Anda di halaman 1dari 22

CRITICALBOOK REVIEW

MK.KEPEMIMPINAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
EKONOMI

Skor Nilai:

GAYA GAYA KEPEMIMPINAN

(Prof. Dr. Veithzal Rivai, M.B.A)

NAMA : EMPI AURA KANIA

NIM : 7203341020

MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN

DOSEN PENGAMPU : Rotua.S.P.Simanullang,S.Pd.,M.Pd

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkatnya saya dapat menyelesaikan tugas CRITICAL BOOK REVIEW ini dengan baik.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing saya dalam
menyelesaikan tugas ini .

CRITICAL BOOK REVIEW ini berisikan tentang FILSAFAT PENDIDIKAN . Saya


berharap, tugas yang telah saya susun ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
yang baru kepada para pembaca.

Jika dalam pembuatan CRITICAL BOOK REVIEW ini ada kekurangan baik dari
segi isi, penulisan, maupun ejaan yang tidak tepat, saya mohon maaf. Semoga nantinya
bisa menjadi sebagai evaluasi pembelajaran saya yang lebih baik untuk tugas
kedepannya.

Sekian dan terimakasih.

MEDAN, 08 OKTOBER 2020

Penyusun

EMPI AURA KANIA


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

BAB II. ISI BUKU


2.1 Identitas Buku
2.2 Ringkasan Isi Buku

BAB III. PEMBAHASAN


3.1 Kelemahan
3.2 Kelebihan

BAB IV. PENUTUP


4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk


mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan
bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan strategi
yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Dengan demikian, kepemimpinan seorang pemimpin harus dapat menjalin
hubungan pribadi yang baik antara yang dipimpin  dengan yang memimpin, sehingga
timbul rasa saling hormat-menghormati, percaya-mempercayai, saling tolong-
menolong, dan rasa senasip sepenanggungan. Jadi, seorang pemimpin harus mampu
berpikir secara sistematis dan teratur, mempunyai pengalaman dan pengetahuan serta
mampu menyusun rencana tentang apa yang akan dilakukan. Pentingnya gaya
kepemimpinan diterapkan kepada bawahan sesuai dengan kedewasaan bawahan
merupakan persyaratan mutlak keefektifan kepemimpinan dalam keberhasilan
organisasi

1.2 Tujuan
1. mengulas isi sebuah buku
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap bab dari buku pokok dan buku pembanding
4. Mengkritisi buku materi kuliah filsafat pendidikan
5. Memberi suatu kesimpulan dari berbagai pendapat ahli mengenai filsafat
pendidikan

1.3 MANFAAT

1. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang filsafat pendidikan


2. Mengetahui cakupan berapa akad yang terdapat dalam materi filsafat pendidikan
yang di kemukakan oleh pendapat beberapa ahli.
3. Agar penulis bisa membandingkan buku dengan menggunakan kalimat yang baik
dan tepat
4. Melatih kemampuan diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi
mengenai filsafat pendidikan
5. Berargumen dengan menggunakan bahasa yang baku dan tepat
6.

BAB II

ISI BUKU

2.1 Identitas Buku

*   Buku Utama (buku satu)


     Judul buku                 : Kepemimpinan
Pengarang                 : Dr.Wirawan,MSI,Sp.A,M.M.,M.SI.
     Penerbit                   : PT Rajagrafindo Persada
Tahun terbit               : 2013
Kota Terbit                : -
Tebal Buku                : -
ISBN : 978-979-769-561-3

*  Buku Pembanding (buku kedua)


Judul buku                 : Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi
Pengarang                  : Prof. Dr. Veithzal Rivai, M.B.A.
Penerbit                     : PT Raja Grafindo Persada
Tahun terbit               : 2003
Kota Terbit                : Jakarta
Tebal Buku                : 481 halaman
ISBN                         : -

2.2 Ringkasan Isi Buku

BUKU PERTAMA

(Judul : Kepemimpinan)

A. PENGERTIAN
Gaya kepemimpinanadalahpolaperilaku pemimpin dalam memengaruhi sikap,
perilakudansebagainya para pengikutnya. Pola perilaku ini adalah dalam pengertian
dinamis, yaitu gaya kepemimpinan seorang pemimpin dapat berubah ubah tergantung
pada kuantitas dan kualitas para pengikut, situasi dan budaya sistem sosialnya.
B. TEORI-TEORI GAYA KEPEMIMPINAN
1. Teoriohio State University
J.K. Hemphil (1949), mendasarkan pada dua dimensi yaitu dimensi perhatian terhadap
bawahan dan dimensi perhatian terhadap tugas, lalu dikombinasikan dalam empat jenis
pola perilaku sebagai berikut :
a. Pemimpin yang perhatiannya terhadap bawahan tinngi sedangkan
terhadap tugas rendah.
b. Pemimpin yang perhatiannya terhadap tugas dan terhadap bawahannya
rendah.
c. Pemimpin yang perhatiannyaterhadapbawahandanterhadaptugastinggi.
d. Pemimpin yang perhatiannya terhadap tugas tinggi dan terhadap
bawahan rendah.
2. Teori University Of Michigan
Studi ini memfokuskan diri pada hubungan antara perilaku pemimpin, proses kelompok
dan pengukuran kinerja kelompok.Rensis Likert mengemukakan bahwa gaya
kepemimpinan itu merupakan kontinum dari 4 sistem.
Sistem 1 : Otoritatif Eksploitatif, dengan indicator :
 Berorientasi pada pada tugas yang tinggi dan tidak percaya pada
pegawai
 Otoriter, pengambilan keputusan hanya oleh manajemen puncak
dan para pegawai tidak diikutsertakan
 Para pegawai dimanajemeni dengan cara menakut-nakuti,
hukuman dan sering member imbalan.

Sistem 2 : Otoritatif Bijak, dengan indicator :

 Kepercayaan pemimpin terhadap bawahan rendah


 Keputusan mengenai tujuan operasional diambil oleh manajemen
akan tetapi keputusan operasional diberikan kepad level
manajemen bawah yang ditunjuk
 Digunakannya imbalan dan hukuman potensial untuk memotivasi
pegawai
 Interaksi dalam situasi manajemen merendahkan pegawai
System 3 : Konsultatif, dengan cirri-ciri ;

 Kepercayaan terhadap pegawai besar walaupun belum


sepenuhnya
 Kebijakan umum dan keputusan dasar ditentukan oleh manajemen
akan tetapi pegawai diberi kekuasaan membuat keputusan khusus
mengenai operasional pekerjaan
 Komunikasi dua arah
 Memotivasi dengan memberi imbalan, terkadang hukuman dan
mengikutsertakan pegawai dalam kegiatan
 Proses pengontrolan pekerjaan diberikan ke level manajemen
bawah

System 4 : Partisipatif Demoktratif, dengan ciri :

 Manajemen mempunyai kepercayaan sepenuhnya kepada pegawai


 Pembuatan keputusan didistribusikan sepenuhnya kepada seluruh
level organisasi
 Komunikasi dua arah secara vertical dan horizontal
 Para pegawai dimotivasi dengan partisipasi dan ikut serta dalam
menentukan imbalan ekonomi, menentukan tujuan, memperbaiki
metode, dan menilai pencapaian tujuan
 Hubungan antara manajemen dengan pegawai sangat erat dan
saling percaya
 Tanggung jawab pengontrolan diserahkan kepada unit paling
rendah.

3.Teori Manajerial Grid

Teori kepemimpinan grid disusun berdasrkan asumsi bahwa kepemimpina


seorang pemimpin di tentukan oleh dua dimensi, yaitu concern for people atau
memerhatikan orang dan concern for result atau memerhatikan hasil.

1) Memerhatikan orang, yaitu seberapa tinggi pemimpin memerhatikan dan


membantu bawahannya dalam menyelesaikan pekerjaan
2) Memerhatikan hasil, yaitu seberapa tinggi pemimpin memerhatikan pencapaian
produksi atau hasil
Pola manajemen :
a) Gaya Manjemen 1,9: Country Club Management ( Manajemen Klub
Pedesaan)
Gaya kepemimpinan ini menekankan pada pemimpin yang menunjukkan
perhatian besar terhadap pegawai, namun perhatian pemimpin tehadap
produksi rendah.
b) Gaya Manjemen 9+9 Paternalistic Management ( Manajemen Paternalistic)
Gaya kepemimpinan ini memberikan imbalan kepada orang yang loyal saja dan
kepada orang yang tidak loyal tidak diberikan imbalan, pemimpin juga member
pujian dan kritikan pada waktu yang bersamaan, dan pemimpin berperilaku
seperti orangtua.
c) Gaya Manajemen 1,1 Improperished Management ( Manjemen
Memelaratkan )
Memelaratkan karena perhatian manajemen terhadap orang dan produksi
rendah.Orang hanya mengerjakan pekerjaan sekedar untuk memenuhi
persyaratan minimum yang ditentukan agar organisasi terus hidup dan pegawai
tetap menjadi anggota organisasi.Akan tetapi dalam keadaan persaingan yang
ketat, organisasi tidak kompetitf dan dapat mati.
d) Gaya Manajemen 5,5 Middle Of The Road Management (Manajemen di
Tengah Jalan )
Dalam gaya manjemen ini setiap individu harus barupaya mencapai kemajuan
yang reasonable atau layak dengan mematuhi peraturan dan mempertahankan
statussebagai anggota organisasi. Gaya manajemen ini beroperasi berdasarkan
aturan give and take yaitu memberi sedikit untuk mendapatkan yang sedikit.
e) Opportunistic Management ( Gaya Manajemen Oppotunistik )
Dalam manajemen ini, manajemen menyesuaikan dengan situasi yang dihadapi
untuk memperoleh keuntungan maksimum. Pemimpin akan menggunakan gaya
manajemen apa saja untuk mencapai tujuannya. Jenis ekstrim dari gaya
manajemen opportunis adalah menyembunyikan sesuatu dengan topeng.
f) Gaya Manajemen 9,9. Team Management (Manajemen Tim)
Gaya manajemen tin ini berupaya mengembangkan produksi semaksimal
munkgkin melalui suatu tim orang yang melibatkan diri saling tergantung
melalui tujuan bersama. Para anggota tim saling percaya, saling membantu dan
saling menghormati satu sama lain. Dengan menggunakan gaya manajemen ini,
produktivitas dapat dicapai secara maksimal dan kepuasan anggota organisasi
juga maksimal.
g) Gaya Manajemen 9,1. Authority-Compliance Management (Manajemen
Kepatuhan Pada Otoritas)
Gaya manajemen 9,1 mempunyai karakteristik perhatian terhadap produksi
tinggi dan perhatian terhadap kebutuhan orang rendah. Terjadi kontradiksi
antara kebutuhan organisasi dengan kebutuhan para anggota
organisasi.Pekerjaan diatur sedemikian rupa sehingga menghilangkan
kebutuhan anggota organisasi untuk berpiki, dan para anggota organisasi
diperintahkan agar hasil dicapai tanpa membuang waktu untuk menyelesaikan
konflik.
3. Teori Kepemimpinan Kontijensi
Teori dimana kepemimpinan tergantung atau kontinjen pada pengikut yang
dipimpinnya dan situasi lingkungan dimana kepemimpinan terjadi.
a. Teori Kontinum Perilaku Pemimpin
Menurut teori ini perilaku pemimpin ditentukan oleh kontinum empat faktor :
 Perilaku berorientasi tugas (task oriented). Yaitu berapa besar pemimpin
memusatkan perhatiannya pada tugas yang harus diselesaikan dan
menhasilkan produksi sesuai target
 Perilaku berorientasi hubungan (relationship oriented). Yaitu berapa
besar pemimpin memerhatiakan hubungannya dengan para pengikutnya
 Jumlah otoritas yang digunakan pemimpin dalam memengaruhi para
pengikutnya
 Jumlah kebebasan yang dimiliki para pegawai dalam melaksanakan
tugasnya.
b. Teori Gaya Kepemimpinan Berbagi Kekuasaan
1) Konsep dasar
Asumsi dari teori barbagi kekuasaan adalah :
(1) Kekuasaan merupakan bahan mentah kepemimpinan. Kepemimpinan adalah
proses memengaruhi sedangkan kekuasaan adalah potensi untuk
memengaruhi.
(2) Kepemimpinan merupakan interaksi kekuasaan. Kepemimpinan merupakan
interaksi kekuasaan antara pemimpin dan pengikut.
(3) Kebebasan menggunakan kekuasaan. Kebebasan pemimpin dan pengikut
untuk menggunakan kekuasaan berbeda satu sama lain.
(4) Situasi kepemimpinan memengaruhi pola perilaku pemimpin dalam
memimpin pengikutnya.
2) klarifikasi Gaya Kepemimpinan.

Berdasarkanketiga asumsi tersebut, wirawan mengemukakan ada 5 pola prilaku


pemimpin –gaya kepemimpinan- dalam memimpin para pengikutnya, yaitu :

1. Gaya Kepemimpinan Otokratik.


Dalam gaya kepemimpinan ini pemimpin mempunyai kekuasaan mutlak sedangkan
para pengikutnya tidak mempunyai kebebasan untuk menggunakan kekuasaannya.
2. Gaya Kepemimpinan Paternalistik
Dalam gaya kepemimpinan paternalistic, pemimpin diaanggap sebagai orangtua dan
pengikut sebagai anak anak yang perlu dibimbing kearah kedewasaan.
3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Gaya kepemimpinan partisipatif merupakan gaya yang terletak ditengah tengah
dimana
jumlah kekuasaan dan kebebasan untuk menggunakan kekuasaan pemimpin dan para
pengikut sama besar. Pemimpin dan para pengikutnya harus berpartisipasi secara aktif
dalam menyusun perencanaan, melaksanakan dan mengevaluasi hasilnya.
4. Gaya Kepemimpinan Demokratik
Dalam gaya kepemimpinan demokratik, jumlah kekuasaan dan kebebasan untuk
menggunakannya. para pengikut lebih besar daripada pemimpin mereka. Pemimpin
tidak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan para pengikutnya.
5. Gaya Kepemimpinan Terima Beres
Gaya kepemimpinan terima beres disebut juga free rein atau laissez faire. Dalam
gaya kepemimpinan ini bukan berarti kepemimpinan tanpa pemimpin, pemimpin tetap
ada dan diperlukan akan tetapi peranannya minimal.

Pemimpin dapat menggunakan satu atau lebih gaya kepemimpinan tergantung


pada kualitas para pengikutnya dan situasi lingkungan kepemimpinan ketika proses
kepemimpinan terjadi. Setiap gaya kepemimpinan mempunyai keunggulan dan
kelemahan seperti dikemukakan dalam tabel berikut.

Gaya Keunggulan Kelemahan


Kepemimpina
n
Otokratik 1. Cocok dipergunakan untuk 1. Jika pemimpin tidak bijak,
para pengikut berkualitas dapat melanggar hak asasi para
rendah, malas, biang kerok, tak pengikut
mau melaksanakan perintah. 2. Berakibat kepuasan kerja
2. Untuk situasi darurat, situasi para pengikut rendah.
tidak stabil, konflik deskruktif, 3. Meninimbulkan stress kerja
dan memerlukan pembuatan para pengikut.
keputusan cepat. 4. Pengikut dapat menjadi pasif
3. Jika dipergunakan dengan dan masa bodoh
kompensasi dan lingkungan 5. Tidak ada upaya para
kerja baik dapat meningkatkan pemimpin untuk
kinerja para pengikut. memberdayakan para
pengikut.
6. Jika dipergunakan secara
tidak terukur dapat
menurunkan kinerja para
pengikut

Paternalistic 1. Cocok untuk organisasi 1.Jika pemimpin terlalu


dengan hubungan kerja menor dominan dapat menimbulkan
dan protégé: lembaga rendahnya kreatifitas dan
pendidikan, pesantren, inovasi para pengikut
organisasi teknologi tinggi. 2. Pemimpin menganggap para
2. Dalam system sosial yang pengikut sebagai anak anak
menggunakan kepemimpinan yang harus selalu dibimbing
karismatik dan kekkuasaan dan diberi petunjuk
keahlian.

Partisipatif 1. Cocok untuk organisasi 1. tidak cocok jika para


dimana pemimpinnya pengikut berkualitas rendah
berupayamemberdayakan para dan pasif
pengikutnya. 2. tidak cocok dalam situasi
2. Menciptakan tim kerja drurat dan kritis.
pemimpin dan para pengikut 3. memerlukan pengertian dan
yang kohesif. kesabaran pemimpin.
3. Menghasilkan kepuasan kerja 4. pembuatan keputusan dapat
tinggi para pengikutnya. lambat.
Demokratik 1. Cocok untuk situasi normal 1. memerlukan kualitas
2. Menciptakan tim kerja tinggi pengikut tinggi
3. Menghasilkan kepuasan kerja 2. jika pengikut tidak
para pengikut tinggi berkualitas dapat
4. Jika para pengikut berkualitas, menimbulkan anarkis
menghasilkan kinerja tinggi 3. memerlukan peraturan yang
mengatur tentang hak dan
kewajiban pemimpin dan
pengikut serta bagaimana
berinteraksi satu sama lain
Pemimmpin 1. Cocok untuk para 1.Tidak cocock untuk para
terima beres pengikut dengan pengikut dengan kemampuan
kemampuan tinggi dan kematangan kerja rendah
2. Memberdayakan pengkut 2. jika pemimpin lemah, rentan
3. Meningkatkan motivasi dan akan terjadi penyalahgunaan
kepuasan kerja oleh para pengikut
4. Meningkatkan kreatifitas dan
inovasi pengikutt

c. leadership match concept


1. konsep Dasar
Contingency model of leadership effeivenes 9teori model kontingensi efektivitas
pemimpin) dikembangkan oleh Fred E. Fiedler (1967).Teori ini menyatakan bahwa
kesuksesan seorang pemimpin tergantung pada dua factor sebagai berikut.
1. Cara tipikal pemimpin berinteraksi dengan anggota kelompok yang
dipimpinnya- misalnya gaya kepemimpinan
2. Control situasi, yaitu tinggi rendahnya pemimpin mempunyai control atas
situasi misalnya mengontrol kelompok, tugas dan hasilnya
2.Gaya kepemimpinan
menurut Fred E. Fiedler dan Martin M. Chemers (1984) gaya kepemimpinan
adalah tinggi rendahnya hubungan antara seseorang dengan teman sekerjanya dengan
siapa ia paling tidak ingin bekerja atau least Prefefered Coworker (LPC). LPC dapat
dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1. Pemimpin termotivasi hubungan
2. Pemimpin sosiodependen
3. Pemimpin termotivasi tugas
3. Situasi kepemimpinan
Dasar untuk menklasifikasi situasi kepemimpinan adalah sampai seberapa tinggi
situasi menyediakan pemimpin pengaruh.
Ada tiga komponen yang menentukan control dan pengaruh dalam suatu situasi:
1. Hubungan antara pemimpin dan pengikut
Yaitu sampai seberapa besar pengikut atau anggota kelompok mendukung dan
loyal kepada pemimpin
2. Struktur tugas
Yaitu sampai seberapa rinci tugas menyatakan tujuan, prosedur dan pedoman
khusus untuk melaksanakan tugas
3. Kekuasaan posisional
Yaitu sampai seberapa besar posisi atau jabatan memberikan otoritas atau
wewenang kepada pemimpin
4. Mencocokkan gaya kepemimpinan dengan situasi kepemimpinan
Dalam kepemimpinan yang efektif, pemimpin harus mencocokkannya dengan
situasi control kepemimpinan yang dihadapinya.
1. Pemimpin yang termotivasi dengan tugas atau skor LPC rendah akan efektif di
situasi kepemimpinn yang tinggi atau rendah
2. Pemimpin yang termotivasi hubungan antara pemimpin dengan pengikut atau
skor LPC tinggi, kepemimpinannya efektif jika berada pada control situasi
sedang

D. Teori kepemimpinan situasional


Teori kepemimpinan situasional mulai dikembangkan tahun 1970an oleh Paul
Hersey dan Kenneth H. Blanchard di centre for leadership studies. Sampai tahun 1982
kedua teoritisi tersebut bekerja bersama sama untuk mengembangkan teori tersebut.
1. Konsep dasar
Teori kepemimpinan situasional berdasarkan asumsi atau pola piker sebagai berikut.
1) Tak ada satu cara terbaik untuk memengaruhi orang
2) Perilaku kepemimpinan yang efektif ditentukan oleh tiga factor yaitu:
a. Perilaku tugas
b. Perilaku hubungan
c. Kesiapan para pengikut

2. taksonomi gaya kepemimpinan


Perilaku tugas dan perilaku hubungan merupakan dimensi yang terpisah dan
dapat diletakkan pada as yang berbeda.Perilaku hubungan terletak pada as vertical
sedangkan perilaku tugas terletak pada as horizontal.

3. kesiapan pengikut
Menurut Hersey, Blandchard, dan Johnson kesiapan pengikut adalah sampai
seberapa besar pengikut menunjukkan kemampuan dan kemauan untuk mencapai
suatu tugas khusus.
Kesiapan pengikut terdiri dari dua komponen yaitu:
1. Kemampuan pengikut yaitu pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang
dibawa oleh individu atau kelompok pengikut untuk melaksanakan tugas atau
aktivitas tertentu
2. Kemauan pengikut yaitu sampai seberapa besar individu atau kelompok
pengikut mempunyai kepercayaan diri, komitmen dan motivasi untuk
melakukan tugas.
Kesiapan pengikut yaitu:
1. Kesiapan R1- kesiapan rendah-tidak mampu dan tidak mau
2. Kesiapan R2- kesiapan sedang-tidak mampu akan tetapi mau
3. Kesiapan R3- kesiapan sedang-mampu tetapi tidak mau
4. Kesiapan R4- kesiapan tinggi-mampu dan mau
Indicator indicator tersebut sangat penting bagi pemimpin yang harus menganalisis dan
memahami situasi atau kematangan para pengikutnya.

4. Memilih gaya kepemimpinan yang tepat


Agar kepemimpinan efektif, gaya kepemimpinan harus cocok dengan kesiapan
para pengikutnya. Dengan kata lain pemimpin harus menyesuaikan gaya
kepemimpinannya dengan para pengikut yang dipimpinnya.
a. gaya kepemimpinan S1 (style 1) memberi tahu (telling)
b. gaya kepemimpinan S2 (style 2) menjual (selling)
c. gaya kepemimpinan S3 (style 3) partisipasi (participacing)
d. gaya kepemimpinan S4 (style 4) mendelegasikan (delegating)

5. teknik melakukan perilaku pemimpin


Untuk menentukan gaya kepemimpinan yang ddipakai pemimpin dalam situasi
tertentu perlu diambilsejumlah keputusan dengan menjawab sejumlah pertanyaan
dibawah in.
a. objektif apa yang ingin dicapai?
b. apa kesiapan pengikut?
c. tindakan kepemimpinan apa yang harus diambil
d. apakah hasil intervensi kepemimpinan yang diharapkan?
e. tindak lanjut apa saja, jika ada, yang diperlukan?

6. kefektivitas pemimpin
Menurut Hersey, Blandchard, dan Johnson (1996) mengemukakanjuga hubungan
kepemimpinan situasional dengan sejumlah aspek kepemimpinan seperti efektivitas
kepemimpinan, kekuasaan, dan komunikasi.

7. penerapan teori kepemimpinan situasional


Teori kepemimpinan situasional yang mula mula dikembangkan oleh Paul
Hersey dan Kenneth Blanchard tahun 1970an dan kemudian dikembangkan lagi
bersama Dewey E. Johnson tahun 1996, sampai decade pertama abad ke-21 masih
dipakai secara meuas diseluruh dunia. Pertama, teori ini dipergunakan untuk
pengembangan sumber daya manusia, umumnya dan kepemimpinan diberbagai
organisasi bisnis, pemerintah dan militer. Kedua, teori ini banyak dipergunakan untuk
penelitian

Gaya Kepemimpinan Atasan

D(10.7) C(70.70)

PM
Pm (47,31-44,82)

pm O(40.4C)

Pm

A(10.10) B(70.10)

1. Gaya kepemimpinan
Tidak memacu kinerja dan maintenace anggotanya sehingga menghasilkan
kinerja dan solidaritas kerja sama yang rendah
2. Gaya kepemimpinan Pm
Pemimpin memacu kinerja para anggota tim kerja untuk bekerja keras, akan
tetapi kurang memerhatikan pemeliharaan fisik dan kejiwaan mereka.

3. Gaya kepemimpinan PM
Dalam gaya kepemimpinan ini pemimpin memacu kinerja anggota tim setinggi-
tingginya dan dalam waktu bersamaan memelihara solidaritas dan kerja sama
para anggota tim.
4. Gaya kepemimpinan pM
Dalam gaya kepemimpinan ini pemimpin kurang memerhatikan kinerja anggota
timnya.

Hubungan di antara gaya kepemimpinan, kepuasan komunikasi Para Pegawai


dan Elektivitas kepemimpinan

1. Jenis Kepemimpinan PM
Sebagai perusahaan milik pemerintah,perusahaan ini beroperasi di bawah
pendekatan kepemimpinan yang lebih kaku dengan tekanan lebih kecil terhadap
pemeliharaan. Akan tetapi kepemimpinan tersebut masih mempertahankan
pemeliharaan yang memuaskan dengan manajemen pada budaya bisnisnya.Pada
periodetransisional ini seharusnya organisasi kerjasama memelihara talenta-talenta
manajemen terbaik dan menciptakan suatu iklim komunikasi yang baik supaya
mendorong efektivitas kepemimpinan dan mencapai tujuan transisionalnya.

2. Kepuasan Komunikasi Para Karyawan yang Tidak mencukupi


Dalamhal ini disarankan bahwa para atasan dan pegawai bekerja bersama-
sama untuk meningkatkan kepuasan komunikasi para pegawai.

Kesimpulan
Sukses atau tidaknya sebuah perusahaan tergantung pada efektivitas kepemimpinan
dari atasan di bawah pengaruh gaya komunikasi kepemimpinan mereka. Dari analisis
jalur bahwa kepuasan komunikasi para pegawai betul memengaruhi efektivitas
kepemimpinan.

e. Teori Kepemimpinan Pembuatan Keputusan Normatif


1. Konsep dasar
Sebagian besar perhatian, pikiran, dan waktu pemimpin dipergunakan untuk proses
pembuatan keputusan. Makin tinggi posisi pemimpin dalam posisi kepemimpinan
organisasi, pengambilan keputusan makin menjadi tugas utamanya. Seorang ahli yang
bernama victor Harold Vroom dan Philip W. Yeton mengemukakan teori gaya
kepemimpinan berdasarkan pembuatan keputusan pemimpin.

1. Model normatif dibangun dengan cara sedemikian rupa sehingga berpotensi


bernilai bagi para manajer atau para pemimpin dalam menentukan metode
kepemimpinan yang harus dipakai dalam segala situasi dari berbagai situasi
yang mereka temui dalam melaksanakan peran formal mereka.
2. Tak satupun metode kepemimpinan dapat diterapkan untuk semua situasi,
fungsi daripada model normatif harus menyediakan suatu kerangka untuk
menganalisis persyaratan situasional yang dapat diterjemahkan menjadi
preskripsi-preskripsi gaya kepemimpinan.
3. Unit analisis yang tepat untuk menganalisis situasi adalah problem khusus untuk
diselesaikan untuk konteks dimana problem muncul.
4. Metode kepemimpinan yang dipakai untuk merespons suatu situasi tidak harus
menghambat keleluasaan gaya kepemimpinan dalam situasi lainnya.

f. Teori Kepemimpinan Primal


1. Konsep dasar
Teori kepemimpinan primal dikemukakan oleh Daniel G. R. Boyazin dan annie
Mckee (2002) dalam buku mereka berjudul Primal Leadership: Realizing the Power of
Emotional intelligence (2002) dan buku mereka berjudul Transforming the Art of
Leadership into Science of Result (2002). Menurut ketiga teorisi Kepemimpina Primal
tersebut mengatakan bahwa Pemimpin besar bekerja melalui emosi.Pemimpin orisinil
mendapatkan tempat sebab kepemimpinan mereka secara emosional meyakinkan.

Istilah primal berasal dari Bahasa Latin Primalis, primus yang artinya pertama,
mula-mula.Istilah primal dalam istilah kepemimpinan primal artinya pertama (first),
orisinil (original), dan paling penting (the most important).“ the emotional task of the
leaders is primal-that is, first-in two sense. It is both the original and the most important
act of leadership” (Goleman, Boyatzis dan McKee, 2002).
Menurut Teori Kepemimpinan Primal, tugas utama dari seorang pemimpin
adalah mempersiapkan perasaan dan emosi yang baik bagi para pengikutnya. Untuk itu
pemimpin menciptakan gema (resonance)-reservioir positivitas yang membebaskan
semua baik yang ada setiap orang.Dengan demikian, pekerjaan utama kepemimpinan
adalah pekerjaan emosional. Dalam kaitan ini kecerdasan emosional-intelegensia
mengenai emosi-menentukan kesuksesan kepemimpinan

2. Kepemimpinan dan Desain Otak

Model Kepemimpinan Primal ada hubungannya dengan neurology atau ilmu


syaraf.Penelitian mengenai otak menunjukkan bahwa suasana hati dan tindakan
pemimpin mempunyai pengaruh sangat besar kepada para pengikutnya. Sistem syaraf
yang bertanggung jawab mengenai intelektual dan mengenai emosi terpisah, akan
tetappi keduanya memiliki koneksi yang menekun keduanya.
Sirkuit otak yang menenun pikiran dan perasaan menyediakan dasar syaraf dari
kepemimpinan primal.Walaupun budaya manusiamenempatkan nilai-nilai besar
terhadap ketiadaan emosi, emosi orang lebih kuat daripada intelektualnya.Dalam
keadaan darurat, otak limbik –pusat emosi seseorang-mengkomando keseluruhan
otaknya.

3. Jenis Kepemimpinan dan Gaya Kepemimpinan


1) Kelompok Gaya kepemimpinan Resonan
Resonans tercipta secara alami jika pemimpin mempnyai kecerdasan emosional.
Dibawah bimbingan KE, para pengikutnya merasakan suatu level kenyamanan
bersama.
2) Kelompok Gaya Kepemimpinan Disonans
Pemimpin Disonans adalah Kepemimpinan yang menghasilkan kelompok yang
merasa secara emosional bertentangan.

G. kepemimpinan Toksik
1. Pengertian
Menurut Marcia Lynn Qhicker (1996) kepemimpinan toksik adalah pemimpin
yang disebabkan oleh pemimpin yang idak etis, tidak berintegritas dan kepemimpinan
yang disfungsional.

Menurut Lipman-blomen ada beberapa faktor psikologi yang terjadi dalam


kepemimpinan toksik, yaitu:

1) Tak kompeten
2) Kaku
3) Tanpa pengendalian diri
4) Tidak punya perasaan
5) Korup
Sedangkan Zangaro,yager, dan Proulx (2010) mengemukKn karakteristik lainya
daari kepemimpinan toksik antara lain:

1) Berpusat pada diri sendiri


2) Mengeksploitasi
3) Perilaku mengontrol
4) Tidak menghormati oranglain
5) Menekan kreativitas dan inovasi para pegawai
6) Tidak mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi
2. Kepemimpinan Toksik di Indonesia
Ciri dari kepemimpinan toksik di Indonesia adalah pemanfaatan dan
penyalahgunaan kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin pemerintahan. Fenomena
kepemimpinan toksik yang nyata terlihat dilembaga-lembaga pemerintah antara lain
sebagai berikut.
1) Kapialis birokrat
Sebagian besar para birokrat indonesia memperjualbelikan jabatan dan
posisinya untuk mendapatkan keuntungan finansial bagi dirinya sendiri,
kelompok dan golongannya.
2) Korupsi
Satu fenomena yang khas indonesia adalah korupsi yang dilakukan oleh
pemimpin unit organisasi pemerintah dan anak buahnya secara bersama.
3) Pemimpin tidak menyukai bawahannya yang lebih pandai, lebih kreatif, dan
inovatif
Di indonesia para pimpinan birokrasi tak menyukai bawahan yang lebih
pandai,lebih kreatif dan lebih inovatif dari mereka.
3. Mengatasi Kepemimpinan Toksik
Untuk meminimalkan dan mencegah kepemimpinan tosik langkah-langkah
berikut perlu dilakukan.
1) Melakukan pelatihan kepemimpinan
Disamping diberikan materi mengenai prinsip-prinsip kepemimpinan yang baik,
para ppeserta diberikan fenomena dan perilaku yang dapat menimbulkan
kepemimpinan toksik serta akibat kepemimpinan toksik terhadap anggota
organisasi dan organisasi.

2) Pementoran
Dalam hal ini mentor merupakan orang yang mempunyai kualitas
kepemimpinan tinggi yang telah berhasil melaksanakan kepemimpinan dengan
baik sesuai dengan nilai-nilai kepemimpinan organisasi dan mencegah
kepemimpinan toksik.
3) Audit internal kepemimpinan
Penelitian mengenai kepemimpinan toksik dilakukan dan hasilnya dibahas
dengan para anggota organisasi dan para manajer dan pemimpin organisasi
sebagai balikan.
4) Reformasi birokrasi
Reformasi birokrasi tidak hanya melakukan perbaikan sistem renumerasi
pegawai, tapi juga menyusun peraturan di setiap unit erja dan mengawasi
dengan ketat pelaksanaannya.
5) Undang-undang whistle Blower
Dewasa ini sudah saatnya indonesia memiliki undang-undang Whistle Blower
yang memungkinkan setiap warga negara Indonesia yang mengetahui perilaku
kepemimpinan toksik yang merugikan negara dapat menuntutnya dipengadilan.

BUKU PEMBANDING

(Judul : Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi)

A.GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok,gerak-gerik yang
bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik.
Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan
pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat
pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang
disukai dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu yang mementingkan
pelaksanaan tugas, yang mementingkan hubungan kerja sama dan mementingkan hasil
yang dapat dicapai.
Untuk menentukan gaya yang paling efektif dalam menghadapi gaya tertentu
maka perlu mempertimbangkan kekuatan yang ada dalam tiga unsur, yaitu diri
pemimpin, bawahan, dan situasi secara menyeluruh.

Pada tahun 1960-an berkembang teori kepemimpinan yang dinamakan pola


manajerial. Menurut teori ini ada empat dasar teori kepemimpinan:
1. Gaya manajemen tugas, pemimpin menunjukkan perhatian tinggi terhadap produksi
tetapi perhatian rendah terhadap manusia.
2. Gaya manajemen kontriklut, pemimpin memperlihatkan kepemimpinan yang tinggi
terhadap manusia, tetapi perhatiannya rendah terhadap produksi.
3. Gaya manajemen miskin, pemimpin tidak terlalu menunjukkan perhatian, baik
terhadap produksi maupun manusia.
4. Gaya manajemen tim, pemimpin menunjukkan perhatian tinggi baik terhadap
produksi maupun manusia.
B. KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa semua
kepemimpinan tergantung kepada keadaan dan situasi.Dalam menerapkan teori
kepemimpinan situasional manajer harus didasarkan terhadap situasi yang dihadapi
pada suatu saat tertentu dan mengindetifikasikan kondisi anggota atau anak buah yang
dipimpinnya.

Beberapa model kepemimpinan situasional yaitu sebagai berikut:


1. Model kepemimpinan Kontingensi (oleh Fred E. Fielder)
Teori ini tidak membahas gaya kepemimpinan apa yang paling baik dan gaya apa
yang tidak baik, tetapi teori ini mengemukakan bagaimana tindakan seorang
manajer dalam situasi tertentu perilakunya yang efektif.
2. Model kepemimpinan Situasional (oleh Hersey dan Blanchard)
Konsep ini menjelaskan hubungan antara perilaku kepemimpinan yang efektif
dengan tindakan kematangan anggota kelompok atau pengikutnya.

C. RINGKASAN
1. Dinamika Kepemimpinan
Hubungan Manusia dalam kepemimpinan:
 Hubungan manusiawi efektif (positif)
Yaitu adanya komunikasi dan perlakuan yang memuaskan dan
menyenangkan.
 Hubungan manusiawi tidak efektif (negatif)
Yaitu adanya komunikasi dan perlakuan yang tidak memuaskan dan
tidak menyenangkan.

2. Fungsi dan tipe kepemimpinan:


 Fungsi yang berhubungan dengan tugas (tipe otokratis, militeristis).
 Fungsi sebagai pemeliharaan kelompok (tipe demokratis atau
karismatis).

3.Keterbatasan kepemimpinan
 Keterbatasan mausiawi (normative/spiritual,
fisik/jasmaniah,psikis/rohani).
 Keterbatasan administrative (misi organisasi dan posisi).
4. Gaya dasar kepemimpinan
-(Berdasarkan teori kepemimpinan pola manajerial tahun 1960)
 gaya manajemen tugas ( focus pada produksi)
 gaya manajemen country club (focus pada manusia)
 gaya manajemen miskin (tidak terlalu memperhatikan produksi
dan manusia)
 gaya manajemen tim (adanya perhatian yang tinggi pada manusia
dan produksi)
5. kepemimpinan situasional
1) kepemimpinan kontingensi
bagaimana seorang manajer dalam situasi tertentu kepemimpinannya
efektif. Adapun situasi dimaksud menyangkut:
 hubungan pemimpin dengan kelompok
 derajat struktur tugas kelompok
 posisi kewenangan formal pemimpin
2) kepemimpinan situasional
Dasar kepemimpinan situasional: kadar/bimbingan arahan pimpinan, kadar
dukungan, kadar dukungan sosio emosional, dan kematangan anggota.

BAB III
PEMBAHASAN

Kelemahan Buku Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi

Pada buku Prof. Dr. VeithzalRivai, M.B.A kurang lengkap dalam membahas teori
teori yang ada dalam kepemimpinan. Begitu juga tidak ada penjelasan secara rinci
tentang penjelasan penjelasan kepemimpinan yang ada.

Kelebihan Buku Kepemimpinan danPerilaku Organisasi


Kelebihan dari buku ini adalah dibuat dan ditulis secara ringkas dan hanya
berfokus pada gaya gaya kepemimpinan. Penulisan bahasa juga rapi dan mudah
dipahami oleh para pembaca. Sampul buku juga terlihat menarik dan buku ini dapat
digunakan untuk mahasiswa sebagai panduan untuk menambah pengetahuan tentang
gaya kepemimpinan. Buku ini juga bias dijadikan sebagai dasar pengetahuan
mahasiswa untuk melanjutkan perkuliahan disemester berikutnnya.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Bahwa setiap pemimpin harus memiliki gaya kepemimpinan dan
mempelajarinya agar seorang pemimpin mempunyai kemampuan dan kesiapan yang
dimiliki oleh seseorang untuk dapat memengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakkan, dan mengarahkan untuk mebantu tercapainya suatu tujuan tertentu.
Pemimpin yang baik dalam kepemimpinannya membuat organisasi menjadi
lebih maju dan baik dalam menjalankan setiap pekerjaan dalam organisasi tersebut.
Oleh sebab itu menjadi seorang pemimpin itu adalah tugas yang berat dan penuh
tanggung jawab, tetapi akan mudah bila kita menerapkan sifat sifat dan gaya gaya
kepemimpinan yang baik

Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia.
Karena dalam setiap hal dalam kehidupan tidak lepas dari kepemimpinan. Salah
satunya adalah dalam memimpin diri sendiri

DAFTAR PUSTAKA

Rivai, Veithzal.2003.Kepemimpinan.danPerilaku.Organisasi.RajaGrafindo.Persada
Wirawan.2013.Kepemimpinan.Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai