Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL BOOK REVIEW

TELAAH KURIKULUM DAN


BUKU TEKS
PRODI S1 PENDIDIKAN
EKONOMI
SkorNilai:

PENGEMBANGAN KURIKULUM

NAMA : EMPI AURA KANIA

NIM : 7203341020

MATA KULIAH : TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS

DOSEN PENGAMPU : REVITA YUNI, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2021
IDENTITAS BUKU

Identitas Buku I yang direview

1. Judul Buku : PENGEMBANGAN KURIKULUM BARU

2. Edisi : Cetakan 1-3

3. Pengarang : Prof.Dr.Sholeh Hidayat, M.Pd

4. Penerbit : PT.REMAJA ROSDAKARYA

5. Tahun Terbit : 2015

6. ISBN : 978-979-692-157-7

Identitas Buku II yang direview

1. Judul Buku : PENGEMBANGAN KURIKULUM

2. Edisi : 2016

3. Pengarang : Prof.Dr.Syaifuddin Sabda, M.Ag.

4. Penerbit : ASWAJA PRESSINDO

5. Tahun Terbit : 2016

6. ISBN : 978-602-6791-55-9
RINGKASAN ISI

BUKU I DAN BUKU II

RINGKASAN ISI BUKU I

A. BAB I SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN KURIKULUM DI


INDONESIA
Perubahan kurikulum dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1) Tujuan filsafat penidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk


merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan
merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan;
2) Sosial budaya yang berlaku dalam kehidupan masyarakat;
3) Keadaan lingkungan (interpersonal, kultur, biokologi, geokologi);
4) Kebutuhan pembangunan Poleksosbudhankam,
5) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuaidengan sistem
nilai dan kemanusiaan serta budaya bangsa.
Rencana pelajaran 1947 ialah kurikulum pertama yang lahir pada setelah Indonesia
merdeka disebut rencana pelajaran atau dalam bahasa belanda leer plan. Perubahan
orientasi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan belanda kepada
kepentingan nasional. Bentuk kurikulum ini memuat dua hal pokok: daftar mata
pelajaran dan jam pelajarannya, disertai dengan garis-garis besar pengajaran;
Kurikulum 1952 ialah kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun
1952 ini, pemerintah Indonesia melalui kementerian pendidikan pengajaran dan
kebudayaan menerbitkan buku pedoman kurikulum SD yang lebih merinci setiap mata
pengajaran kemudin diberi nama rencana pelajaran terurai 1952 yang berfungsi
membimbing para guru dalamkegiatan mengajar di sekolah dasar.
Kurikulum 1964 ialah di penghujung era pemerintahan presiden soekarna menjelang
tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia.
Kurikulum ini diberi nama rencana pendidikan 1964 atau kurikulum 1964, fokus
kurikulum 1964 ini pada pengembangan pancawardhana, yaitu, a) Daya cipta; b) Rasa;
c) karsa; d)karya, dan e) moral.
Kurikulum 1968 ialah sebagai perubahan dari kurikulum 1964 dipengaruhi oleh
perubahan sistem politik dari pemerintahan rezim orde lama ke rezim pemerintahan
orde baru. Kurikulum 1968 menggantikan rencana pendidikan 1964 yang dicitrakan
sebagai produk orde lama.Kurikulum 1968 melakukan melakukan perubahan struktur
kurikulum dari pancawardhana dan menekankan pendekatan organisasi materi
pelajaran menjadi kelompok pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan halus;
Kurikulum 1975/1976 ialah pembaruan kelima terjadi dengan ditebitkannya
kurikulum ini. Kurikulum 1975 untuk SD/SMP dan SMA sedangkan kurikulum 1976
untuk sekolah keguruan yaitu SPG dan Sekolah Menengah Kejuruan.
Kurikulum 1984 secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984
diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983
yang belum tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dalam kurikulum
pendidikan dasar dan menengah. 2) Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum
berbagai bidang studi dan kemampuan anak didik. 3) Terdapat kesengajaan antara
program kurikulum dan pelaksanaanya di sekolah. 4) Terlalu padanya isi kurikulum
yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang. 5) Pelaksaan Pendidikan Sejarah
Perjuangan Bangsa sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat
kanak kanak sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk pendidikan luar sekolah
6) Pengadaan program studi baru untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan
kerja.
Kurikulum 1994 hal ini terjadi karena sesuai dengan suasanapendidikan di LPTK
(Lembaga Pendidikan Tenaga Kerja Kependidikan) yang lebih mengutamakan teori
tentang proses belajar mengajar.Akibatnya pada saat itu dibentuklah Tim Basic serience
yang salah satu tugasnya ikut mengembangkan kurikulum sekolah. Tim ini memandang
bahwa materi pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa
selesai mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran
yang cukup banyak.
Kurikulum berbasis kompetensi tahun 2002 dan 2004 ialah kurikulum 1994 perlu
disempurnakan lagi menjadi kurikulum 2002 sebagai respon terhadap perubahan
struktural dalam pemerintahan dari sentralistik
menjadi desentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU No. 22 DAN 25
tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan petimbangan keuangan antara
pemerintahan pusat dan daerah. 9)Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ialah
pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu dan relevansi, serta efisiensi manajem pendidikan. Pemerataan
kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Implentasi
undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional diturunkan ke
dalam sejumlah peraturaran pemerintahan nomor 19 tahun 2005, tentang standard
nasional pendidikan.
Peraturan pemerintahan ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan
dilaksanakna delapan standar nasional pendidikan, yaitu: (1) Standard isi, 2) Standar
proses, 3) Standar kompetensi, 4) Standar sarana dan prasarana, 5) Standar pengelolaan,
6) Standar pembiayaan dan 7) Standar penilaian pendidikan.

B.BAB II KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

Istilah kurikulum muncul pertama kalinya dan digunakan dalam bidang olahraga.
Secara etimologi curriculum yang berasal dari bahasa yunani, yaitu curir yang artinya
“pelari” dan curere yang berlari “tempat berpacu”. Jadi istilah kurikulum pada zaman
romawi kuno mengandung pengertian sebagai suatu jarak yang ditempuh oleh pelari dan
garis start sampai garis finish. Pengertian kurikulum terus berkembang seirama dengan
perkembangan berbagai hal yang terus dikutip pendapat para ahli lain sebagai
perbandingan, seperti yang dikemukakan romine. Pandanganini dapat digolongkan sebagai
pendapat yang baru (modern) yang dirumuskan sebagai berikut: “curriculum is
interpreded to mean all ofthe organized courses, activities, and experience which pupile
haveunder direction of the school, whether in the classroom organisatoris not”
(Romine:1941). Apabila dibandingkan dengan pengertian atau defenisi di atas pada
dasanya tidak berbeda. Perbedaannya itu hanya terletak didalam perumusannya, ada yang
lebih menggambarkan kurikulum sebagai bahan tertulis atau program pendidikan (ideal
curiculum) ada pula yang lebih menekankan pada operasional proses pembelajaran (real
curiculum). Fungsi dan peran kurikulum: 1) Fungsi bagi sekolah yang bersangkutan 2)
Fungsi kurikulum bagi guru 3) Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah 4) Fungsi kurikulum
bagi pengawas (supervisor), 5) Fungsi kurikulum bagi sekolah/madrasah di atasnya 6)
Fungsi bagi masyarakat dan pengguna lulusan.

C.BAB III AZAS-AZAS PENGEMBANGAN

* Azas religius ialah untuk mengembangkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan beraklak muliamemerlukan asumsi-asumsi religius.
* Azas filosofis sistem pandangan seseorang tentang sesuatu terutama berkenaan dalam
arti kehidupan. Pandangan ini lahir dari kajian sesuatu masalah, norma-norma agama dan
sosial yang dianutnya.
* Azas psikologis pandangan guru terhadap suatu teori belajar dan pembelajaran akan
mempengaruhi cara ia mengelola pembelajarannya.
*Azas sosial budaya masyarakat mempunyai norma-norma, adat kebiasaan yang mau tidak
mau harus dikenal dan diwujudkan peserta didik dalam betuk perilaku.
* Azas organisatoris, azas ini berkenaan organisasi dan penekatan kurikulum. Studi tentang
kurikulum sering mempertanyakan tentang jenis organisasi atau pendekatan apa yang
dipergunakan dalam pembahasan atau pegetahuan dan penyusunan kurikulum tersebut.
* Azas ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut sejak abad pertengahan mengalami
perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga
saat ini pandapat dipastikan kedepannya akan terus semakin berlangsung.
D. BAB IV KOMPONEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Tujuan kurikulum dilasifikasikan menjadi empat yaitu :

A) Tujuan pendidikan nasional (TNP),

B) Tujuan Institusional (TI),

C) Tujuan kurikuler (TK),

D) Tujuan Instruksional atau tujuan pembelajaran (TP).

Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan mengingat dan kemampuan


mengungkapkan kembali informasi yang sudah dipelajarinya (recall). Pemahaman
adalah kemampuan untuk memberi arti pada suatu objek atau subjek pembelajaran.
Penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur atau
situasi tertentu. Analisis adalah kemampuan menguraikan atau mengiris-iris suatu
bahan pelajaran kedalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antar
bagian bahan itu. Sistesis adalah kemampuan untuk menghimpun atau meramu
bagian-bagian kedalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan
tema, rencana atau melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia.
Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif tujuan ini
berkenaan dengan kemampuan memberikan pertimbangan (judgement) terhadap
sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.
Domain afektif, domain ini merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari
domain kognitif.
1. Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap
gejala, kondisi, keadaaan atau suatu masalah.
2. Merespon atau menanggapi ditunjukkan oleh kemauan untuk
berpastisipasi aktifdalam kegiatan tertentu seperti kemauan untuk
menyelesaikan tugas tepat waktu, kemauan untuk mengikuti pelajaran,
kemauan untuk membantu orang lain dan sebaginya.
3. Menilai, tujuan ini berkenaandengan kemauan untuk memberi penilaian
atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu.
4. Mengorganisasi, tujuan ynag berhubungan dengan organisasi ini
berkenaan dengan pengembangan nilai ke dalam sistem organisasi
tertentu, termasuk hubungan antarnilai dan tingkat prioritas nilai-nilai itu.
5. Karakterisasi nilai (characterization of by values or value set), tujuan ini
adalah mengadakan sistesis dan internalisasi sistem nilai dengan
pengkajian secara mendalam.
Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan
keterampilan atau skil seseorang.
Ada tujuh tingkatan yang termasuk ke dalam domain ini. 1) persepsi ,
2) kesiapan, 3) meniru, 4) membiasakan, 5) menyesuaikan, 6) menciptakan.
Isi kurikulum/bahan ajar, Materi ajar pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang
dikembangkan dan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Materi
kurikulum berupa bahan pelajaran tediri dari bahan kajian atau topik-topik pelajaran
yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran. 2. Mengacu pada
pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran. 3. Diarahkan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Strategi, metode pembelajaran dan strategi pelaksanaan kurikulum, strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian tindakan) termaksuk
pengggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran.
Organisasi kurikulum, mata pelajaran terpisah; kurikulum terdiri dari sejumlah mta
pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri- sendiri tanpa ada hubungan
dengan mata pelajaran lainnya.
Evaluasi Kurikulum, evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas
pencapaian tujuan. 1. Evaluasi hasil hasil pembelajaran, untuk melihat keberhasila
penguasaan siswa atau tujuan tujuan khusus yang telah ditentukan diadakan suatu
evaluasi. 2. Evaluasi pelaksanaan pembelajaran pembelajaran, bukan hanya hasil
belajar tetapi keselruhan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi evaluasi
komponen tujuan pembelajaran, materi pelajaran, starategi atau metode
pembelajaran serta komponen evaluasi pembelajaran itu sendiri. Berikut ini akan
dibahas komponen atau dimensi model CIPP yang meliputi: Contect, Input, Process,
Produser.
E. BAB V PRINSIP DAN MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

Prinsip prinsip dasar antara lain:

1. Prinsip berorientasi pada tujuan,

2. Prinsip relevansi, terbagi :

a) Relevansi pendidikan dengan lingkungan hidup siswa,

b) Relevansi dengan perkembangan kehidupan masa sekarang


dan masa yang akan datang,
c) Relevansi dengan tuntutan dalam dunia pekerjaan.

3. Prinsip efektivitas dan efisiensi

4. Prinsip konstinuituitas dan fleksibilitas, terdiri dari:

a) Kontinuitas,

b) Fleksibilitas,

c) Prinsip integrasi.

Model-model pengembangan kurikulum terdiri dari:

1. Model pengembangan kurikulum zais terbagi:

a) Model administratif,

b) Model akar rumput

2. Model pengembangan kurikulum Ralph W. Tyler.

3. Model pengembangan kurikulum Beauchamp

4. Model pengembangan kurikulum Oliva


F. BAB VI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diturunkan dari buku
pedoman penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dikeluarkan badan
standar nasional pendidikan dan sejumlah peraturan menteri pendidikan nasional.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan dari kurikulum
edisi 2004 atau lebih dikenal dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK).
Prinsip-prinsip dan acuan operasional pengembangan KTSP terbagimenjadi :
A. Berpusat pada potensi, perkembangan kebutuhan dan kepentinganpeserta
didik dan lingkungannya,
B. Beragam dan terpadu
C. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
D. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
terbagi menjadi :
a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

b. Beragam dan terpadu

c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

e. Tuntutan dunia kerja

f. Perkembangan ilmu pengetahun, teknologi, dan seni

g. Agama

h. Dinamika perkembangan global

i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

k. Kesetaraan gender

l. Karakteristik satuan pendidikan.

Komponen-komponen Kurikulum Tingakat Satuan Pendidikan, yaitu :

1. Komponen tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan

2. Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan


menengah yang tertuang dan standar isi meliputi 5 kelompok mata
pelajaran yaitu:
a. Mata pelajaran,

b. Muatan lokal,

c. Kegiatan pengembangan diri,

d. Pengaturan beban belajar,

e. Ketuntasan belajar,

f. Kenaikan kelas dan kelulusan,

g. Penjurusan,

h. Pendidikan kecakapan hidup


i. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global,

j. Kelender pendidikan.
Pengembangan silabus terdiri dari :
1. Pengertian silabus

2. Manfaat silabus

3. Landasan pengembangan dan pengembang silabus


4. Prinsip-prinsip pengembangan silabus terdiri dari : ilmiah relevan,
sistematis, konsisten, memandai, aktual dan konteksual, fleksibel,menyeluruh.
5. Unit waktu silabus,

6. Pengembangan silabus,

Langkah-langkah pengembangan silabus terdiri dari: mengkaji standar kompetensi dan


kompetensi dasar, mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang
pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan, mngembangkan kegiatan
pelajaran, merumuskan indikator pencapaian kompetensi,penentuan jenis penilaian,analisis
konteks, mekanisme penyusunan.

G. BAB VII PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013

Pengembangan kurikulum 2013 adanya landasan pengembangan kuriulum terdiri dari :


Aspek filosofis, Aspek yuridis, Aspek konseptual. Strategi pengembangan pendidikan
terdiri dari strategi peningkatan efektivitas pembelajaran.
Model kurikulum berbasis kompetensi terbagi : kurikulum lebih dari sekadar dokumen,.
Proses pembelajaran, penilaian, rasional penambahan jam pelajaran, permasalahan dan
alasan pengembangan kurikulum 2006 terdiri: Permasalahan, Pergeseran paradigma
belajar abad ke-21, perubahan yang diharapkan. Identifikasi kesenjangan kurikulum 2006
adanya konsep ideal. Elemen perubahan kurikulum 2013 terdiri : kompotensi lulusan,
kedudukan mata pelajaran, pendekatan, struktur kurikulum, proses pembelajaran,
penilaian, kegiatan ekstrakurikuler. Standar kompetensi lulusan terdiri : fungsi dan tujuan
pendidikan nasional, ruang lingkup standar kompotensi lulusan. Struktur kurikulum
terdiri: struktur kurikulum SD, struktur kurikulum 2013 SMP, sruktur kurikulum 2013
SMA dan SMK. Kompetensi inti sekolah dasar terdiri dari: prosedur penyusunan
kompotensi dasar baru, pembelajaran tematik di sekolah dasar. Strategi implementasi
kurikulum 2013 terdiri: penyiapan dan pembinaan guru dalam omplementasi kurikulum
2013, penyiapan buku. Sistem implementasi kurikulum terdiri : penerapan kurikulum
2013.
RINGKASAN ISI BUKU II

BAB I PENDAHULUAN
Eksistensi kurikulum dalam pendidikan telah menjadi perhatian sejak masa Yunani klasik.
Sebagaimana dikemukakan oleh Robert S. Zais dalam bukunya Curricu- lum Principles and
Foundation (1976), bahwa konsep kurikulum telah dibicarakan sejak abad keempat sebelum
masehi, yakni oleh para filosof Yunani khususnya Plato. Sebagaimana juga ditulis dalam
Encyclopedia of Educational Research (Alkin: 1992:227) bahwa ketika itu Plato telah menyusun
materi aritmatika sebagai ringkasan belajar yang didalamnya mencakup geometri, astronomi, dan
geometri, yang kesemuanya terkait dengan pelajaran matematika. Argumen bahwa konsep
kurikulum ini telah diperbincangkan sejak masa Yunani tersebut didukung pula oleh catatan
sejarah bahwa istilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani (Latin), yakni currere (infinitif) atau
corro (present active), yang berarti run, hurry, hasten, speed, move, travel, processed (transitive)
dan of a race (transitive). Selanjut- nya istilah tersebut diadopsi ke dalam bahasa Inggeris,
melahirkan istilah ‘course’, `racecourse` atau `racetrack`.

BAB II KONSEP KURIKULUM


Konsep Kurikulum

Menurut Schubert (1985:26-33) pandangan (image) tentang kurikulum hingga kini masih
sangat beragam. Ia menyebutkan, ada delapan pandangan atau pemahaman tentang
kurikulum, yakni sebagai berikut:

 curriculum as content or subject matter (kurikulum sebagai isi atau materi pelajaran);
 curriculum as a program of planned avtivity (kurikulum sebagai sebuah program
aktivitas yang direncanakan);

 curriculum as intended learning outcomes (kurikulum sebagai hasil


belajar);curriculum as cultural reproduction (kurikulum sebagai reproduksi budaya);

 curriculum as experience (kurikulum sebagai sesuatu yang dialami siswa);


 curriculum as disctrete tasks and conceps (kurikulum sebagai tugas dan konsep-konsep
khusus);
 curriculum as an agenda for social reconstruction (kurikulum sebagai sebuah
agenda untuk rekonstruksi sosial kemasyarakatan); dan
 curriculum as “currere” (kurikulum sebagai sesuatu yang harus dijalani oleh siswa).

Adapun Oliva (1991:5-6) dalam bukunya “Developing the Curriculum”


mengemukakan sejumlah pandangan atau pemahaman tentang kurikulum yang dipakai
hingga saat ini menurutnya, adalah:

1) Curriculum is that which is taught in school (kurikulum adalah apa yang diajarkan di
dalam sekolah);

2) Curriculum is a set of subjects (kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran); mata


pelajaran);

3) Curriculum is content (kurikulum adalah isi materi);


4) Curriculum is a program of studies (kurikulum adalah suatu program studi/kajian);

5) Curriculum is a set of materials (kurikulum adalah sejumlah materi pelajaran);

6) Curriculum is a sequence of courses (kurikulum adalah suatu urutan materi pelajaran);

7) Curriculum is a set of performance objectives (kurikulum adalah sejumlah tujuan yang


ingin dicapai);

8) Curriculum is a course of study (kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang


dipelajari);

9) Curriculum is everything that goes on within the school, in- cluding extra-class activities,
guidance, and interpersonal relationships (kurikulum adalah segala sesuatu yang
dilakukan di dalam sekolah, termasuk aktivitasdi luar (ekstra) kelas, bimbingan, dan
hubungan antar pribadi siswa);

10) Curriculum is that which is taught both inside and outside of school directed by the
school (kurikulum adalah apa yang diajarkan baik di dalam dan di luar sekolah yang
diarahkan oleh sekolah);

11) Curriculum is everything that is planned by school person- nel (kurikulum adala segala
sesuatu yang direncanakan oleh sekolah);

12) Curriculum is a series of experiences undergone by learners in school (kurikulum


adalah serangkaian pengalaman yang dilakukan oleh siswa di sekolah);

13) Curriculum is that which an individual learner experiences as a result of schooling


(kurikulum adalah apa yang dialami oleh seorang individu siswa sebagai hasil dari
sekolah).
BAB III MODEL-MODEL KURIKULUM
A. Model Kurikulum Subyek Akademik

Kurikulum subjek akademik adalah kurikulum yang dikembangkan


berdasarkan/berbasis pada mata/materi pelajaran dan bertujuan untuk memberikan
pengetahuan yang sebanyak-banyaknya kepada peserta didik. Model kurikulum ini sangat
menonjolkan atau mengutamakan isi atau materi pengajaran dalam pendidikan.
B. Model Kurikulum Humanistik

Berbeda dengan model kurikulum subyek akademik yang sangat menekankan pada
pengusaan materi atau pengetahuan pada anak, model kurikulum humanistik sangat
menekankan pada pengembangan potensi-potensi yang ada pada masing-masing individu
anak secara kese- luruhan. Hal ini tentu sesuai dengan namanya “humanis- tik” yang
berarti sesuatu yang lebih bersifat kemanusiaan. Dengan demikian konsep kurikulum
humanistik ini dimaksudkan untuk mendidik anak sesuai dengan hakekat
kemanusiaannya.
C. Model Rekonstruksi Sosial

Berbeda dengan dua model kurikulum di atas, model ini lebih menekankan pada
pembekalan anak didik untuk dapat menghadapi berbagai persoalan dalah kehidupan- nya di
masyarakat. Hal ini sesuai dengan namanya “rekonstruksi sosial” yang berarti membangun
kembali kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Gagasan ini muncul di tahun 1920-an,
antara lain dipelopori oleh Harold Rug. Ia berpandangan bahwa telah terdapat ke- senjangan
dan gap antara kurikulum dengan masyarakat pada saat itu. Oleh karena itu ia ingin para siswa
memiliki pengetahuan dan konsep baru. Dengan pengetahuan dan konsep baru tersebut
dapat mengidentifikasi dan memecahkan berbagai permasalahan sosial, dan pada
gilirannya diharapkan dapat menciptakan masyarakat baru yang lebih baik.

D. Model Teknologis

Sesuai dengan namanya, model kurikulum ini lebih menonjolkan aspek pemanfaatan
teknologi dalam pembelajarannya. Penggunaan teknologi dimaksud, baik teknologi
dalam bentuk
perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Penerapan perangkat keras
dalam pendidikan, sesungguhnya telah ada sejak dahulu, seperti papan tulis, buku tulis,
kapur dan alat tulis lainnya.
BAB IV ANATOMI KURIKULUM
Anatomi Kurikulum
Masing-masing kurikulum pada dasarnya memiliki anatomi yang tidak sama, ada
yang simpel dan ada pula yang sangat rinci. Meskipun demikian, menurut Tyler (1950:1-
2) sebuah kurikulum minimal mengandung empat komponen. Empat komponen tersebut
merupakan komponen-komponen pokok dan mesti ada pada setiap kurikulum, baik secara
tersurat maupun secara tersirat. Empat komponen tersebut merujuk pada empat
pertanyaan dasar dalam sebuah kegiatan pendidikan atau pembelajaran.Dari apa yang
dikemukakan oleh Tyler di atas, sebuah kurikulum minimal berisikan: 1. perumusan tujuan
yang ingin dicapai; 2. pengamalan pendidikan atau isi/materi yang dianggap dapat
memenuhi tujuan yang ingin dicapai;3).bagaimana pengorganisasian kegiatan (pelaksanaan)
kurikulum tersebut sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan; dan 3). Bagaimana
memastikan atau mengevaluasi tercapainya tujuan yang telah dirumuskan terasebut.
Ringkasnya, sebuah kurikulum, menurut Tyler harus berisikan tujuan, materi, organisasi
pelaksanaan, dan evaluasi. Rumusan lain namun hampir sama dan lebih tegas dikemukakan
oleh Meller dan Siller (1985:175), yang menurutnya sebuah domumen kurikulum
setidaknya berisikan lima komponen, yaitu: 1) aims and objectives, 2) content, 3) teaching
strategies/learning experiences, 4) organi- zation of content and teaching strategies, and 5)
evaluation.

BAB VMODEL DESAIN KURIKULUM

MODEL-MODEL DESAIN KURIKULUM


Ada banyak model desain kurikulum yang ber- kembang, Stratemeyer dan kawan-kawan
mengemukakan sejumlah model desain yang berkembang dan menjadi dasar pertimbangan
untuk menetapkannya saat itu, sebagai berikut:
Subject centered, experience centered; correlated, integrated, fused; broad field, major social
fungtions, conters of interest; core, unit, prob- lem-in many combinations and under as many logics-
these are among the terms used to desereble modern curriculum design (Stratemeyer et al, 1957:86).

Berbagai moel desain kurikulum di atas, menurut Zais (1976) dapat dikelompokkan pada
beberapa model, yaitu:

1. Subject centered design; 2. Learner centered design; 3. Prob- lem Centered design; 4. The
Unencapsulation design, dan 5. Beckers‘s humanistic design
BAB VI MODEL-MODEL ORGANISASI KURIKULUM
Model-model Organisasi Kurikulum

Berdasarkan kajian Oliva terhadap praktik dan berbagai upaya pengembangan


model organisasi yang terdapat pada berbagai lembaga pendidikan di Amerika Serikat, ia
mengememukakan beberapa model organisasi kurikulum, baik yang dilaksanakan pada
sekolah tingkat dasar (elementary school), sekolah menengah pertama (jun- ior high school),
dan sekolah menengah atas (senior high school). Beberapa model tersebut, di antara model
tersebut, tentu model organisasi kurikulum paling umum di- gunakan pada berbagai
tempat dan berbagai tingkat adalah model adalah organisasi kurikulum yang diistilahkannya
dengan organisasi kurikulum berdasarkan tingkat, di samping berbagai model organisasi
lainnya.

BAB VII PENGEMBANGAN KURIKULUM


A. Konsep Pengembangan Kurikulum

istilah “development curriculum”(pengembangan kurikulum). Menurut Zais


(1976), development curriculum adalah: “a process that determines how curriculum construc-
tion will proceed” (Giroux, 19981:45). Lebih jauh, menurut Schubert (1986:41), kadang-
kadang istilah curriculum de- velopment, disamakan dengan curriculum design dan Istilah
pengembangan kurikulum sering dirujuk dari cur- riculum planning. Dalam konteks pertama,
curriculum de- velopment dinyatakan: “refers to the process of deciding what to teach and
learn”. Sedangkan dalam konteks istilah kedua curriculum development, diartikan sebagai
suatu upaya merancang kuriku-lum (creation of curriculum).
B. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum

Robert S. Zais (1976) dalam bukunya yang berjudul “Curriculum Principles and
Foundations” mengemukakan

ada empat hal yang melandasi lahirnya sebuah kurikulum, yaitu: 1. Pandangan filosofis tentang
hakekat pengetahuan (Philosophy Nature of Knowledge), 2. Pertimbangan dasar tentang
Masyarakat dan Budaya (Society and Culture Basic Consideration), 3. Pertimbangan tentang
individual (The Individual Basic Considerations), dan 4. Pandangan tentang Teori-teori Belajar
(Learning Theories). Keemat hal tersebut secara asasi semuanya berdasarkan “pandangan filosofis
(philosophical assumtions)”. Berdasarkan empat landasan dasar yang didasari oleh pandangan
filosofis tersebut itulah anatomi kurikulum disusun dan ditetapkan, yang meliputi: Tujuan (Aims,
Goals, and Objectives); Isi kurikulum (Con- tent); Aktivitas pembelajaran (Learing activities);
dan Evaluasi (Evaluation).
C. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum adalah merupakan hal-hal dan kaidah-


kaidah yang sangat orgen untuk diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum. Dengan
memperhatikan prinsip-prinsip tersebut kurikulum yang dihasilkan akan lebih sempurna
dan tepat guna.

BAB VIII IMPLEMENTASI KURIKULUM


Model-model Implementasi Kurikulum

Sejaan dengan ragam pengertian dan pemaknaan terhadap implmentasi kurikulum


tersebut, model-model implementasi kurikulum juga menjadi beragam. Dalam pembahasan
ini akan dikemuakan berbagai model evaluasi yang dikemukakan oleh Miller & Seller,
sebagaimana terdapat dalam bukunya yang berjudul “Curriculum, Per- spectives and
Practice (1985) dan berbagai model implementasi yang dikemukakan oleh Peter F. Oliva
dalam bukunya “Developing the Curriculum” (1990).
Miller & Seller (1985) mengemukakan ada tiga model implementasi kurikulum, yaitu: “Concern-
Based Adoption Models (CBAM), The Inovations Profile Models, dan Trust Opening Realization
Independence (TORI) Model”.

BAB IX EVALUASI KURIKULUM


A. Konsep Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum adalah sebuah konsep yang memiliki makna dan cakupan yang
sangat luas dan beragam. Oleh karena itu, konsep yang digunakan oleh para ahli dan praktisi
kurikulum juga sangat beragam. Terjadinya keragaman tersebut utamanya disebabkan oleh
beragamnya pemaknaan atas kurikulum dan konsep tujuan evaluasi itu sendiri.
B. Permasalahan Evaluasi Kurikulum

Persoalan klasik yang sering menyebabkan evaluasi kurikulum tidak terlaksana dan
berjalan dengan baik, menurut Daniel L. Stufflebeam (1970: 4-9) yang dinyatakan sebagai
evaluasi kurikulum yang menjadi tidak bermakna (ill and suffered) disebabkan oleh berbagai
gelaja (symptoms) terhadap evaluasi, antara lain sebagaimana dikemukakan- nya berikut:

 Gejalan menghindar (The avoidance symptom),

 Gelaja kekhawatiran (The anxiety symptom)

 Gejala ketiadaan upaya yang sungguh-sungguh (The immobilization symptom)

 Gelaja skeptis (The skepticism symptom)

 Gejala ketiadaan pedoman (The lack-of-guidlaine symp- tom)

 Gejala tidak adanya pelayanan (The misadvice symptom)

 Gelaja tidak adanya perbedaan yang signifikan (The no- significant-difference symptom)
 Gelaja kehilangan elemen-elemen (The missing-elements)
C. Tujuan dan Cakupan Evaluasi kurikulum
Sebagaimana dikemukakan pada definisi kurikulum di atas, bahwa tujuan dan cakupan
evaluasi kurikulum bukan sekedar untuk memastikan tercapainya tujuan kurikulum, tetapi
mencakup program, prosedures, products, and processes. Tujuan dan cakupan evaluasi
kurikulum tersebut sejalan dengan definisi evaluasi itu sendiri, sebagaimana yang
dikemukakan oleh beberapa pakar evaluasi sebagai dikemukakan oleh Ross, Ellipse, dan
Free- man (2004) bahwa evaluasi adalah: “A systematic, rigorous, and meticulous application
of scientific methods to assess the design, implementation, improvement, or outcomes of a
program. It is a resource-intensive process, frequently requiring resources, such as, evaluate
expertise, labor, time, and a sizable budget”.
PERBANDINGAN BUKU I DAN BUKU II

Dari yang saya baca mengenai 2 buku tersebut. “PENGEMBANGAN KURIKULUM”.buku


pertama karya Prof.Dr.Sholeh Hidayat,dan buku kedua karya Prof.Dr.Syaifuddin Sabda,M.Ag.
saya dapat membandingkan kedua buku ini sebagai berikut:

Dari sisi cover : Buku kedua memiliki cover lebih menarik ketimbang buku pertama karena buku
kedua memiliki warna cover yang warnanya lebih cerah dan beberapa meyang menarik dari cover
buku pertama.

Dari sisi isi : Buku I Bahasa yang digunakan sangat ilmiah,dan buku ini bagus untuk mahasiswa
untuk menambah wawasan dalam penggunaan Bahasa Ilmiah. Dan juga di dalam buku 1 ini
berisikan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Sedangkan buku 2
Disetiap bab di buku 2 Berisikan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Beberapa bagian bab terdapat terdapat rangkuman yang berisikan ringkasan materi dari bab
tersebut.Dengan demikian hal itu dapat memudahkan kita untuk mencari penjelasan yang jelas dan
singkat serta mudah dimengerti. Pada setiap bab pada buku ini adanya dilampirkan latihan-latihan
yang dapat menguji kemampuan mahasiswa dalam memahami isi materi

Dari sisi kerapian : Buku kedua lebih rapi daripada buku pertama karena pada buku pertama
tulisannya terkadang ada dibeberapa bagian tidak susuai berurut

Dari sisi harga : Buku kedua memiliki harga lebih murah daripada buku pertama, sehingga bagi
mahasiswa buku ini lebih murah daripada buku pertama, sehingga bagi mahasiswa buku ini lebih
mudah dijangkau untuk dibeli

Dari sisi referensi : Buku pertama memiliki referensi yang cukup banyak sama halnya bukku
kedua. Namun pada buku kedua penulis banyak mengambil teori dari penulis sehingga kurang
penjelasannya tentang bagaimana kurikulum di Indonesia dan bagaimana sistemnya.
LAMPIRAN

Buku I

Buku II
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa kurikulum adalah suatu program yang direncanakan dalam bidang pendidikan dan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan pembelajaran adalah
perubahan perilaku yang relatif permanen, dan terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Dan
pembelajaran merupakan kaedah memperoleh ilmu pengetahuan atau kemahiran melalui
pengalaman, amalan yang dipelajari atau yang diajarkan.
Kurikulum dan pembelajaran adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam dunia pendidikan,
kurikulum merupakan pijakan utama dalam melakukan proses belajar mengajar sedangkan
pengajaran merupakan alat untuk menyampaikan dari yang ada dalam kurikulum. Sehingga
dengan kurikulum yang lebih jelas kita dapat mengukukur apa yang diinginkan dan apa yang harus
dilakukan oleh seorang pendidik.
Kurikulum dan pembelajaran akan selalu berubah secara dinamis, sehingga pendidik harus mampu
memahami dan pendidik harus dapat mengikuti perkembangan kurikulum dan pembelajaran.
B. Saran
Kali ini saya memberi saran untuk buku-buku yang saya baca, bahwa saran yang harus saya
ungkapkan yaitu kedua buku tersebut sama- sama saling melengkapi dan saling memperbaiki satu
sama lain. Dalam buku II juga harus diperbaiki baik dalam pembuatan sebuah buku pelajaran
hendaknya cantumkan ringkasan atau rangkuman disetiap akhir bab, agar pembaca lebih mudah
untuk mencari kesimpulan dari rangkuman tersebut. Serta buat juga soal- soal latihan dengan
tujuan untuk melatih siswa dalam menjawab soal. Tidak hanya itu namun yang harus diperbaiki
didalam kedua buku itu seharusnya tidak usah terlalu tebal- tebal dalam membuat buku. Itu
membuat pembaca lebih cepat bosan dan tidak berminat untuk membacanya.
Didalam kedua buku tersebut harus menggunakan bahasa- bahasa yang mudah dimengerti oleh
pembaca. Untuk apa penjelasan isi buku tertulis panjang- panjang jika tidak ada kesimpulan yang
dapat diambil dan dipahami oleh pembaca. Dan buatlah isi buku semenarik mungkin. Agar
pembaca tidak mudah bosan dalam membaca buku itu.
Jadi saran saya, buatlah buku yang menarik. Baik dari segi cover maupun isi. Gunakanlah warna
yang berbeda untuk judul dan kata- kata yang penting dalam buku tersebut. Agar pembaca juga
tidak bingung dalam membedakan judul besar dengan judul yang lainnya. Begitu juga penulis
harus memperhatikan penulisan kata dan huruf yang baik dan benar. Karena saran dan kritik
sifatnya untuk membangun menjadi lebih baik bukan untuk menjatuhkan dan membiarkannya.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,S(2015).PENGEMBANGAN KURIKULUM BARU.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya
Sabda,S(2016)PENGEMBANGAN KURIKULUM.Jakarta:Aswajada Pressindo

Anda mungkin juga menyukai