Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KAJIAN KURIKULUM

SEJARAH DAN PENGERTIAN KURIKLUM

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

1. ADERISKI GENNOVEVA LONGO(20320088)


2. MARTINUS LOAURENSIUS LARU KUE
(20320075)
3. NOVITA WIDYA NINGSI (20320051)
4. ANGELUS BRIA (20320058))
5. LIDIANA DAIS (20320081)
6. LISTRA ONIAS MISA (20320065)
7. OKTAVIANUS LAKA (20320071)

UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA

KUPANG 2022.
BAB 2

ISI

A. SEJARAH KURIKULUM
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulumpendidikan nasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,
2004, 2006 dan2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, daniptek dalam masyarakat
berbangsa dan bernegara. Kurikulu sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu
dikembangkan secara dinamis sesuai dengn tuntutan dan perubahan yang terjadi di
masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancanakan berdasarkan landasan yang sama,
yaitu Pancasila dan UUD 1945,perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan
pendidikanserta pendekatan dalam merealisasikannya.
secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yangterjadi di masyarakat.
Semua kurikulum nasional dirancangberdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila
dan UUD 1945,perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikanserta
pendekatan dalam merealisasikannya
B. Sejarah Perjalanan Kurikulum Pendidikan Indonesia
Bagi kebanyakan masyarakat kita, barangkali sebagian besar dari mereka pada
umumnya belum mengetahui secara rinci bagaimana sejarah perjalanan kurikulum yang
digunakan pada sistem pendidikan di negara kita. Pemahaman mereka pada umumnya
hanya terbatas pada pengertian bahwa kurikulum yang digunakan di sekolah saat ini
adalah kurikulum yang tidak pernah mengalami perubahan. Padahal selama ini
Indonesia telah melakukan beberapa kali pergantian kurikulum yang digunakan. Dalam
artikel ini akan digambarkan secara singkat kronologis pemberlakuan kurikulum
pendidikan di Indonesia sejak kemerdekaan hingga saat ini.

Berikut adalah deskripsi singkat sejarah perjalanan kurikulum yang pernah digunakan dalam
dunia pendidikan di tanah air.

1. Kurikulum 1947
Ini adalah kurikulum pertama sejak Indonesia merdeka. Perubahan arah
pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke
kepentingan nasional. Saat itu mulai ditetapkan Pancasila sebagai asas
pendidikan. Kurikulum ini juga disebut dengan Rencana Pelajaran 1947, namun
baru dilaksanakan pada tahun 1950.
Karena kurikulum ini lahir dikala Indonesia baru merdeka, maka pendidikan yang
diajarkan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia
merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Fokus
Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pendidikan pikiran, melainkan hanya
pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
2. Kurikulum 1952
Kehadiran kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya,
dengan merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rencana Pelajaran
Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan
Indonesia, seperti setiap pelajaran dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Silabus mata pelajaran menunjukkan secara jelas bahwa seorang guru hanya
mengajar satu mata pelajaran.
3. Kurikulum 1964
Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, yang
dinamakan Rencana Pendidikan 1964. Kurikulum ini bercirikan bahwa
pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik
untuk pembekalan pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada
program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional
atau artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum pertama pada era orde baru. Bersifat politis dan dimaksudkan untuk
menggantikan Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk orde
lama. Kurikulum ini bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan
sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi
pekerti, dan keyakinan beragama. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni.
Cirinya, muatan materi pelajaran bersifat teoretis, tidak mengaitkan dengan
permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat
diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Isi pendidikan diarahkan
pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta
mengembangkan fisik sehat dan kuat.
5. Kurikulum 1975
Pemerintah kemudian menyempurnakan kurikulum 1968 pada tahun 1975.
Kurikulum ini menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien. Menurut
Mudjito, Direktur Pembinaan TK dan SD Departemen Pendidikan kala itu,
kurikulum ini lahir karena pengaruh konsep di bidang manajemen MBO
(management by objective). Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci
dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), dikenal dengan
istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.
6. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung pendekatan proses keahlian. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut dengan Kurikulum 1975 Disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan
sebagai subjek belajar, yaitu dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA).
7. Kurikulum 1994
Pada tahun 1994 pemerintah memperbarui kurikulum sebagai upaya
memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum 1975 dan
1984. Namun, perpaduan antara tujuan dan proses nampaknya belum berhasil.
Akibatnya banyak kritik berdatangan, disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai
terlalu berat, dari muatan nasional sampai muatan lokal, seperti bahasa daerah,
kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain.
8. Kurikulum 2004
Pada tahun 2004 diluncurkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai
pengganti Kurikulum 1994. Suatu program pendidikan berbasis kompetensi yang
harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu pemilihan kompetensi sesuai
spesifikasi, indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan
pencapaian kompetensi, dan pengembangan pembelajaran.
KBK mempunyai ciri-ciri yang menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa
baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan
keberagaman. Kegiatan belajar menggunakan pendekatan dan metode
bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya
yang memenuhi unsur edukatif.
9. Kurikulum 2006
Kurikulum ini hampir mirip dengan Kurikulum 2004. Perbedaan menonjol
terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari
desentralisasi sistem pendidikan Indonesia. Pada Kurikulum 2006, pemerintah
pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru dituntut
mampu mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan
daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran dihimpun menjadi
sebuah perangkat. Kurikulum ini juga dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
10. Kurikulum 2013
Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki tiga
aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap
dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran
terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang
dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan
materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Kurikulum 2013 hingga
saat ini masih berlaku dan diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia.
C. Pengertian Kurikulum
Dalam dunia Pendidikan, kurikulum menjadi hal yang sangat penting. Tanpa adanya
Kurikulum yang tepat, para peserta didik tak akan memperoleh target pembelajaran yang
sesuai. Seiring berkembangnya zaman Kurikulum dalam dunia pendidikan pun terus
mengalami perubahan. Semuanya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik di eranya
masing-masing.Dengan penyesuaian tersebut, diharapkan setiap peserta didik dapat
menyesuaikan diri dengan baik di masyarakat kelak. Bagi Anda yang bergelut di dunia
pendidikan, tentu harus memahami apa itu Kurikulum dan seluk beluknya. Berikut akan
dijelaskan pengertian Kurikulum dan hal-hal penting lain yang perlu Anda ketahui.

D. Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli

Kurikulum berisi sekumpulan rencana, tujuan, dan materi pembelajaran. Termasuk cara
mengajar yang akan menjadi pedoman bagi setiap pengajar supaya bisa mencapai target dan
tujuan pembelajaran dengan baik. Jika dilihat secara etimologis, Kurikulum berasal dari
bahasa Yunani, yaitu “curir” yang berarti pelari, serta “curere” yang berarti tempat berpacu.
Dulu, istilah ini dipakai dalam dunia olahraga.

Jadi, Kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah jarak yang mesti ditempuh seorang pelari
supaya mendapat medali atau penghargaan lainnya. Kemudian, istilah Kurikulum tersebut
diadaptasi dalam dunia pendidikan. Jadi pengertian Kurikulum dalam dunia pendidikan
kemudian menjadi sekumpulan mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh
peserta didik supaya mendapatkan ijazah atau penghargaan.

Adapun pengertian Kurikulum ini juga disampaikan dalam UU dan oleh para ahli pendidikan,
berikut pengertian menurut mereka:

1. Menurut Prof. Dr. S. Nasution

Prof. Dr. S. Nasution dalam bukunya yang berjudul Kurikulum dan Pengajaran
menyatakan, kurikulum adalah serangkaian penyusunan rencana untuk melancarkan
proses belajar mengajar. Adapun rencana yang disusun tersebut berada di bawah
tanggung jawab lembaga pendidikan dan parah pengajar di sana.

2. Dr. Nana Sudjana

Dalam buku yang berjudul Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah


karya Dr. Nana Sudjana disebutkan, pengertian kurikulum adalah kumpulan niat dan
harapan yang tertuang dalam bentuk program pendidikan yang kemudian
dilaksanakan dan diterapkan oleh guru di sekolah bersangkutan.

3. Harold B. Alberty
Harold menyatakan bahwa kurikulum merupakan semua kegiatan yang diberikan
kepada peserta didik atas tanggung jawab sekolah. Kurikulum ini tak hanya terbatas
pada segala hal di dalam kelas saja, melainkan juga semua kegiatan di luar sekolah.

4. Saylor, Alexander, dan Lewis

Menurut ketiga tokoh tersebut, kurikulum merupakan semua upaya yang diadakan
dan dilakukan oleh pihak sekolah untuk menstimulus peserta didik belajar, baik
belajar di dalam kelas, di halaman sekolah, maupun ketika berada di luar sekolah.

KESIMPULAN : Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting


dalam dunia pendidikan karena kurikulum ini digunakan oleh pakar-pakar pendidikan
terutama guru-guru sebagai landasan untuk mengembangkan proses pendidikan
yang lebih inovatif dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Sesuai dengan Kurikulum 2013, guru dituntut siap untuk melaksanakan
pendekatan saintifik dalam proses belajar mengajar. Pendekatan saintifik
merupakan proses belajar yang dirancarang agar anak didik aktif dan inovatif.
Dengan melihat lingkungan sekitarnya siswa diharapkan mampu mengidentifikasi
dan menemukan masalah, merumuskan masalah, mengumpulkan data, memproses
data yang ditemukan, menemukan jawaban, dan mengomunikasikan jawaban
yang ditemukan. Pendekatan saintifik ini dilakukan dengan lima (5) langkah
yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi,
mengomunikasikan
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006).

Hamalik, Oemar. Model-Model Pengembangan Kurikulum. (Bandung: PPs Universitas

Pendidikan Indonesia (UPI), 2004.

Indarto. Menyimak Perkembangan Kurikulum di Indonesia. (Makassar: Diposting dari

Web Master Gamaliel School, 1999).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Desan Induk Kurikulum 2013. (Jakarta:

Kemendikbud, 2013).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Draft Kurikulum 2013. (Jakarta:

Kemendikbud, 2013).

Miller, J.P & W. Seller.Curriculum; Prespectives and Practices. (New York and London:

Longman, 1985).

Anda mungkin juga menyukai