialah kurikulum
1994 perlu disempurnakan lagi menjadi kurikulum 2002 sebagai respon
terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik
29
menjadi desentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU
No. 22 DAN 25 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan
petimbangan keuangan antara pemerintahan pusat dan daerah. 9)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ialah pendidikan nasional
harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu dan relevansi, serta efisiensi manajem pendidikan.
Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib
belajar 9 tahun. Implentasi undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional diturunkan ke dalam sejumlah peraturaran
pemerintahan nomor 19 tahun 2005, tentang standard nasional
pendidikan.
Peraturan pemerintahan ini memberikan arahan tentang perlunya
disusun dan dilaksanakna delapan standar nasional pendidikan, yaitu: (1)
Standard isi, 2) Standar proses, 3) Standar kompetensi, 4) Standar sarana
dan prasarana, 5) Standar pengelolaan, 6) Standar pembiayaan dan 7)
Standar penilaian pendidikan.

B. BAB II KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN


Istilah kurikulum muncul pertama kalinya dan digunakan dalam
bidang olahraga. Secara etimologi curriculum yang berasal dari bahasa
yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berlari “tempat
berpacu”. Jadi istilah kurikulum pada zaman romawi kuno mengandung
pengertian sebagai suatu jarak yang ditempuh oleh pelari dan garis start
sampai garis finish. Pengertian kurikulum terus berkembang seirama
dengan perkembangan berbagai hal yang terus dikutip pendapat para ahli
lain sebagai perbandingan, seperti yang dikemukakan romine. Pandangan
ini dapat digolongkan sebagai pendapat yang baru (modern) yang
dirumuskan sebagai berikut: “curriculum is interpreded to mean all of
the organized courses, activities, and experience which pupile haveunder
direction of the school, whether in the classroom organisatoris not”
(Romine:1941). Apabila dibandingkan dengan pengertian atau defenisi di
atas pada dasanya tidak berbeda. Perbedaannya itu hanya terletak di
dalam perumusannya, ada yang lebih menggambarkan kurikulum sebagai
bahan tertulis atau program pendidikan (ideal curiculum) ada pula yang
lebih menekankan pada operasional proses pembelajaran (real
30
curiculum). Fungsi dan peran kurikulum: 1) Fungsi bagi sekolah yang
bersangkutan 2) Fungsi kurikulum bagi guru 3) Fungsi kurikulum bagi
kepala sekolah 4) Fungsi kurikulum bagi pengawas (supervisor), 5)
Fungsi kurikulum bagi sekolah/madrasah di atasnya 6) Fungsi bagi
masyarakat dan pengguna lulusan.

C. BAB III AZAS-AZAS PENGEMBANGAN


1) Azas religius ialah untuk mengembangkan peserta didik yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan beraklak mulia
memerlukan asumsi-asumsi religius.
2) Azas filosofis sistem pandangan seseorang tentang sesuatu
terutama berkenaan dalam arti kehidupan. Pandangan ini lahir dari kajian
sesuatu masalah, norma-norma agama dan sosial yang dianutnya.
3) Azas psikologis pandangan guru terhadap suatu teori belajar dan
pembelajaran akan mempengaruhi cara ia mengelola pembelajarannya.
4) Azas sosial budaya masyarakat mempunyai norma-norma, adat
kebiasaan yang mau tidak mau harus dikenal dan diwujudkan peserta
didik dalam betuk perilaku.
5) Azas organisatoris, azas ini berkenaan organisasi dan penekatan
kurikulum. Studi tentang kurikulum sering mempertanyakan tentang
jenis organisasi atau pendekatan apa yang dipergunakan dalam
pembahasan atau pegetahuan dan penyusunan kurikulum tersebut.
6) Azas ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut sejak abad
pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan
teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini pandapat dipastikan
kedepannya akan terus semakin berlangsung.

31
D. BAB IV KOMPONEN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Tujuan kurikulum dilasifikasikan menjadi empat yaitu :
a) Tujuan pendidikan nasional (TNP),
b) Tujuan Institusional (TI),
c) Tujuan kurikuler (TK),
d) Tujuan Instruksional atau tujuan pembelajaran (TP).
Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan mengingat dan
kemampuan mengungkapkan kembali informasi yang sudah
dipelajarinya (recall). Pemahaman adalah kemampuan untuk memberi
arti pada suatu objek atau subjek pembelajaran. Penerapan adalah
kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur atau situasi
tertentu. Analisis adalah kemampuan menguraikan atau mengiris-iris
suatu bahan pelajaran kedalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta
hubungan antar bagian bahan itu. Sistesis adalah kemampuan untuk
menghimpun atau meramu bagian-bagian kedalam suatu keseluruhan
yang bermakna, seperti merumuskan tema, rencana atau melihat
hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia. Evaluasi adalah
tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif tujuan ini berkenaan
dengan kemampuan memberikan pertimbangan (judgement) terhadap
sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.
Domain afektif, domain ini merupakan bidang tujuan pendidikan
kelanjutan dari domain kognitif.
1. Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan
seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaaan atau suatu masalah.
2. Merespon atau menanggapi ditunjukkan oleh kemauan
untuk berpastisipasi aktifdalam kegiatan tertentu seperti kemauan untuk
menyelesaikan tugas tepat waktu, kemauan untuk mengikuti pelajaran,
kemauan untuk membantu orang lain dan sebaginya.
3. Menilai, tujuan ini berkenaandengan kemauan untuk
memberi penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek
tertentu.
4. Mengorganisasi, tujuan ynag berhubungan dengan
organisasi ini berkenaan dengan pengembangan nilai ke dalam sistem
organisasi tertentu, termasuk hubungan antarnilai dan tingkat prioritas
nilai-nilai itu.
32
5. Karakterisasi nilai (characterization of by values or value
set), tujuan ini adalah mengadakan sistesis dan internalisasi sistem nilai
dengan pengkajian secara mendalam.
Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan
kemampuan keterampilan atau skil seseorang.
Ada tujuh tingkatan yang termasuk ke dalam domain ini. 1)
persepsi ,
2) kesiapan, 3) meniru, 4) membiasakan, 5) menyesuaikan, 6)
menciptakan.
Isi kurikulum/bahan ajar, Materi ajar pada hakekatnya adalah isi
kurikulum yang dikembangkan dan disusun dengan prinsip-prinsip
sebagai berikut : 1. Materi kurikulum berupa bahan pelajaran tediri dari
bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa
dalam proses pembelajaran. 2. Mengacu pada pencapaian tujuan setiap
satuan pelajaran. 3. Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Strategi, metode pembelajaran dan strategi pelaksanaan kurikulum,
strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian tindakan)
termaksuk pengggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran.
Organisasi kurikulum, mata pelajaran terpisah; kurikulum terdiri
dari sejumlah mta pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-
sendiri tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran lainnya.
Evaluasi Kurikulum, evaluasi merupakan komponen untuk melihat
efektivitas pencapaian tujuan. 1. Evaluasi hasil hasil pembelajaran, untuk
melihat keberhasila penguasaan siswa atau tujuan tujuan khusus yang
telah ditentukan diadakan suatu evaluasi. 2. Evaluasi pelaksanaan
pembelajaran pembelajaran, bukan hanya hasil belajar tetapi keselruhan
pelaksanaan pembelajaran yang meliputi evaluasi komponen tujuan
pembelajaran, materi pelajaran, starategi atau metode pembelajaran serta
komponen evaluasi pembelajaran itu sendiri. Berikut ini akan dibahas
komponen atau dimensi model CIPP yang meliputi: Contect, Input,
Process, Produser.

33
E. BAB V PRINSIP DAN MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM
Prinsip prinsip dasar antara lain:
1. Prinsip berorientasi pada tujuan,
2. Prinsip relevansi, terbagi :
a) Relevansi pendidikan dengan lingkungan hidup siswa,
b) Relevansi dengan perkembangan kehidupan masa sekarang
dan masa yang akan datang,
c) Relevansi dengan tuntutan dalam dunia pekerjaan.
3. Prinsip efektivitas dan efisiensi
4. Prinsip konstinuituitas dan fleksibilitas, terdiri dari:
a) Kontinuitas,
b) Fleksibilitas,
c) Prinsip integrasi.
Model-model pengembangan kurikulum terdiri dari:
1. Model pengembangan kurikulum zais terbagi:
a) Model administratif,
b) Model akar rumput
2. Model pengembangan kurikulum Ralph W. Tyler.
3. Model pengembangan kurikulum Beauchamp
4. Model pengembangan kurikulum Oliva

F. BAB VI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN


PENDIDIKAN
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diturunkan
dari buku pedoman penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
yang dikeluarkan badan standar nasional pendidikan dan sejumlah
peraturan menteri pendidikan nasional. Kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan dari kurikulum edisi
2004 atau lebih dikenal dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK).
Prinsip-prinsip dan acuan operasional pengembangan KTSP terbagi
menjadi :
1) Berpusat pada potensi, perkembangan kebutuhan dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya,
2) Beragam dan terpadu
3) Relevan dengan kebutuhan kehidupan
34
4) Menyeluruh dan berkesinambungan
5) Belajar sepanjang hayat
6) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
terbagi menjadi :
a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
b. Beragam dan terpadu
c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
e. Tuntutan dunia kerja
f. Perkembangan ilmu pengetahun, teknologi, dan seni
g. Agama
h. Dinamika perkembangan global
i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
k. Kesetaraan gender
l. Karakteristik satuan pendidikan.
Komponen-komponen Kurikulum Tingakat Satuan Pendidikan, yaitu :
1. Komponen tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
2. Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah yang tertuang dan standar isi meliputi 5 kelompok mata
pelajaran yaitu:
a. Mata pelajaran,
b. Muatan lokal,
c. Kegiatan pengembangan diri,
d. Pengaturan beban belajar,
e. Ketuntasan belajar,
f. Kenaikan kelas dan kelulusan,
g. Penjurusan,
h. Pendidikan kecakapan hidup
i. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global,
j. Kelender pendidikan.
Pengembangan silabus terdiri dari :
1. Pengertian silabus
2. Manfaat silabus
3. Landasan pengembangan dan pengembang silabus
35
4. Prinsip-prinsip pengembangan silabus terdiri dari : ilmiah relevan,
sistematis, konsisten, memandai, aktual dan konteksual, fleksibel,
menyeluruh.
5. Unit waktu silabus,
6. Pengembangan silabus,
Langkah-langkah pengembangan silabus terdiri dari: mengkaji
standar kompetensi dan kompetensi dasar, mengidentifikasi materi
pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar
dengan mempertimbangkan, mngembangkan kegiatan pelajaran,
merumuskan indikator pencapaian kompetensi,penentuan jenis penilaian,
analisis konteks, mekanisme penyusunan.

G. BAB VII PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013


Pengembangan kurikulum 2013 adanya landasan pengembangan
kuriulum terdiri dari : Aspek filosofis, Aspek yuridis, Aspek konseptual.
Strategi pengembangan pendidikan terdiri dari strategi peningkatan
efektivitas pembelajaran.
Model kurikulum berbasis kompetensi terbagi : kurikulum lebih
dari sekadar dokumen,. Proses pembelajaran, penilaian, rasional
penambahan jam pelajaran, permasalahan dan alasan pengembangan
kurikulum 2006 terdiri: Permasalahan, Pergeseran paradigma belajar
abad ke-21, perubahan yang diharapkan. Identifikasi kesenjangan
kurikulum 2006 adanya konsep ideal. Elemen perubahan kurikulum 2013
terdiri : kompotensi lulusan, kedudukan mata pelajaran, pendekatan,
struktur kurikulum, proses pembelajaran, penilaian, kegiatan
ekstrakurikuler. Standar kompetensi lulusan terdiri : fungsi dan tujuan
pendidikan nasional, ruang lingkup standar kompotensi lulusan. Struktur
kurikulum terdiri: struktur kurikulum SD, struktur kurikulum 2013 SMP,
sruktur kurikulum 2013 SMA dan SMK. Kompetensi inti sekolah dasar
terdiri dari: prosedur penyusunan kompotensi dasar baru, pembelajaran
tematik di sekolah dasar. Strategi implementasi kurikulum 2013 terdiri:
penyiapan dan pembinaan guru dalam omplementasi kurikulum 2013,
penyiapan buku. Sistem implementasi kurikulum terdiri : penerapan
kurikulum 2013.

36
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Isi Buku

37
i) Pembahasan tentang definisi kurikulum
Buku wajib
Dari buku Kurikulum dan Pembelajaran pengarang Dr. Wina
Sanjaya, M. Pd yang saya baca kurikulum diartikan sebagai sebuah
dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi
materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan
cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk
mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi
dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.
Buku pembanding
Dari buku Pengembangan Kurikulum Baru pengarang Prof. Dr. Sholeh
Hidayat, M.Pd yang saya baca secara etimologi curriculum yang berasal
dari bahasa yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang
berlari “tempat berpacu”. Jadi istilah kurikulum pada zaman romawi kuno
mengandung pengertian sebagai suatu jarak yang ditempuh oleh pelari dan
garis start sampai garis finish. Pengertian kurikulum menurut (Romine:
1941,21) menyatakan “curriculum is interpreded to mean all of the
organized courses, activities, and experience which pupile haveunder
direction of the school, whether in the classroom organisatoris not”.
Berdasarkan kedua pendapat dari kedua buku diatas dapat ditarik
kesimpulan definisi kurikulum adalah kegiatan yang diberikan kepada
siswa dengan aktivitas dan pengalaman belajar lainnya baik di dalam kelas
maupun diluar kelas dan rancangan tersebut disusun dalam dokumen
tertulis yang dilaksanakan oleh guru dan murid dan dikendalikan oleh
guru.
ii) Pembahasan tentang peran dan fungsi kurikulum
Buku wajib
Dari buku Kurikulum dan Pembelajaran pengarang Dr. Wina Sanjaya,
M. Pd yang saya baca kurikulum itu memiliki 3 peran yaitu peran
konservatif, peranan kreatif, serta peran kritis dan evaluative. Kurikulum
berfungsi sebagai pedoman yang memberikan arah dan tujuan pendidikan,
serta isi yang harus dipelajari.

38
Buku pembanding
Dari buku Pengembangan Kurikulum Baru pengarang Prof. Dr.
Sholeh Hidayat, M.Pd yang saya baca kurikulum memiliki 6 fungsi dan
peran yaitu : 1) Fungsi bagi sekolah yang bersangkutan 2) Fungsi
kurikulum bagi guru 3) Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah 4) Fungsi
kurikulum bagi pengawas (supervisor), 5) Fungsi kurikulum bagi
sekolah/madrasah di atasnya 6) Fungsi bagi masyarakat dan pengguna
lulusan.
iii) Pembahasan tentang landasan/azas pengembangan kurikulum
Buku wajib
Dari buku Kurikulum dan Pembelajaran pengarang Dr. Wina
Sanjaya, M. Pd yang saya baca ada 3 landasan pengembangan kurikulum
yaitu landasan filosofis, landasan psikologis dan landasan sosiologis-
teknologis.
Buku pembanding
Dari buku Pengembangan Kurikulum Baru pengarang Prof. Dr.
Sholeh Hidayat, M.Pd yang saya baca terdapat 6 landasan/azas
pengembangan kurikulum yaitu azas religius, azas filosofis, azas
psikologis, azas sosial budaya, azas organisatoris dan azas ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan kedua pendapat diatas landasan adalah bantuan
untuk mengembangkan suatu pengembangan disekolah dan aspek yang
penting ada didalam kurikulum.
iv) Pembahasan tentang komponen-komponen pengembangan
kurikulum
Buku wajib
Dari buku Kurikulum dan Pembelajaran pengarang Dr. Wina
Sanjaya, M. Pd yang saya baca komponen sistem pembelajaran
pengembangan kurikulum terdiri dari 5 komponen yaitu : 1) tujuan 2)
isi/materi 3) metode 4) media dan 5) evaluasi.
Buku pembanding
Buku
pembanding
Dari buku Pengembangan Kurikulum Baru pengarang Prof. Dr.
Sholeh Hidayat, M.Pd yang saya baca komponen pengembangan
39
kurikulum adalah adanya permasalahan, pergeseran paradigma belajar
abad ke-21 dan perubahan yang diharapkan.
Berdasarkan kedua pendapat diatas komponen pengembangan
kurikulum ialah bagian terpenting untuk mencapai target kepuasan
dalam pembelajaran maka setiap komponen harus berkaitan satu sama
lain.
v) Pembahasan tentang model perkembangan kurikulum
Buku wajib
Dari buku Kurikulum dan Pembelajaran pengarang Dr. Wina
Sanjaya, M. Pd yang saya baca model perkembangan kurikulum yaitu
sarana untuk mempermudah berkomunikasi atau sebagai petunjuk
yang bersifat perspektif untuk mengambil keputusan.
Buku pembanding
Dari buku Pengembangan Kurikulum Baru pengarang Prof. Dr.
Sholeh Hidayat, M.Pd yang saya baca model perkembangan kurikulum
terbagi menjadi 4 yaitu : Model pengembangan kurikulum zais, Model
pengembangan kurikulum Ralph W. Tyler, Model pengembangan
kurikulum Beauchamp, dan Model pengembangan kurikulum Oliva.
Berdasarkan kedua pendapat diatas maka model perkembangan
yaitu proses sistem perencanaan program pembelajaran dalam bentuk
naratif, mathematic dan grafis dalam proses penyusunan kurikulum atau
menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang
memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan dalam
pendidikan.
vi) Pembahasan tentang prinsip-prinsip perkembangan kurikulum
Buku wajib
Dari buku Kurikulum dan Pembelajaran pengarang Dr. Wina
Sanjaya, M. Pd yang saya baca prinsip perkembangan kurikulum ialah
prinsip relevansi, prinsip fleksibilitas, prinsip kontinuitas, prinsip
efektivitas, dan prinsip efisiensi.
Buku pembanding
Dari buku Pengembangan Kurikulum Baru pengarang Prof. Dr.
Sholeh Hidayat, M.Pd yang saya baca prinsip perkembangan
kurikulum ialah prinsip yang berorientasi pada tujuan, prinsip

40
relevansi, prinsip efektivitas, prinsip efisiensi, prinsip kontinuitas, dan
prinsip fleksibilitas.
Berdasarkan kedua pendapat diatas prinsip pengambangan
kurikulum adalah patokan untuk menjalankan pendidikan untuk
pengembangan kurikulum.
vii) Pembahasan tentang evaluasi kurikulum
Buku wajib
Dari buku Kurikulum dan Pembelajaran pengarang Dr. Wina
Sanjaya, M. Pd yang saya baca evaluasi kurikulum yaitu suatu proses
mempertimbangkan untuk memberi nilai dan arti terhadap suatu
kurikulum tertentu.
Buku pembanding
Dari buku Pengembangan Kurikulum Baru pengarang Prof. Dr.
Sholeh Hidayat, M.Pd yang saya baca evaluasi kurikulum merupakan
komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan.
Berdasarkan kedua pendapat diatas evaluasi kurikulum adalah
mengetahui proses pendidikan, memeriksa suatu kinerja kurikulum
dengan menunjukkan kualitas yang dinilai dan mengevaluasi secara
luas berdasarkan tujuan yang ada.
viii) Pembahasan tentang strategi pembelajaran
Buku wajib
Dari buku Kurikulum dan Pembelajaran pengarang Dr. Wina
Sanjaya, M. Pd yang saya baca strategi pembelajaran yaitu suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Buku pembanding
Dari buku Pengembangan Kurikulum Baru pengarang Prof. Dr.
Sholeh Hidayat, M.Pd yang saya baca strategi pembelajaran yaitu
peningkatan efektivitas pembelajaran, rencana tindakan (rangkaian
tindakan) termaksuk pengggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran.
Berdasarkan kedua pendapat diatas strategi pembelajaran yaitu
rencana atau rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dan
siswa untuk mencapai tujuan tertentu.

41
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku
 Kelebihan Buku I
1. Dilihat dari tampilan cover, desain dan warna cover lebih menarik
karena di desain dengan warna yang cukup cerah.
2. Isi buku ini dilengkapi dengan contoh-contoh matrik yang dapat
mempermudah kita untuk lebih memahami lagi bagaimana pendidikan
itu yang sebenarnya.
3. Bahasa yang digunakan dalam penulisan buku ini cukup umum dan
menggunakan bahasa yang tidak baku sehingga dengan bahasa yang
komunikatif memudahkan mahasiswa dalam memahami isi buku.
4. Buku ini menjelaskan secari rinci tentang KTSP.
5. Buku ini banyak menjelaskan dan menjabarkan mengenai teori
sekaligus implementasinya sehingga memperjelas isi dari buku
tersebut.
6. Referensi-referensi yang digunakan dalam buku ini sebagian besar
merupakan buku karya luar negeri yang menyajikan teori yang cukup
bagus.
 Kekurangan Buku I
1. Warna dalam isi bukunya terlalu monoton hanya ada warna hitam dan
putih.
2. Tidak adanya menjabarkan secara detail tentang biodata dari penulis.
3. Penulis kurang teliti tentang kerapian buku, hal ini dapat dibuktikan
dengan tidak rapinya spasi penulisan.
 Kelebihan Buku II
1. Bahasa yang digunakan sangat ilmiah, ini bagus untuk mahasiswa
menambah wawasan dalam penggunaan bahasa keilmiahan.
2. Berisikan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.
 Kekurangan Buku II
1. isi materi terlalu ringkas dan pembahasannya kurang luas, sehingga
para mahasiswa harus mencari referensi lain.
2. Tidak adanya penjelasan tentang hubungan kurikulum dan
pembelajaran.
3. Tidak menjelaskan secara detail tentang fungsi dan peran kurikulum
pembelajaran.
42
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

43
Dari kedua buku dapat disimpulkan bahwa kedua buku memiliki
kualitas yang cukup baik untuk digunakan sebagai referensi dalam
belajar. Kita mengetahui bahwa begitu pentingnya kurikulum dan
pembelajaran di bangku sekolah dan perkuliahan. Dapat kita lihat dari
segi isi buku pertama dan kedua yang menjelaskan cukup bagus dan
lengkap tentang materi kurikulum dan pembelajaran.
Kurikulum dan pembelajaran sangat perlu dipelajari bagi mahasiswa
yang menempuh pendidikan FKIP. Karena dari buku inilah kita dapat
mempelajari bagaimana kurikulum, penyusunannya, pengembangannya
dan kaitannya dengan pembelajaran.
Kedua buku ini dapat menjadi referensi dalam belajar, baik bagi
mahasiswa yang mempelajari tentang kurikulum, bagi calon pendidik dan
bagi tenaga pendidik baik dosen maupun guru.
B. Rekomendasi Untuk Perbaikan Buku
Saran untuk buku pertama diharapkan lebih teliti dalam pengetikan,
referensi lebih ditambahkan agar lebih banyak ilmu yang bisa didapatkan
pembaca, dan lebih memperhatikan bercak tinta yang dapat mengurangi
kerapian dan memperhatikan spasi dalam penulisan buku.
Saran untuk buku kedua seharusnya mencari lebih banyak lagi
referensi agar teori-teori yang disajikan di dalam buku lebih lengkap.
Diharapkan lebih banyak membahas tentang pengertian kurikulum dan
pembelajaran dalam arti luas dan lebih banyak menjelaskan tentang
diagram atau matriks agar lebih membantu pembaca dalam memahami isi
buku dan memperhatikan lagi desain cover agar lebih menarik.

44
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, S. (2015). PENGEMBANGAN KURIKULUM BARU. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, W. (2008). KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN. Jakarta: Prenamedia
Group.

45

Anda mungkin juga menyukai